Anda di halaman 1dari 41

BANTUAN HIDUP DASAR

Sabtu, 8 September 2018


Puskesmas Duren Seribu
TRIAGE

Gawat
Gawat darurat
Tidak darurat

Klasifikasi
Korban

Tidak gawat Tidak gawat


Darurat Tidak darurat
Prinsip Pertolongan Pertama
Amankan situasi

Cek kesadaran

HELP

CAB

Bantuan P3K, Evakuasi


Gejala dan tanda
• Hilangnya kesadaran
• Nafas dangkal dan cepat
• Tekanan darah rendah (hipotensi)
• Denyut nadi tidak terasa pada arteri
• Denyut jantung (-)
Prinsip Resusitasi Jantung Paru (RJP)

C : Circulation with Bleeding Control


A : Airway with Cervical Spine Control
B : Breathing with Ventilation
Penggunaan Sistem ABC Saat ini
1. Pada korban tenggelam atau henti nafas akibat
gangguan saluran nafas maka petugas sebaiknya
melakukan RJP konvensional (A-B-C) sebanyak 5
siklus (sekitar 2 menit)
2. Pada bayi baru lahir, penyebab arrest
kebanyakan adalah pada sistem pernafasan
maka RJP sebaiknya dilakukan dengan siklus A-
B-C kecuali terdapat penyebab jantung yang
diketahui.
RJP (Resusitasi jantung paru)
• Tindakan pertolongan  korban henti napas
dan atau henti jantung.
• Keadaan ini bisa disebabkan karena :
– korban mengalami serangan jantung (heart
attack)
– Tenggelam
– tersengat arus listrik
– Keracunan
– Kecelakaan
– dan lain-lain.
• Pada kondisi napas dan denyut jantung  
O2   hipoksia  ischemic
Tujuan RJP
1. Penanganan untuk mengembalikan
fungsi jantung paru-paru seperti normal
2. Mempertahankan aliran O2 ke otak dan
perfusi kejaringan
Indikasi RJP
1. Keadaan henti napas (Respiratory Arrest), -
 gangguan pada sirkulasi (asistole,
bradikardia, fibrilasi ventrikel)
2. Keadaan henti jantung (Cardiac Arrest)
dapat disebabkan oleh beberapa hal
seperti:
a. Hipoksemia karena berbagai sebab
b. Gangguan elektrolit (hipokalemia, hiperkalemia,
hipomagnesia)
c. Gangguan irama jantung (aritmia)
d. Penekanan mekanik pada jantung (tamponade
jantung, tension pneumothoraks)
Komplikasi
1. Perdarahan hebat
2. Fraktur tulang iga
3. Pneumothorax

Namun, jika korban tidak segera diberi


RJP, korban juga akan meninggal dunia.
Evaluasi Keadaan Pasien

NILAI RESPON

HELP TIDAK SADAR SADAR

CAB NAFAS TIDAK NAFAS


MENGOROK TERGANGGU

RECOVERY CHIN LIFT /


POSITION JAW THRUST

FINGER
SWEEP /
HEIMLICH
1. Evaluasi Respon Korban
 Periksa dan tentukan dengan cepat menepuk dan
bertanya dengan keras : “Halo!Halo!Apakah anda baik
– baik saja?”

 Hindari mengguncang korban dengan kasar  cedera

 Respon (-)  tidak sadar. Korban tidak sadar mungkin


karena :
– Sumbatan jalan nafas karena makanan, sekret, atau lidah
yang jatuh ke belakang.
– Henti nafas
– Henti jantung,yang umumnya disebabkan serangan
jantung
2. Mengaktifkan Emergency
Medical Services (EMS)
• Jika korban tidak berespon, panggil bantuan dan
segera hubungi ambulan 118.
• Jika terdapat orang lain di sekitar penolong, minta
dia untuk melakukan panggilan. Saat menghubungi
EMS sebutkan :
– Lokasi korban
– Nomor telepon yang bisa di hubungi
– Apa yang terjadi (misalnya serangan jantung / tidak
sadar)
– Jumlah korban
– Dibutuhkan ambulan segera
– Tutup telepon setelah diinstruksikan oleh petugas.
3. Memposisikan Korban
• Korban harus dibaringkan di atas permukaan yang
keras dan datar agar RJP efektif. Jika korban
menelungkup atau menghadap ke samping, posisikan
korban terlentang. Perhatikan agar kepala, leher dan
tubuh tersangga, dan balikkan secara simultan saat
merubah posisi korban.
4. Evaluasi Nadi / Tanda – Tanda
Sirkulasi
• Pertahankan posisi head tilt, tentukan letak jakun
atau bagian tengah tenggorokan korban dengan
jari telunjuk dan tengah.
• Geser jari anda ke cekungan di sisi leher yang
terdekat dengan anda (Lokasi nadi karotis)
• Tekan dan raba dengan hati-hati nadi karotis
selama 10 detik, dan perhatikan tanda-tanda
sirkulasi (kesadaran, gerakan, pernafasan, atau
batuk)
• Jika denyut nadi korban tidak teraba mulailah
kompresi dada.
5. Menentukan Posisi Tangan Pada
Kompresi Dada

• Tehnik kompresi dada tekanan ritmis


berseri  pertengahan bawah sternum
(tulang dada).
– Pertahankan posisi head tilt, telusuri batas
bawah tulang iga dengan jari tengah sampai
ke ujung sternum.
– Letakkan jari telunjuk di sebelah jari tengah.
– Letakkan tumit telapak tangan di sebelah jari
telunjuk.
6. Kompresi Dada
 Angkat jari telunjuk dan jari tengah
 Letakkan tumit tangan yang lain di atas tangan yang menempel di
sternum.
 Kaitkan jari tangan yang di atas pada tangan yang menempel
sternum, jari tangan yang tidak menempel sternum tidak boleh
menyentuh dinding dada.
 Luruskan dan kunci kedua siku.
 Bahu penolong di atas dada korban.
 Gunakan berat badan anda untuk menekan dada sedalam 5 cm.
 Hitung kompresi:
– 1,2,3,4,5
– 1,2,3,4,10
– 1,2,3,4,15
– 1,2,3,4,20
– 1,2,3,4,25
– 1,2,3,4,30
• Lakukan kompresi dada 100x/menit
• Rasio kompresi dan ventilasi adalah
30 kompresi : 2 ventilasi.
• Lakukan 5 siklus atau kurang lebih 2 menit.
Petujuk Kompresi Yang Benar
• Kerjakan :
– Pertahankan tangan menempel pada sternum selama
kompresi.
– Tumit telapak tangan dominan yang menempel pada
dinding dada.
– Bebaskan tekanan dada setelah setiap kompresi
sehingga darah dapat mengalir ke dada dan jantung
– Gunakan berat badan anda untuk melakukan
kompresi dada.
– Tangan dominan nempel pada dinding dada.
– Jari tangan tidak boleh menempel dinding dada.
– Kecepatan kompresi 100x/menit
Jangan Kerjakan
• Jangan mengangkat tangan dari sternum
(tulang dada) untuk mempertahankan
posisi yang tepat.
• Jangan menghentak selama kompresi
karena dapat menimbulkan cedera.
• RJP Kualitas Tinggi/High Quality CPR :
– Kecepatan paling sedikit 100x/1’ – CEPAT
– Kedalaman pijatan 2 inch (5 cm) - DALAM
– Pengembangan dada (recoil) lengkap.
– Interupsi minimal.
– Ventilasi memadai (tidak berlebihan)
7. Bantuan Napas Dari Mulut Ke
Mulut
• Bantuan napas dari mulut ke mulut :
– Pertahankan posisi kepala tengadah dan dagu terangkat.
– Tutup hidung dengan menekankan ibu jari dan telunjuk
untuk mencegah kebocoran udara melalui hidung korban.
– Mulut anda harus melingkupi mulut korban, berikan 2
tiupan pendek dengan jeda singkat diantaranya.
– Lepaskan tekanan pada cuping hidung sehingga
memungkinkan terjadinya ekspirasi pasif setelah tiap
tiupan.
– Setiap napas bantuan harus dapat mengembangkan
dinding dada.
Airway with Cervical Spine Control
Prinsip :
Menilai dan membuka jalan nafas
Head tilt & Chin lift
Jaw-thrust

Kecurigaan trauma
cervical:
1. Kecepatan
2. Multiple Trauma
3. Berhubungan
dengan Ketinggian
Abdominal thrust
Menangani korban tersedak (sadar)
…Bantuan Nafas Mulut-Mulut
• Durasi tiap tiupan
adalah 1 detik.
• Volume ventilasi
antara 400-600ml.
• Catatan :
– Bila volume udara
dihembuskan terlalu
besar, udara dapat
masuk ke lambung dan
menyebabkan distensi
lambung.
8. EVALUASI
• Evaluasi nadi, ‘tanda-tanda sirkulasi’ dan
pernafasan setiap 5 siklus RJP 30:2
• Jika nadi tidak teraba atau sulit  lanjutkan
RJP 30:2
• Jika nadi teraba, periksa pernafasan.
• Jika tidak ada nafas, lakukan bantuan napas
8-10x/menit (satu tiupan tiap 6-7 detik)
dengan hitungan satu ribu, dua ribu, tiga
ribu, empat ribu, lima ribu, enam ribu...tiup!
Ulangi sampai 8-10x tiupan/menit.
9. Pernapasan (Breathing)
• Dekatkan telinga dan pipi anda ke mulut dan
hidung korban untuk mengevaluasi
pernapasan (sampai 5-6 detik)
– Melihat pergerakan dada
– Mendengarkan suara napas
– Merasakan hembusan napas dengan pipi
Breathing Support
Prinsip
• Mouth to mouth
• Mouth to nose
• Mouth to mouth and nose

Langkah-langkah:
1. Jalan nafas telah bebas dari sumbatan
2. Tutup hidung korban dengan 2 jari
3. Ambil nafas dalam, rapatkan mulut penolong melingkari
mulut, hembuskan nafas ke dalam mulut
4. Pemberian nafas dilakukan 2 kali, perhatikan dada
mengembang
mouth to mouth

monitor respirasi
Posisi Recovery Dewasa
• Posisi recovery dilakukan pada korban
tidak sadar dengan adanya nadi, napas,
dan ‘tanda-tanda sirkulasi’. Jalan napas
dapat tertutup oleh lidah, lendir,dan
muntahan pada korban tidak sadar yang
bebaring terlentang. Masalah-masalah ini
dapat di cegah bila dilakukan posisi
recovery pada korban tersebut, karena
cairan dapat mengalir keluar mulut
dengan mudah.
• Bila tidak di dapatkan tanda-tanda trauma,
tempatkan korban pada posisi recovery. Posisi
ini menjaga jalan napas tetap terbuka.
Langkah-langkah menempatkan korban pada
posisi recovery :
• Langkah 1 Posisikan Korban
A. Lipat lengan kanan korban. Luruskan lengan
kiri dengan telapak tangan menghadap ke
atas, di bawah paha kanan.
B. Lengan kanan harus di lipat di silangkan di
depan dada dan tempelkan punggung
tangan pada pipi kiri korban.
C. Dengan menggunakan tangan anda yang lain, tekuk
lutut kanan korban dengan sudut 90 derajat.
• Langkah 2 Gulingkan Korban Ke Arah
Penolong

– Tempelkan tangan pada tangan korban yang ada


di pipi. Gunakan tangan yang lain memegang
pinggul korban dan gulingkan korban menuju
anda sampai di berbaring miring.
– Gunakan lutut untuk menyangga tubuh korban
saat pada menggulingkannya agar tidak
terguling.
• Langkah 3 Posisi Akhir Recovery
– Pastikan kepala (pipi) korban di alasi punggung
tangannya.
– Periksa posisi tangan korban yang lain menggeletak bebas
dengan telapak menghadap ke atas.
– Tungkai kanan tetap di pertahankan dalam posisi tersebut
90 derajat pada sendi lutut.
– Monitor nadi,tanda-tanda sirkulasi dan pernapasan setiap
beberapa menit.

Anda mungkin juga menyukai