Anda di halaman 1dari 13

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ikatan Kimia

Dikemukakan pada tahun 1916 oleh Gilbert Newton Lewis (1875-1946)


dari Amerika dan Albrecht Kossel (1853-1927) dari Jerman (Martin S.
Silberberg, 2000) Ikatan Kimia Adalah gaya yang mengikat atom-atom dalam
molekul atau gabungan ion dalam setiap senyawa.
Konsep tersebut adalah:
1. Kenyataan bahwa gas-gas mulia (He, Ne, Ar, Kr, Xe, dan Rn)
sukar membentuk
senyawa merupakan bukti bahwa gas-gas mulia memiliki
susunan elektron yang stabil.
2. Setiap atom mempunyai kecenderungan untuk memiliki
susunan elektron yang stabil seperti gas mulia. Caranya
dengan melepaskan elektron atau menangkap elektron.
3. Untuk memperoleh susunan elektron yang stabil hanya dapat
dicapai dengan

Jadi ikatan Kimia adalah ikatan yang terjadi antar atom atau antar
molekul. Ikatan kimia dilakukan dengan cara sebagai berikut : atom yang 1
melepaskan elektron, sedangkan atom yang lain menerima elektron (serah terima
elektron), penggunaan bersama pasangan elektron yang berasal dari masing-
masing atom yang berikatan dan penggunaan bersama pasangan elektron yang
berasal dari salah 1 atom yang berikatan.

Dua atom atau lebih dapat membentuk suatu molekul melalui ikatan
kimia. Ikatan kimia terjadi karena penggabungan atom-atom, yang
membentukmolekul senyawa yang sesuai dengan aturan oktet.

Cara berikatan dengan atom lain, yaitu dengan cara melepaskan elektron,
menangkap elektron, maupun pemakaian elektron secara bersama-sama.
Maka dari itu Ikatan kimia adalah ikatan yang terbentuk antar atom atau antar
molekul dengan cara :

a) Atom yang satu melepaskan elektron, sedangakan atom yang lain


menerima elektron (serah terima elektron).
b) Penggunaan bersama pasangan elektron yang berasal dari
masing-masing atom yang berikatan
c) Penggunaan bersama pasangan elektron yang berasal dari salah
satu atom yang berikatan

Diduga bila gas mulia bersenyawa dengan unsur lain, tentunya ada suatu
keunikan dalam konfigurasi elektronnya yang mencegah persenyawaan dengan
unsur lain. (Elida, 1996). Menurut Elida (1996) mengatatakan bahwa,
berdasarkan gagasan tersebut, kemudian dikembangkan suatu teori yang disebut
Teori Lewis

2.2 Pembentukan Ikatan Kimia

Sebuah atom cenderung melepaskan elektron apabila memiliki elektron


terluar 1, 2, atau 3 elektron dibandingkan konfigurasi elektron gas mulia yang
terdekat.

Contoh:

9F : 2 7 ; Gas mulia yang terdekat ialah 10Ne : 2 8.

Konfigurasi Ne dapat dicapai dengan cara menerima satu elektron.

F (2 7) + e– à F- (2 8)

Jika masing-masing atom sukar untuk melepaskan elektron (memiliki


keelektronegatifan tinggi), maka atom-atom tersebut cenderung menggunakan
elektron secara bersama dalam membentuk suatu senyawa. Cara Ini merupakan
peristiwa yang terjadi pada pembentukan ikatan kovalen. Misalnya atom fluorin
dan fluorin, keduanya sama-sama kekurangan elektron, sehingga lebih
cenderung memakai bersama elektron terluarnya.

Jika suatu atom melepaskan elektron, berarti atom tersebut memberikan


elektron kepada atom lain. Sebaliknya, jika suatu atom menangkap elektron,
berarti atom itu menerima elektron dari atom lain. Jadi, susunan elektron yang
stabil dapat dicapai dengan berikatan dengan atom lain.

Kecenderungan atom-atom untuk memiliki struktur atau konfigurasi


elektron seperti gas mulia atau 8 elektron pada kulit terluar disebut ”kaidah
oktet”. Sementara itu atom-atom yang mempunyai kecenderungan untuk
memiliki konfigurasi elektron seperti gas helium disebut ”kaidah duplet”.
Agar dapat mencapai struktur elektron seperti gas mulia, antar unsur
mengadakan hal-hal berikut.

1. Perpindahan elektron dari satu atom ke atom lain (serah terima elektron).

Atom yang melepaskan elektron akan membentuk ion positif, sedangkan atom
yang menerima elektron akan berubah menjadi ion negatif, sehingga terjadilah
gaya elektrostatik atau tarik-menarik antara kedua ion yang berbeda muatan.
Ikatan ini disebut ikatan ion.

2. Pemakaian bersama pasangan elektron oleh dua atom sehingga terbentuk ikatan
kovalen.
3. Selain itu, dikenal juga adanya ikatan lain yaitu:
a. Ikatan logam,
b. Ikatan hidrogen,
c. Ikatan Van der Waals.

Tujuan pembentukan ikatan kimia adalah guna terjadi pencapaian kestabilan


suatu unsur. Kestabilan unsur terjadi apabila suatu unsur mengikuti aturan oktet.
Aturan Oktet adalah kecenderungan unsur-unsur untuk menjadikan konfigurasi
elektronnnya sama seperti gas mulia. Unsur gas mulia (Gol VIIIA) mempunyai
elektron valensi sebanyak 8 (oktet) atau 2 (duplet, hanya unsur Helium).

2.3 Jenis – Jenis Ikatan Kimia

Ikatan kimia merupakan sebuah proses fisika yang bertanggungung


jawab dalam gaya interaksi tarik menarik antara dua atom atau molekul yang
menyebabkan suatu senyawa diatomik atau poliatomik menjadi stabil. Secara
umum, ikatan kimia dapat digolongkan menjadi dua jenis,yaitu:

1. Ikatan Antar Atom

a. Ikatan Ion (heteropolar)


Ikatan ionik adalah sebuah gaya elektro statik yang
mempersatukan ion-ion dalam suatu senyawa ionik. Ion-ion yang diikat
oleh ikatan kimia ini terdiri dari kation dan juga anion. Kation
terbentuk dari unsur-unsur yang memiliki energi ionisasi rendah dan
biasanya terdiri dari logam-logam alkali dan alkali tanah. Sementara
itu, anion cenderung terbentuk dari unsur-unsur yang memiliki afinitas
elektron tinggi, dalam hal ini unsur-unsur golongan halogen dan
oksigen.
Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa ikatan ion sangat
dipengaruhi oleh besarnya beda keelektronegatifan dari atom-atom
pembentuk senyawa tersebut. Semakin besar beda
keelektronegatifannya, maka ikatan ionik yang dihasilkan akan
semakin kuat.
Ikatan ionik tergolong ikatan kuat, dalam hal ini memiliki energi
ikatan yang kuat sebagai akibat dari perbedaan keelektronegatifan ion
penyusunnya. Pembentukan ikatan ionik dilakukan dengan cara
transfer elektron. Dalam hal ini, kation terionisasi dan melepaskan
sejumlah elektron hingga mencapai jumlah oktet yang disyaratkan
dalam aturan Lewis
Sifat-Sifat ikatan ionik adalah:
a. Bersifat polar sehingga larut dalam pelarut polar
b. Memiliki titik leleh yang tinggi
c. Baik larutan maupun lelehannya bersifat elektrolit

Contoh : Pembentukan NaCl

b. Ikatan Kovalen (homopolar)

Ikatan kovalen merupakan ikatan kimia yang terbentuk dari


pemakaian elektron bersama oleh atom-atom pembentuk ikatan. Ikatan
kovalen biasanya terbentuk dari unsur-unsur non logam. Dalam ikatan
kovalen, setiap elektron dalam pasangan tertarik ke dalam nukleus
kedua atom. Tarik menarik elektron inilah yang menyebabkan kedua
atom terikat bersama.
Ikatan kovalen terjadi ketika masing-masing atom dalam ikatan
tidak mampu memenuhi aturanoktet, dengan pemakaian elektron
bersama dalam ikatan kovalen, masing-masing atom memenuhi jumlah
oktetnya. Hal ini mendapat pengecualian untuk atom H yang
menyesuaikan diri dengan konfigurasi atom dari yang tidak terlibat
dalam ikatan kovalen disebut electron bebas. Elektron bebas ini
berpengaruh dalam menentukan bentuk dan geometri molekul.

Senyawa kovalen dapat dibagi mejadi senyawa kovalen polar dan


non polar. Pada senyawa kovalen polar, atom-atom pembentuknya
mempunyai gaya tarik yang tidak sama terhadap elektron pasangan
persekutuannya. Hal ini terjadi karena beda keelektronegatifan antara
atom-atom penyusunnya. Akibatnya terjadi pemisahan kutub positif dan
negatif. Sementara itu pada senyawa kovalen non-polar titik muatan
negatif elekton persekutuan berhimpit karena beda keelektronegatifan
yang kecil atau tidak ada.

 Contoh Pembentukan Ikatan Kovalen

Pembentukan ikatan dalam molekul H2 tidak melalui pelepasan


dan penyerapan elektron. Sebagai unsur non logam, atom-atom
hydrogen mempunyai daya tarik elektron yang cukup besar. Oleh
karena peasangan elektron yang terbentuk ditarik oleh kedua inti
atom hidrogen yang berikatan,kedua atom tersebut menjadi saling
terikat. Ikatan yang terbentuk dengan cara penggunaan bersama
pasangan elektron ini yang dimaksud dengan ikatan kovalen.

Rumus Kimia Senyawa Kovalen

Dengan mengacu pada aturan oktet, kita dapat memprediksikan


rumus molekul dari senyawa yang berikatan kovalen. Dalam hal ini,
jumlah elektronyang dipasangkan harus disamakan. Akan tetapi, perlu
diingat bahwa aturan oktet tidak selalui dipatuhi, terdapat beberapa
senyawa kovalen yangmelanggar aturan oktet. Contohnya adalah
ikatan antara H dan O dalam H2O

.Konfigurasi elektron H dan O adalah H memerlukan 1 elektron


dan O memerlukan 2 elektron. Agar atom O dan H mengikuti kaidah
oktet, jumlah atom H yang diberikan harus menjadi dua, sedangkan
atom O satu, sehingga rumus molekul senyawa adalah H2O.
Senyawa kovalen dapat dibagi mejadi senyawa kovalen polar dan
non polar:

a. Ikatan Kovalen Non Polar

Ikatan kovalen nonpolar yaitu ikatan kovalen yang PEInya


tertarik sama kuat ke arah atom-atom yang berikatan. Senyawa
kovalen nonpolar terbentuk antara atom-atom unsur yang
mempunyai beda keelektronegatifan nol atau mempunyai momen
dipol = 0 (nol) atau mempunyai bentuk molekul simetri. Titik
muatan negative electron persekutuan berhimpit, sehingga pada
molekul pembentuknya tidak terjadi momen dipol, dengan
perkataan lain bahwa elektron persekutuan mendapat gaya tarik
yang sama.
Ikatan kovalen non polar terdiri dari:

 Ikatan kovalen tunggal

Ikatan kovalen tunggal yaitu ikatan kovalen yang memiliki 1


pasang PEI.

Contoh: H2, H2O (konfigurasi elektron H = 1; O = 2, 6).

Contoh pembentukan ikatan pada molekul H2O di bawah ini:

 Ikatan kovalen rangkap dua

Ikatan kovalen rangkap 2 yaitu ikatan kovalen yang memiliki 2


pasang PEI.

Contoh: O2, CO2 (konfigurasi elektron O = 2, 6; C = 2, 4).

Berikut ini pembentukan ikatan angkap 2 pada molekul CO2.


 Ikatan kovalen rangkap tiga

Ikatan kovalen rangkap 3 yaitu ikatan kovalen yang memiliki 3


pasang PEI.

Contoh: N2 (Konfigurasi elektron N = 2, 5).

Berikut ini pembentukan ikatan rangkap 3 pada molekul N2

b. Ikatan Kovalen Polar


Ikatan kovalen polar adalah ikatan kovalen yang PEInya
cenderung tertarik ke salah satu atom yang berikatan.
Kepolaran suatu ikatan kovalen ditentukan oleh
keelektronegatifan suatu unsur. Senyawa kovalen polar
biasanya terjadi antara atom-atom unsur yang beda
keelektronegatifannya besar, mempunyai bentuk molekul
asimetris, mempunyai momen dipol. Ikatan kovalen yang
terjadi antara dua atom yang berbeda disebut ikatan kovalen
polar. Ikatan kovalen polar dapat juga terjadi antara dua atom
yang sama tetapi memiliki keelektronegatifan yang berbeda.
Contoh ikatan kovalen polar: HF
Dalam senyawa HF ini, F mempunyai keelektronegatifan yang tinggi
jika dibandingkan H.. sehingga pasangan elektron lebih tertarik kearah
F, akibatnya akan terbentuk dipol-dipol atau terjadi pengkutuban
(terbentuknya kutub antara H dan F).

c. Ikatan Kovalen Koordinasi (semipolar)

Ikatan kovalen koordinat merupakan ikatan kimia yang terjadi


apabila pasangan elektronbersama yang dipakai oleh kedua atom
disumbangkan oleh sala satu atom saja. Sementara ituatom yang lain
hanya berfungsi sebagai penerima elektron berpasangan saja. Syarat-
syarat terbentuknya ikatan kovalen koordinat:
 Salah satu atom memiliki pasangan elektron bebas
 Atom yang lainnya memiliki orbital kosong

Susunan ikatan kovalen koordinat sepintas mirip dengan ikatan


ion, namun kedua ikatan ini berbeda oleh karena beda keelektronegatifan
yang kecil pada ikatan kovalen koordinat sehingga menghasilkan ikatan
yang cenderung mirip kovalen.

Contohnya, pembentukan NH4+


d. Ikatan Logam

Ikatan logam merupakan salah satu ciri khusus dari logam, pada
ikatan logam ini elektron tidakhanya menjadi miliki satu atau dua atom
saja, melainkan menjadi milik dari semua atom yang ada dalam ikatan
logam tersebut. Elektron-elektron dapat terdelokalisasi sehingga dapat
bergerak bebas dalam awan elektron yang mengelilingi atom-atom
logam.
Akibat dari elektron yang dapat bergerak bebas ini adalah sifat
logam yang dapat menghantarkan listrik dengan mudah. Ikatan logam
ini hanya ditemui pada ikatan yang seluruhnya terdiri dari atom unsur-
unsur logam semata

Contohnya :
2. Ikatan Antar Molekul
a. Ikatan Hidrogen

Ikatan hidrogen merupakan gaya tarik menarik antara atom H


dengan atom lain yang mempunyai keelektronegatifan besar pada satu
molekul dari senyawa yang sama. Ikatan hidrogen merupakan ikatan
yang paling kuat dibandingkan dengan ikatan antar molekul lain,
namun ikatan ini masih lebih lemah dibandingkan dengan ikatan
kovalen maupun ikatan ion.
Ikatan hidrogen ini terjadi pada ikatan antara atom H dengan
atom N, O, dan F yang memilikipasangan elektron bebas. Hidrogen
dari molekul lain akan bereaksi dengan pasangan elektronbebas ini
membentuk suatu ikatan hidrogen dengan besar ikatan bervariasi.

Kekuatan ikatan hidrogen ini dipengaruhi oleh beda


keelektronegatifan dari atom-atom penyusunnya. Semakinbesar
perbedaannya semakin besar pula ikatan hidrogen yang dibentuknya.
Kekuatan ikatan hidrogen ini akan mempengaruhi titik didih dari
senyawa tersebut. Semakinbesar perbedaan keelektronegatifannya
maka akan semakin besar titik didih dari senyawatersebut.
Namun, terdapat pengecualian untuk H2O yang memiliki dua
ikatan hidrogen tiap molekulnya. Akibatnya, titik didihnya paling
besar dibanding senyawa dengan ikatan hidrogenlain, bahkan lebih
tinggi dari HF yang memiliki beda keelektronegatifan terbesar.

Contohnya:
b. Ikatan Van Der Walls

Gaya Van Der Walls dahulu dipakai untuk menunjukan semua


jenis gaya tarik menarik antar molekul. Namun kini merujuk pada
gaya-gaya yang timbul dari polarisasi molekul menjadi dipolseketika.
Ikatan ini merupakan jenis ikatan antar molekul yang terlemah, namun
sering dijumpai diantara semua zat kimia terutama gas.
Pada saat tertentu, molekul-molekul dapat berada dalamfase dipol
seketika ketika salah satu muatan negatif berada di sisi tertentu.
Dalam keadaa dipolini, molekul dapat menarik atau menolak elektron
lain dan menyebabkan atom lain menjadi dipol. Gaya tarik menarik
yang muncul sesaat ini merupakan gaya Van der Walls.

2.4 Contoh Ikatan Kimia dalam Kehidupan Sehari-hari

Contohnya adalah air. Air merupakan materi yang penting bagi


kehidupan. Sebagian besar kebutuhan pokok kita menggunakan air. Bahkan
dalam tubuh, air penting untuk menjaga DNA dari kerusakan,
mengantarkan nutrisi ke seluruh bagian tunuh, dan menjaga keseimbangan
suhu tubuh. Kita mengetahui air memiliki rumus senyawa H2O. Air
tersusun dari unsur-unsur hidrogen dan oksigen.

Tanpa kita sadari bahwa kita sedang berhadapan dengan contoh aplikasi
dari unsur-unsur yang berikatan, yang kemudian membentuk senyawa.
Mungkin hal-hal yang sepatutnya kita kritisi adalah bagaimana unsur-unsur
tersebut dapat berikatan dan kemudian membentuk senyawa. Sebelum itu,
kita harus mengetahui terlebih dahulu apa pengertian dari senyawa kimia.
Dan istilah organk seolah-olah berhubungan dengan kata organisme atau
jasad hidup. Organik merupakan zat yang berasal dari makluk hidup
(hewan/tumbuhan-tumbuhan) seperti minyak dan batu bara. Pada dasarnya
kimia organik melibatkan zat-zat yang diperoleh dari jasad hidup.

Anda mungkin juga menyukai