Jalan Nafas (Airway) Head tilt Chin lift (untuk kecurigaan trauma leher lakukan jaw thrust)
Kompresi 30 : 2 30 : 2 (satu penolong) 30 : 2 (satu penolong)
Pada penolong terlatih, dengan jalan nafas lanjutan berikan nafas setiap 6 – 8 detik (8 –
10 x/menit).
Defibrilasi Pasang dan tempelkan AED sesegera mungkin, Interupsi kompresi minimal baik sebelum
atau sesudah kejut listrik. Lanjutkan RJP diawali dengan kompresi setelah kejut listrik
TAHAPAN RJP DEWASA
Cek Kesadaran
Aktifkan SPGDT/EMS
Periksa Nadi Carotis
Kompresi Jantung luar
Buka Jalan Nafas
Berikan Bantuan Nafas
Bantuan Hidup Dasar Pada
Orang Dewasa
Penilaian
Kesadaran
• Dilakukan untuk
meyakinkan bahwa
penderita sadar
Pengaktifan sistem
layanan gawat
darurat
Bantuan Hidup Dasar Pada Orang
Dewasa
• Kompresi Dada
– Dilakukan bila tidak
teraba nadi setelah
perabaan arteri karotis
• Pelaksanaan Kompresi
– Dibaringkan di tempat
datar dan keras
– 2 jari di atas proc
Xifoideus
– Frekuensi yang
diberikan harus
mencukupi (100x/menit
atau 30 : 2)
Bantuan Hidup Dasar Pada Orang
Dewasa
Airway
Buka jalan nafas
Breathing
• Berikan nafas dalam 1
detik
• Sesuai dengan volume
tidal
• Diberikan setelah 30
kompresi
Bantuan Hidup Pada Orang
Dewasa
Breathing
• Mulut ke mulut
• Mulut ke hidung
• Mulut ke sungkup
• Dengan BVM
Bantuan Hidup Pada Orang
Dewasa
• Yang perlu diperhatikan
saat pemberian nafas
bantuan dari mulut ke
sungkup
– Letakkan sungkup pada
muka pasien dengan ke
dua ibu jari
– Head tilt chin lift
– Lakukan tiupan sambil
memperhatikan
pergerakan dinding dada
Bantuan Hidup Dasar Pada Orang
Dewasa
• Yang perlu
diperhatikan saat
pemberian nafas
bantuan dengan BVM
– 2 penolong : satu
penolong di atas kepala
pasien, penolong ke
dua memompa
– 1 penolong : Melakukan
pompa sambil
memperhatikan
pergerakan dinding
dada
Bantuan Hidup Dasar Pada Orang
Dewasa
• Yang diperhatikan saat memberikan pertolongan
dengan 2 penolong
– Tiap penolong harus mengerti peranan masing-
masing.
– Penolong yang melakukan kompresi dada
memberikan pedoman dengan cara menghitung
dengan suara yang kuat
– Sebaiknya perputaran penolong dilakukan setiap 5
siklus.
– Sebelum melakukan perpindahan tempat,
penolong yang melakukan kompresi memberikan
aba-aba bahwa akan melakukan perpindahan
Komplikasi yang mungkin terjadi
–Aspirasi regurgitasi
–Fraktur Costae- sternum
–Pneumotorak
–Laserasi Hati-Limpa