Proses Penyidikan Pajak
Proses Penyidikan Pajak
Penyidikan tindak pidana dibidang perpajakan dilakukan oleh penyidik berdasarkan Surat
Perintah Penyidikan.
Penyidikan diawali dengan disampaikanya Surat Pemberitahuan dimulainya Penyidikan
kepada Jaksa pentut umum melalui POLRI dan kepada tersangka.
Dalam melakukan penyidikan, penyidik wajib memperhatikan asas praduga tak bersalah,
dan asas persamaan dimuka hukum. Penyidikan pajak dilakukan berdasarkan hasil
pemeriksaan bukti permulaan.
Pada tahap pemerikasaan setiap tersangka dapat didampingi penasehat hukumnya, bila
diperlukan penangkapan atau penahanan, dilakukan dengan bantuan POLRI.
Penyidik pajak wajib memelihara dan meningkatkan sikap terpuji dalam menjalakan
tugas, fungsi, wewenang, serta tanggungjawabnya. Penyidik wajib menunjukan tanda
pengenal penyidik pajak dan surat perintah penyidikan. Penyidik dapat dibantu petugas
lain berdasarkan izin tertulis dari atasanya, penyidik pajak dalam setiap tindakan
penyidikan wajib membuat laporan dan berita acara. Penyidik pajak harus berpedoman
pada kode etik yang berlaku.
Dalam melakukan penggeledahan dan atau penyitaan harus terlebih dulu mendapat izin
tertulis dari dari ketua Pengadilan Negeri setempat dan harus berdasarkan Surat Perintah
Penggeledahan dan atau Penyidikan dari pejabat berwenang. Apabila mendesak izin
tersebut dapat diperoleh selambat-lambatnya 2 hari setelah pelaksanaan penggeledahan
dan atau penyitaan.
Penyidik pajak harus membuat berita acara dalam waktu 2 hari setelah melakukan
penggeledahan dan atau penyitaan dan tindasanya dilengkapi dengan daftar rincian bahan
bukti yang disita disampaikan kepada pihak atau wakil atau kuasa atau pegawai dari
pihak pemilik tempat yang digeledah dan atau bukti yang disita, diserahkan dengan bukti
penerimaan. Penggeledahan dan atau penyitaan disaksikan oleh sekurang-kurangnya 2
orang saksi.
Pemanggilan tersangka atau saksi dilakukan dengan surat penggilan yang sah yang harus
segera diterima paling lambat 3 hari sebelum tanggal hadir. Dalam hal tersangka atau
saksi untuk kedua kalinya tidak memenuhi panggilan tanpa alasan yang wajar penyidik
dapat meminta bantuan POLRI untuk menghadirkan yang bersangkutan. Dalam hal akan
meninggalkan wilayah Indonesia, penyidik segera minta bantuan Kejaksaan Agung untuk
melakukan pencegahan.
Laporan kemajuan pelaksanaan penyidikan disampaikan kepada Kepolisian Negara
Republik Indonesia (POLRI).
Setelah proses penyidikan selesai Penyidik Pajak membuat Berita Acara Pendapat,
menyerahkan berkas perkara, dan barang bukti kepada Penuntut Umum melaului
Penyidik POLRI, dalam hal dikembalikan Penyidik Pajak harus segera menyempurnakan
dan melengkapi sesuai petunjuknya.
Kegiatan pokok dalam rangka penyidikan tindak pidana dapat digolongkan sebagai
berikut :
a. Penyidikan tindak pidana tersebut meliputi :
1) Pencarian Pengumpulan Bahan Keterangan/penyelidikan
2) Penindakan :
(a) Pemanggilan
(b) Penangkapan
(c) Penahanan
(d) Penggeledahan
(e) Penyitaan
3) Pemeriksaan
I. Saksi
II. Ahli
III. Tersangka
Kegiatan Penyidikan
Setelah diketahui bahwa suatu peristiwa yang terjadi diduga atau merupakan tindak pidana,
segera dilakukan penyidikan melalui kegiatan Capulbaket, penindakan, pemeriksaan serta
penyelesaian dan penyerahan berkas perkara.
1) Capulbaket
Capulbaket dilaksanakan mendasarkan pada :
(1) Adanya informasi dan atau laporan yang diterima maupun diketahui
langsung oleh petugas instansi / PPNS;
(2) Laporan Kejadian;
(3) Berita Acara Pemeriksaan di TKP;
(4) Berita Acara Pemeriksaan tersangka dan atau saksi.
i. Mencari keterangan – keterangan dan bukti guna menentukan suatu peristiwa yang
dilaporkan atau diadukan, apakah merupakan tindak pidana atau bukan.
ii. Melengkapi keterangan dan bukti – bukti yang telah diperoleh agar menjadi jelas
sebelum dilakukan penindakan selanjutnya.
iii. Persiapan pelaksanaan penindakan atau pemeriksaan.