Anda di halaman 1dari 7

BAB 19 MIKROMERITIK

1. Penjelasan tabel 19-1 dan 19-2

Tabel 19-1

Tabel 19-2

Pada tabel 19-2 memberikan


beberapa diameter rerata aritmatika yang bermakna (p positif), yang didasarkan dengan harga
p dan f yang digunakan pada persamaan dan menyertakan
diameter yang dihitung pada tabel 19-1. Persamaan Edmunson :

Contoh : Jika data p =2 dan f = 0 maka jenis reratanya aritmetik, parameter ukurannya
permukaan, frekuensinya jumlah, dan Diameter reratanya berarti Rerata permukaan jumlah
dsn sehingga saat kita masukan nilai p dan f ke dalam persamaan Edmunson rumusnya
menjadi :

Kemudian untuk mengetahui ukuran partikel rerata suatu sampel, masukkan data pada tabel
19-1 yang sesuai.
2. Penjelasan tabel 19-3 dengan gambar 19-2, 19-3, 19-4, dan 19-5

Tabel 19-3
a. Dengan gambar 19-2 plot distribusi frekuensi
Pada gambar tsb plot x
menunjukan kisaran ukuran
(kolom 1 pada tabel 19-3) dan
plot y menunjukan jumlah
partikel dalam tiap kisaran
(kolom 3 pada tabel 19-3) dan
berat (kolom 9 pada tabel 19-3)
terhadap sumbu x sehingga
dihasilkan dua sampel yang
memiliki diameter rerata yang
sama dengan distribusi yang
berbeda. Dengan melihat
gambar tersebut kita dapat
mengetahui distribusi frekuensi
yang sering muncul.

b. Dengan gambar 19-3 plot frekuensi kumulatif


Pada gambar tsb didapatkan dari
tabel 19-3 dengan sumbu x yang
didapatkan dari kisaran ukuran
rerata (kolom 2) dan sumbu y
yang menunjukan frekuensi
kumulatif jumlah dan berat
(kolom 5 dan 10) terhadap
sumbu x.

c. Dengan gambar 19-4 plot distribusi frekuensi


Pada gambar tersebut yang dihasilkan dari plot data tabel 19-3, sumbu y menyatakan
data persen n (kolom 4) dan persen
nd3 (kolom 9) terhadap sumbu x
yaitu kisaran ukuran rerata (kolom
2). Dengan menggunakan data
gambar 19-2 yang diplot sebagai
frekuensi versus log diameter
partikel maka akan diperoleh
gambar 19-4, distribusi ukuran
yang terbentuk biasa disebut
distibusi log-normal.

d. Dengan gambar 19-5 plot log probabilitas

Pada gambar tersebut sumbu y


menunjukan skala probabilitas dan sumbu
x nya juga dibuat skala log, plot logaritma
ukuran partikel terhadap frekuensi persen
kumulatif. Kemiringan garis untuk
distribusi berat identik dengan kemiringan
garis untuk distribusi jumlah .
Sehingga simpangan baku geometris
berdasarkan berat, σ’g, sama dengan 1,43,
tidak tergantung pada jenis distribusi,
diperoleh dari diameter rerata geometris
(ukuran partikel pada tingkat probabilitas 50%) berdasarkan berat, d’g= 10,4
mikrometer dan dg = 7,1 mikrometer.

Jika distribusi tersebut merupakan distribusi log-normal, dapat juga menggunakan


persamaan Hatch dan Choate, bisa mengubah distribusi jumlah menjadi distribusi
berat melalui perhitungan dan rerata khusus dapat dengan segera dihitung
menggunakan persamaan yang relevan.

3. Metode Untuk

Menentukan Ukuran Partikel


a. Mikroskopi Optis
- Untuk ukuran partikel 0,2 μm -100 μm
- Metode:
1. Suatu emulsi/suspensi, diencerkan atau takdiencerkan, diletakkan pada suatu
kaca objek dan ditempatkan pada pelat mekanik
2. Lensa mata mikroskop diatur dengan mikrometer
3. Medan pandang diproyeksikan ke sebuah layer atau gambar dapat diambil dari
kaca objek yang telah disiapkan dan diproyeksikan pada layer untuk
pengukuran
4. Ukur partikel-partikel tersebut di sepanjang garis tetap tertentu, melalui
beberapa pengukuran, yang paling dikenal yaitu :
a. Diameter Martin : panjang suatu garis yang membagi dua gambar partikel
(ditunjukkan no 1)
b. Diameter Feret : jarak antara dua garis singgung pada sisi yang berlawanan
partikel yang sejajar dengan beberapa arah tetap tertentu, arah y pada
gambar (ditunjukkan no 2)
c. Diameter daerah yang terproyeksikan : diameter lingkaran dengan daerah
yang sama dengan partikel yang diamati tegak lurus terhadap permukaan
tempat partikel tersebut berdiam (ditunjukkan no 3)

- Kelemahan : diameter diperoleh hanya


dari dua dimensi partikel (Panjang
dan lebar), jumlah partikel yang harus dihitung (sekitar 300-500) untuk
mendapatkan perkiraan distribusi yang baik menjadikan metode lambat
- Kelebihan : Dapat mendeteksi keberadaan aglomerat dan partikel-partikel
lebih dari satu komponen

b. Pengayakan
- Menggunakan suatu rangkaian ayakan standar yang dikalibrasi oleh The
National Bureau of Standards, ayakan dibuat dengan Teknik pengetsaan
gambar dan pembentukan listrik tersedia dengan lubang mulai dari 90 μm-5
μm.
- Metode US Pharmacopeia, menguji tingkat kehalusan serbuk :
1. Massa sampel diletakkan pada suatu ayakan yang sesuai dalam suatu
penggoyang mekanis
2. Serbuk digoyang-goyangkan dalam waktu tertentu
3. Serbuk yang melewati satu ayakan dan tertahan pada ayakan berikutnya
yang lebih halus dikumpulkan dan ditimbang
- Kesalahan pengayakan ,menurut Herdan yaitu dapat timbul dari variable
seperti pemuatan dari lama pengayakan serta intesitas pengocokan.
- Menurut Fonner dkk, pengayakan dapat menyebabkan terjadinya erosi bahan-
bahan farmasetis granular

c. Sedimentasi
- Penggunaan ultrasentrifugasi untuk penentuan berat molekul polimer tinggi,
ukuran partikel dalam kisaran ayakan dapat diperoleh melalui sedimentasi
gravitasi, hukum Stokes :

- Keterangan : v: laju pengendapan, h: jarak dalam waktu t, dst: diameter rerata


partikel berdasarkan kecepatan sedimentasi, ρs: densitas partikel, ρ0: densitas
medium disperse, g: percepatan gravitasi, dan η0: viskositas medium
- Syarat menggunakan hukum Stokes : aliran medium dispersi di sekitar partikel
ketika partikel tersebut mengendap bersifat laminar atau streamline.
Penentuan sifat aliran dinyatakan oleh bilangan Reynold, Re, : nilai tidak lebih
besar dari 0,2.

- Beberapa metode penting :


Metode pipet, metode timbangan, dan metode hidrometer

- Metode Alat Anderasen


Alat terdiri dari : bejana berukuran 550 ml didalamnya terdapat pipet 10 ml
yang dilekatkan pada suatu
penutup gelas, bila pipet
ditaruh dalam silinder, ujung
bawahnya berada 20 cm
dibawah permukaan suspense
Cara analisis :
- Suspensi 1% atau 2% partikel-partikel dalam suatu medium yang mengandung
zat pendeflokulasi yang sesuai dimasukkan ke dalam benjana sampai tanda
550 ml
- Bejanan tertutup dikocok untuk mendistribusikan partikel-partikel secara
merata ke seluruh suspense dan alat tersebut dengan pipet berada di
tempatnya, dijepit dengan kuat dalam suatu penangas suhu konstan
- Dalam berbagai interval waktu diambil 10 ml sampel dan dikeluarkan melalui
penutupnya
- Sampel diuapkan, ditimbang, dan dianalisis.

d. Pengukuran Volume Partikel

- Penghitung Coulter
bekrja dengan prinsip suatu partikel yang tersuspensi dalam suatu cairan
penghantar lewat melalui suatu lubang kecil, pada kedua sisinya adalah
elektroda, akan terjadi perubahan tekanan listrik. Untuk menghasilkan arus
listrik, pada elektroda-elektroda digunakan tegangan yang konstan
- Manfaat : digunakkan dalam studi mengenai pertumbuhan dan disolusi
partikel dan pengaruh zat antibakteri terhadap pertumbuhan mikroorganisme

Anda mungkin juga menyukai