Dalam suatu kumpulan partikel lebih dari satu ukuran dv, diameter volume diameter sfer yang mempunyai volume yang
(polidispersi), terdapat dua sifat penting yaitu: sama seperti partikel
dp, diameter terproyeksi diameter sfer yang mempunyai luas
bentuk dan luas permukaan partikel tunggal
pegamatan yang sama seperti partikel jika dipandang normal
kisaran ukuran dan jumlah atau berat partikel-partikel yang
terhadap bidangnya yang paling stabil
ada serta luas permukaan total
dst, diameter stokes diameter yang menggambarkan sfer
Ukuran partikel berbentuk bulat (sfer) pengukuran ekivalen yang mengalami sedimentasi pada laju yang sama seperti
diameter mudah partikel yang asimetris
Jika derajat ketaksimetrisan partikel meningkat Pada partikel berupa polidispersi, perkiraan kisaran ukuran yang
pengukuran diameter semakin sulit. Maka digunakan ada dan banyaknya atau berat fraksi setiap ukuran partikel
diameter sferis ekuivalen mengkaitkan ukuran partikel dikenal dengan distribusi ukuran partikel. Berdasarkan distribusi
dengan diameter sfer yang mempunyai luas permukaan, ukuran partikel kita dapat menghitung ukuran partikel rerata
volume, dan diameter yang sama. Jadi, pada suatu sampel.
ds, diameter permukaan diameter sfer yang mempunyai
luas permukaan yang sama seperti partikel
Metode penyajian data: kurva distribusi frekuensi & Distribusi jumlah diperoleh dari perhitungan dengan
plot frekuensi kumulatif mikroskopik
Distribusi berat diperoleh dengan teknik sedimentasi
Kurva distribusi frekuensi jumlah/berat partikel dalam
atau pengayakan
kisaran tertentu diplot terhadap kisaran ukuran/ukuran
partikel rerata. Dari kurva, ukuran partikel yang sering
muncul modus
dan
Metode sederhana
Prinsip pengukuran:
Ayakan seperti anyaman berlubang atau mesh elektrik bahan kuningan (logam-perunggu),atau
stainless steel dengan diamater lubang diketahui dan berfungsi sebagai penghambat/ barier
partikel
Disusun dalam beberapa tumpukan dengan ukuran mesh terkecil diatas penampung dan
berikutnya tersusun dengan tingkatan mesh yang berbeda
Susunan pengayak biasanya terdiri atas 6-8 ayakan dengan pergerakan antar diameter celah
pengayak yang berdekatan adalah 2 atau 2 2
Data-data di atas dimasukan dalam diagram grafik RRSB (Rosin Ramler Sperling Bennet)
3. Garis pengukur kedua pada grfaik RRSB Untuk partikel yang berbentuk bola nilai f = 1, sehingga Om = Ok /d’
memberikan titik potong dengan garis lurus dan Ket. :
diperoleh parameter luas permukaan spesifik OV = luas permukaan spesifik berdasarkan volume
pulvis tanpa dimensi d’ = besar partikel rata-rata
f = faktor (konstanta) ALPINE SKI HOUSE
3. METODE SEDIMENTASI
Prinsip pengukuran
Pengukuran partikel dengan metode ini dikelompokkan menjadi:
1. Pengukuran partikel dalam zona retensi/ retention zone
2. Pengukuran partikel non-retention zone
Prinsip :
terjadi perubahan tahanan listrik apabila suatu partikel
disuspensikan dalam cairan yang mengkonduksi melalui
lubang kecil yang memiliki elektroda dikedua sisinya
Volume suspensi cair dipompakan melalui lubang tersebut
selama satuan waktu tertentu
Adanya tegangan listrik yang konstan → terjadi aliran
Saat partikel melewati lubang, akan menggantikan volume
elektrolit → terjadi kenaikan tahanan kedua elektroda →
berhubungan dengan volume partikel → pulsa tegangan naik
→ masuk dalam penganalisis tinggi pulsa yang dikalibrasi
dalam bentuk ukuran partikel
Keuntungan:
1. metode akurat dan tepat
2. rentang analisa lebar
Kelemahan:.
1. metode rumit & biaya mahal
2. Bisa terjadi kesalahan analisa bila 2 partikel secara
bersamaan melewati lubang kapiler, dan partikel dapat
menyumbat lubang kapiler
ALPINE SKI HOUSE
BENTUK PARTIKEL DAN LUAS PERMUKAAN SPESIFIK
• Bentuk partikel mempengaruhi sifat alir dan sifat • Partikel yang berbentuk tidak bulat, harus ditentukan garis
penyusunan serbuk dan berpengaruh sedikit terhadap tengahnya yang merupakan karakteristik dari partikel
tersebut:
luas permukaan
LP = αsdp² = πds²
• Dalam studi laju adsorpsi permukaan dan laju disolusi,
luas permukaan per satuan berat atau volume menjadi V = αvdp³ = πdv³/6
faktor penting serbuk • Dimana αs dan αv adalah faktor LP dan V, sedangkan dp dan
dv adalah garis tengah ekuivalen permukaan dan volum
• Penentuan luas permukaan atau volume sfer partikel: untuk bola:
αs = πds²/dp² = 3,142
αv = πdv³/6dp³ = 0,524
• Perbandingan αs/ αv digunakan untuk mengkarakteristik
bentuk partikel
d: diameter partikel • Jika partikel bulat, αs/ αv = 6,0. Makin asimetris partikel,
makin jauh harga perbandingan ini mencapai harga min 6
Luas permukaan per satuan volum (Sv) atau persatuan berat (Sw)
Sv = LP partikel/ V partikel
= nαsd² / nαvd³ = αs / αvd (n = jml partikel)
Sw = Sv/ρ (ρ = kerapatan partikel sebenarnya)
Sehingga Sw = αs /ραvdvs (dvs sebagai garis tengah karakteristik vol-permukaan
dari permukaan spesifik)
Untuk partikel bulat, Sw = 6/ρdvs , karena αs/ αv = 6,0 untuk sebuah
bola
1. Porositas
• Suatu serbuk, jika ditempatkan dalam gelas ukur,
dicatat volumenya, disebut: volume bulk (Vb) • Porostitas teoritis adalah 26%
• Jika serbuk tidak berpori (tidak mempunyai pori- • Partikel yang kecil dapat tersaring antara partikel
pori dalam/pori internal atau ruang partikel, besar, sehingga porositas dibawah minimal 26%
maka volume bulk terdiri dari: vol partikel padat
sebenarnya + vol ruang antara partikel-partikel
tsb b. Paling longgar, sebagian besar terbuka atau
pengepakan kubus
• Volume ruang ini dikenal sebagai volume rongga
v dimana v = Vb – Vp. Vp adalah vol sebenarnya
dari partikel-partikel tsb
• Porositas (є) rasio volume kosong dengan
volume ruahan penyusunan, dinyatakan dalam %
( x 100)
• Є = (Vb – Vp) / Vb • Porositas teoritis adalah 48%
• Jika mengandung flokulat/ agregat, terbentuk
= 1 – Vp/Vb jembatan/ lekuk, sehingga porositas dapat diatas
max 48%
ALPINE SKI HOUSE
Porositas dalam partikel dari granul, bisa dihitung dari
SIFAT-SIFAT TURUNAN kerapatan sebenarnya dan kerapatan granul
SERBUK Є partikel = (Vg – Vp)/Vg = 1-Vp/Vg
= 1 - 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡/𝑘𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡/𝑘𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛𝑔𝑟𝑎𝑛𝑢𝑙
Volume ruahan spesifik/ keruahan/ ruahan Menurut Neumann; serbuk yang dipadatkan pada tekanan
Keruahan meningkat dengan berkurangnya 5kg/cm2 mempunyai porositas serbuk > dibandingkan porositas
ukuran partikel serbuk pada penyusunan terapat ≈ serbuk dilatan
Akan tetapi, dalam campuran bahan Pada partikel lembut dan berpori; partikel berdeformasi saat
dengan ukuran yang berbeda, partikel lebih pengempaan dan porositasnya < dibanding porositas serbut
kecil akan masuk diantara partikel yang pada penyusunan terapat
lebih besar dan cenderung untuk Higuchi, dll mempelajari pengaruh pengempaan terhadap
mengurangi keruahan luas permukaan spesifik, densitas granul, porositas, kekerasan
tablet, waktu hancur