Anda di halaman 1dari 8

EFEKTIVITAS INFUSA DAUN TEH PUTIH (Camellia sinensis L.

,)
TERHADAP PENURUNAN GLUKOSA DARAH TIKUS PUTIH JANTAN
GALUR Sprague Dawley

Bella Fara R Dila1, Bina Lohita Sari1 dan Ietje Wientarsih2


1) Program Studi Farmasi, FMIPA, Universitas Pakuan, Bogor.
2) Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor.

ABSTRAK
Hiperglikemia adalah suatu keadaan dimana kadar glukosa dalam darah
melebihi batas normal. Secara empiris Daun teh putih (Camellia sinensis L.,)
merupakan salah satu tanaman yang dapat menurunkan kadar glukosa
darah. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan efektivitas infusa daun
teh putih untuk menurunkan kadar glukosa darah tikus putih jantan.
Sebanyak 20 ekor tikus putih jantan dikelompokkan menjadi 5 kelompok
perlakuan yaitu kontrol negatif (aquadest 2 mL), kontrol positif (metformin
12,6mg/ 200g BB), dosis 1 (25,2mg/ 200g BB), dosis 2 (50,4mg/ 200g BB) dan
dosis 3 (100,8mg/ 200g BB). Semua kelompok diinduksi dengan aloksan 12,6
mg/ 200 g BB, setelah tikus dinyatakan Diabetes Melitus maka tikus
dilakukan pengobatan selama 17 hari. Pengukuran kadar glukosa darah
dilakukan pada hari ke-0, ke-1, ke-5, ke-9, ke-13 dan hari ke-17. Hasil
penelitian bahwa pada pemberian infusa daun teh putih dosis 3 (100,8mg/
200g BB) efektif menurunkan kadar glukosa darah tikus putih jantan dan
memiliki pengaruh yang relatif sama dengan metformin 12,6 mg/ 200 g BB.
Kata kunci: Infusa, Daun Teh Putih, Diabetes Melitus, Metformin

ABSTRACT
Hyperglycemia is a requirement where blood glucose levels exceed normal
limits. Empirically white tea leaves (Camellia sinensis L.,) are one of the
plants that can lower blood glucose levels. This study aims to prove the
effectiveness of white tea leaves infuses to lower blood glucose levels in white
male rats. A total of 20 male rats divided into 5 groups, namely the negative
control (2 mL distilled water), positive control (metformin 12,6mg / 200g BB),
the dose of 1 (25,2mg / 200g BB), dose 2 (50,4mg / 200g BB) and dose 3
(100,8mg / 200g BB). All groups induced by alloxan 12,6 mg / 200 g BB, after
the mice expressed the rat diabetes mellitus treatment for 17 days.
Measurement of blood glucose levels done on days 0, 1st, 5th, 9th, 13th and 17th
day. The research concludes that the provision of white tea leaves infuse a
dose of 3 (100,8mg / 200g BB) is successsful in lowering blood glucose levels
and male rats have relatively the same effect with metformin 12,6 mg / 200 g
BB.
Keywords: Infuse, White Tea Leaves, Diabetes Mellitus, Metformin
PENDAHULUAN
Diabetes Melitus (DM) mengalami diversifikasi menjadi
merupakan suatu kumpulan gejala beberapa pengolahan teh yang
yang timbul pada seseorang yang khusus diantaranya yaitu teh putih
disebabkan karena peningkatan kadar (Karori et al., 2007).
glukosa darah akibat penurunan Daun teh putih (Camellia
sekresi insulin yang progresif di latar sinensis L.,) adalah jenis daun teh
belakangi oleh resistensi insulin yang diproduksi paling sedikit dan
(Soegondo et al., 2009). Menurut memiliki kandungan katekin yang
American Diabetes Association paling tinggi. Daun teh putih
(2007) klasifikasi DM terdiri dari merupakan daun teh muda yang
beberapa tipe, yaitu DM tipe 1 yang masih kuncup dan diproses secara
tergantung dengan insulin karena penguapan dengan segera setelah
kerusakan sel β pankreas sejak kecil, pemanenan untuk menonaktifkan
DM tipe 2 yang terjadi karena polifenol oksidase. Polifenol
resistensi insulin, DM gestasional oksidase yaitu suatu enzim yang
yang terjadi akibat kehamilan dan dapat menghilangkan katekin,
DM tipe lain yang disebabkan karena sehingga kandungan katekin pada teh
beberapa faktor. putih lebih banyak dibanding teh
Studi epidemiologi hijau (Nishant et a.l, 2012).
menunjukkan bahwa dengan Penurunan kadar gula darah bagi
mengkonsumsi teh hijau dapat penderita diabetes melitus diduga
mencegah DM tipe 2, dimana disebabkan oleh kandungan senyawa
beberapa senyawa kandungan pada aktif dalam teh berupa katekin yang
teh hijau dapat meningkatkan insulin, merupakan senyawa flavonoid
hal ini diketahui dari hasil penelitian (Hartoyo, 2003). Menurut infotekno
bahwa dengan dosis 720 mg/ kg BB BALITTRI (2013) penyeduhan daun
teh hijau dapat menurunkan kadar teh putih sebanyak 2 gram dalam 1
glukosa darah tikus putih yang cangkir memiliki aktivitas
dibebani glukosa dan penurunannya antioksidan yang dapat menurunkan
terjadi setelah 120 menit pemberian kadar glukosa darah serta mencegah
(Rohdiana et al., 2012). Beberapa dan mengurangi gejala DM.
negara telah mendapatkan data dan Penyeduhan merupakan cara
bukti secara ilmiah mengenai potensi sederhana yang dilakukan pada
teh yang bermanfaat untuk kalangan masyarakat yang mirip
kesehatan. Indonesia merupakan dengan metode infundasi.
salah satu negara penghasil teh Sediaan infusa daun teh
terbesar dari beberapa negara yang putih belum pernah dilakukan
juga memproduksi teh (Cheng et al., penelitian sebagai penurun glukosa
2008). Secara garis besar, proses darah, sehingga perlu dilakukan
pengolahan teh kering dari daun teh penelitian ini agar dapat dijadikan
diklasifikasikan menjadi teh bahan obat alam yang dapat
fermentasi (teh hitam), semi mengurangi resiko kematian pada
fermentasi (teh oolong), dan non masyarakat. Dosis yang digunakan
fermentasi (teh hijau). Proses untuk tikus diabetes berdasarkan dari
pengolahan teh selanjutnya hasil konversi penggunaan pada
manusia (2 gram dalam 1 cangkir) Sebanyak 50 mL akuades
yang disebut sebagai dosis awal, dimasukkan ke dalam Beaker glass
dosis 1 adalah setengah dari dosis kemudian dipanaskan dalam
awal, dosis 2 adalah satu kalinya penangas air dengan suhu 100˚C.
dosis awal dan dosis 3 adalah dua Setelah suhu air di dalam Beaker
kalinya dosis awal. glass mencapai 90˚C lalu 2 gram
serbuk daun teh putih dimasukkan
METODE PENELITIAN dan diaduk selama 15 menit, lalu
Penelitian ini dilakukan disaring untuk memisahkan filtrat
selama 2 bulan mulai dari bulan Juni dengan residu.
- Agustus 2016 di Laboratorium
Farmakologi Farmasi Fakultas 3. Persiapan Hewan Uji
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Sebanyak 20 ekor tikus
Alam Universitas Pakuan, Bogor. putih jantan galur Sprague dawley
A. Alat berumur 10 minggu ditimbang lalu
Alat yang digunakan untuk dikelompokan menjadi 5 kelompok
penelitian antara lain: alat-alat gelas, dengan masing-masing kelompok
alat tes glukosa easy touch®, ayakan terdiri dari 4 ekor tikus dengan bobot
mesh 30, alluminium foil, blender, badan relatif homogen. Tikus
kandang tikus, lanset, panci infusa, diadaptasi selama 7 hari untuk
papan tikus, spuit oral, strip cek menyesuaikan tikus pada lingkungan
glukosa easy touch®, timbangan baru.
elektronik.
B. Bahan 4. Uji Aktivitas Antidiabetes
Bahan yang digunakan dalam Tikus diinduksi aloksan
penelitian ini adalah simplisia daun dengan dosis 150 mg/kg BB. Tikus
teh putih (C. sinensis L.,) dari Pusat diberi makan dan minum ad libitum.
Penelitian Teh dan Kina Gambung Pada hari ke empat, diukur kadar
Bandung, metformin, aloksan, glukosa darah. Tikus diabetes
akuades, alkohol 70%, betadin, dipuasakan kurang lebih 12 jam dan
serbuk magnesium, asam klorida 5M, darahnya diambil untuk ditentukan
natrium korida, ferri klorida, kadar glukosanya dan hasilnya
pereaksi Dragendorff, Bounchardat dinyatakan sebagai kadar glukosa
dan Mayer. awal. Kontrol negatif diberi akuades,
C. Cara Kerja kontrol positif diberi metformin 12,6
1. Pembuatan Serbuk Simplisia mg/ 200 g BB, dan 3 kelompok uji
Daun Teh Putih diberi infusa daun teh putih dengan
Pembuatan serbuk dosis 1 (25,2 mg/ 2g BB), dosis 2
simplisia daun teh putih ada (50,4 mg/ 200 g BB) dan dosis 3
beberapa tahapan, yaitu: simplisia (100,8mg/ 200 g BB).
daun teh putih di haluskan dengan
blender, setelah halus maka serbuk 5. Pengukuran Kadar Glukosa
diayak dengan ayakan mesh 30. Darah Tikus Putih Jantan
Semua tikus diabetes
2. Pembuatan Infusa Daun Teh dibersihkan ekornya menggunakan
Putih alkohol. Bagian vena ekor tikus
ditusuk dengan lanset, kemudian menggunakan Rancangan Acak
dikeluarkan dan diteteskan pada strip Lengkap Pola Faktorial dan
yang telah terpasang pada dilanjutkan dengan uji Duncan
glukometer. Setelah darah menutupi menggunakan program SPSS.
bagian putih strip maka kadar
glukosa darah tikus putih jantan HASIL DAN PEMBAHASAN
terbaca. Hasil pengukuran kadar
glukosa darah pada tikus rata-rata
6. Analisis Data normal (sebelum induksi) dan kadar
Data penurunan kadar glukosa darah setelah hari ke-4
glukosa darah pada tikus putih jantan induksi menggunakan Aloksan pada
yang telah diperoleh setelah tiap kelompok dapat dilihat pada
dilakukan pengobatan dengan infusa Tabel 1.
daun teh putih kemudian dilakukan
uji statistik (ANNOVA)
Tabel 1. Rata-rata Hasil Pengukuran Kadar Glukosa Darah Tikus Sebelum
dan Sesudah Induksi dengan Aloksan.
Kelompok Hewan Coba Sebelum Induksi (mg/dL) Setelah Induksi (mg/dL)

1 92 ± 10,29 277,75 ± 8,61


2 90,75 ± 10,14 337,25 ± 38,81
3 98,25 ± 12,6 294,25 ± 62,01
4 99 ± 11,34 323,5 ± 94,63
5 100 ± 3,74 346,75 ± 84,19
Rata-rata 96 ± 3,77 315,9 ± 26,03
Kenaikan yang terjadi Nilai rata-rata penurunan
setelah pemberian aloksan dapat kadar glukosa darah tikus putih
dinyatakan hewan coba yang jantan pada Tabel 5 terlihat bahwa
digunakan sudah mengalami diabetes dengan pemberian infusa daun teh
melitus. Menurut DepKes RI (2005) putih 100,8 mg/ 200 g BB (Dosis 3)
tikus dikatakan diabetes jika kadar terdapat penurunan kadar gukosa
glukosa darah ≥ 130 mg/dL. darah yang relatif sama dengan
Kenaikan yang terjadi bervariasi, hal pembanding (kontrol positif).
ini terjadi karena setiap tikus Kontrol positif yang digunakan
memiliki keadaan fisiologis yang sebagai pembanding yaitu metformin
berbeda-beda. Ciri-ciri lain yang 12,6mg/ 200 g BB. Grafik yang
terjadi adalah berat badan menurun menunjukkan perbedaan rata-rata
dan aktivitas fisik menurun (lemas). kadar glukosa darah dapat dilihat
Nilai rata-rata penurunan pada Gambar 1.
kadar glukosa darah setelah
perlakuan dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Nilai rata-rata Penurunan Kadar Glukosa Darah
Kadar Glukosa Darah Tikus Jantan (mg/dL)
Kelompok
Hari Hari Hari Hari Hari Hari Rata-rata
perlakuan
ke-0 ke-1 ke-5 ke-9 ke-13 ke-17
Kontrol Negatif 277,75 273,25 273,75 274,25 267,75 276 273,79c
Kontrol Positif 337,25 263,5 245,75 169,75 123 98,5 206,29a
Dosis 1 294,25 305 247,25 229,75 183,75 159,75 236,625b
Dosis 2 323,5 313,25 271 199,5 183,75 136,75 237,95b
Dosis 3 346,75 319,75 184 171,5 116 96 205,66a
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf superskrip yang sama pada kolom maupun
baris yang sama menunjukan tidak berbeda nyata.

400

350
Kadar Glukosa darah (mg/ dL)

300

250
Kontrol
200 Negatif
Kontrol Positif
150
Dosis 1
100
Dosis 2
50
Dosis 3
0
0 1 5 9 13 17

Hari Perlakuan

Gambar 6. Grafik Penurunan Kadar Glukosa Darah


Faktorial tabel (ANOVA) terhadap
Hasil grafik penurunan kelompok dosis dan lama perlakuan
kadar glukosa darah diatas menunjukkan bahwa pada kelompok
menunjukkan bahwa pada pemberian dosis dan lama perlakuan terdapat
infusa daun teh putih dosis 3 pengaruh yang sangat nyata terhadap
memiliki penurunan yang terbaik dan penurunan kadar glukosa darah yang
memiliki penurunan yang relatif ditunjukkan oleh hasil analisis data
sama dengan kontrol positif. yang memperlihatkan hasil
Hasil analisis data metode signifikan yaitu P= 0,000 ( < 0,05
Rancangan Acak Lengkap Pola atau 0,001) yang artinya pada
pemberian setiap dosis dan lama diabetes melitus dengan cara
perlakuan memiliki penurunan kadar membersihkan radikal bebas yang
glukosa darah yang berbeda, untuk berlebihan, memutuskan rantai reaksi
mengetahui pengaruh antar radikal bebas (Soewonto, 2001).
perlakuan, pengujian dilanjutkan Mengikat ion logam (chelating), dan
dengan uji Duncan. memblokade jalur poliol dengan
Hasil uji lanjut Duncan menghambat enzim aldose reduktase
menunjukkan infusa daun teh putih (Mills et al., 2002). Flavonoid juga
dosis 3 memiliki pengaruh yang memiliki efek penghambatan
relatif sama dengan kontrol positif terhadap enzim alfa glukosidase
yaitu metformin yang artinya bahwa melalui ikatan hidroksilasi dan
infusa daun teh putih dosis 3 dapat substitusi pada cincin β. Flavonoid
dijadikan sebagai dosis terbaik dapat berperan dalam kerusakan
sebagai penurunan kadar glukosa jaringan pankreas yang diakibatkan
darah. oleh alkilasi DNA akibat induksi
Penurunan kadar glukosa aloksan sebagai akibatnya dapat
darah tikus putih jantan pada kontrol memperbaiki morfologi pankreas
positif diberikan metformin dapat tikus. Flavonoid juga memiliki
disebabkan oleh adanya mekanisme aktivitas antidiabetes yang mampu
spesifik metformin dalam meregenerasi sel pada pulau
menurunkan kadar glukosa darah. Langerhans (Sandhar et al.,2011).
Mekanisme metformin dalam Flavonoid yang berperan
menurunkan kadar glukosa darah aktif dalam menurunkan kadar
meliputi stimulasi glikolisis langsung glukosa darah adalah katekin yaitu
pada jaringan perifer dengan senyawa EGCG (epigallocatechin 3-
peningkatan pengeluaran glukosa gallate). EGCG dilaporkan memiliki
dari darah, mengurangi efek inhibisi pada aktivitas asetil
glukoneogenesis hati, memperlambat koA karboksilase, suatu enzim
absorbsi glukosa dari darah, penentu pada jalur biosintesis asam
pengurangan kadar glukagon dalam lemak. Ekstrak teh putih dengan
plasma dan meningkatkan kandungan EGCG yang tinggi
pengikatan insulin pada reseptor menurunkan trigliserida tanpa
insulin. Mekanisme kerja metformin menunjukkan efek toksik pada kultur
dalam menurunkan kadar glukosa human preadiposit, melalui
darah tidak bergantung atas adanya penghambatan adipogenesis dan
sel β pankreas yang berfungsi menstimulasi aktifitas lipolisis yang
(Katzung, 2007). dapat mencegah obesitas, dimana
Penurunan kadar glukosa obesitas merupakan salah satu
darah setelah pemberian infusa daun pencetus terjadinya diabetes melitus.
teh putih terjadi karena adanya Mekanisme penurunannya yaitu
senyawa fitokimia yaitu flavonoid, melalui stimulasi aktifitas lipolitik
saponin, tanin dan alkaloid, dari ke-4 dengan peningkatan konversi
senyawa tersebut terdapat katekin trigliserida menjadi asam lemak dan
yang merupakan senyawa flavonoid. gliserol (Sohle et al., 2009).
Flavonoid dapat mencegah
komplikasi atau progresifitas
KESIMPULAN DAN SARAN
DepKes RI . 2005. Pharmaceutical
A. Kesimpulan Care Untuk Penyakit
Diabete Mellitus. Jakarta.
Berdasarkan penelitian
efektivitas infusa daun teh putih
Hartoyo, A. 2003. Teh dan
(Camellia sinensis L.,) terhadap
Khasiatnya Bagi
penurunan glukosa darah tikus putih
Kesehatan : Sebuah
jantan galur Sprague dawley dapat
Tinjauan Ilmiah.
disimpulkan:
Yogyakarta: Kanisius.
1. Infusa daun teh putih
berpengaruh terhadap penurunan
Karori, S. M., Wachira, F. N.,
kadar glukosa darah tikus putih
Wanyoko, J. K, and
jantan.
Ngure, R. M. 2007.
2. Pemberian infusa daun teh putih
Antioxidant Capacity of
dosis 3 (100,8mg/ 200g BB)
Different Types of Tea
dengan lama pemberian selama
Products. African Journal
17 hari memiliki efektivitas
of Biotechnology Vol. 6
sebagai penurunan kadar
(19), pp. 2287-2296.
glukosa darah.
Katzung, B.G. 2007. Pancreatic
B. Saran Hormones and Antidiabetic
Perlu dilakukan penelitian Drugs. In: Basic and Clinical
lebih lanjut terhadap penurunan Pharmacology 10th Ed
kadar glukosa darah dengan metode Chapter 41 : 683-705
ekstraksi yang berbeda.
Mills, S and K. Bone. 2002. Principles
DAFTAR PUSTAKA and Practice of Phytotherapy
: Modern Herbal Medicine.
ADA (American Diabetes Edinburgh, Scotland, Churral
Association). 2007. Livingstone.
Standards for Medical
Nishant, R., Jigisha, A., Navin, K.,
Care in Diabetes. Diabetes
dan Pankaj, G. 2012.
Care. 30(Suppl 1) : S4–
Green Tea: A Magical
S41.
Herb With Miraculous
Outocomes. International
Cheng, Y., T. Huynh-Ba, I. Blank,
Research Journal of
dan F. Robert. 2008.
Pharmacy 3(5): 139-148.
Temporal changes in
aroma release of Longjing
Rohdiana, D., Adang, F., Anik, S.,
tea infusion: interaction of
Nuni, Y. 2012. Uji
volatile and nonvolatile
Aktifitas Anidiabetes
tea components and for-
Ekstrak Etanol Teh Hijau
mation of 2-Butyl-2-
Pada Tikus Putih. Jurnal
Octenal upon aging. J.
Penelitian Teh dan Kina
Agric. Food Chem. 56:
15(1) 2012: 32-39.
2160–2169.
Sandhar, H.K., B. Kumar, S. Prashes,
P. Tiwari, M. Salhan, P.
Sharma. 2011. A Review
Of Phytochemistry And
Pharmacology Of
Flavonoids. Internationale
Pharmaceutica Scienca
Jan-Mar 2011 Vol 1 Issue
1.
Soegondo, S., Soewondo, P.,
Subekti, I. 2009.
Penatalaksanaan Diabetes
Melitus Terpadu. Jakarta:
FKUI.

Soewonto, H. 2001. Antioksidan


Eksogen Sebagai Lini
Pertahanan Kedua Dalam
Menanggulangi Peran
Radikal Bebas. Didalam:
Prosiding Khusus
Penyegar Radikal Bebas
dan Antioksidan dalam
Kesehatan : Dasar
Aplikasi dan Pemanfaatan
Bahan Alam. Jakarta 16
April 2011. Bagian
Biokimia Fakultas
Kedokteran Universitas
Indonesia.
Sohle, J., Knott A., Holtzmann U.,
Siegner R., Gronniger E.,
Schepky A., Gallinat S.,
Wenck H., Stab F, and
Winnefeld M. 2009. White
tea extract induces
lipolytic activity and
inhibits adipogenesis in
human subcutaneous
(pre)-adipocytes. Nutrition
& Metabolism. 6: 20.

Anda mungkin juga menyukai