Anda di halaman 1dari 10

Nama : Aditya Nugraha Tama

Nim : 5180211169
Kelas : Perekonomian Indonesia / C

Pertumbuhan dan Perubahan Struktur Ekonomi

A. Produk Domestik Bruto dan Pendapatan Nasional

 Pendapatan Nasional
Pendapatan nasional merupakan seluruh pendapatan yang diterima oleh seluruh
anggota masyarakat atau seluruh rumah tangga keluarga (RTK) dalam suatu
negara dengan kurun waktu tertentu, biasanya dalam waktu satu tahun.
Pendapatan nasional dapat juga diartikan sebagai hasil produksi nasional, yang
berarti nilai hasil produksi yang dihasilkan oleh seluruh anggota masyarakat suatu
negara dalam waktu tertentu, biasanya satu tahun.

Pendapatan nasional adalah salah satu indikator untuk dapat mengukur


perkembangan tingkat pembangunan dan kesejahteraan pada suatu negara dari
waktu ke waktu. Dengan metode penghitungan pendapatan nasional, dapat
diketahui arah, tujuan, dan struktur perekonomian negara.

Pada dasarnya, menghitung pendapatan nasional dilakukan untuk mengetahui


perkembangan ekonomi suatu negara. Lebih dari itu, menghitung pendapatan
nasional adalah hal penting karena memiliki banyak manfaat, yaitu:
 Mengetahui tingkat kemakmuran suatu negara.
 Mengevaluasi kinerja perekonomian dalam skala tertentu.
 Mengukur perubahan perekonomian dari waktu ke waktu
 Membandingkan kinerja ekonomi antar sektor.
 Sebagai indikator kualitas hidup suatu negara.
 Sebagai indikator perbandingan kinerja ekonomi antar negara.
 Sebagai indikator perbandingan kualitas standar hidup satu negara dengan
negara lain.
 Sebagai ukuran dan perbandingan pertumbuhan ekonomi dari waktu ke
waktu.
 Sebagai ukuran dan perbandingan pertumbuhan ekonomi dan kekayaan
antar negara.
 Produk Domestik Bruto (GDP)
Produk domestik bruto (Gross Domestic Product) merupakan jumlah produk
berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas
wilayah suatu negara atau domestik selama satu tahun.

GDP = Pendapatan Masyarakat DN (dalam negeri) + Pendapatan Asing DN

Dalam perhitungan GDP ini, termasuk juga barang atau jasa yang dihasilkan oleh
perusahaan maupun instansi asing yang terkait, asalkan wilayahnya masih dalam
wilayah suatu negara atau domestik tersebut. Contohnya seperti perusahaan X
dari Jepang yang mempunyai cabang di Indonesia, hasil berupa barang dan jasa
tersebut termasuk ke dalam GDP. Barang yang dihasilkan termasuk modal yang
belum diperhitungkan, maka bersifat bruto atau/kotor.

B. Beberapa Model Pertumbuhan Ekonomi Menurut Para Ahli

 Menurut Adam Smith


Sebagai peneliti yang telah dikenal dalam perekonomian dunia, Adam Smith juga
menaruh perhatiannya terhadap pertumbuhan ekonomi dalam bukunya An Inquiry
into the Nature and Causes of The Wealth of Nations (1776), beliau
mengemukakan tentang proses pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang
secara sistematis. Unsur pokok dari sistem produksi suatu negara menurut Smith
ada tiga yaitu :
 Sumberdaya alam yang tersedia (atau faktor roduksi “tanah”).
Menurut beliau, sumberdaya alam yang tersedia merupakan wadah yang
paling mendasar dari kegiatan produksi suatu masyarakat. Jumlah
sumberdaya alam yang tersedia merupakan “batas maksimum” bagi
pertumbuhan suatu perekonomian. Maksudnya, jika sumberdaya ini belum
digunakan sepenuhnya, maka jumlah penduduk dan stok modal yang ada
yang memegang peranan dalam pertumbuhan output tersebut akan
berhenti jika semua sumberdaya alam tersebut telah digunakan secara
penuh.
 Sumberdaya insani (atau jumlah penduduk). Unsur ini dikatakan
memiliki peranan yang pasif dalam proses pertumbuhan output.
Maksudnya, jumlah penduduk akan menyesuaikan diri dengan kebutuhan
akan tenaga kerja dari suatu masyarakat.
 Stok barang modal yang ada. Stok modal, menurut Adam Smith,
merupakan unsur produksi yang secara aktif menentukan tingkat output.
Peranannya sangat sentral dalam proses pertumbuhan output. Jumlah dan
tingkat pertumbuhan output tergantung pada laju pertumbuhan stok modal.
Pengaruh stok modal terhadap tingkat output total bisa secara langsung
dan tak langsung. Pengaruh langsung ini maksudnya adalah karena
pertambahan modal (sebagai input) akan langsung meningkatkan output.
Sedangkan pengaruh tak langsung maksudnya adalah peningkatan
produktivitas per kapita yang dimungkinkan oleh karena adanya
spesialisasi dan pembagian kerja yang lebih tinggi. Semakin besar stok
modal, menurut Smith, semakin besar kemungkinan dilakukannya
spesialisasi dan pembagian kerja yang pada gilirannya akan meningkatkan
produktivitas per kapita.

 Menurut Harrord-Domar
Model pertumbuhan ekonomi Harrod-Domar dibangun berdasarkan pengalaman
Negara maju. Harrod-Domar memberikan peranan kunci kepada investasi di
dalam proses pertumbuhan ekonomi, khususnya mengenai watak ganda yg
dimiliki investasi. Pertama ia menciptakan pendapatan dan kedua ia memperbesar
kapasitas produksi perekonomian dengan cara meningkatkan stok modal. Yang
pertama dapat disebut sebagai “dampak permintaan” dan yang kedua “dampak
penawaran” investasi. Model yang dibuat oleh Harrod dan Domar didasarkan
pada asumsi sebagai berikut :

 Ada ekuilibrium awal pendapatan dalam keadaan pekerjaan penuh.


 Tidak ada campur tangan pemerintah.
 Model ini bekerja pada perekonomian tertutup tanpa perdagangan luar
negeri.
 Tidak ada kesulitan didalam penyesuaian antara investasi dan penciptaan
kapasitas produktif.
 Kecenderungan menabung rata-rata sama dengan kecenderungan
menabung marginal.
 Kecenderungan menabung marginal tetap konstan.
 Koefisien modal, yaitu rasio stok modal terhadap pendapatan, diasumsikan
tetap (fixed).
 Tidak ada penyusutan barang modal yang diasumsikan memiliki daya
pakai seumur hidup.
 Tabungan dan investasi berkaitan dengan pendapatan tahun yang sama.
 Tingkat harga umum konstan, yaitu upah uang sama dengan pendapatan
nyata.
 Tidak ada perubahan tingkat sukubunga.
 Ada proporsi yang tetap antara modal dan buruh dalam proses produksi.
 Modal tetap dan modal lancar disatukan menjadi modal.

Didalam perekonomian itu hanya terdapat satu jenis produk. Kesemua asumsi ini
tidak penting bagi kesimpulan akhir permasalahannya, namun dimaksudkan untuk
menyederhanakan analisanya.
 Menurut David Ricardo
Garis besar proses pertumbuhan dan kesimpulan-kesimpulan dari Ricardo tidak
jauh berbeda dengan teori Adam Smith. Tema dari proses pertumbuhan ekonomi
masih pada perpacuan antara laju pertumbuhan penduduk dan laju pertumbuhan
output. Selain itu Ricardo juga menganggap bahwa jumlah faktor produksi tanah
(sumberdaya alam) tidak bisa bertambah, sehingga akhirnya menjadi faktor
pembatas dalam proses pertumbuhan suatu masyarakat.
Teori Ricardo ini diungkapkan pertama kali dalam The Principles of Political
Economy and Taxation yang diterbitkan pada tahun 1917. Sebelum membicarakan
aspek-aspek pertumbuhan dari Ricardo terlebih dahulu kita coba untuk mengenali
ciri-ciri perekonomian Ricardo sebagai berikut :
 Jumlah tanah terbatas
 Tenaga kerja (penduduk) meningkat atau menurun tergantung pada apakah
tingkat upah diatas atau dibawah tingkat upah minimal (tingkat upah
alamiah = natural wage)
 Akumulasi modal terjadi bila tingkat keuntungan yang diperoleh pemilik
modal berada diatas tingkat keuntungan minimal yang diperlukan untuk
menarik mereka melakukan investasi.
 Kemajuan teknologi sepanjang waktu
 Sektor pertanian dominan.

C. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Sejak Pelita 1 Hingga Masa Krisis

 Pelita I (1 April 1969 – 31 Maret 1974)


Sasaran yang hendak di capai pada masa ini adalah pangan, sandang, perbaikan
prasarana, perumahan rakyat, perluasan lapangan kerja, dan kesejahteraan rohani.
Pelita I lebih menitikberatkan pada sektor pertanian.

 Pelita II (1 April 1974 – 31 Maret 1979)


Sasaran yang hendak di capai pada masa ini adalah pangan, sandang, perumahan,
sarana dan prasarana, mensejahterakan rakyat, dan memperluas lapangan kerja .
Pelita II berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi rata-rata penduduk 7%
setahun. Perbaikan dalam hal irigasi. Di bidang industri juga terjadi kenaikan
produksi. Lalu banyak jalan dan jembatan yang di rehabilitasi dan di bangun.

 Pelita III (1 April 1979 – 31 Maret 1984)


Pelita III lebih menekankan pada Trilogi Pembangunan. Asas-asas pemerataan di
tuangkan dalam berbagai langkah kegiatan pemerataan, seperti pemerataan
pembagian kerja, kesempatasn kerja, memperoleh keadilan, pemenuhan kebutuhan
sandang, pangan, dan perumahan dan lain-lain.
Pada Pelita III ini, masyarakat sedang mencoba menjajaki tahap pra-lepas landas,
walaupun belum sepenuhnya berada pada tahap perkembangan tersebut.
 Pelita IV (1 April 1984 – 31 Maret 1989)
Pada Pelita IV lebih dititik beratkan pada sektor pertanian menuju swasembada
pangan dan meningkatkan industri yang dapat menghasilkan mesin industri itu
sendiri. Hasil yang dicapai pada Pelita IV antara lain adanya Swasembada Pangan.
Pada tahun 1984 Indonesia berhasil memproduksi beras sebanyak 25,8 ton. Hasil-
nya Indonesia berhasil swasembada beras. kesuksesan ini mendapatkan
penghargaan dari FAO (Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia) pada tahun 1985.

 Pelita V (1 April 1989 – 31 Maret 1994)


Pada Pelita V ini, lebih menitik beratkan pada sektor pertanian dan industri untuk
memantapakan swasembada pangan dan meningkatkan produksi pertanian lainnya
serta menghasilkan barang ekspor. Pelita V adalah akhir dari pola pembangunan
jangka panjang tahap pertama.
Pada tahap inilah Indonesia benar-benar berada pada tahap pra-lepas landas,
dimana perkembangan ekonominya dititik beratkan pada produksi pertanian dan
industri. Tujuan utama dari Pelita V ini memang untuk memantapkan dan
memaksimalkan apa yang telah berhasil dicapai pada Pelita IV.

 Masa Krisis (1 April 1994 hingga 31 Maret 1999.)


Titik beratnya masih pada pembangunan pada sektor ekonomi yang berkaitan
dengan industri dan pertanian serta pembangunan dan peningkatan kualitas sumber
daya manusia sebagai pendukungnya. Sektor ekonomi dipandang sebagai
penggerak utama pembangunan. Pembangunan nasional Indonesia dari pelita ke
pelita berikutnya terus mengalami peningkatan keberhasilan pembangunan.
Pada periode ini terjadi krisis moneter yang melanda negara-negara Asia Tenggara
termasuk Indonesia. Karena krisis moneter dan peristiwa politik dalam negeri yang
mengganggu perekonomian menyebabkan rezim Orde Baru runtuhMeskipun Orde
Baru berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi, tetapi fundamental ekonomi
justru rapuh. Titik kulminasi keterpurukan Orde Baru berujung pada mundurnya
Soeharto dari kursi presiden pada tanggal 21 Mei 1998.

D. Faktor-faktor Penentu Pertumbuhan Ekonomi

Faktor penentu pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat dijabarkan sebagai berikut :
 Faktor tanah dan kekayaan alam
Faktor tanah dan kekayaan alam menjadi salah satu faktor penentu pertumbuhan
ekonomi adalah karena suatu negara yang memiliki kekayaan alam yang berlimpah
akan lebih mudah meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi dibandingkan dengan
negara yang kurang memiliki kekayaan alam. Hal ini disebabkan karena tanah dan
kekayaan alam yang dimiliki suatu negara dapat dimanfaatkan dan diolah untuk
menghasilkan pendapatan negara. Tanah dan kekayaan alam suatu negara bisa
berupa kesuburan tanah, luas tanah, kondisi iklim, dan kondisi cuaca.
 Faktor Kuantitas dan Kualitas Penduduk dan Tenaga Kerja
Peningkatan jumlah penduduk suatu negara dapat mendorong laju peningkatan
pertumbuhan ekonomi. Hal ini disebabkan karena dengan adanya peningkatan
jumlah penduduk maka akan muncul salah satu contoh pertumbuhan ekonomi
yaitu jumlah angkatan kerja yang meningkat. Didukung dengan adanya
pendidikan yang baik, pelatihan-pelatihan, dan program-program untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), maka angkatan kerja
tersebut bisa menjadi pendukung dalam kegiatan produksi dan berkontribusi
dalam menghasilkan pendapatan negara. Dalam hal ini pendapatan negara yang
diterima dari tenaga kerja adalah bisa dari sektor pajak.

Namun pemerintah suatu negara juga harus memperhatikan lapangan kerja yang
tersedia. Jangan sampai dengan adanya jumlah penduduk yang meningkat malah
menjadikan lapangan kerja kurang tersedia, sehingga bisa menimbulkan masalah
baru yaitu pengangguran.

Faktor kuantitas penduduk juga memiliki dampak pada meningkatnya permintaan


barang ataupun jasa. Hal ini menjadikan suatu negara terus gencar untuk
meningkatkan roda perekonomian berupa peningkatan fungsi produksi dalam
perusahaan, misalnya bisa dengan cara perluasan pasar.

 Faktor Kepemilikan Barang Modal dan Penguasaan Teknologi


Kepemilikan barang modal dapat meningkatkan produktivitas dan akan berimbas
pada pendapatan nasional. Modal di sini tidak hanya berupa uang, tapi bisa berupa
peralatan atau mesin-mesin yang canggih dengan teknologi terbaru. Teknologi
berupa internet pun cukup berperan aktif, karena terdapat manfaat internet untuk
ekonomi. Modal berupa kualitas dari sumber daya manusia (SDM) juga cukup
berperan penting dalam menjalankan dan mengelola teknologi-teknologi terbaru.
Dengan adanya faktor kepemilikan barang modal dan penguasaan teknologi ini,
peningkatan yang dicapai bisa berupa:
 Adanya perwujudan produktivitas yang efektif dan efisien, hal ini
dibuktikan dengan adanya teknologi maka dapat menekan biaya produksi
namun dapat memberikan peningkatan pada produksi.
 Adanya penemuan-penemuan baru, sehingga mampu memproduksi dan
meningkatkan hasil produksi dari penemuan-penemuan baru tersebut.
 Adanya peningkatan kualitas hasil produksi yang menjadi lebih baik,
walaupun tidak meningkatkan biaya produksi.

 Faktor Sistem Sosial Masyarakat


Sistem feodal pertanahan pada masyarakat yang masih kental dengan adat istiadat
bisa memberikan pengaruh pertumbuhan ekonomi yang lambat. Sistem feodal
pertanahan adalah sistem pada masyarakat yang mempercayakan bahwa sebagian
besar tanah dimiliki oleh seorang tuan tanah, dan sebagian kecil tanah dimiliki
oleh masyarakat atau bahkan masyarakat tidak memiliki tanah dan hanya bisa
menyewa tanah dari tuan tanah. Dengan adanya sistem feodal pertanahan, maka
tanah yang ada tidak bisa dilakukan pemanfaatan yang maksimal karena terbentur
dengan hak milik tanah.

 Faktor Sikap dan Perilaku Masyarakat


Setiap manusia memiliki sikap dan perilaku yang berbeda satu sama lain. Hal ini
secara tidak langsung akan mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi. Jika
masyarakat di suatu negara memiliki sikap dan perilaku yang rajin dan giat
bekerja, pantang menyerah, kreatif, inovatif, dan berbagai hal positif lainnya,
maka akan mendorong laju pertumbuhan ekonomi di suatu negara.
Namun jika masyarakat di suatu negara memiliki sikap dan perilaku yang malas,
mudah mengeluh terhadap apa yang dikerjakan, ingin segala sesuatunya instan,
tidak suka menabung, dan hal negatif lainnya, maka akan memperlambat laju
pertumbuhan ekonomi di suatu negara.

E. Perubahan Struktur Ekonomi

Pembangunan ekonomi jangka panjang dengan pertumbuhan PDB akan


membawa suatu perubahan mendasar dalam struktur ekonomi, dari ekonomi tradisional
dengan pertanian sebagai sektor utama ke ekonomi modern yang didominasi oleh sektor-
sektor nonprimer, khususnya industri manufaktur dengan increasing returns to scale
(relasi positif antara pertumbuhan output dan pertumbuhan produktivitas) yang dinamis
sebagai motor utama penggerak pertumbuhan ekonomi (Weiss, 1988).Ada
kecenderungan bahwa semakin tinggi laju pertumbuhan ekonomi yang akan membuat
semakin tinggi pendapatan masyarakat per-kapita, semakin cepat perubahan struktur
ekonomi, dengan asumsi faktor-faktor penentu lain mendukung proses tersebut, seperti
manusia (tenaga kerja), bahan baku, dan teknologi tersedia.

Teori perubahan struktual menitikberatkan pembahasan pada mekanisme


transformasi ekonomi yang dialami oleh NSB, yang semula lebih bersifat subsistens dan
menitikberatkan pada sektor pertanian menuju ke struktur perekonomian yang lebih
modern, yang didominasi oleh sektor-sektor nonprimer. Ada dua teori utama yang umum
digunakan dalam menganalisis perubahan struktur ekonomi, yakni dari Arthur Lewis
(teori migrasi) dan Hollis Chenery (teori transformasi struktual).Teori Lewis pada
dasarnya membahas proses pembangunan ekonomi yang terjadi di perdesaan dan di
perkotaan. Dalam teorinya, mengasumsikan bahwa perekonomian suatu negara pada
dasarnya terbagi menjadi 2, yaitu perekonomian tradisional di perdesaan yang didominasi
oleh sektor pertanian dan perekonomian modern di perkotaan dengan industri sebagai
sektor utama. Kerangka pemikiran teori Chenery pada dasarnya sama seperti di model
Lewis. Teori Chenery, dikenal dengan teori pattern of development, memfokuskan pada
perubahan struktur dalam tahapan proses perubahan ekonomi di NSB, yang mengalami
transformasi dari pertanian tradisional (subsistens) ke sektor industri sebagai mesin
penggerak utama pertumbuhan ekonomi.
Kenaikan produksi sektor industri manufaktur dinyatakan sama besarnya dengan jumlah
dari 4 faktor berikut :

 Kenaikan permintaan domestik, yang memuat permintaan langsung untuk produk


industri manufaktur plus efek tidak langsung dari kenaikan permintaan domestik
untuk produk sektor-sektor lainnya terhadap sektor industri manufaktur.
 Perluasan ekspor (pertumbuhan dan diversivikasi) atau efek total dari kenaikan
jumlah ekspor tehadap produk industri manufaktur.
 Subsitusi impor atau efek total dari kenaikan proporsi permintaan disetiap sektor
yang dipenuhi lewat produksi domestik terhadap output industri manufaktur.
 Perubahan teknologi atau efek total dari perubahan koefisien input-output didalam
perekonomian akibat kenaikan upah dan tingkat pendapatan terhadap sektor
industri manufaktur.

Didalam kelompok negara-negara sedang berkembang (NSB), banyak negara yang juga
mengalami transisi ekonomi yang sangat pesat dalam tiga dekade terakhir ini, walaupun
pola dan prosesnya berbeda antarnegara. Variasi ini disebabkan oleh perbedaan
antarnegara dalam sejumlah faktor internal seperti berikut :

 Kondisi dan struktur awal ekonomi dalam negeri (basis ekonomi)


Suatu negara yang pada awal pembangunan ekonomi/industrialisasinya sudah
memiliki industri-industri dasar yang relatif kuat akan mengalami proses
industrialisasi yang lebih cepat/pesat dibandingkan dengan negara yang hanya
memiliki industri-industri ringan.
 Besarnya pasar dalam negeri
Besarnya pasar domestik ditentukan oleh kombinasi antara jumlah populasi dan
tingkatan pendapatan rill per-kapita. Pasar dalam negeri yang besar merupakan
salah satu faktor intensif bagi pertumbuhan kegiatan ekonomi, termasuk industri,
karena menjamin adanya skala ekonomis dan efisiensi dalam proses produksi
(dengan asumsi bahwa faktor-faktor penentu lainnya mendukung).
 Pola distribusi pendapatan
Faktor ini sangat mendukung faktor pasar diatas. Walaupun tingkat pendapatan
rata-rata per-kapita naik pesat, tetapi kalau distribusinya pincang maka kenaikan
pendapatan tersebut tidak terlalu berarti bagi pertumbuhan industri-industri selain
industri-industri yang membuat barang-barang sederhana, seperti makanan,
minuman, sepatu, dan pakaian jadi (tekstil).
 Karakteristik dan industrialisasi
Misalnya, cara pelaksanaan atau strategi pengembangan industri yang diterapkan,
jenis industri yang diunggulkan, pola pembangunan industri, dan insentif yang
diberikan. Aspek-aspek ini biasanya berbeda antarnegara yang menghasilkan pola
industrialisasi yang juga berbeda antarnegara.
 Keberadaan SDA
Ada kecenderungan bahwa negara yang kaya akan SDA mengalami pertumbuhan
ekonomi yang lebih rendah atau terlambat melakukan industrialisasi atau tidak
berhasil melakukan diversivikasi ekonomi (perubahan struktur) daripada negara
yang miskin SDA.
 Kebijakan perdagangan luar negeri
Fakta menunjukan bahwa di negara yang menerapkan kebijakan ekonomi tertutup
(inward looking), pola dan hasil industrialisasinya berbeda dibandingkan dengan
negara yang menerapkan kebijakan ekonomi terbuka (outward looking).
DAFTAR PUSTAKA
Amalia, Dina. 2020. Pengertian dan Konsep Pendapatan Nasional.
https://www.jurnal.id/id/blog/pengertian-dan-konsep-pendapatan-nasional/
Sravishta, Widya. 2012. Sekilas Model-Model Pertumbuhan Ekonomi.
https://widyasravishta.wordpress.com/2012/03/03/sekilas-model-model-pertumbuhan-ekonomi/
Hanipah, Dita. 2016. Pembangunan Ekonomi Era Orde Baru.
https://www.kompasiana.com/dita_hanipah/56f88cbf587b613b048b456f/pembangunan-
ekonomi-era-orde-baru?page=all
Luchyani, Onny. 2018. 5 Faktor Penentu Pertumbuhan Ekonomi Suatu Negara.
https://dosenekonomi.com/ilmu-ekonomi/ekonomi-makro/faktor-penentu-pertumbuhan-ekonomi
Meilina. 2013. Perubahan Struktur Ekonomi.
https://meilina03.wordpress.com/2013/04/06/perubahan-struktur-ekonomi/

Anda mungkin juga menyukai