Anda di halaman 1dari 27

GELOMBANG MULTIMENSI

MAKALAH

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Nilai Plagirism Checker
sebagai syarat kelulusan Pelatihan ICT 2018

Oleh
RASNA SOLEHAYATI
NIM. 1162070057

BANDUNG
2018 M/1439 H
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii


KATA PENGANTAR ................................................................................................. iii
BAB I ............................................................................................................................ 5
1.1 Latar Belakang ................................................... Error! Bookmark not defined.
BAB II ........................................................................................................................... 7
BAB III ....................................................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 1

ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit
sekali yang kita ingat. Segala puji hanya untuk Allah SWT karena atas segala berkat,
rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Gelombang Multidimensi”. Makalah ini berisi
hal-hal mengenai gelombang bidang datar, gelombang bidang rang, dan aplikasi dari
gelmbang multidimensi itu sendiri.
Penulis berharap isi dari makalah ini terlepas dari kekurangan dan kesalahan. Maka
dari itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini
dapat lebih baik lagi. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih, semoga hasil
makalah yang penulis buat dapat bermanfaat di masa yang akan datang.

Bandung, 30 Oktober 2018

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Getaran yang mengalami perambatan disebut dengan gelombang, dengan
kata lain gelombang merupakan wujud dari getaran yang merambat. Suatu
gangguan lokal pada besaran fisis tertentu serta perambatan gangguan itu dalam
medium disekitarnya merupakan hal yang menjadi pergerakan erak gelombang.
Osilasi kedudukan partikel, osilasi tekanan atau kerapatan massa dalam medium
bersangkutan dan osilasi medan listrik / magnet yang berasal dari osilasi arus atau
oislasi rapat muatan listrik dapat dikatakan sebagai beberapa gamngguan yang
ditimbulkan. Namun, berbeda dengan gelombang elektromagetik, ia dapat
mengalami perambatan gangguan lokal tersebut selalu berlangsung dalam
medium material (Manakov, 1974).
Gelombang yang terjadi dapat bersifat suatu dimensi (misalnya gelombang
tali), dua dimensi (misalnya gelombang permukaan air dan selaput tipis), atau
bersifat tiga dimensi (misalnya gelombang elektromagnetik, gelombang laut, dan
gelombang gempa bumi). Masing-masing dari gelombang tersebt memiliki solusi
persamaan yang akan ditinjau dari koordinatnya artinya satu sama lain berbeda
namun saling berkaitan (Higdon, 1986).
Dengan demikian, dalam makalah ini akan dibahas beberapa hal tentang
gelombang, lebih khusus lagi mengenai gelombang datar yang merupakan bagian
dari pembahasan tentang gelombang multidimensi.

5
1.2. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat diperoleh rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana konsep yang dikaji dalam gelombang multidimensi?
2. Apa yang dimaksud gelombang bidang datar?
3. Bagaimana persamaan gelombang 3 dimensi?
4. Bagimana aplikasi dari gelombang multimensional?

1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan konsep yang dikaji dalam gelombang multidimensi
2. Mendeskripsikan gelombang bidang datar
3. Mendeskripsikan persamaan gelombang 3 tiga dimensi
4. Mendeskripsikan aplikasi dari gelombang multimesnsional

6
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1. Konsep Gelombang Multidimensi


Pada kenyataannya gelombang sendiri dapat terbagi atas beberapa macam.
Gelombang ada yang terbagi karena arah perambatannya, medium yag
dilaluinya, dan ada juga yang diklasifikasikan atas dimensinya. Tentu kita ingat,
frekuensi ruang pada suatu gelombang adalah bilangan gelombang itu sendiri.
Dalam system gelombang multidimensi, gelombang dapat dikatakan sebagai
besarnya vector gelombang. Bilangan ini dapat dipakai juga untuk menyatakan
frekuensi ruang. Perlu diingat, bahwa pada konteks ini, besarang-besaran
gelombang adalah jumlah siklus (bukan radian per satuan jarak). Gelombang
multiensi itu sendiri tidak akan terlepas dari besaran-besaran gelombang satu
dimensi. Artinya,pengamatan karakterisit gelombangnya daalah sama, ia
memiliki panjang geolombang λ, frekuensi gelombang f, periode gelombang T
dan amplitude gelombang A (O’Neill et al., 2018).

2.2. Gelombang Dua Dimensi (Gelombang Bidang Datar)


2.2.1. Vektor Gelombang Dua Dimensi
Pada dua dimensi gelombang memiliki kecepatan c dapat diwakili
oleh garis-garis fasa konstan yang menyebar dalam arah k yang normal
untuk setiap garis, di mana besarnya k adalah bilangan gelombang 𝑘 =
2𝜋/𝜆.
Arah kosinus dari k adalah:
𝑘1 𝑘2
𝑙= , 𝑚 = , 𝑘𝑒𝑡𝑖𝑘𝑎 𝑘 2 = 𝑘12 + 𝑘22
𝑘 𝑘
Dan titik r (x,y) pada garis konstan, diberikan persamaan:
𝑙𝑥 + 𝑚𝑦 = 𝑝 = 𝑐𝑡

7
di mana p adalah jarak tegak lurus dari garis ke titik asal. Perpindahan di
semua titik rðx; yÞ pada garis yang diberikan berada dalam fase dan
perbedaan fasa antara asal dan garis yang diberikan adalah
2𝜋
𝜙= 𝑝 = 𝐤. 𝐫 = 𝑘𝟏 𝑥 + 𝑘2 𝑦 = 𝑘𝑝
𝜆
Oleh karena itu, (𝜔𝑡 − 𝜙) = (𝜔𝑡 − 𝑘𝑥) digunakan dalam
gelombang satu dimensi digantikan oleh (𝜔𝑡 − 𝐤. 𝐫) dalam gelombang
lebih dari satu dimensi, mis. kita akan menggunakan ekspresi
eksponensial (Pain, 2005)
𝑒 𝑖(𝜔𝑡−𝐤.𝐫)

Gambar 1. Gelombang dua dimensi

2.2.2. Persamaan Gelombang Dua Dimensi


Kita akan memperhatikan gelombang yang menyebar pada bidang
yang membentang dari ketebalan dan memiliki massa 𝜌 per satuan
luas dan diregangkan di bawah tegangan yang seragam T. Ini berarti
bahwa jika garis panjang unit ditarik di permukaan membran, maka
bahan pada satu sisi dari garis ini memberikan gaya T (per satuan
panjang) pada material pada sisi lain dalam arah yang tegak lurus
dengan garis (Hossain, Alam, & Akbar, 2018).
Jika posisi kesetimbangan membran adalah bidang xy,
perpindahan getaran yang tegak lurus terhadap bidang ini akan
diberikan oleh z di mana z tergantung pada posisi x, y. Di Gambar 1

8
dimana elemen segi empat kecil ABCD dari sisi x dan y bergetar, gaya
Tx dan Ty diperlihatkan bertindak pada sisi dalam arah yang
cenderung mengembalikan elemen ke posisi ekuilibriumnya.
Dalam menurunkan persamaan untuk gelombang pada string, kita
melihat bahwa tegangan T sepanjang elemen melengkung dari string
panjang dx menghasilkan gaya yang tegak lurus terhadap x dari
𝛿 2𝑦
𝑇= 𝑑𝑥
𝛿𝑥 2

Gambar 2. Elemen persegi panjang dari membran seragam yang


bergetar dalam subjek z-arah ke satu kekuatan pemulih
y merpakan perpindahan tegak lurus, maka

𝛿 2𝑦
𝑇= 𝑑𝑥
𝛿𝑥 2

di mana z adalah perpindahan tegak lurus,

𝛿 2𝑧
𝑇= 𝑑𝑦
𝛿𝑦 2

Jumlah gaya pemulih yang bertindak dalam arah-z sama dengan massa
Elemen 𝜌xy kali percepatan tegak lurus dalam arah-z, sehingga

9
𝛿 2𝑧 𝛿 2𝑧 𝛿 2𝑦
𝑇= 𝑑𝑥𝑑𝑦 + 𝑇 = 𝑑𝑥𝑑𝑦 = 𝜌𝛿𝑥𝛿𝑦
𝛿𝑥 2 𝛿𝑦 2 𝛿𝑡 2

memberikan persamaan gelombang dalam dua dimensi sebagai

𝛿 2𝑧 𝛿 2𝑧 𝜌 𝛿 2𝑦 1 𝛿 2𝑦
+ = =
𝛿𝑥 2 𝛿𝑦 2 𝑇 𝛿𝑡 2 𝑐 2 𝛿𝑡 2
Dimana
𝑇
𝑐2 =
𝜌
Perpindahan gelombang yang menyebar di membran ini akan diberikan
oleh
𝑧 = 𝐴 𝑒 𝑖(𝜔𝑡−𝐤.𝐫) = 𝑒 𝑖(𝜔𝑡−𝑘𝟏 𝑥+𝑘2 𝑦)

Dimana
𝑘 2 = 𝑘12 + 𝑘22

Pembaca harus memverifikasi bahwa ungkapan ini untuk z memang


solusi untuk persamaan gelombang dua dimensi saat 𝜔 = 𝑐𝑘.

2.2.3. Panduan Gelombang

Gelombang 2D merambat dalam arah vektor 𝐤(𝑘1 , 𝑘2 ) di bidang


xy sepanjang membran lebar b membentang di bawah tegangan T antara
dua batang kaku panjang yang menyajikan impedansi tak terbatas
terhadap gelombang. Kita lihat gambar 3 menyatakan bahwa pada
refleksi dari garis y = b komponen 𝑘1 tetap tidak terpengaruh
sementara 𝑘2 dibalik menjadi−𝑘2 . Refleksi dari y=0 meninggalkan 𝑘1

10
tidak terpengaruh sementara −𝑘2 dibalik ke nilai semula 𝑘2 . Sistem
gelombang pada membran oleh karena itu akan diberikan oleh
superposisi insiden dan gelombang yang dipantulkan; yaitu, oleh

𝒛 = 𝐴1 𝑒 𝑖(𝜔𝑡−𝑘1 𝑥+𝑘2 𝑦) + 𝐴2 𝑒 𝑖(𝜔𝑡−𝑘1 𝑥+𝑘2 𝑦)

Dengan batas:
𝑧 = 0 pada 𝑦 = 0 dan 𝑦 = 𝑏
posisi impedansi tak terbatas.
Kondisi z=0 di y=0 membutuhkan
𝐴2 = −𝐴1
Dan 𝑧 = 0 pada 𝑦 = 𝑏 memberikan:
sin 𝑘2 𝑏 = 0

Gambar 3. Perbanyakan gelombang dua dimensi di sepanjang


membran tak terbatas
𝑛𝜋
𝑘2 =
𝑏

Dengan demikian kita dapat menyelesakan permaslahan pesamaan pada


gelombang dua dimensi (nilai z) ketika nilai-nilai 𝐴2 dan 𝑘2
perpindahan dari sistem gelombang diberikan oleh bagian dari z, yaitu
𝑧 = +2𝐴2 sin 𝑘2 𝑦 sin(𝜔𝑡 − 𝑘1 𝑥)

11
yang mewakili gelombang yang bergerak sepanjang arah x dengan
kecepatan fase
𝜔 𝑘
𝑣𝑝 = = ( )𝑣
𝑘1 𝑘1
Dina v adalah kecepatan pada membrane permukaan, yakni
memberikan

𝜔
𝑣= pada < 𝑣𝑝
𝑘

Karena

𝑘 2 = 𝑘12 + 𝑘22

Sekarang

𝑛2 𝜋 2
2
𝑘 = 𝑘12 + 2
𝑏

Maka

2
𝑛2 𝜋 2 1 𝜔 2 𝑛2 𝜋 2 1
𝑘1 = (𝑘 + 2 ) 2 =( 2+ 2 ) 2
𝑏 𝑣 𝑏

dan kecepatan kelompok untuk gelombang dalam arah x


𝜕𝜔 𝑘1 2 𝑘1
𝑣𝑔 = = 𝑣 = ( )𝑣
𝜕𝑘1 𝜔 𝑘
Mengahasilkan produk

𝑣𝑝 𝑣𝑔 = 𝑣 2

Karena 𝑘1 harus nyata untuk gelombang yang disebarkan, dari


𝑛2 𝜋 2
𝑘12 = 𝑘 2 −
𝑏2

Pada kondisi

12
𝜔 2 𝑛2 𝜋 2
𝑘2 = 
𝑣2 𝑏2

Maka

𝑛𝜋𝑣
𝜔
𝑏

Atau

𝑛𝜋
𝑣 ,
2𝑏

dimana n mendefinisikan nomor mode dalam arah y. Dengan demikian,


hanya gelombang frekuensi v tertentu yang diizinkan menyebar di
sepanjang membran yang berfungsi sebagai pemandu gelombang
Panduan gelombang digunakan untuk semua sistem gelombang,
khususnya pada aplikasi akustik dan elektromagnetik. Serat optik
didasarkan pada prinsip-prinsip panduan gelombang, tetapi utama
penggunaan panduan gelombang telah dengan gelombang
elektromagnetik dalam telekomunikasi (Liu et al., 2018). Di sini
permukaan yang memantulkan adalah sisi tabung tembaga dari
penampang melingkar atau persegi panjang. Perhatikan bahwa dalam
hal ini kecepatan ruang bebas menjadi kecepatan cahaya
𝜔
𝑐 = < 𝑣𝑝
𝑘
kecepatan fase, tetapi hubungannya 𝑣𝑝 𝑣𝑔 = 𝑐 2 memastikan bahwa
energi dalam gelombang selalu bergerak dengan kecepatan kelompok
𝑣𝑔 = 𝑐 2 (Pain, 2005)

13
Gambar 4. Variasi amplitudo dengan y-arah untuk gelombang dua
dimensi merambat di sepanjang membran

2.2.4. Kasus dua Dimensi

Dalam memperluas metode ini ke gelombang dalam dua dimensi,


kami mempertimbangkan persamaan gelombang dalam formulasi
𝜕 2𝜙 𝜕 2𝜙 1 𝜕 2𝜙
+ =
𝜕𝑥 2 𝜕𝑦 2 𝑐 2 𝜕𝑡 2
Dan kita tulis 𝜙 = 𝑋(𝑥)𝑌(𝑦)𝑇(𝑡), ketika Y(y) adalah fungsi y
Diagram yang digunakan dalam gelombang, kami akan menggunakan
gelombang dalam bentuk 𝜙 = 𝑋𝑌𝑇 memberikan:
𝑋𝑥𝑥 𝑌𝑦𝑦 1 𝑇𝑡𝑡
+ = 2
𝑋 𝑌 𝑐 𝑇

di mana sisi kiri tergantung pada x dan y saja dan sisi kanan tergantung
pada t saja. Karena x, y dan t adalah variabel independen, setiap sisi
harus sama dengan konstanta −𝑘 2 .
Ini berarti bahwa istilah sisi kiri dalam x dan y berbeda hanya dengan
konstanta untuk semua x dan y, sehingga setiap istilah itu sendiri sama
dengan konstanta. Dengan demikian kita bisa menulis:

𝑋𝑥𝑥 𝑌𝑦𝑦
= −𝑘12 , = −𝑘22
𝑋 𝑌

Dan

14
1 𝑇𝑡𝑡
2
= −(𝑘12 + −𝑘22 ) = −𝑘 2
𝑐 𝑇

Memberikan

𝑋𝑥𝑥 + 𝑘12 𝑋 = 0

𝑌𝑦𝑦 + 𝑘22 𝑌 = 0

𝑇𝑡𝑡 + 𝑐 2 𝑘 2 𝑇 = 0

Dapat ditulis

sin sin sin


𝜙=𝐴 } 𝑘1 𝑥 } 𝑘2 𝑦 } 𝑐𝑘𝑡
cos cos cos

2.3. Gelombang Tiga Dimensi


Gelombang-gelombang ditimbulkan oleh sumber titik yang bergerak
naik dan turun dengan gerak harmonis. Panjang gelombangnya adalah jarak
antara puncak-puncak gelombang yang berturutan, yang merupakan lingkaran
konsentrik. Lingkaran-lingkaran itu disebut muka gelombang. Dalam
gelombang tiga dimensi sumber bunyi dipancarkan berupa titik. Gelombang-
gelombang bergerak ke luar ke semua arah, dan muka gelombang merupakan
permukaan-permukaan bola yang konsentrik.
Gerak kumpulan muka gelombang dapat ditunjukkan dengan sinar, yang
merupakan garis berarah yang tegak lurus muka gelombang. Untuk gelombang
bola atau lingkaran, sinar merupakan garis-garis radial. (Tipler, 1998).
Jika sumber titik memancarkan gelombang secara seragam ke semua
arah, energi pada jarak r dari sumber akan terdistribusi secara seragam pada
kulit bola berjari-jari r dan luas 4𝜋𝑟 2 . Jika P adalah daya yang dipancarkan
oleh sumber, daya per satuan luas pada jarak r dari sumber akan menjadi

15
𝑃/4𝜋𝑟 2 . Daya rata-rata per satuan luas yang datang tegak lurus terhadap arah
penjalaran disebut intensitas.
𝑃𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
𝐼=
𝐴
Atau
𝑃𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
𝐼=
4𝜋𝑟 2
Intensitas gelombang tiga dimensi bervariasi berbanding terbalik dengan
kuadrat jarak dari sumber titik.
Ada hubungan sederhana antara intensitas gelombang dan energi per
satuan volume dalam medium yang membawa gelombang. Hasil dari hubungan
tersebut adalah terdapatnya energi tambahan dalam kulit bola, yaitu
∆𝐸 = 𝜂 ∆𝑣 = 𝜂 ∆𝑣 ∆𝑡
Dengan daya datang rata-rata adalah
∆𝐸
𝑃𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = = 𝜂∆𝑣
∆𝑡
Dan intensitas gelombang adalah
𝑃𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
𝐼= = 𝜂𝑣
𝐴
Dan intensitas tersebut berlaku bagi semua gelombang.
Energi gelombang bunyi di udara adalah energi osilasi molekul udara yang
bervariasi dengan gerak harmonik sederhana sepanjang arah penjalaran
gelombang. Dengan intensitas sebagai berikut:
1 2 2 1 𝜌02
𝐼 = 𝜂𝑣 = 𝜌𝜔 𝑠0 𝑣 =
2 2 𝜌𝑣
di mana kita telah menggunakan 𝑠0 = 𝜌0 /𝜌𝜔𝑣 untuk menghubungkan
amplitudo pergeseran 𝑠0 dengan amplitudo tekanan 𝜌𝑜 . Hasil ini—bahwa
instensitas gelombang bunyi sebanding dengan kuadrat amplitudo---merupakan
sifat umum gelombang harmonik.

16
Untuk menentukan persamaan pada gelombang tiga dimensi untuk
masing-masing kasus adalah sebagai berikut.
2.3.1. Kasus Gelombang Tiga Dimensi pada Bidang

Gambar 5. Diagram gelombang bidang tiga dimensi


Tinjau gambar di atas yang menggambarkan gelombang bidang sebagai
contoh gelombang 3 dimensi.
𝑟⃑ = 𝑥𝑖̂ + 𝑦𝑗̂ + 𝑧𝑘̂
𝑟⃑0 = 𝑥0 𝑖̂ + 𝑦0 𝑗̂ + 𝑧0 𝑘̂
𝑟0 = (𝑥 − 𝑥0 )𝑖̂ + (𝑦 − 𝑦0 )𝑗̂ + (𝑧 − 𝑧0 )𝑘̂
𝑟⃑ − ⃑⃑⃑⃑
(𝑟⃑ − 𝑟⃑0 )𝑘̂ = 0
⃑⃑ = 𝑘𝑥 𝑖̂ + 𝑘𝑗 𝑗̂ + 𝑘𝑧 𝑘̂
𝑘
𝑘𝑥 (𝑥 − 𝑥0 )𝑖̂ + 𝑘𝑦 (𝑦 − 𝑦0 )𝑗̂ + 𝑘𝑧 (𝑧 − 𝑧0 )𝑘̂

⃑⃑ . 𝑟⃑ = tetap..
Jika 𝑘𝑥 𝑥 + 𝑘𝑦 𝑦 + 𝑘𝑧 𝑧 dan 𝑘𝑥 𝑥 + 𝑘𝑦 𝑦 + 𝑘𝑧 𝑧 tetap, maka: 𝑘

Jika diketahui fungsi gelombang:

⃑⃑ . 𝑟⃑)
𝜓(𝑟⃑) = 𝐴𝑠𝑖𝑛(𝑘

⃑⃑ . 𝑟⃑)
= 𝐴𝑐𝑜𝑠 (𝑘

= 𝐴𝑒 𝑖𝑘⃑⃑.𝑟⃑

17
Secara umum dapat ditulis:

𝜓(𝑟⃑, 𝑡) = 𝐴𝑒 𝑖(𝑘⃑⃑.𝑟
⃑⃑⃑±𝜔𝑡)

𝜓(𝑧, 𝑦, 𝑧, 𝑡) = 𝐴𝑒 𝑖(𝑘𝑥 𝑥+𝑘𝑦 +𝑘𝑧𝑧±𝜔𝑡)

𝑦(𝑥, 𝑦, 𝑧, 𝑡) = 𝐴𝑒 𝑖[𝑘(𝛼𝑥+𝛽𝑦+𝛾𝑧)±𝜔𝑡]

⃑⃑ | = 𝑘 = √(𝑘𝑥2 + 𝑘𝑦2 + 𝑘𝑧2 )


|𝑘

𝛼 2 + 𝛽2 + 𝛾 2 = 1

2.3.2. Kasus Gelombang pada Bola


Dari aturan koordinat bola, maka dapat dituliskan :
1 𝜕 𝜕 1 𝜕 1 𝜕2
𝑣2 = = (𝑟 2
) + +
𝑟2 𝜕𝑟 𝜕𝑟 𝑟 2 sin 𝜃 𝜕𝜃 𝑟 2 𝑠𝑖𝑛2 𝜃 𝜕𝜙 2
Dengan :
𝑥 = 𝑟 sin 𝜃 cos 𝜙
𝑦 = 𝑟 sin 𝜃 cos 𝜙
𝑧 = 𝑟 cos 𝜃
Untuk gelombang bola simetris, maka fungsi gelombang tidak
tergantung pada θ dan 𝜙. Jadi:
𝜓(𝑟⃑) = 𝜓(𝑟, 𝜃, 𝜙) = 𝜓(𝑟)
1 𝜕 2 𝜕
∇2 𝜓(𝑟) = (𝑟 )
𝑟 2 𝜕𝑟 𝜕𝑟
𝜕𝜓 𝜕𝜓 𝜕𝑟
=
𝜕𝑥 𝜕𝑟 𝜕𝑥
𝜕 2 𝜓 𝜕 2 𝜓 𝜕𝑟 2 𝜕𝜓 𝜕 2 𝜓
= ( ) +
𝜕𝑥 2 𝜕𝑥 2 𝜕𝑥 𝜕𝑥 𝜕𝑟 2
𝑥2 = 𝑦2+ 𝑧2 = 𝑟 2
𝜕𝑟 𝑥
=
𝜕𝑥 𝑟

18
𝜕 2𝜓 1 𝜕 𝜕 1 1 𝑥2
= (𝑥) + ( ) = (1 − )
𝜕𝑥 2 𝑟 𝜕𝑟 𝜕𝑟 𝑟 𝑟 𝑟2
𝜕 2𝜓 𝑥2 𝜕 2𝜓 1 𝑥2 𝜕 2𝜓
= + 𝑥 (1 − 2 ) 2
𝜕𝑥 2 𝑟 2 𝜕𝑟 2 𝑟 𝑟 𝜕𝑟
Sehingga :
𝜕 2 𝜓 2𝜕𝜓
∇2 𝜓(𝑟) = +
𝜕𝑟 2 𝑟𝜕𝑟
2
1 𝜕 2 𝜓 2𝜕𝜓
∇ 𝜓(𝑟) = 2 2 +
𝑟 𝜕𝑟 𝑟𝜕𝑟
1 𝜕2 1 𝜕 2𝜓
(𝑟𝜓) = 2 2
𝑟 𝜕𝑟 2 𝑣 𝜕𝑟
Jika persamaan diatas dikalikan dengan r , maka diperoleh hasil :
𝜕2 1 𝜕 2𝜓
(𝑟𝜓) =
𝜕𝑟 2 𝑣 2 𝜕𝑟 2

Solusi dari persamaan di atas adalah :


𝑟𝜓(𝑟, 𝑡) = (𝑟 − 𝑣𝑡)
𝐴
𝜓(𝑟, 𝑡) = cos 𝑘(𝑟 ± 𝑣𝑡)
𝑟
𝐴
𝜓(𝑟, 𝑡) = 𝑒 𝑖𝑘(𝑟±𝑣𝑡)
𝑟
Dengan kr = tetap.

2.3.3. Kasus Gelombang p ada Silinder


Aturan koordinat silinder:
1𝜕 𝜕𝜓 1 2𝜕 2 𝜓 𝜕 2 𝜓
𝑣̅ 2 𝜓(𝑟) = (𝑟 ) + 2 +
𝑟 𝜕𝑟 𝜕𝑟 𝑟 𝑟𝜕𝜃 2 𝜕𝑡 2

Dengan: 𝑥 = 𝑟𝑐𝑜𝑠𝜃, 𝑦 = 𝑟𝑠𝑖𝑛𝜃, 𝑧 = 𝑧.

Jika 𝜓(𝑟⃑) = 𝜓(𝑟, 𝜃, 𝑧) = 𝜓(𝑟)

19
1 𝜕 𝜕𝜓 1 𝜕2 𝜓
Maka: (𝑟 𝜕𝑟 ) = 𝑣2 (Equations & Coordinates, 2014)
𝑟 𝜕𝑟 𝜕𝑡 2

Gelombang ini ditimbulkan oleh sumber terkolimasi , dan menjalar


sepanjang satu arah tertentu dengan muka gelombang yang berupa
bidang datar tegak lurus pada arah rambat . Gelombang ini secara efektif
dapat dipandang sebagai gelombang satu dimensi bila berpolarisasi
linear. Gelombang silinder berasal dari sumber eksitasi uniform
sepanjang suatu garis lurus, menjalar dalam semua arah tegak lurus pada
garis tersebut dengan kecepatan sama dan dengan muka gelombang
sislinder yang koaksial (sesumbu). Akhirnya, gelombang sferis pada
umumnya berasal dari satu titik, menjalar ke semua arah menuju ke atau
menjauhi pusat bola dengan kecepatan sama dan dengan muka
gelombang berupa permukaan bola sepusat. (Tjia, 1994).

2.4. Aplikasi Gelombang Multidimensi


Gelombang bidang memiliki sifat perambatan yang berbeda untuk
medium penghantar gelombang yang berbeda. Medium penghantar
gelombang bidang dapat dikelompokan menjadi dua kelompok yaitu:
2.4.1. Gelombang Bidang di Medium Dielektrik Sempurna
Udara, gelas, mika, polistren, kuartz, nilon, ferit, balium
titanat,poselen Teflon, kertas, kayu kering, pyreks, bakelit, ambar
merupakan beberapa contoh medium dielektrik sempurna. Medium
dielektrik sempurna mempunyai sifat isotropik atau serba sama ke
segala arah diartikan sememilik permeabilitas () dan permitivitas
() yang konstan di semua titik dalam medium tersebut. Gelombang
bidang yang merambat di medium isotropik memiliki persamaan
gelombang yang mengikuti persamaan Helmholltz
1
∇2 𝐸𝑥 = −𝜔2 𝜇𝐸𝑥 , dimana 𝜇𝜀 = 𝑣2

20
maka kecepatan perambatan gelombang bidang di medium
1
𝑣 = (𝜇𝜀)1/2 .

Bila gelombang bidang merambat dalam arah sumbu-y positif


maka persamaan diatas menjadi:

𝑑 2 𝐸𝑥𝑦 𝜔2
= 2 𝐸𝑥𝑦
𝑑𝑦 2 𝑣
Dimana 𝐸𝑥𝑦 = 𝐸𝑥𝑦𝑚 𝑒 𝑗𝑤𝑡 . Solusi persamaannya:
𝜔 𝑦 𝜔 𝑦
𝑗𝑤𝑡 +𝑗( ) −𝑗( )
𝐸𝑥𝑦 = 𝐸𝑥𝑦𝑚 𝑒 {𝑒 𝑣 +𝑒 𝑣 }
Atau
𝜔 𝜔
𝐸𝑥𝑦 = 𝐸𝑥𝑦𝑚 𝑒 𝑗𝑤𝑡 {cos(𝜔𝑡 + 𝑣 𝑦 + cos(𝜔𝑡 − 𝑣 𝑦)} +
𝜔 𝜔
𝑗𝐸𝑥𝑦𝑚 {sin(𝜔𝑡 + 𝑣 𝑦 + sin(𝜔𝑡 − 𝑣 𝑦)},

Persamaan ini hanya diambil bagian rillnya, untuk gelombang


yang merambat didalam arah sumbu-y positif:

𝜔
𝐸𝑥𝑦 = 𝐸𝑥𝑦𝑚 cos(𝜔𝑡 − 𝑦)
𝑣
𝜔 2𝜋 𝑇 2𝜋
Dimana: = ,𝜆 = = 𝛽=konstanta fase.
𝑣 𝑇 𝜆

Sehingga persamaannya menjadi:

𝐸𝑥𝑦 = 𝐸𝑥𝑦𝑚 cos(𝜔𝑡 − 𝛽𝑦)

Pasangan yang sesuai untuk medan magnetic dari medan


listrik 𝐸𝑥𝑦 pada persamaan tersebut adalah:
𝐸𝑥𝑦𝑚
−𝐻𝑧𝑦 = + cos(𝜔𝑡 − 𝛽𝑦), atau 𝐻𝑧𝑦 =
𝜂
1
𝜇 2
− (𝜀 ) 𝐸𝑥𝑦𝑚 cos(𝜔𝑡 − 𝛽𝑦)

Dimana

21
1
𝜇 2
( ) = impedensi intrinsik medium
𝜀
Untuk ruang vakum (udara bebas), Impedensi intrinsiknya
adalah:
1
𝜇 2
𝜂𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 = ( ) = 377 ohm
𝜀

2.4.2. Gelombang Bidang di Medium Konduktor


Di medium konduktor (dielektrik merugi) berlaku persamaan-
persamaan Maxwell yakni:
𝜕𝐷 𝜕𝐸
∇𝑥𝐻 = 𝐽 + =𝜎+𝜀
𝜕𝑡 𝜕𝑡
Untuk medan E periodic dan medan H periodic

∇𝑥𝐻 = (𝜎 + 𝑗𝜔𝜀)𝐸

Pesamaan Maxwell berikutnya: (Haliday, 1997)

𝜕𝐻
∇𝑥𝐸 = −𝑢 = −𝑗𝜔𝜇𝐻
𝜕𝑡

Curl dari persamaan ini adalah: (Supegina, 2013)

∇𝑥∇𝑥𝐸 = 𝑗𝜔𝜇∇𝑥𝐻

Diperoleh persamaan:

∇𝑥∇𝑥𝐸 = 𝑗𝜔𝜇(𝜎 + 𝑗𝜔𝜀)𝐸

Persamaan identitas vektor

∇𝑥∇𝑥𝐸=∇(∇. 𝐸) − ∇2 𝐸

22
Dari Persamaan Maxwell ketida dimana ∇. 𝐸 = 0 ,maka
persamaannya menjadi:

∇𝑥∇𝑥𝐸=−∇2 𝐸 = −𝑗𝜔𝜇(𝜎 + 𝑗𝜔𝜀)𝐸 atau ∇2 𝐸 = 𝛾 2 𝐸

Dari persamaan-persamaan diatas kita peroleh:

𝛾 2 = 𝑗𝜔𝜇(𝜎 + 𝑗𝜔𝐸)

Kemudian kita peroleh:

𝛾 = √𝑗𝜔𝜇(𝜎 + 𝑗𝜔𝐸)

Konstanta propagasi ini adalah bilangan kompleks yang bagian


rillnya dinamakan konstanta atenuasi 𝛼 dan bagian kompleksnya
dinamakan konstanta fase 𝛽. Jadi, konstanta propagasi dapat ditulis
dalam bentuk:

1 1
𝛾 = 𝛼 + 𝑗𝛽 = 𝑗𝜔(𝜇𝜀)2 (1 − 𝑗 tan 𝜃)2

𝜎 𝜇 1/2
Dimana konstanta atenuasi:𝛼 = 2 ( 𝜀 )

Untuk gelombang yang merambat didalam sumbu-z posistif


komponen arah sumbu-x, intensitas medan listriknya adalah:

𝐸𝑜𝑥 −𝑗𝛽𝐸
𝐸𝑥 = 𝐸𝑜𝑥 𝑒 𝛾𝐸 = 𝑒
𝜂

Pasangan yang sesuai dari intensitas mean istrik Ex untuk


gelombang merambat dalam arah sumbu z positif adalah Hy,
intensitas medan magnetik arah sumbu y.

𝐸𝑜𝑥 −𝑗𝛽𝐸
𝐻𝑦 = 𝐻𝑜𝑦 𝑒 𝛾𝐸 = 𝑒
𝜂

23
Dimana:
Impedansi intrinsik

𝑗𝜔𝜇
𝜂𝑒𝑡𝑎 = √
𝜎 + 𝑗𝜔𝐸
1/2
𝜇 1/2 1
=( ) ( )
𝜀 1 − 𝑗 tan 𝜃
𝜎
dan tan 𝜃 = 𝜔𝜀 = tangen kerugian (Supegina, 2013).

24
BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
Berdasarkan penjelasan diatas kita bisa simpulkan sebagai berikut.
1) Konsep yang dikaji pada gelombang multidimensi ini berupa gelombang
dua dimensi yaitu gelombang pada dieletrik sempurna dan pada konduktor
serta gelombang tiga dimensi yaitu gelombang bola dan silinder.
2) Gelombang datar adalah gelombang yang apabila sebuah bidang tegak lurus
dengan arah perambatannya, maka titik-titik potong gelombang tersebut
pada bidang yang tegak lurus itu memiliki sudut fase yang sama.
3) Solusi umum untuk persamaan gelombang 3 Dimensi adalah

2
𝜕2 𝜕2 𝜕2
∇ = 2+ 2+
𝜕𝑥1 𝜕𝑥2 𝜕𝑥32

3.2. Saran
Meskipun penyusun menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan
makalah ini tetapi kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu
penyusun perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan yang
penyusun miliki. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca sangat penyusun harapkan untuk perbaikan ke depannya.

25
DAFTAR PUSTAKA
Buku

Budi, E. (2013). Gelombang. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.


Haliday. (1997). Fisika (Terjemahan). Jakarta: Erlangga.
Pain, H. J. (2005). The Physics of Vibrator and Waves. Chicester,England: John Wiley
& Sons, Ltd.
Supegina, F. (2013). Medan Elektromagnetik. Retrieved from Scribd:
https://www.scribd.com/doc/177033905/Modul-13-Gelombang-Bidang
Tipler, P. A. (1998). Fisika: Untuk Sains dan Teknik. In J. Sutrisno (Ed.). Jakarta:
Erlangga.
Tjia, M. O. (1994). Gelombang. Solo: Dabara Publishers.

Jurnal
Equations, B. F., & Coordinates, S. (2014). Basic Field Equations in Cartesian,
Cylindrical, and Spherical Coordinates. Elasticity, 531–535.
https://doi.org/10.1016/B978-0-12-408136-9.15001-9

Higdon, R. L. (1986). Absorbing boundary conditions for difference approximations to


the multidimensional wave equation. Mathematics of Computation, 47(176), 437–
437. https://doi.org/10.1090/S0025-5718-1986-0856696-4

Hossain, M. D., Alam, M. K., & Akbar, M. A. (2018). Abundant wave solutions of the
Boussinesq equation and the (2+1)-dimensional extended shallow water wave
equation. Ocean Engineering, 165(May), 69–76.
https://doi.org/10.1016/j.oceaneng.2018.07.025

Liu, R., Li, Y., Qian, C., Li, D., Leng, J., & Zhao, J. (2018). Optical frequency standard
of continuous wave for fiber communication based on optical comb. Optics
Communications, 427(May), 1–5. https://doi.org/10.1016/j.optcom.2018.05.083

Manakov, S. V. (1974). On the theory of two-dimensional stationary self-focusing of

1
electromagnetic waves. Soviet Physics-JETP, 38(2), 248–253.

O’Neill, L. E., Mudawar, I., Hasan, M. M., Nahra, H. K., Balasubramaniam, R., &
Mackey, J. R. (2018). Experimental investigation of frequency and amplitude of
density wave oscillations in vertical upflow boiling. International Journal of Heat
and Mass Transfer, 125, 1240–1263.
https://doi.org/10.1016/j.ijheatmasstransfer.2018.04.138

Anda mungkin juga menyukai