Salmonella typhi
2.2.1 Taksonomi
Kingdom : Bacteria
Phylum : proteobacteria
Class : Gammaprotobacteria
Order : Enterobacteriales
Family : Enterobacteriaceae
Genus : Salmonella
Species : Enterica
Subspecies : Enterica
Serovar : Typhi
(Jaroni, 2014).
2.2.2 Morfologi
memiliki alat gerak berupa flagel peritik. Bakteri ini berukuran 0,7-1,5
atau 2-5 mikro meter. S. typhi berifat intraseluler fakultatif dan anaerob
2009).
yang sama berkaitan erat meskipun tidak selalu sebagai antigen identik
Antigen ini terdapat pada bagian luar dari badan kuman atau bakteri.
pada penambahan fenol dan asam. Bakteri atau kuman yang memiliki
Pada Salmonella antigen ini ditemukan dalam dua fase yaitu fase
spesifik (fase 1) dan tidak spesifik (fase 2). Antigen H rusak pada
dkk, 2009).
Bakteri S. typhi mati pada suhu 56o C dan dapat pula pada keadaan
yang kering. Bakteri ini dapat bertahan selama empat minggu dalam air. S.
typhi hidup subur pada medium yang mengandung garam empedu dan juga
Bakteri ini hampir selalu masuk melalui jalur oral (per oral) yang
melawan infeksi Salmonella antara lain asam lambung, flora mikroba usus
dimana yang paling sering muncul adalah tipe campuran. Gejala yang
bening dan sampai ke aliran darah. Mereka dibawa oleh aliran darah ke
klinis (demam, rasa tidak enak badan, sakit kepala, konstipasi, bradikardi,
limpa dan ginjal. Rose spots biasanya ada di atas kulit perut atau dada
(kelihatan jelas dalam beberapa kasus). Jumlah sel darah putih (leukosit)
demam enterik adalah hemorrhage dan perforasi. Pada masa ini angka
1%. Lesi yang paling utama adalah hyperplasia dan nekrosis jaringan getah
yaitu :
a. Daya invasi
b. Atigen Permukaan
c. Endotoksin
terjadi demam dan syok. Sedangkan uji coba pada manusia yang
timbul demam dengan gejala klinik dari demam tifoid. Demam ini
dari sel-sel makrofag dan sel leukosit PMN. Tidak hanya itu,
d. Enterotoksin
atau mebran luar. Aktivitas toksin dapat diukur dengan cara Rabbit
feses dan sumsum tulang (Brooks et al. 2013). Adapun hingga saat ini baku
perjalanan penyakit. Biakan spesimen tinja dan urin menjadi positif setelah
a. Pemeriksaan Hematologi
jarang ditemukan.
b. Pemeriksaan Widal
antigen O dan H S. typhi dan sudah digunakan lebih dari 100 tahun.
overdiagnosis.
dua dekade ini, pemeriksaan antibodi IgM dan IgG spesifik terhadap
dan nilai kurang dari sama dengan 6 dianggap positif kuat. Namun
hati pada kasus tifoid di daerah endemis karena IgM dapat bertahan
d. Pemeriksaan PCR
PCR terhadap gen flagek (fliC) dari S. typhi dapat dideteksi dari
2.2.7 Pengobatan
penatalaksanaan, yaitu:
seperti makan, minum, mandi, buang air kecil dan buang air besar
penyakit demam tifoid. Hal itu dikarenakan makanan yang kurang akan
bahwa pemberian makanan padat dini yaitu nasi dengan lauk pauk
Pemberian vitamin dan mineral yang cukup juga dapat dilakukan untuk
c. Pemberian Antimikroba
(Suswati, 2011).
kadar serum puncaknya yaitu sekitar 1-3 jam setelah pemberian oral.
(Gunawan, 2017).