Anda di halaman 1dari 17

BANTUAN HIDUP DASAR

(RESUSITASI JANTUNG PARU)


Oleh :
Jihan Vira Yuniar
H1AP20013
 
Pembimbing :
dr. Zulkimaulub Ritonga, Sp. An

KEPANITERAAN KLINIK ANESTESI


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2021
Survei Primer Bantuan Hidup Dasar
• Merupakan tindakan penyelamatan jiwa setelah terjadi
keadaan henti jantung.
• Bisa dilakukan oleh satu atau dua penolong
• Tujuan : Memperbaiki sirkulasi sistemik yang hilang
dengan melakukan kompresi dada
• Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan sesuai
dengan panduan American Heart Association tahun 2015
Tahapan Profisiensi Penolong
• Tahapan Pertolongan

– Pastikan bahwa lingkungan sekitar penderita aman


untuk dilakukan pertolongan, dilanjutkan dengan
memeriksa kemampuan respons penderita, sambil
meminta pertolongan untuk mengaktifkan sistem
gawat darurat dan menyediakan AED.

– Selalu melakukan pemeriksaan sebelum melakukan


tindakan
• Tujuan Utama Resusitasi Jantung Paru

– Mempertahankan kehidupan, memperbaiki kesehatan,


mengurangi penderitaan serta membatasi disabilitas
tanpa melupakan hak dan keputusan pribadi

– Perlu penguasaan diri dan materi yang baik karena


keputusan yang harus diambil itu dalam hitungan detik
ALASAN TIDAK MELAKUKAN RESUSITASI JANTUNG PARU
• Dalam Sarana Kesehatan
– Ada Permintaan dari pasien/keluarga inti yang berhak secara sah
dan ditandatangani oleh pasien
– Henti Jantung terjadi akibat penyakit dengan stadium akhir yang
mendapat pengobatan secara optimal
– Untuk neonatus/bayi  yang memiliki mortalitas tinggi

• Di Luar Sarana Kesehatan


– Terdapat tanda-tanda kematian yang ireversibel.
– Upaya RJP yang membahayakan penolong
– Penderita dengan Trauma yang tidak bisa diselamatkan
• Keputusan Penghentian RJP karena :

– Bila penolong sudah memberikan pertolongan secara


optimal
– Penolong sudah mempertimbangkan apakah
penderita terpapar bahan beracun atau mengalami
over dosis obat
– Kejadian henti jantung tidak disaksikan penolong
– Asistol yang menetap terekam selama 10 menit atau
lebih
• Implementasi penghentian usaha RJP

– Asistol yang menetap atau tidak terdengar denyut nadi


pada neonatus lebih dari 10 menit
– Penderita tidak respons terhadap bantuan hidup
jantung lanjutan lebih dari 20 menit
– Berdasarkan keputusan klinik yang layak
– Semakin lama waktu yang diperlukan, semakin
menurun keberhasilan resusitasi.
• RJP lebih lama dikerjakan pada penderita dengan :

– Usia Muda
– Asistol menetap karena toksin atau gangguan elektrolit
– Hipotermia
– Overdosis Obat
– Usaha bunuh diri
– Permintaan Keluarga
– Korban tenggelam di air dingin
CIRCULATION

• Circulation : • Circulation
– Observasi yang dilakukan : – Tindakan yang dilaksanakan
• Pemeriksaan denyut nadi. • Kompresi dada dengan frekuensi yang
– Maksimal 10 detik cukup (100x/menit)
– Tidak dilakukan pada • Kedalaman minimal 5 cm untuk dewasa
penderita yang mengalami • Bayi-Anak, kedalaman 4-5 cm
henti jantung mendadak dan • Harus terjadi recoil dada sempurna
disaksikan • Interupsi seminimal mungkin
• Hindari pemberian bantuan nafas yang
berlebihan
AIRWAY

• Airway :
– Observasi yang dilakukan :
• Jalan Nafas diperiksa bila setelah dikompresi 30 x
dan saat pemberian nafas didapatkan dada tidak
mengembang
– Tindakan yang dilakukan
• Mempertahankan Patensi jalan nafas dengan Head
Tilt Chin Lift atau Jaw Thrust
BREATHING

• Breathing : • Breathing
– Observasi yang dilakukan : – Tindakan yang dilakukan
• Tidak ada observasi khusus • Bantuan nafas diberikan dalam 1
yang dilakukan detik, sesuai tidal volume
• 2 kali setelah 30 kompresi
• Bila sudah dipasang ETT 8-10
x/menit
• Bila terjadi gangguan komplians
pasru, maka diperlukan tekanan
tinggi
• Bantuan nafas yang berlebihan
dapat menyebabkan regurgitasi
dan aspirasi
DEFIBRILASI

• Defibrilasi
– Memegang peranan kritis untuk pasien dengan aritmia karena :
• Irama Jantung penyebab henti jantung mendadak di luar
rumah sakit adalah Ventrikel Fibrilasi yang terapinya adalah
defibrilasi
• Semakin lama defibrilasi, keberhasilannya makin berkurang
• Ventrikel Fibrilasi akan berubah jadi asistol seiring dengan
waktu.
– Dosis
• Dewasa 360 joule monofasik/200 joule bifasik
• Anak : 2 – 4 joule/kg, dapat diulang denga 4 – 10 joule/kg
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai