Anda di halaman 1dari 25

LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI SUKABUMI

NOMOR : 99 TAHUN 2015


TANGGAL : 16 DESEMBER 2015
TENTANG : PEDOMAN PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN
DESA

TEKNIS PENGGALIAN GAGASAN MASYARAKAT


I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa pada Pasal 78 ayat (1), bahwa Pembangunan Desa
bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa dan kualitas
hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan melalui pemenuhan
kebutuhan dasar, pembangunan sarana dan prasarana Desa,
pengembangan potensi ekonomi lokal, serta pemanfaatan sumber daya
alam dan lingkungan secara berkelanjutan. Maka dengan demikian,
arah kebijakan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat Desa
harus focus dan terorientasikan pada pencapaian tujuan pembangunan
Desa sebagaimana tersebut di atas. Disebutkan pula dalam Undang
Undang Nomor 6 Tahun 2014 bahwa Negara memberikan mandat
kepada Desa untuk mengurus urusan rumah tangganya sendiri yaitu
membuat perencanaan pembangunan sesuai dengan kewenanganya
berdasarkan hak asal usul dan kewenangan lokal berskala desa serta
kewenangan yang ditugaskan oleh pemerintah, pemerintah daerah
provinsi dan pemerintah daerah kabupaten/kota.
Untuk menjawab tantangan perkembangan masyarakat, sejauh mana
pembangunan Desa dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat
desa dan meningkatkan kualitas hidup manusia serta penanggulangan
kemiskinan, maka Desa dalam menyusun perencanaan pembangunan
harus memenuhi kebutuhan masyarakat desa atau secara langsung
dapat merasakan manfaat hasil pembangunan yang telah dilaksanakan,
jangan sampai menjadi korban pembangunan itu sendiri.
Perencanaan pembangunan desa merupakan hal penting dalam
nenentukan arah dan kebijakan pembangunan di desa. Tidak ada
pembangunan yang dapat dilakukan tanpa perencanaan atau ”tanpa
perencanaan, program pembangunan desa menjadi daftar
kegiatan tanpa arah tujuan...”
Perencanaan Pembangunan desa merupakan menivestasi dari
kewenangan desa berdasarkan hak asal usul dan kewenangan lokal

-1-
berskala desa, yang di dalamnya mengandung unsur kewenangan
mengatur dan mengurus pembangunan desa.
Membangun kemandirian desa dalam kerangka Desa Membangun harus
dimulai dari proses perencanaan dan penganggaran desa yang baik, dan
diikuti dengan tata kelola program yang baik pula. Pembangunan desa
yang efektif bukanlah semata mata karena adanya kesempatan dengan
adanya bantuan pendanaan (DD dan ADD) yang cukup besar, akan
tetapi merupakan hasil dari penentuan pilihan-pilihan prioritas kegiatan
yang memang menjadi kebutuhan Desa.
Dengan kewenangan yang begitu besar, dan dukungan sumberdaya
yang besar pula, maka desa diharapkan mampu membangun dirinya
untuk tumbuh dan berkembang sebagai salah satu kekuatan dalam
membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia. Untuk itu, kita harus
melakukan kajian yang sungguh-sungguh sehingga dapat membedakan
mana kebutuhan untuk masyarakat desa dan mana yang hanya
keinginan sebagian kecil elit desa.
Pemerintah desa dan masyarakatnya perlu “merevolusi mental” untuk
meninggalkan kebiasaan lama yang menjadikan proses perencanaan
hanya sebatas “menggugurkan kewajiban” tetapi harus menjadi
”pembelajaran bersama” dalam menuangkan ide, rumusan pemikiran,
strategi, rencana aksi, guna efektivitas melaksanakan pembangunan.
Pembangunan Desa menganut paham Pembangunan Partisipatif yaitu
suatu sistem pengelolaan pembangunan di desa dan kawasan perdesaan
yang dikoordinasikan oleh kepala Desa dengan mengedepankan
kebersamaan, kekeluargaan, dan kegotong-royongan guna mewujudkan
pengarusutamaan perdamaian dan keadilan sosial (Pasal 1 angka 17
Permendagri 114/2014).
Pintu masuk masyarakat untuk terlibat dalam pengambilan keputusan
pembangunan Desa diawali dengan penggalian gagasan masyarakat
yaitu tahapan kegiatan perencanaan pembangunan untuk menemu-
kenali masalah yang dihadapi Desa dan potensi serta peluang
pendayagunaan sumber daya yang tersedia di Desa. Hasil penggalian
gagasan, menjadi dasar bagi masyarakat dalam merumuskan usulan
rencana kegiatan pembangunan.
Dalam rangka pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan
pemerintahan Desa, maka pemerintah Daerah memandang perlu
menyusun teknis penggalian gagasan masyarakat guna mengefektifkan

-2-
dan mengoptimalkan penyusunan perencanaan pembangunan Desa
yang berkualitas.

1.2. Tujuan penyusunan


Tujuan penyusunan Teknis Penggalian Gagasan Masyarakat adalah:
a. Menyediakan acuan yang dapat digunakan berbagai pihak
khususnya Tim Penyusun RPJM Desa dalam memfasilitasi
penggalian gagasan masyarakat;
b. Mendorong Pemerintah Desa meningkatkan kualitas proses
penyusunan RPJMDesa, dan
c. Mendorong terwujudnya RPJMDesa sebagai dokumen perencanaan
yang penting dan berfungsi secara efektif dalam pelaksanaan
pembangunan desa.
1.3. Pendekatan Metoda
Dalam melaksanakan penggalian gagasan masyarakat diperlukan teknik
fasilitasi yang baik sesuai prinsip dan kaidah pemberdayaan
masyarakat, salah satunya menggunakan metoda ”perencanaan
partisipatif pembangunan masyarakat Desa” atau ”participatory rural
apraisal” sehingga mampu memerankan masyarakat sebagai subyek
pembangunan yang menunjang daya ungkit kekuatan gotong royong dan
keswadayaan.
1.4. Tujuan Umum Penggalian Gagasan
Kegiatan penggalian gagasan masyarakat ini bertujuan untuk menemu-
kenali secara objektif, lengkap dan cermat kondisi wilayah tempat
tinggalnya yaitu:
1. Potensi desa
2. Permasalahan yang dihadapi
3. Kebutuhan Masyarakat.

1.5. Alat Kerja/Kajian Penggalian Gagasan


Penggalian gagasan dilakukan secara partisipatif dengan melibatkan
seluruh unsur masyarakat Desa sebagai sumber data dan informasi
(Pasal 16 Permendagri 114/2014) menggunakan metode Diskusi
kelompok secara terarah (Focus Group Discussion/FGD) dalam forum
musyawarah dusun dan/atau musyawarah unsur masyarakat. Diskusi
kelompok paling sedikit memakai 3 (tiga) alat kerja/kajian yang
penggunaannya banyak melibatkan partisipasi masyarakat secara aktif

-3-
yaitu Sketsa Desa, Kalender Musim dan Diagram Kelembagaan (Pasal 17
Ayat (2) Permendagri 114/2014). Namun demikian, sesuai kondisi
lapangan dapat mengembangkan alat kerja/kajian lain yang dipandang
efektif sesuai tujuan penggalian gagasan.

1.6. Pemandu Penggalian Gagasan


Penggalian gagasan merupakan tahapan pada kegiatan Pengkajian
Keadaan Desa. Kegiatan ini menjadi salah satu tugas Tim Penyusun
RPJMDesa (Pasal 9 Permendagri 114/2014). Dalam pelaksanaan
kegiatan penggalian gagasan diperlukan pemandu untuk memfasilitasi
masyarakat agar mudah menggunakan alat alat kerja/kajian (Sketsa
Desa, Kalender Musim dan Diagram Kelembagaan) untuk mengenali
permasalahan serta potensi yang dapat mendukung memecahkan
permasalahan yang dihadapinya. Maka oleh karena itu, LPM dan KPMD
sebagai anggota Tim Penyusun RPJMDesa berbagi tugas untuk menjadi
pemandu langsung dalam pelaksanaan penggalian gagasan. Pemandu
tersebut setidaknya harus memiliki pengetahuan, keterampilan dan
sikap yang memadai, seperti:
1. Memiliki pengalaman dalam pembuatan dan penggunaan alat kerja
penggalian gagasan;
2. Mampu berkomunikasi dengan baik;
3. Tidak memihak;
4. Mampu memediasi komplik kepentingan, dll.

1.7. Tempat dan Sasaran Kegiatan


Tempat pelaksanaan penggalian gagasan masyarakat diupayakan di
ruangan terbuka yang memudahkan semua warga masyarakat dapat
aktif berpartisipasi menyampaikan usul, saran dan pendapat serta
gagasan-gagasannya.
Penggalian gagasan masyarakat dilaksanakan pada pertemuan Dusun
dan/atau pada pertemuan unsur masyarakat atau kelompok
masyarakat. Sasaran kegiatan penggalian gagasan adalah unsur
masyarakat atau kelompok sebagai berikut:
a. tokoh adat;
b. tokoh agama;
c. tokoh masyarakat;
d. tokoh pendidikan;

-4-
e. kelompok tani;
f. kelompok nelayan;
g. kelompok perajin;
h. kelompok perempuan;
i. kelompok pemerhati dan pelindungan anak;
j. kelompok masyarakat miskin;dan
k. kelompok-kelompok masyarakat lain sesuai dengan kondisi sosial
budaya masyarakat Desa.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penggalian gagasan


pada pertemuan masyarakat, antara lain :
Persiapkan materi (tulis di kertas lebar dengan huruf besar dan
mudah dibaca oleh banyak orang dari jarak yang relatif jauh).
Seluruh warga masyarakat berhak untuk mendapatkan informasi
dan mengajukan usulan kegiatan secara berkelompok.
Diseminasi dan penggalian gagasan bisa dilakukan pada
pertemuan-pertemuan rutin kelompok/dusun yang sudah ada.
Paling sedikit ada dua kali pertemuan di setiap dusun (satu
pertemuan khusus dengan perempuan) di samping pertemuan-
pertemuan kelompok.
Utamakan pertemuan kelompok yang sudah ada, baik kelompok
formal maupun informal misalnya kelompok tani, kelompok
pengrajin, kelompok nelayan, kelompok usaha, kelompok
pemerhati perlindungan perempuan dan anak, serta kelompok
lainnya sesuai kondisi desa.
Untuk pertemuan dusun, pilih waktu yang diperkirakan sebanyak
mungkin masyarakat dapat hadir.
Buat suasana pertemuan yang memungkinkan semua masyarakat
merasa bebas untuk bertanya dan mengemukakan gagasannya.
Pemandu (LPM/KPMD) harus banyak memberi perhatian kepada
masyarakat yang sulit untuk mengungkapkan gagasannya.
Bila kelompok perempuan kurang aktif dalam mengungkapkan
gagasannya, usahakan untuk membuat pertemuan khusus
perempuan secara informal atau adakan diskusi-diskusi dalam
kelompok kecil yang memungkinkan perempuan untuk
menyampaikan gagasan secara bersama.

-5-
Hindari intervensi yang mengharuskan masyarakat memenuhi
keinginan orang lain yang tidak cocok dengan kebutuhannya.
Pastikan diseminasi dan penggalian gagasan sudah dilakukan
kepada seluruh masyarakat baik laki-laki maupun perempuan.
Bila dirasa masyarakat yang kurang mampu (RTM) belum
mempunyai kesempatan yang cukup untuk mengungkapkan
gagasannya, lakukan pertemuan dengan melibatkan mereka.

II. PEMBUATAN DAN PEMANFAATAN SKETSA DESA


2.1.Teknis Pengkajian dari Sketsa Desa
2.1.1. Pengertian
Sketsa desa adalah gambaran desa secara kasar/umum mengenai
keadaan sumber daya fisik (alam maupun buatan). Sebagai alat
kajian sketsa desa ini berguna untuk menemu-kenali masalah-
masalah yang berhubungan dengan keadaan sumber daya
pembangunan dan potensi yang tersedia untuk mengatasi masalah
iu sendiri.
Hasilnya dapat berupa masalah sosial, ekonomi, pendidikan,
kesehatan atau keamanan.

2.1.2. Tujuan
Dalam musyawarah perencanaan, tujuan pengkajian keadaan desa
dengan sketsa desa adalah sebagai berikut :
a. Menyadari akan jenis, jumlah dan mutu sumber daya di desa
b. Menyadari cara, pola dan tingkat pemanfaatan sumber daya
c. Dapat menggali masalah yang sesuai dengan keadaan desa
d. Dapat menggali potensi untuk pemecahan masalah
e. Dapat menyamakan persepsi tentang masalah yang dihadapi
bersama di desa.

2.1.3. Hal-hal yang perlu digambar dalam sketsa desa


a. Batas-batas desa
b. Sumber daya alam, seperti sungai, danau, laut, hutan, batu,bukit,
dan lain-lain
c. Penggunaan lahan, misalnya :
- Lahan untuk tanaman padi, palawija dan perkebunan kopi
- Lahan untuk pengembalaan ternak

-6-
- Tanah desa
d. Sumber daya buatan (prasarana dan sarana) seperti jalan,
jembatan, sarana pengairan, sekolah, balai desa, pasyandu,
rumah penduduk, kantor desa dan masjid.
2.1.4. Langkah-langkah membuat sketsa desa
a. Sebelum mulai musyawarah, terlebih dahulu pemandu harus
mengetahui keadaan desa dengan mempelajari sumber-sumber
tertulis yang tersedia, misalnya profil, potensi dan peta desa.
Selain itu, pemandu dapat pula mempelajari masalah-masalah
yang dihadapi oleh sebagian besar masyarakat.
b. Menjelaskan kepada peserta musyawarah perencanaan desa
tentang tujuan pembuatan sketsa desa dan cara pembuatannya.
Menyepakati simbol-simbol atau tanda-tanda untuk
menggambarkan sumber daya dengan menggunakan biji-bijian,
guntingan kertas warna warni, atau gambar dengan spidol warna
warni.
c. Peserta musyawarah perencanaan diajak untuk membuat sketsa
desa di tanah/lantai dengan menggunakan alat bantu batang
kayu, batu, daun-daun, atau bahan alam lain sebagai batas-batas
atau simbol. Sketsa desa dapat juga dibuat pada kertas
dinding/koran. Pembuatan gambar dapat dilakukan dua atau tiga
orang dan peserta lain memberi masukan. Arah mata angin,
lingkup dan simbol-simbol yang dipakai untuk menggambarkan
sumber daya alam dan sumber daya fisik terlebih dahulu harus
disepakati bersama.
d. Peserta musyawarah/pengakajian diajak untuk mulai
menggambar hal yang paling dikenal, misanya balai desa, mesjid
atau sekolah. Bangunan tersebut digambar secara kasar sesuai
dengan letaknya di desa dan dilanjutkan dengan gambar sarana
lain sehingga diperoleh gambaran lengkap tentang keadaan desa.
Sketsa desa sebaiknya dibuat di lantai atau halaman dengan
melibatkan sebagian besar peserta.
e. Penempatan suatu gambar dan simbolnya perlu disepakati
bersama oleh seluruh peserta musyawarah.

2.1.5. Jenis-jenis sketsa desa

-7-
Berdasarkan tempat membuat dan isinya, ada beberapa jenis sketsa
desa, yaitu :
1. Tempat membuat :
1) Di kertas lebar
2) Di lantai/halaman
3) Di atas pasir/tanah
2. Berdasarkan isi
1) Sketsa desa dasar, yaitu sketsa desa yang bersifat umum dan
berisi seluruh gambar keadaan desa.
2) Sketsa desa khusus, yaitu sketsa desa yang berisi hal-hal
khusus, seperti tentang kesehatan, pertanian, perikanan,
pendidikan dan keamanan.

2.2. Menemu-kenali masalah dan potensi dari sketsa desa


1. Menemu-kenali masalah dan potensi sering disebut juga
mewawancarai alat kajian sketsa desa.
”wawancara” sketsa desa dilakukan oleh masyarakat dibimbing oleh
pemandu untuk menggali informasi yang dibutuhkan sebagai dasar
perencanaan pembangunan. Hal yang perlu diketahui untuk
perencanaan pembangunan desa antara lain sebagai berikut :
a. Kondisi lingkungan, misalnya mutu sumber air, erosi atau
pengikisan lahan, dan daerah rawan banjir/longsor.
b. Mutu dan pemanfaatan lahan.
c. Keadaan prasarana fisik, misalnya transportasi, produksi
(pertanian dan industri), pemasaran, kesehatan, pendidikan,
agama, sosial budaya dan pemukiman/rumah penduduk.
d. Kegiatan ekonomi (pertanian, industri, jasa)
e. Kegiatan sosial
f. Kegiatan pendidikan, kesehatan, keamanan dan keagamaan

2. Cara menemu-kenali masalah dan potensi


a. Tentukan dan sepakati dari titik mana mulai menggali masalah
dan potensi. Misalnya titik awal menemukenali masalah dimulai
dari sebelah utara dan secara perlahan berjalan atau bergerak
kearah selatan ujung batas desa sehingga seluruh permukaaan
sketsa desa terjelajahi atau dikenal dengan Transek.

-8-
b. Selama perjalanan dari utara ke selatan tanyakan kepada mereka
tentang keadaan sumber daya yang dijumpai. Misalnya mengenai
keadaan jalan, tanyakan kepada mereka adakah masalah yang
ditemukan dengan jalan tersebut ?
Jika ada masalah, lanjutkan dengan pertanyaan–pertanyaan
berikut :
1) Mengapa menjadi masalah ?
2) Berapa Meter/Km jalan yang menjadi masalah ?
3) Seberapa parah masalahnya ?
4) Dimana lokasinya ?
Contoh mewawancarai sketsa desa
1) Keadaan perumahan penduduk
Tanyakan kepada mereka tentang hal-hal berikut :
a) Bagaimana keadaan perumahan penduduk ?
b) Adakah perumahan penduduk yang tidak sehat ?
c) Berapa jumlah yang tidak sehat ?
d) Dimana lokasinya ?
e) Bagaimana keadaan lingkungan tempat tinggal kita ?
f) Mengapa itu terjadi ?
g) Bagaimana keadaan balita dan wanita hamil/menyusui di
lingkungan tersebut ?
h) Berapa jumlah balita yang kurang sehat ?
i) Bagaimana keadaan kesehatan wanita/ibu hamil ?
j) Berapa jumlah yang kurang sehat ? dst,
2) Keadaan Infrastruktur (Jembatan, Jalan, Irigasi, Dll)
Tanyakan kepada mereka tentang hal-hal berikut :
a) Bagaimana keadaan jembatan/Jalan/.... itu ?
b) Jika dijawab masih baik atau tidak ada masalah, lanjutkan
perjalanan ke arah yang disepakati.
c. Jika perjalanan dari utara sudah sampai pada batas ujung desa
sebelah selatan, tanyakan kepada mereka ke arah mana lagi yang
harus dituju. Demikian seterusnya sehingga seluruh desa dapat
terjelajahi.
d. Setelah seluruh masalah digali dan telah dicatat, tanyakan
kembali kepada mereka tentang potensi yang dapat memecahkan
setiap masalah tersebut. Pertanyaannya adalah apa potensi yang
tersedia untuk mengatasi setiap masalah ?

-9-
2.3. Cara mengidentifikasi masalah dan potensi sketsa desa
Untuk topik di atas, pendataan meliputi hal-hal sebagai berikut :
1. Volume, jumlah dan mutu sumber daya yang tersedia.
2. Cara, pola dan tingkat pemanfaatan sumber daya sampai saat ini.
3. Peluang untuk meningkatkan pemanfaatan sumber daya tersebut
tanpa mengganggu dan merusak kelestarian lingkungan hidup.
4. Masalah dan potensi dirumuskan secara spesifik.

Hasil identifikasi dicantumkan dalam Formulir A.1

Formulir A.1. DAFTAR MASALAH DAN POTENSI DARI SKETSA DESA

NO MASALAH POTENSI
1 2 3

2.4. Saran-saran pembuatan sketsa desa


1. Pembuatan sketsa desa dengan simbol/tanda biji-bijian akan lebih
menguntungkan karena mudah diperbaiki tanpa mencorat-coret bila
terjadi kesalahan.
2. Hasil harus disalin dikertas plano/koran. Untuk melakukan kajian
gender sebaiknya dilakukan dalam diskusi lain (dengan kelompok
wanita) dengan cara memasukan aspek ke dalam sketsa desa yang
sudah dibuat sebelumnya.
3. Pembuatan sketsa desa tidak selalu hanya untuk kajian sumber daya
saja, tetapi alat ini dapat dimodifikasi untuk kebutuhan informasi
yang lain asal cocok.
4. Seringkali dilihat bahwa satu peta tidak cukup untuk
menggambarkan semua hal tersebut diatas, maka diusulkan paling
sedikit dua macam peta sebagai berikut :
a. Sketsa desa sumber daya alam dan fisik serta pemanfaatannya.

- 10 -
b. Sketsa desa keadaan sumber daya manusia di desa (diprioritaskan
wanita dan anak) dan pemanfaatan pelayanan peningkatan
sumber daya manusia.
Contoh gambar sketsa desa :

III. PEMBUATAN DAN PEMANFAATAN KALENDER MUSIM


3.1. Teknis Pengkajian Masalah dan Potensi dari Kalender Musim
3.1.1. Pengertian
Kalender musim adalah alat untuk mengetahui masa-masa kritis
dalam kehidupan masyarakat, yaitu saat–saat dirasakannya
masalah-masalah yang menyangkut pemenuhan kebutuhan dasar
dan terjadi cukup parah dan berulang-ulang.
3.1.2. Tujuan
Tujuan pengkajian keadaan desa melalui kalender musim adalah
sebagai berikut :
a. Mengetahui masalah-masalah yang berhubungan dengan
pemenuhan kebutuhan dasar kesejahteraan.
Contoh masalah tersebut diantaranya adalah :
1) Kekurangan pangan
2) Kekurangan air bersih
3) Banyak penyakit (infeksi saluran pernapasan, diare dan
lain-lain)
4) Keadaan perumahan yang rawan banjir/longsor
5) Pendapatan tidak memenuhi kebutuhan hidup pokok
6) Kesempatan kerja kurang, dan seterusnya.

- 11 -
b. Untuk mengetahui masa-masa kritis bagi kehidupan
masyarakat, yaitu masa-masa tertentu dimana masyarakat
mengahadapi banyak masalah.

3.1.3. Informasi yang dapat dihimpun dari kalender musim


Sesuai dengan tujuan pengkajian keadaan desa dengan kalender
musim maka informasi yang dapat dihimpun meliputi hal-hal
berikut :
i. Masalah-masalah kebutuhan dasar masyarakat seperti,
kesehatan, pendidikan, pangan, perumahan, air bersih dan
sandang.
ii. Masalah kegiatan masyarakat di pedesaan, misalnya kegiatan
tanam, panen dan menangkap ikan.
iii. Masa kritis pada musim tertentu, misalnya musim barat,
timur, kemarau, hujan, dan pancaroba.
3.2. Langkah-langkah pembuatan kalender musim
a. Jelaskan pada peserta musyawarah perencanaan tentang :
1) Tujuan pengkajian dengan kalender musim
2) Cara pembuatan kalender musim
3) Cara pengkajian masalah dan potensi dengan kalender musim
b. Ajak peserta musyawarah perencanaan membuat kalender musim
di kertas diding/koran atau di lantai/tanah.
c. Siapkan formulir dan simbol/tanda untuk kalender musim
d. Mintakan kepada peserta musyawarah untuk menyepakati
simbol-simbol/tanda-tanda:
1) Penentuan simbol-simbol (tanda-tanda) digunakan untuk
memudahkan musyawarah perencanaan mengenai musim dan
menentukan masa-masa kritis
2) Simbol-simbol/tanda-tanda tersebut ditentukan oleh peserta
musyawarah perencanaan sesusai kesepakatan. Simbol-simbol
dapat menggunakan ranting kayu, batu kerikil, biji-bijian, dll.
3) Penentuan masa-masa kritis dinilai dengan tanda-tanda yang
diberikan dalam waktu-waktu terjadinya masalah. Semakin
banyak jumlah tanda mencerminkan semakin kritis, parah,
gawat atau seringnya masalah tersebut.
e. Tulislah/gambarlah hasil kesepakatan tersebut pada gambar
kalender musim.

- 12 -
f. Mintakan kepada peserta musyawarah untuk membahas hal-hal
yang berhubungan dengan masalah, keadaan dan kegiatan yang
selalu berulang terjadi di desanya.
g. Catat dan tuliskan keadaan/kegiatan tersebut pada kolom
masalah/keadaan/kegiatan. Ajaklah mereka untuk memberi
“nilai”, pada musim apa masalah-masalah, keadaan dan kegiatan
tersebut sering terjadi. Semakin sering terjadi maka pada gambar
tersebut semakin banyak simbol-simbol atau tanda-tanda.
h. Jika gambar kalender musim telah selesai, periksa kembali
bersama mereka.
3.3. Menemu-kenali masalah dan potensi
a. Tempelkan pada dinding gambar kalender musim yang telah terisi
secara lengkap.
b. Tanyakan kepada peserta musyawarah perencanaan tersebut
masalah-masalah yang terjadi pada musim kritis.

Contoh gambar kalender musim


Masalah Kegia- Pancaroba Kemarau Musim Hujan
tan Keadaan Ju
Mrt Apr Mei Jul Agt Sep Okt Nov Des Jan Feb
n
Kekurangan air - - - - ** **** ** * - - - -
bersih
Kekurangan - - - * *** **** * - - - - -
pangan
Kesehatan ** **** ** - ** - - - ** *** **** -
(banyak
penyakit
Banjir - - - - ** *** * - - - - -
Panen *** *** - - - - - - - - - -
Tanam - - - - - - - * *** **** - -
Dst

i. Tanyakan tentang kesehatan


a) Gangguan kesehatan apa terjadi bulan Juli dan Agustus ?
b) Siapa saja yang terkena penyakit ?
c) Dimana lokasinya ?
ii. Tanyakan tentang kesulitan pangan atau air bersih
a) Kesulitan apa yang terjadi pada bulan Juli ?
b) Mengapa itu terjadi ?
c) Seberapa banyak menderita kesulitan pangan atau air ?

- 13 -
d) Dimana lokasinya ?
iii. Tanyakan tentang banjir yang melanda pemukiman
a) Mengapa kebanjiran ?
b) Apa akibat banjir pada bulan Desember ?
c) Seberapa banyak yang menderita akibat banjir ?
d) Dimana lokasinya ?
Hasil identifikasi dicantumkan dalam Formulir A.2
Formulir A.2

DAFTAR MASALAH DAN POTENSI DARI KALENDER MUSIM

NO MASALAH POTENSI
1 2 3

3.4. Saran dalam pembuatan kalender musim


a. Dalam penentuan musim, bahaslah musim apa saja yang dikenal
sesuai dengan keadaan desa tersebut, misal musim tanam
b. Pemberian ”nilai” harus luwes.
1) Tentukan nilai terendah dan tertinggi, misal nilai 1 rendah dan
nilai 5 tinggi.
2) Bandingkan musim yang lainnya dengan masalah/
kegiatan/keadaan.
c. Pemberian nilai sebaiknya dengan alat peraga seperti biji-bijian
atau potongan koran kecil (2 cm x 2 cm) agar mudah untuk
mengubahnya.
d. Kalender musim yang digunakan bersifat umum. Apabila ingin
mendalami bidang tertentu, misal pertanian atau ketenagakerjaan
maka dapat dibuat kalender musim yang spesifik. Sebagai contoh
kalender musim yang digunakan untuk melihat masa-masa petani
sibuk dan masa-masa agak senggang. Dengan demikian, dapat

- 14 -
diketahui saat yang tepat petani untuk melakukan kegiatan-
kegiatan tertentu.
IV. PEMBUATAN DAN PEMANFAATAN DIAGRAM KELEMBAGAAN
4.1. Teknik pengkajian dari Diagram Kelembagaan
4.1.1. Pengertian
c. Diagram kelembagaan adalah suatu gambaran keadaan peranan
(manfaat) lembaga-lembaga di desa bagi masyarakat.
d. Sebagai alat kajian diagram kelembagaan adalah alat untuk
menggali masalah-masalah yang berhubungan dengan peranan
(manfaat) lembaga-lembaga di desa bagi masyarakat dan potensi
yang tersedia untuk mengatasi masalah.
4.1.2. Tujuan
i. Mengetahui jumlah lembaga yang berperan di desa
ii. Mengetahui susunan pria dan wanita yang aktif dalam lembaga
di desa
iii. Mengetahui besarnya manfaat lembaga bagi masyarakat
iv. Mengetahui sering tidaknya hubungan antara lembaga di desa
dengan masyarakat.
4.1.3. Jenis-jenis lembaga
Lembaga di desa adalah sekumpulan orang atau profesi yang
memberikan pelayanan kepada msyarakat. Lembaga tersebut
dibedakan menjadi lembaga formal dan non formal.
a. Lembaga formal
Adalah suatu lembaga yang mempunyai dasar hukum
(SK/AD/ART) dan tujuan yang telah ditetapkan. Contoh lembaga
formal adalah sebagai berikut
1) Pemerintah desa
2) LPM
3) PKK (tim penggerak PKK/kelompok Dasa Wisma)
4) RT/RW
5) Puskesmas
6) Posyandu
7) Kelompok tani, dll.
4.1.4. Jenis-jenis infomasi yang dapat diperoleh melalui Diagram
Kelembagaan
a. Jenis-jenis ”kunci/penting” dalam pembangunan di desa

- 15 -
b. Gambaran peran atau manfaat lembaga di desa terhadap
masyarakat
c. Gambaran hubungan lembaga di desa dengan masyarakat
d. Gambaran peranan pria dan wanita dalam lembaga
4.2. Langkah-langkah pembuatan Diagram Kelembagaan
a. Persiapkan seluruh bahan-bahan yang akan digunakan
b. Jelaskan pada peserta musyawarah perencanaan tentang :
1) Maksud dan tujuan pembuatan bagan kelembagaan
2) Langkah-langkah pembuatannya
c. Tanyakan kepada peserta tentang jenis-jenis lembaga yang
berperan di desa dan tuliskan pada kartu-kartu/kertas potong 10
cm x 20 cm dan tempelkan pada papan tulis/kertas koran.
d. Bandingkan daftar lembaga dengan gambar sketsa desa
Berikut ini contohnya :
i. Pada gambar sketsa desa terlihat sangat banyak potensi
pertanian dan ada lembaganya (kelompok tani)
ii. Pada daftar kelembagaan tidak tercatat kelompok tani
Maka kesimpulannya kelompok tani perlu dimasukan pada
daftar kelembagaan.
e. Mintalah peserta musyawarah perencanaan untuk memilih dan
menyepakati ukuran bidang/lingkaran kertas.
1) Ukuran lingkaran menggambarkan peranan/manfaat yang
dirasakan oleh masyarakat.
2) Jarak antara lingkaran lembaga menggambarkan sering
tidaknya hubungan lembaga di desa kepada masyarakat.
f. Tulislah nama lembaganya pada bidang/lingkaran kertas yang
telah disepakati sesuai besar kecilnya lingkaran.
g. Bahaslah ”manfaat” dari masing-masing lembaga yang telah
ditulis pada lingkaran kertas untuk menentukan jarak dengan
lingkaran/bidang yang menggambarkan masyarakat.
h. Buatlah gambar bagan kelembagaan
1) Buatlah garis batas
2) Pilih lembaga yang berada di dalam dan di luar desa
3) Tempelkan lingkaran masyarakat di dalam batas desa dan
lembaga-lembaga yang lain sesuai jarak.
i. Tentukan perbandingan jumlah anggota lembaga antara pria dan
wanita pada masing-masing lingkaran lembaga.

- 16 -
j. Buatlah gambar bagan kelembagaan
k. Bahaslah bagan kelembagaan tersebut dengan ”mewawancarai”
untuk menggali masalah dan potensi
l. Tulislah masalah dan potensi yang telah ditemukan pada kertas
potongan 10 cm x 20 cm dengan tulisan yang jelas untuk dibaca
dalam jarak 5 m.
m. Catat dan pindahkan temuan masalah dan potensi pada formulir
daftar masalah dan potensi
n. Tempelkan gambar bagan kelembagaan dan formulir daftar
masalah dan potensi pada dinding/papan tulis
contoh gambar bagan kelembagaan :

KPM Krg
Kelompo ♀♂ Tarun
k Tani a
♀♂
LPMD
♀♂
Masyarat.
Posyandu
/PAUD PKK
RT/
♀♂ ♀
RW

PEMDES
♀♂
Puskesma
s
♀♂

Bank
♀♂

Lingkaran besar menggambarkan peranan/manfaat yang dirasakan


masyarakat.
1) Jauh dekatnya jarak menggambarkan sering tidaknya
hubungan yang dirasakan oleh masyarakat.
2) Lembaga yang ada diluar desa, tetapi berperan dan ada
hubungan dengan masyarakat digambarkan dekat atau
menempel dengan batas desa.

4.3. Teknik pengkajian keadaan lembaga dan potensi desa dari diagram
kelembagaan
a. Paparkan bagan kelembagaan pada papan atau diding

- 17 -
b. Diskusikan bersama peserta musyawarah perencanaan dengan
dibimbing oleh seorang pemandu.
c. Carilah masalah dan tulis pada kartu atau kertas potongan serta
tempelkan pada formulir daftar masalah dan potensi, yaitu di kolom
masalah.
d. Kumpulkan dan catat potensi-potensi yang mendukung peme
cahan masalah (tulis pada kartu dan tempel pada kolom potensi).
Hasil identifikasi dicantumkan dalam Formulir A.3

Formulir A.3

DAFTAR MASALAH DAN POTENSI DARI DIAGRAM KELEMBAGAAN

NO MASALAH POTENSI
1 2 3

V. PRIORITAS MASALAH
5.1. Pengertian
Penentuan peringkat masalah merupakan proses kegiatan mengkaji
berat ringannya masalah dan menyusun urutan sesuai
kemampuan dan kondisi masyarkat.
5.2. Tujuan
a. Memilih dan menentukan secara tepat masalah yang dilakukan
dengan segera.
b. Mengetahui mendesak tidaknya suatu masalah bagi masyarakat
untuk segera dipecahkan.
c. Diperolehnya daftar urutan masalah untuk masukan penyusunan
rencana pembangunan.
d. Menumbuhkan kesatuan pemahaman tentang urutan masalah
yang ada di desanya.

- 18 -
5.3. Cara menentukan peringkat masalah
a. Penentuan peringkat masalah dapat dilakukan dengan berbagai
cara, diantaranya :
1) Mengkaji akar masalah
2) Kerangka logis
3) Tabel skor
Untuk kegiatan dimasyarakat sangat tepat jika digunakan cara
tabel skor. Pada prinsipnya cara tabel skor adalah proses
penentuan peringkat melalui pemberian nilai (skor) terhadap
suatu masalah yang ditinjau dari alat ukur, indikator atau kriteria
tertentu.
b. Tabel skor
Mendasarkan temuan masalah sesuai pada alat kajian sketsa
desa, kalender musim dan bagan kelembagaan maka perlu adanya
tindakan untuk memilih kira-kira masalah yang sangat mendesak
dan harus dipecahkan.
Sebagai alternatif untuk memilih masalah utama diantara
masalah-masalah yang ada di dalam daftar dilakukan penentuan
peringkat masalah dengan menggunakan tabel skor.
Untuk menentukan peringkat masalah, kriteria penilaian perlu
disepakati terlebih dahulu oleh peserta musyawarah. Dalam hal
ini peserta diajak untuk menyepakati masalah. Banyaknya
ukuran yang digunakan ditentukan dengan musyawarah. Cara
menentukan peringkat masalah ada berbagai macam. Untuk
kegiatan dimasyarakat perlu diupayakan suatu cara yang mudah
dilaksanakan, tetapi tetap dijamin obyektifitasnya dan dapat
dipercaya.

5.4. Pembobotan nilai


Untuk mengetahui besar nilai yang diberikan pada masing-masing
kriteria maka perlu dilakukan pembobotan. Hal ini dimaksudkan
untuk mempermudah masyarakat dalam menilai masing-masing
kriteria. Hal ini dimaksudkan utuk mempermudah masyarakat
dalam menilai masing-masing kriteria. Untuk memberikan nilai,
terlebih dulu harus disepakati rentang nilai yang akan diberikan.
Dalam hal ini telah disepakati bahwa nilainya adalah antara 1–5.

- 19 -
Nilai tersebut berarti bahwa nilai terendah adalah 1 dan nilai
tertinggi adalah 5 dengan interval sebagai berikut:
Misalnya pada kriteria sering terjadi,
Nilai 5 = Sangat sering terjadi
Nilai 4 = Sering terjadi
3 = Cukup sering
2 = Jarang terjadi
1 = Tidak terjadi
5.5. Cara menyusun dan menggunakan alat ukur (kriteria) dengan model
skoring
a. Tentukan secara musyawarah kriteria-kriteria atau dasar-dasar
penilaian yang akan dijadikan ukuran untuk memilih-milih
tingkat pentingnya (peringkat) masalah-masalah tersebut untuk
diatasi. Berikut ini contoh kriteria-kriteria yang dapat digunakan.
1) Menyangkut orang banyak
2) Mendesak untuk dilaksanakan
3) Meningkatkan kesejahteraan rakyat
Hal-hal yang perlu dijadikan pedoman dalam penyusunan dan
penetapan kriteria atau alat ukur adalah sebagai berikut :
1) Kriteria-kriteria yang digunakan hendaknya bebas/
independen satu sama lain
Contoh kriteria yang tidak bebas adalah :
a) menghambat peningkatan pendapatan, dan
b) mengganggu perekonomian desa
2) Bertambah banyak kriteria yang digunakan hasil pemilihan
akan semakin baik atau tajam, tetapi proses pemilihan akan
bertambah rumit dan lama.
3) Kriteria hendaknya tajam dan spesifik. Contoh ”sangat parah
dan mendesak” sebaiknya diubah menjadi dua kriteria
a) Sangat parah, dan
b) Mendesak untuk dipecahkan
b. tuliskan dasar-dasar penilaian tersebut pada kartu dan tempelkan
ditempat yang telah tersedia dalam formulir B.

Formulir B
PRIORITAS MASALAH

- 20 -
Kriteria
No Masalah Menyang Mendesak Mening ......... Jumlah Pering
kut untuk katkan kat
Orang dilaksana Kesejah
Banyak kan teraan
1 2 3 4 5 6 7 8

c. Masukan seluruh masalah yang telah tertulis/terdapat dalam


Formulir A ke kolom 2.
d. Tetapkan secara musyawarah kisaran skor (nilai) terendah dan
tertinggi yang akan digunakan untuk mengukur/mengkaji
masalah yang ada berdasarkan kriteria yang ditetapkan
sebelumnya. Misalnya disepakati bersama untuk menggunakan
kisaran skor antara 1 – 5.
e. Kajilah setiap masalah dengan menggunakan dasar
kriteria/penilaian yang telah ditetapkan sebelumnya.
f. Lakukanlah pengkajian tersebut satu persatu secara cermat
berdasar kenyataan yang dirasakan. Semakin kuat dirasakan
pengaruhnya masalah tersebut sesuai dasar kriteria yang
digunakan, semakin tinggi nilai yang harus diberikan. Semakin
lemah, semakin rendah nilai yang harus harus diberikan (kolom 3
– 6).
g. Setelah semua masalah dikaji/dinilai, jumlahkan skor dari setiap
masalah (kalom 7)
h. Bertambah tinggi nilai jumlah skor yang diperoleh, bertambah
tinggi peringkat masalah tersebut untuk diatasi (kolom 8)
i. Pampangkan hasil tersebut dan tetapkanlah beberapa masalah
urutan teratas yang diperkirakan masyarakat akan mampu
memecahkan
Cara menentukan prioritas masalah dengan tabel skor, adalah :
1) Membuat format tabel skor
2) Hamparkan dihadapan peserta

- 21 -
3) Kajilah setiap masalah dengan indikator yang ada pada tabel
skor dengan memberi skor antara 1–5 dan seterusnya
4) Tiap satu masalah dijumlahkan skor masing–masing indikator
5) Berilah urutan terhadap jumlah skor terbanyak sampai
terendah dengan angka pada setiap masalah.
6) Berilah urutan prioritas pada jumlah skor dengan angka
romawi, yang terbanyak adalah prioritas I (pertama) dan
diurutkan sampai yang terendah.
7) Kalau terjadi ada masalah yang memperoleh skor sama, kajilah
kembali indikator-indikator yang mempunyai skor sama.
Dalam penentuan peringkat masalah tersebut perlu diperhatikan
beberapa hal penting berikut ini, yaitu :
1) Penentuan peringkat masalah perlu dilakukan oleh orang yang
berkepentingan sebagai pelaku dan pemanfaat pembangunan
desa.
2) Penentuan peringkat masalah perlu memperhatikan
kepentingan, kemampuan dan aspirasi berbagai kelompok
warga desa, misalnya kelompok laki-laki dan perempuan harus
seimbang.
3) Penentuan peringkat masalah didasarkan masalah pada kajian
keadaan desa yang telah dilakukan bersama masyarakat.

VI. PENGKAJIAN TINDAKAN PEMECAHAN MASALAH

6.1. Pengertian
Pengakajian tindakan pemecahan masalah merupakan kegiatan
menganalisis masalah dengan berbagai penyebab yang dibandingkan
dengan potensi pendukungnya
Dalam hal ini juga perlu mempertimbangkan berbagai kemungkinan
kegiatan tindakan pemecahannya dan memilih kegitan yang
dipandang paling tepat.

6.2. Lingkup
Pengkajian tindakan pemecahan masalah terdiri atas beberapa
kegiatan berikut :

- 22 -
a. Menguraikan masalah untuk mencari penyebab-penyebabnya.
b. Menguraikan potensi yang dapat mendukung pemecahan
penyebab masalah
c. Membandingkan masalah serta penyebabnya dengan potensi yang
tersedia.
d. Menghitung dan mempertimbangkan berbagai kegiatan yang
dapat dilakukan untuk pemecahan masalah.
e. Memilih kegiatan yang dianggap paling dapat memecahkan
masalah.

6.3. Tujuan
Tujuan pengkajian tindakan pemecahan masalah adalah sebagai
berikut :
a. Mengetahui penyebab masalah yang mendasar
b. Mengetahui potensi yang dapat memecahkan penyebab masalah
secara tepat
c. Memilih tindakan yang tepat untuk memecahkan masalah.

6.4. Langkah-langkah pengkajian


a. Buatlah Formulir C Pengkajian tindakan pemecahan masalah
sebagai berikut :

Formulir C

PENGKAJIAN ALTERNATIF TINDAKAN MASALAH

Keterangan
No Masalah Penyebab Potensi Alternatif (Diusulkan,
Prioritas Tindakan Swadaya,
Ditunda)
1 2 3 4 5 6

b. Isilah kolom 1 dengan nomor urut

- 23 -
c. Isilah kolom 2 dengan masalah yang sesuai dengan peringkat dari
Formulir B
d. Isilah kolom 3 dengan penyebab masalah yang ditentukan
langsung dari masyarakat
Penentuan penyebab masalah dilakukan dengan cara berikut :
1) Daftar berbagai penyebab langsung
2) Analisis dari beberapa penyebab masalah yang berakibat
langsung terhadap masalah dan mudah dilakukan di desa
3) Pilihlah salah satu atau dua penyebab langsung
e. Isilah kolom 4 dengan potensi atau sumber daya yang
diperkirakan dapat memecahkan masalah dengan berbagai
penyebabnya dengan cara sebagai berikut :
1) Daftarlah berbagai potensi yang ada dan diperkirakan dapat
memecahkan masalah dan penyebabnya.
2) Analisis potensi yang paling cocok untuk memecahkan
masalah dan mudah diusahakan di desa.
3) Pilih beberapa potensi yang dapat memecahkan masalah dan
penyebabnya. Hasilnya diisikan pada kolom 4.
f. Isilah kolom 5 dengan alternatif tindakan pemecahan masalah.
Caranya adalah sebagai berikut :
1) Bandingkan dan analis antara potensi dan masalah serta
penyebabnya.
2) Daftar tindakan-tindakan yang dekat kemungkinannya dapat
memecahkan masalah.
3) Isilah dua atau tiga tindakan yang paling mungkin untuk
memecahkan masalah
g. Isilah kolom 6 dengan tindakan yang layak, yaitu tindakan yang
paling mudah dilakukan karena tersedia potensi dan dapat
memecahkan masalah dengan tepat. Caranya adalah sebagai
berikut :
1) Bandingkan beberapa alternatif tindakan
2) Pilihlah salah satu tindakan yang paling tepat dapat
memecahkan masalah.
3) Isilah tindakan terpilih pada setiap masalah pada kolom 6
h. Kegiatan b s/d g dilakukan untuk setiap masalah satu per satu
sampai semua masalah dapat dikaji penyebab, potensi, alternatif

- 24 -
tindakan dan tindakan yang layak. Pengisian ini dilakukan
bersama masyarakat dengan dibimbing oleh pemandu.
i. Teliti kembali secara bersama dengan seluruh peserta
musyawarah perencanaan hasil isian Formulir B untuk
mengetahui kemungkinan masih ada kesalahan.
j. Jika dianggap sudah lengkap, selanjutnya seluruh tindakan yang
terpilih pada kolom 6 dipindahkan ke kolom Gagasan Kegiatan
pada formulir F.I.3.1. Daftar Gagasan Dusun/Kelompok.

Formulir F.I.3.1. DAFTAR GAGASAN MASYARAKAT


Nama Dusun/Kelompok : ………………………..
Desa : ………………………..

Lokasi Perkiraan Calon


No Gagasan kegiatan Kegiatan Volume/ Pemanfaat
Satuan
Lk Pr RTM

BUPATI SUKABUMI

TTD

MARWAN HAMAMI

- 25 -

Anda mungkin juga menyukai