Anda di halaman 1dari 5

Nama : Tommy Hendrawan

NIM : C301 17 192


MatKul : Akuntansi Sosial dan Lingkungan/ BTE 23
“ Menulis 1.500 Kata Tentang Lingkungan Sekitar “

Sampah
Sampah plastik (plastik sekali pakai) adalah salah satu sampah yang paling sulit
untuk terurai, dari apa yang saya baca di internet sampah plastik membutuhkan waktu
sekitar 10 sampai 1.000 Tahun agar dapat terurai dalam tanah tergantung dari jenis plastik
tersebut. Selain itu sampah plastik sangat berbahaya bagi lingkungan karna pengolahan
yang tidak tepat serta masyarakat yang membuang sampah sembarangan akibatnya
membuat berbagai sungai tercemar yang dulunya air sungai tersebut dapat digunakan
untuk kebutuhan sehari-hari masyarakat, sampah plastik yang dibakar juga tidak baik karna
mencemari udara, selain itu wadah plastik yang digunakan untuk makanan juga tidak sehat
karena bahan kimia yang terkandung didalam wadah plastik tersebut dapat
mengkontaminasi makanan tersebut. Saya rasa plastik sekali pakai sebenarnya sangat
bermanfaat asal penggunanya dikurangi dan kita harus mampu mendaur ulang sampah-
sampah plastik tersebut tetapi alangkah baiknya tidak menggunakan wadah atau sampah
plastik tersebut dan beralih kewadah yang dapat digunakan kembali selain itu agar
makanan yang ditempatkan didalam wadah yang dapat digunakan kembali tidak
terkontaminasi dengan bahan kimia yang terkandung didalam wadah plastik tersebut.
Penggunaan plastik menurut saya sangat praktis dan efisien selain itu masih banyak
toko-toko yang tidak mengenakan biaya tambahan untuk pelanggan atas penggunaan
plastiknya. Saya sendiri masih merasa menggunakan terlalu banyak plastik, sehari saya
bisa menggunakan wadah plastik sekitar 5 buah bahkan lebih, itu tidak termasuk kemasan
makanan ringan. semua itu saya dapat dari toko-toko ketika membeli sebuah barang atau
makanan, misalnya saja ketika saya membeli nasi kuning, snack di alfamart pasti kita akan
diberi wadah plastik, dan tidak hanya makanan saja menggunakan plastik, ketika kita
membeli barang yang bukan makanan pasti kita diberi wadah plastik oleh penjual, nasi
kuning saja masih menggunakan plastik untuk membungkusnya. Jadi penggunaan plastik
masih sangat banyak, walaupun pemerintah sudah banyak melakukan cara untuk
mengurangi penggunaan plastik di berbagai daerah tetapi tetap saja jumlahnya pasti akan
meningkat tiap tahun karena menurut saya belum ada pengganti wadah plastik yang lebih
praktis dan efisien. Diberbagai media yang saya baca sudah banyak daerah yang melarang
penggunaan plastik contohnya Bali, saya pernah membaca salah satu artikel bahwa disana
sudah tidak menggunakan wadah plastik dan sayur-sayur disana yang biasanya dibungkus
dengan plastik sekarang diganti dengan daun pisang, dinegara-negara maju pengolahan
sampahnya sudah sangat baik, mereka mebuang sampah sesuai jenisnya (organik dan
anorganik) selain itu sampah bahkan dapat dijadikan pembangkit listrik yang berguna bagi
masyarakat. Dipalu sendiri di minimarket dan toko-toko lainnya sudah mengenakan biaya
tambahan untuk penggunaan plastik oleh pelanggan sebesar Rp 200, saya rasa aturan ini
masih belum efektif karena biaya yang dikenakan untuk penggunaan plastik masih sangat
kecil, pelanggan yang membeli pasti berfikir harganya masih sangat kecil jadi tidak apa-
apa menggunakannya, selain itu masyarakat yang ingin membuang sampah sangat sulit
untuk menemukan tempat pembuangan sampah yang dekat dari rumah, masyarakat juga
yang saya perhatikan suka membuang sampah yang tercampur antara organik dan
anorganik sehingga pengolahannya akan lebih sulit dan sampah yang bisa didaur ulang
mereka tidak mendaur ulangnya, bahkan banyak masyarakat yang membuang sampah ke
laut, mereka mungkin berpikir, dengan membuang sampah kelaut sampah tersebut akan
hilang tetapi dampaknya sangat buruk bagi lingkungan dan juga nelayan yang mencari ikan
juga akan mengalami kesulitan karena bukannya ikan yang didapat melainkan hanya
sampah yang didapat.
Saya rasa penanganan sampah tidak harus dilakukan oleh pemerintah saja tetapi
kita juga harus ambil peran dalam menjaga lingkungan kita agar tetap terjaga dan tidak
tercemar, kesadaran dari diri sendiri adalah kunci utama dalam mengurangi penggunaan
sampah plastik tetapi pemerintah juga harus menyediakan banyak tempat sampah dan rutin
mengambil sampah masyarakat tersebut, misalnya saja tempat sampah harus disediakan
tidak jauh dari rumah- rumah warga dan rutin mengambil sampah tersebut, selain itu
seperti yang bapak jelaskan pada pertemuan minggu lalu bahwa kita harus tetap mejaga
lingkungan karena generasi milenial lah yang akan merasakan dampak dari perubahan
yang akan terjadi dimasa mendatang, bisa saja air dimasa depan akan sulit untuk
didapatkan karena telah tercemar oleh sampah, bisa saja sampah berbahaya (B3) mecemari
air tersebut sehingga tidak dapat dikonsumsi, bisa kita bayangkan jika sungai tercemar
dimana hewan akan mendapatkan air minum dan akan mati, kita sebagi manusia yang
mengkonsumsi hewan bisa juga mengalami krisis pangan akibat banyaknya hewan yang
tidak mendapatkan air minum. Sehingga betul – betul kita harus memperhatikan
lingkungan kita agar hal – hal yang seperti ini tidak akan terjadi dimasa yang akan datang
dan tidak kita rasakan.
Saat ini saya terus berusaha untuk mengurangi penggunaan wadah plastik,
ketika saya membeli di minimarket saya terus menggunakan wadah yang terbuat dari kain
yang bisa dibeli di minimarket selain itu harganya juga sangat murah (Rp.5.000), wadah
kain tersebut selalu ada dibagasi motor saya, ketika ingin membeli di minimarket saya
selalu menggunakan wadah tersebut, walaupun dalam sehari saya pasti menggunakan
wadah plastik ketika membeli makanan, selain itu saya terus berusaha untuk mengurangi
penggunaan air kemasan plastik dengan menggunakan tumbler. Penggunaan tumbler lebih
murah dari pada membeli air kemasan, bisa kita bayangkan ketika kita membeli satu botol
air kemasan seharga Rp 5.000 dikalikan dengan 5 hari ( hitungan per minggu), maka biaya
yang kita keluarkan untuk satu minggu hanya untuk air kemasan adalah Rp.25.000, jadi
dalam satu bulan uang yang dikeluarkan untuk air kemasan adalah Rp 100.000, nilai
tersebut merupakan angka yang sangat banyak. Penggunaan tumbler dapat dikatakan lebih
murah disbanding dengan air kemasan plastik tetapi seringkali saya lupa menggunakannya
karena jam kuliah saya biasanya dimuali Pukul 07:15, kadang lambat bangun dan harus
bergegas ke kampus. Kemudian wadah plastik yang saya dapatkan ketika membeli
makanandi minimarket tidak saya buang, melainkan saya simpan untuk digunakan
kembali, tetapi tidak untuk menyimpan makanan melainkan untuk meyimpan sampah
organik maupun anorganik. Walapun wadah plastik tersebut tidak saya buang tetapi tetap
saja salah karna saya tidak mengolah sampah saya dan pada akhirnya sampah organik
maupun anorganik tersebut akan tetap berakhir ditempat pembuangan sampah tetangga
saya dan kan dibakar.
Hinga saat ini saya belum bisa mengolah sampah sesuai dengan jenisnya karena
tempat pembuangan sampah yang tidak menyediakan pembuangan sampah sesuai dengan
jenisnya dan tempat pembuangan sampah disekitar tempat tinggal saya sangat jauh
sehingga sampah-sampah tersebut dibuang ditempat pembuangan sampah yang dibuat oleh
tetangga saya, walaupun tidak sehat karena sampah tersebut akan dibakar dan akan
mencemari udara. Di daerah saya sangat sulit untuk mengakses tempat sampah.
Masyarakat di daerah tinggal saya begitu acuh tak acuh terhadap lingkungannya sendiri
padahal ketika banjir datang melanda mereka malah menyalahkan pemerintah, padahal
semua ini seharusnya kita perhatikan bersama - sama dengan memulai hidup yang lebih
bersih, saya begitu sanggat kecewa ketika saya sudah berusaha untuk menjaga kebersihan
dan mereka tidak memperhatikan itu ditambah pabrik sawit yang kadang membuat limbah
pabriknya ke sungai tanpa diolah terlebih dahulu yang membuat air tidak dapat dikonsumsi
dan ikan-ikan biasanya mengambang akibat air menjadi beracun. Banyak dampak dari
penyebab penggunaan produk plastik yang dapat menyebabkan terciptanya wadah yang
bisa menjadi tempat tergenangnya air sehingga berkembang biaklah nyamuk demam
berdarah, selain itu membuang sampah bukan pada tempatnya misalnya di sungai yang
airnya pada awalnya bersih dapat mencemari lingkungan yang juga bisa menyebabkan
berbagai macam penyakit misalnya saja penyakit diare.
Sebaiknya kita harus selalu menjaga kebersihan lingkungan hidup Kita, bukan hanya
sampah plastik tetapi kita juga harus memperhatikan sampah - sampah lain. Misalnya
seperti yang sampaikan pada bagian pertama yaitu sampah organik. Selain sampah plastik
kita juga perlu menyikapi sampah - sampah organik. Sampah organik lebih mudah terurai
dibandingkan sampah plastik, oleh sebab itu banyak masyarakat lain yang memanfaatkan
sampah organik yaitu dengan mengolahnya menjadi pupuk organik yang berguna bagi
tanaman, perlu kita ketahui Sampah Organik adalah sampah yang mudah mengalami
pelapukan dan gampang terurai biasanya berupa daun- daun kering, sayur yang sudah
busuk dan lain - lain. Pupuk organik yang terbuat dari sampah rumah tangga di antaranya
ialah Sampah sisa makanan mulai dari sayur-sayuran hingga daging busuk, kertas bekas
maupun tisu yang sudah tak terpakai lagi, Dedaunan serta rumput, Potongan kayu , Hingga
kotoran hewan peliharaan. Ketika saya masih disekolah dasar kami diajarkan untuk
membuat pupuk kompos, pupuk kompos biasanya dibuat dengan cara mencingcang daun -
daun kering yang akan dibuatkan kompos kemudian dicampur dengan tanah dan air setelah
itu kesumua bahan- bahan diaduk rata dan ditempatkan disebuah wadah atau sebelumnya
kita membuat galian ditanah dan kemudian ditutup dengan terpal.
Dikampung halaman saya masyarak mulai memanfaatkan sampah atau bisa dikatak
limbah yan amana digunakan yang berasal dari pabrik sawit untuk membuat pupuk organic
atau kompos, tandang buah sawit yang sudah diolah oleh perusahaan dapat dijadikan
pupuk bagi pohon sawit, tandang buah sawit tersebut dapat didapatkan secara gratis tanpa
harus membelinya, disana juga terdapat banyak pengusaha walet dimana selain sarang
yang harganya mahal ternyata kotoran walet pun dapat diolah untuk dijadikan pupuk
organik, biasanya kotoran walet laku untuk dijual selain itu juga dapat dijadikan pupuk
sawit dan pohon jeruk.
Nah itulah cerita singkat mengenai pentingnya kita mengurangi kebiasaan buruk
yang biasa kita lakukan yang tidak mencintai lingkungan sekitar. Semoga kita semua bisa
menjaga lingkungan dengan menjaga kebersihan lingkungan dan selalu mengurangi
penggunaan sampah pelastik dan mampu mengolah sampah organik dengan baik agar
lingkungan senangtiasa bersih dan asri.

Anda mungkin juga menyukai