Anda di halaman 1dari 4

I.

PENDAHULUAN
Bidang kesehatan merupakan sesuatu yang penting untuk diperhatikan dan
dikembangkan demi kepentingan masyarakat. Dalam meningkatkan kualitas atau mutu
kesehatan pada masyarakat, tentu dibutuhkannya kerjasama atau kolaborasi antara
beberapa profesi seperti dokter, perawat, kesehatan masyarakat, dan apoteker. Pada
setiap profesi dalam bidang kesehatan pasti memiliki hal- hal yang berbeda antara satu
dengan yang lainnya, seperti filosofi dan peran pada masing-masing profesi dalam
penatalaksanaan pelayanan kesehatan individu, keluarga, dan komunitas. Dalam tulisan
ini, penulis akan lebih berfokus dan membahas mengenai bagaimana filosofi apoteker
dan peran apa saja yang apoteker harus lakukan.

II. PEMBAHASAN
 FILOSOFI APOTEKER
Farmasi itu sendiri berasal dari kata pharmacy (Bahasa Inggris) atau pharmakon
(Bahsa Yunani), yaitu obat. Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus menjadi
apoteker dengan mengucapkan sumpahnya sebagai apoteker dan apoteker juga
merupakan bagian dari tenaga kesehatan yang memiliki peranan penting dalam
pelayanan kesehatan dan kefarmasian dan ia bertanggungjawab akan beberapa tugas
seperti memformulasikan obat, melakukan dispensing obat, dan memberikan informasi
obat kepada pasien atau tenaga kesehatan lainnya.
Dengan meningkatnya populasi pasien dan pengembangan obat baru, cakupan
asuransi yang lebih luas, dan swamedikasi mengakibatkan peningkatan tuntutan
peranan apoteker yang handal dan berkualitas sehingga para apoteker harus dapat
memiliki beberapa sifat dan kemampuan yang mendukung perannya di bidang
kesehatan . Mengenai kemampuan apa saja yang apoteker harus miliki, WHO (1997)
telah merumuskan filosofi dan konsep pelayan kesehatan kefarmasian yang dinamakan
The Seven Star Pharmacist, yaitu terdiri dari:
1. Leader
Seorang apoteker harus memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat untuk diri
sendiri dan orang lain serta bertanggung jawab dalam semua hal yang
menyangkut peningkatan kesejahteraan pasien dan masyarakat.
2. Decision Maker
Seorang apoteker harus mampu menentukan pilihan obat berdasarkan efikasi,
keamanan, dan harga yang efektif serta berperan aktif dalam penyusunan
kebijaksanaan obat-obatan.
3. Communicator
Seorang apoteker harus mampu memberikan informasi tentang penggunaan
obat pada masyarakat, serta berpengetahuan dan percaya diri ketika berinteraksi
dengan tenaga kesehatan lainnya.

4. Lifelong Learner
Seorang apoteker harus belajar sepanjang hayat untuk menjaga ilmu
pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya dalam memberikan pelayanan
pada masyarakat
5. Teacher
Seorang apoteker selain harus mampu membagi ilmu pengetahuan pada yang
lainnya, tapi juga memberi peluang pada praktisi lainnya untuk memperoleh
pengetahuan dan menyesuaikan keterampilan yan telah dimilikinya
6. Care Giver
Seorang apoteker mampu menjelaskan pola hidup sehat, gejala penyakit, serta
memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya pada pasien dan masyarakat.
7. Manager
Seorang apoteker harus mampu mengelola dan mengawasi semua aspek yang
berhubungan dengan pekerjaannya meliputi sumber daya manusia, infrastruktur
keuangan, dan informasi secara efektif serta bertanggung jawab terhadap
kualitas obat yang diberikan kepada pasien.
Dengan berjalannya waktu, konsep ini sudah berkembang dan berubah nama menjadi
The Eight Star Pharmacist yaitu dengan menambahkan konsep researcher yang
membuat apoteker harus mampu menggunakan pengobatan berdasarkan bukti ilmiah,
berkontribusi pada berbagai penelitian penemuan obat dan penelitian farmasi klinis
serta dapat memberikan rekomendasi dalam penggunaan obat secara rasional untuk
dapat meningkatkan kualitas pelayanan dan pengobatan pada pasien.

PERAN APOTEKER
Seperti yang telah disebutkan diatas yaitu peran apoteker dalam pelayanan
kesehatan semakin berkembang dan mengalami perubahan, seperti perubahan orientasi
kefarmasian yang sebelumnya terhadap produk menjadi berorientasi tehadap pelayanan
pasien, beberapa perbedaannya, yaitu :
 Dari membawa produk ke pasien menjadi membawa farmasis ke pasien
 Dari jumlah resep yang dilayani menjadi hasil yang dirasakan atau diperoleh
pasien
 Dari pasif menunggu resep menjadi aktif menarik pasien
Asuhan kefarmasian merupakan suatu konsep dasar yang menjadi pedoman bagi
apoteker sebagai bagian dari tenaga kesehatan yang bertanggung jawab atas
peningkatan kualitas hidup pasien. Terdapat empat konsep dasar pada asuhan
kefarmasian, terdiri dari : (1) Memenuhi kebutuhan masyarakat, (2) Dipusatkan pada
pasien, (3) Dilakukan dengan melaksanakan hubungan terapetik, (4) Dijalankan dengan
penuh tanggung jawab sebagai praktisi.
Berdasarkan PP RI No. 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian apoteker
meliputi beberapa ruang lingkup, yaitu :
 Dalam pengadaan sediaan farmasi
 Dalam produksi sediaan farmasi
 Dalam distribusi sediaan farmasi
 Dalam pelayanan sediaan farmasi

Dalam bidang kesehatan, apoteker merupakan salah satu profesi yang cukup banyak
berinteraksi langsung dengan masyarakat. Sebagai fungsi sosial dari apoteker, apoteker
harus mampu memberikan informasi obat yang benar, tepat, lengkap, berorientasi
kepada pasien dan dapat dipertanggung jawabkan sehingga pasien dapat merasa aman
dan yakin saat menggunakan obat tersebut. Selain fungsi sosial, apoteker juga harus
memiliki fungsi ekonomi yang mengharuskan suatu apotek dapat memperoleh laba
untuk meningkatakan mutu pelayanan dan keberlangsungan apotek tersebut.
Selain di Apotek, peran dan fungsi dari apoteker juga dibutuhkan dalam beberapa
tempat lainnya seperti Rumah Sakit dan Puskesmas, yang akan dijabarkan sebagai
berikut :
 Peran dan Fungsi Apoteker di Apotek
Pelayanan Kefarmasian di apotek meliputi beberapa kegiatan, yaitu :
 Pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan Bahan Medis habis Pakai
(BMHP)
 Pelayanan farmasi klinis yang meliputi pengkajian dan pelayanan resep,
dispensing, Pelayanan Informasi obat (PIO), konseling, pelayanan kefarmasian
di rumah (home pharmacy care), Pemantaun Terapi Obat (PTO); dan
Monitoring Efek Samping Obat (MESO).

 Peran dan Fungsi Apoteker di Rumah Sakit


Peran dan fungsi apoteker di rumah sakit antara lain adalah :
 Pengawasan Obat yang meliputi dua bidang, yaitu :
a. Bidang pengawasan kualitas obat
b. Bidan KIE (komunikasi, informasi, dan edukasi) obat:
- Memberikan informasi obat bagi yang memerlukannya
- Mengevaluasi dan membandingkan obat-obatan yang tergolong dalam satu
kelompok farmakologis
- Membantu para dokter dalam pemilihan obat yang rasional dan efektif
- Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan di bidang farmasi,dll.
 Pemberian konseling
 Membantu pasien mencegah dan mengendalikan komplikasi yang mungkin timbul
 Mencegah dan mengendalikan efek samping obat
 Merekomendasikan regimen dan dosis obat yang harus dikonsumsi oleh pasien.
 Pemberian pelayanan farmasi klinis

 Peran dan Fungsi Apoteker di Puskesmas


Peran dan Fungsi Apoteker di Puskesmas,meliputi standar pengelolaan sediaan
farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP), dan pelayanan farmasi klinis.
 Pengelolaan sediaan farmasi dan BMHP, meliputi : perencanaan kebutuhan,
permintaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pengendalian,
pencatatan, pelaporan, pengarsipan, serta pemantauan dan evaluasi
pengelolaan.
 Pelayanan farmasi klinis meliputi pengkajian resep, penyeraahan obat, dan
pemberian informasi obat, Pelayanan Informasi Obat (PIO), konseling,
ronde/visite pasien (khusus puskesmas rawat inap), pemantauan dan pelaporan
efek samping obat, pemantauan terapi obat, dan evaluasi penggunaan obat.
III. PENUTUP
Setelah dipaparkan diatas, kita jadi lebih mengenal filosofi dari apoteker sebagai
bagian dari tenaga kesehatan yang memiliki peran penting dalam menunjang
peningkatan mutu pada pelayanan kesehatan . Jadi, dapat disimpulkan bahwa apoteker
merupakan salah satu tenaga kesehatan yang telah berkontribusi banyak di bidang
kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai