Anda di halaman 1dari 2

TINJAUAN TEORI

GAGAL GINJAL KRONIK ( CKD)

A. PENGERTIAN
CKD (Cronic Kidney Disease) atau biasa juga disebut Gagal Ginjal kronik adalah penurunan fungsi
ginjal yang bersifat persisten dan irreversible (Kapita Seleta Kedokteran, 2001)
Gagal Ginjal Kronik adalah destruksi struktur ginjal yang progresif dan terus menerus.
Penyakit ginjal kronis (CKD), juga dikenal sebagai penyakit ginjal kronis, adalah kerugian
progresif dalam fungsi ginjal selama periode bulan atau tahun

B. MANIFESTASI KLINIS
Gagal Ginjal kronik terjadi karena adanya perburukan fungsi ginjal secara progresif.
Pada awal perjalanannya, keseimbangan cairan, penanganan garam, dan penimbunan Zat-Zat
sisa masih bervariasi dan bergantung pada bagian ginjal yang sakit. Sampai fungsi ginjal
menurun kurang dari 25% normal, Manifestasi klinis gagal ginjal kronis mungkin minimal karena
nefron yang rusak. Nefron yang tersisa meningkatkan kecepatan filtrasi, reabsorbsi, dan
sekresinya selama mengalami hipertropi. Seiring dengan makin banyaknya nefron yang mati,
maka nefron tersisa menghadapi tugas yang semakin berat dari siklus kematian ini tampaknya
berkaitan dengan tuntutan pada nefron-nefron yang ada untuk meningkatkan reabsorbsi
protein. Seiring dengan penyusustan progresif nefron-nefron, terjadi pembentukan jaringan
parut dan aliran darah ginjal mungkin berkurang. Pelepasan rennin mungkin meningkat yang
bersama dengan kelebihan beban cairan, dapat menyebabkan hipertensi. Hipertensi
mempercepat gagal ginjal, mungkin dengan meningkatkan filtrasi ( Dan dengan demikian
tuntutan untuk mengaobsorbsi) Protein-protein plasma.
Pada penurunan cadangan ginjal, tidak tampak gejala-gejala klinis
Pada insufisiensi ginjal, dapat timbul poliuria ( Peningkatan pengeluaran urin) karena ginjal tidak
mampu memekatkan urine.
Pada gagal ginjal, pengeluaran urine turun akibat GFR yang sangat rendah. Hal ini memyebabkan
peningkatan beban volume, ketidak seimbangan elektrolit, asidosis metabolic, Azotemia dan
uremia.
Pada penyakit ginjal stadium akhir, terjadi azotemia dan uremia berat. Asidosis metabolic
memburuk, yang secara mencolok merangsang kecepatan pernapasan. Timbul hipertensi,
anemia, osteodistrofi, hiperkalemia, ensefalopati uremik, dan pruritis ( Gatal). Dapat terjadi
gagal ginjal kongestif dan perikarditis. Tanpa pengobatan terjadi gagal jantung kongestif dan
perikarditis. Tanpa pengobatan terjadi koma dan kematian.
Gejala-gejala akibat gagal ginjal kronik dapat dilihat dalam tabel dibawah ini

Umum Fatig, malaise, gagal tumbuk, debil


Kulit Pucat, Mudah lecet, rapuh, leukonikia
Kepala dan leher Fetor Uremik, lidah kering dan berselaput
Mata Fundus hipersensitif, mata merah
Kardiovaskuler Hipertensi, kelebihan cairan, gagal jantung,
perikarditis uremik, penyakit vaskuler
Pernapasan Hiperventilasi asidosis, edema paru, efusi
pleura
Gastorintestinal Anoreksia, nausea, gastritis, ulkus peptikum,
colitis uremik, diare yang disebabkan oleh
antibiotic
Kemih Nokturia, Poliuria, haus proteinuria, penyakit
ginjal yang mendasarinya
Reproduksi Penurunan libido, impotensi, amenore,
infertilitas, ginekomastia, galaktore
Saraf Letargi, malaise, anoreksia, tremor,
mengantuk. Kebingungan, flap, mioklonus,
kejang, koma
Tulang Hiperparatiroidisme, defisiensi Vitamin D
Sendi Gout,pseudogoat, kalsifikasi ektra tulang
Hematologi Anemia, defisiensi imun, mudah mengalami
pendarahan
Endokrin Multiple
fARMAKOLOGI Obat-obatan yang disekresiakan oleh ginjal

C. STADIUM GAGAL GINJAL KRONIK


Gagal ginjal kronik selalu berkaitan dengan penurunan progresif GFR. Satdium-stadium gagal
ginjal kronik berdasarkan pada tingkat GFR yang tersisa dan mencakup:
1. Penurunan cadangan ginjal, yang terjadi apabila GFR turun 50% dari normal
2. Insufisiensi ginjal yang terjadi apabila gfr turun menjadi 20-35% dari normal. Nefron-nefron
yang tersisa sangat rentan mengalami kerusakn sendiri karena beratnya beban yang mereka
terima.
3. Gagal ginjal, yang terjadi apabila GFR kurang dari 20% normal. Semakin banyak nefron yang
mati.
4. Penyakit ginjal stadium-akhir, yang terjadi apabila GFR menjadi kurang dari 5% dari normal.
Hanya sedikit nefron fungsional yang tersisa. Di seluruh ginjal ditemukan jaringan parut dan
atrofi tubulus.
D. D
E.
F. D
G. D
H.

Anda mungkin juga menyukai