MODERATOR :
DISUSUN OLEH :
Aliffiya Ambitha R (17312244021)
Nur Wiji Astuti (173122441064)
Nur Rahmasari (17312244019)
Nabilla (1731224 )
Khikmah Cahyaningsih (17312241037 )
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayahnya sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah psikologi pendidikan ini yang berjudul
“Pengukuran dan Penilaian Hasil Belajar”. Makalah dengan judul ini diamanahkan kepada kami
untuk membahasnya.
Penulisan makalah ini bertujuan supaya setelah membaca makalah ini diharapkan dapat
memahami konsep tentang pengukuran dan penilaian hasil belajar, fungsi evaluasi, sifat
evaluasi, prinsip-prinsip evaluasi, dan macam-macam alat evaluasi. Kami menyadari makalah
ini memiliki banyak kekurangan, baik pada teknis penulisan maupun materi. Untuk itu, kritik
dan saran dari semua pihak kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan mkalah ini.
Kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Sugiyanto selaku pembimbing kami, teman
teman yang mendukung kami serta pihak-pihak yang telah membantu kami dalam
menyelesaikan makalah ini. Kami harap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada
mereka yang telah memberikan bantuan dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai
ibadah, Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.
Kelompok 6
DAFTAR ISI
Halaman Judul………………………………………………………………………………… 1
Kata Pengantar……………………………………………………………………………..….. 2
Daftar Isi……………………………………………………………………………………...... 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang………………………………………………………........………..……. 4
1.2.Rumusan Masalah…………………………………………………………......……….... 4
1.3.Tujuan…………………………………………………………………………….......…. 4
BAB II ISI
3.1. Kesimpulan……………………………………………………………………..…….. 14
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………. 15
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
5. Alat Evaluasi
Untuk dapat mengevaluasi dengan baik, maka kita harus melakukan pengukuran
dengan baik pula. Untuk dapat mengukur dengan baik atau tepat, kita harus
menggunakan alat pengukur yang baik atau memenuhi persyaratan. Adapun alat untuk
mengukur atau mengevaluasi kegiatan pendidikan khususnya hasil belajar pada garis
besarnya dapat dibedakan dalam dua macam yaitu yang berupa tes dan non tes.
Apabila yang dipergunakan sebagai alat pengukur adalah tes, maka individu yang
dievaluasi dihadapkan pada situasi yang telah distandarisasi sedemikian rupa sehingga
semua individu yang dites mendapat perlakuan yang sama. Adapun ciri-ciri situasi yang
terstandar adalah sebagai berikut :
1. Semua individu yang dites akan memberikan jawaban dari pertanyaan dan
perintah sama.
2. Semua individu akan mendapat perintah yang sama dan perintah tersebut
harus jelas sehingga semua individu memahami makna perintah tersebut.
3. Cara koding terhadap hasil tes harus dibuat seragam sehingga jawaban yang
sama akan mendapat skor yang sama
4. Waktu dan penyelenggaraan tes juga harus seragam dalam artian setiap
individu mempunyai kesempatan dan waktu yang sama dalam melaksanaakan
tugas atau dalam menerima pernyataan.
Apabila yang dipergunakan sebagai yang dievaluasi tidak dihadapkan kepada
situasi standar yaitu situasi yang diatur dan dikendalikan sesuai dengan tujuan. Dengan
non tes situasi dibiarkan berjalan seperti apa adanya, tanpa dipengaruhi oleh tester.
Kegiatan – kegiatan pendidikan yang dapat dievaluasi dengan non tes misalnya
tentang kerajinan, kelancaran berbicara di muka kelas, aktivitas dalam diskusi dsb. Alat
yang dapat dipergunakan untuk mengevaluasi antara lain pedoman wawancara, pedoman
observasi, dokumentasi, angket dsb.
Test merupakan prosedur atau alat yang digunakan untuk mengetahui atau
mengukur sesuatu dalam suasana yang telah ditentukan, dan dengan cara serta aturan-
aturan yang sudah ditentukan. Untuk mengerjakan tes bergantung dari petunjuk yang
diberikan.
Performance test (tes perbuatan) yaitu tes dalam bentuk perbuatan atau tindakan
tertentu. Dengan tes perbuatan testee ditugasi untuk melakukan perbuatan atau tindakan
tertentu seperti yang dimaksudkan oleh tester. Contohnya tes keterampilan mengetik,
menari, menggambar, dan keterampilan dalam bidang olahraga.
Verbal tes yaitu tes yang jawabannya diharapkan dari testee berupa uraian dalam
bentuk bahasa. Jawaban atau respons tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk bahasa
yang diucapkan (lisan) dan dapat pula dinyatakan dalam bentuk bahasa tertulis.
Nonverbal tes yaitu tes dalam bentuk bahasa isyarat atau gerakan tertentu, sedang
tugas testee mengartikan atau menafsirkan gerakan atau isyarat yang diberikan oleh
tester. Misalnya tes yang dilaksanakan di sekolah luar biasa (bisu tuli), dalam pendidikan
kepramukaan dsb.
Essay test (tes subyektif) ialah suatu pernyataan yang jawabannya diharapkan dari
testee berupa uraian menurut kemampuan yang dimiliki, pertanyaan-pertanyaan pada tes
subyektif biasanya menggunakan kalimat-kalimat pendek, sedang jawaban yang
diharapkan dari testee berupa uarian yang panjang lebar dan bebas, dengan gaya bahasa
serta susunan kalimat masing-masing.
Objective test (tes obyektif) ialah te syang disusun sedemikian rupa sehingga
jawaban yang diharapkan testee beruapa kata-kata singkat dan bahkan pada tipe tertentu
cukup hanya dengan memberikan tanda-tanda check (v), tanda silang (x) atau lingkaran
(0).
Supply tes (tes menyajikan) dibagi menjadi dua :
1. Short answer test (tes jawab singkat) disebut juga simple question tes
merupakan pertanyaan tes yang disusun sedemikian rupa sehingga jawaban
yang diminta cukup hanya dengan kalimat pendek saja, bahkan cukup dengan
satu atau dua kata saja.
2. Completion test (tes melengkapi), tes tipe ini merupakan serangkaian kalimat
yang bagian-bagian penting dari kalimat tersebut dikosongkan untuk diisi oleh
testee.
Selection test ( tes pilihan) ada lima tipe :
1. True-false test (tes benar-salah) butir-butir soalnya berupa pernyataan-
pernyataan, pernyataan-pernyataan tersebut ada yang benar ada yang salah,
tugas testee adalah membenarkan atau menyalahkan pernyataan tersebut
dengan memberi tanda silang atau menulis B jika benar dan S jika salah.
2. Multiple choice test (tes pilihan ganda), terdiri atas suatu keterangan atau
pemberitahuan tentang sesuatu pengertian yang belum lengkap. Untuk
melengkapinya testee harus memilih satu diantara jawaban yang telah
disediakan.
3. Analogy test (tes analogi) meminta kepada testee untuk menjawab soal-soal
yang mencari bentuk kesesuaiannya dengan pengertian yang telah disebutkan
terdahulu.
4. Rearrangement test (tes menyusun kembali) tes ini memerintahkan kepada
testee untuk menyusun rangakaian pengertian atau urutan-urutan proses
menurut tata cara yang sebenarnya dari suatu larutan yang sengaja dibuat
tidak teratur. Ukuran tersebut dapat berupa urutan kronologis, urutan
kesukaran, ukuran panjangnya, beratnya dan tingginya.
Yang tergolong teknik nontes adalah.
a. Skala bertingkat (rating scale)
Skala menggambarkan suatu nilai yang berbentuk angka terhadap sesuatu
hasil pertimbangan. Biasanya angka-angka yang digunakan diterapkan pada
skala dengan jarak yang sama. Meletakannya secara bertingkat dari yang
rendah ke yang tinggi. Kita dapat menilai hampir segala sesuatu dengan skala
b. Kuesioner (questionair)
Kuesioner (questionair) juga sering dikenal sebagai angket. Pada
dasarnya, kuesioner adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh
orang yang akan diukur (responden). Tentang macam kuesioner, dapat ditinjau
dari beberapa segi yaitu.
1) Ditinjau dari segi siapa yang menjawab, maka ada.
a) Kuesioner langsung adalah kuesioner yang dikirimkan dan diisi
langsung oleh responden.
b) Kuesioner tidak langsung adalah kuesioner yang dikirimkan dan diisi
oleh bukan responden. Kuesioner tidak langsung biasanya digunakan
untuk mencari informasi tentang bawahan, anak, saudara, tetangga,
dan sebagainya.
2) Ditinjau dari segi cara menjawab, terdiri dari.
a) Kuesioner tertutup adalah kuesioner yang disusun dengan
menyediakan pilihan jawaban lengkap sehingga responden hanya
tinggal memberi tanda pada jawaban yang dipilih.
b) Kuesioner terbuka adalah kuesioner yang disusun sedemikian rupa
sehingga responden bebas mengemukakan pendapatnya
c. Daftar cocok (check list)
Daftar cocok (check lisit) adalah deretan pernyataan (yang biasanya
singkat-singkat, dimana responden yang dievaluasi tinggal membubuhkan
tanda cocok (v) di tempat yang sudah disediakan. Ada pendapat yang
mengatakan bahwa sebenarnya skala bertingkat dapat digolongkan ke
dalam daftar cocok karena dalam skala bertingkat, responden juga diminta
untuk memberikan tanda cocok pada pilihan yang tepat.
d. Wawancara (interview)
Wawancara atau interviu (interview) adalah suatu metode atau cara
yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan cara
tanya-jawab sepihak. Dikatan sepihak karena dalam wawancara ini
responden tidak diberi kesempatan sama sekali untuk mengajukan
pertanyaan.
Wawancara dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu:
a) Wawancara bebas, dimana responden mempunyai kebebasan
untuk mengutarakan pendapatnya, tanpa dibatasi oleh
patokan-patokan yang telah dibuat oleh subjek evaluasi.
b) Wawancara terpimpin, yaitu wawancara yang dilakukan oleh
subjek evaluasi dengan cara mengajukan pertanyaan-
pertanyaan yang disusun terlebih dahulu.
e. Pengamatan (observation)
Pengamatan atau observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan
cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis.
Ada 2 (dua) macam observasi:
1) Observasi partisipan, yaitu observasi yang dilakukan oleh pengamat,
dalam hal ini pengamat memasuki dan mengikuti kegiatan kelompok
yang sedang diamati.
2) Observasi sistematik, yaitu observasi dimana faktor-faktor yang
diamati sudah didaftar secara sistematis dan sudah diatur menurut
kategorinya. Berbeda dengan observasi partisipan, maka dalam
observasi sistematik ini pengamat berada di luar kelompok.
3) Observasi eksperimental terjadi jika pengamat tidak berpartisipasi
dalam kelompok.
f. Riwayat hidup
Riwayat hidup adalah gambaran tentang keadaan seseorang selama masa
kehidupannya. Dengan mempelajari riwayat hidup, maka subjek evaluasi akan
dapat menarik suatu kesimpulan tentang kepribadian, kebiasaan, dan sikap
dari objek yang dinilai.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1. Pengukuran merupakan suatu tindakan untuk mengidentifikasikan besar kecilnya gejala.
Pengukuran hasil belajar mempunyai tujuan untuk mengetahui seberapa jauh perubahan
tingkah laku siswa setelah menghayati proses belajar. Penilaian adalah suatu tindakan
untuk memberikan interpretasi terhadap hasil pengukuran dengan menggunakan norma
tertentu untuk mengetahui tinggi-rendahnya atau baik-buruknya aspek tertentu.
2. Fungsi Evaluasi yaitu
a. Fungsi Psikologis, yaitu supaya siswa memperoleh kepastian mengenai status di
dalam kelasnya.
b. Fungsi Didaktis, yaitu bagi anak didik, keberhasialan maupun kegagalan belajar
akan berpengaruh besar pada usaha-usaha berikutnya. Sedangkan pada pendidik,
penilaian hasil belajar dapat menunjukkan keberhasilan atau kegagalan mengajar
beserta model pembelajarannya.
c. Fungsi Administratif, yaitu dengan adanya penilaian bentuk rapor akan dapat
dipenuhi berbagai fungsi adminsitratif.
3. Sifat Evaluasi
a. Tidak langsung (Indirect)
Dalam mengadakan evaluasi harus melalui prosedur atau proses dan menggunakan
alat yang relevan sesuai, maka evaluasi bersifat tidak langsung
(Sugiyanto,2013:135).
b. Kuantitatif
Sekalipun dalam kehidupan sehari-hari selalu berkaitan dengan hal-hal abstrak
tetapi dalam penilaiannya selalu dikuantitatifkan. Karena hal-hal abstrak selalu
dikuantitatifkan, maka evaluasi pendidikan bersifat kuantitatif.
c. Relatif (Tidak mutlak)
Kemungkinan terjadi adanya perubahan setiap mengadakan penilaian, atau dengan
kata lain penilaian tidak selalu sama atau tetap dari satu waktu ke waktu.
d. Menggunakan unit-unit yang tetap
Dalam mengungkap atau mengukur sesuatu obyek akan selalu menggunakan satuan
ukuran sesuai dengan obyek yang diukur atau dinilai.
4. Prinsip-Prinsip Evaluasi
5. Alat Evaluasi
Alat evaluasi disebut juga alat pengukur, untuk dapat mengukur dengan tepat
harus menggunakan alat pengukur yang baik dalam arti memenuhi persyaratan. Alat
pengukur hasil belajar pada garis besarnya dibedakan menjadi dua yaitu alat pengukur
yang berupa tes dan non tes.
DAFTAR PUSTAKA
Suryabrata, Sumadi. 1986. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rajawali.
Wuradji.1974. Teknik Pengukuran dan Penilaian Hasil Belajar. Yogyakarta : Indie.
Sugihartono, dkk.2013.Psikologi Pendidikan.Yogyakarta : uny press.
15