PENDAHULUAN
Latar Belakang
Produksi jagung tahun 2012 di Indonesia sebesar 19.39 juta ton pipilan
kering atau mengalami peningkatan sebesar 1.74 juta ton dari tahun 2011.
Produksi 2013 menurun 18.84 juta ton atau mengalami penurunan 0.55 juta ton
dibanding tahun 2012. Penurunan ini terjadi karena penurunan luas lahan seluas
66.62 ribu hektar (1.68%) dan penurunan produktivitas sebesar 0.57 kuintal/hektar
terntenu.Bunga jantan terletak pada bagian terpisah pada satu tanaman sehingga
daunnya ditentukan pada saat inisiasi bunga jantan dan dikendalikan oleh
setelah padi dan pada beberapa daerah di Indonesia dan Maluku khususnya
biji kuning dan jagung warna biji putih yaitu pada nutrisi vitamin A, jagung warna
biji putih umumnya tidak mengandung vitamin A (Polnaya dan Patty, 2012).
sehingga hasil maksimal akan diperoleh. Usaha ini sering dikenal sebagai
hendak dimuliakan dan hubungan antar sifat-sifat tersebut (Mustofa et al., 2013).
yang saling berbeda tajam antara satu dengan yang lain secara kualitatif dan
dikendalikan oleh sedikit gen. Sementara itu karakter kuantitatif dikendalikan oleh
banyak gen. Karakter ini biasanya banyak dipengaruhi lingkungan (Alif, 2008).
Tujuan Praktikum
Kegunaan Penulisan
TINJAUAN PUSTAKA
dangkal ini merupakan akar adventif dengan percabangan yang amat lebat yang
topangan untuk tumbuh tegak, dan membantu penyerapan hara.Akar layang ini
yang tumbuh di atas permukaan tanah, tumbuh rapat pada buku-buku dasar dan
silindris, dan terdiri atas sejumlah ruas dan buku ruas. Pada buku ruas terdapat
tunas yang berkembang menjadi tongkol. Dua tunas teratas berkembang menjadi
batang utama, sering melingkupi hingga buku berikutnya.Pada lidah daun, setiap
panjang, luas dan melengkung.Tulang daunnya terlihat jelas dengan banyak tulang
Biji jagung disebut kariopsis, dinding ovary atau perikarp menyatu dengan
kulit biji atau testa, membentuk dinding buah. Biji jagung terdiri atas tiga bagian
utama, yaitu pericarp, berupa lapisan luar yang tipis, berfungsi mencegah embrio
4
makanan, mencapai 75% dari bobot biji yang mengandung 90% pati dan 10%
protein, mineral, minyak, dan lainnya; dan embrio (lembaga), sebagai miniature
tanaman yang terdiri atas plamule, akar radikal, scutelum, dan koleoptil
tumbuh sebagai perbungaan ujung (tassel) pada batang utama (poros atau tangkai)
dan bunga betina tumbuh terpisah sebagai perbungaan samping (tongkol) yang
berkembang pada ketiak daun. Kadang-kadang bunga jantan juga tumbuh pada
ujung tongkol dan bunga betina pada tassel (Rubatzky et al., 1998).
Syarat Tumbuh
Iklim
air hujan. Jagung merupakan tanaman dengan tingkat penggunaan air yang
sedang, berkisar antara 400-500 mm. Pengelolaan air perlu disesuaikan dengan
sumber daya fisik alam (tanah, iklim, sumber air) dan biologi dengan
Tepung sari dari bunga jantan menyebar dan dipengaruhi oleh suhu,
pergerakan udara (angin), dan kultivar, dan dapat berakhir dalam 3-10 hari.
Persebaran tepung sari terjadi melalui angina tau gaya gravitasi. Penanaman di
radiasi surya yang diterima tanaman selama fase pertumbuhan merupakan factor
batangnya akan kurus, lemah, dan tongkol kecil serta hasil yang didapatkan
Tanah
(Minardi, 2002).
Jagung tumbuh baik pada berbagai jenis tanah.Tanah liat lebih disukai
karena mampu menahan lengas yang tinggi.Tanaman ini peka terhadap tanah
masam, dan tumbuh baik pada kisaran pH antara 6.0 dan 6.8, dan agak toleran
Tanah yang tepat untuk menanam jagung adalah tanah yang gembur, memiliki
drainase yang baik, dan tidak ada atau sedikit bibit penyakit.Secara keseluruhan,
tanaman agak tahan terhadap kekeringan, tetapi peka terhadap drainase tanah yang
Keragaman Genetik
et al., 2013).
Keragaman sifat juga dibedakan atas sifat kualitatif dan sifat kuantitatif.
Sifat kualitatif yaitu variasi yang langsung dapat diamati, misalnya: perbedaan
warna bunga (merah, hijau, kuning, putih, oranya, ungu), dan perbedaan bentuk
bunga, buah, biji (bulat, oval, lonjong, bergerigi dan lain-lain). Sifat kuantitatif
tanaman (cm), produksi (kg), jumlah anakan (batang), luas daun dan lain-lain
(Putri, 2016).
Keragaman genetik yang tinggi merupakan salah satu faktor penting untuk
dengan memanfaatkan plasma nutfah yang tersedia di alam dan dapat pula dengan
gen yang ada sehingga teknologi lainnya perlu diterapkan (Hutami, et al., 2006).
Karakter Kuantitatif
Sifat kuantitatif adalah sifat yang tampak dan tidak dapat diamati dengan
mata telanjang, tetapi dapat diukur dengan satuan tertentu, dikenal pula sebagai
sifat rumit (complex trait) dan dibatasi sebagai sifat pada organisme yang tidak
dapat dipisahkan secara jelas variasinya.Perbedaan itu hanya bisa dilihat melalui
daun, panjang daun, lebar daun, panjang tangkai daun, ukuran buah, rata – rata
bobot per buah, jumlah bobot buah per tanaman, derajat (0 ) Brix, jumlah buah per
tanaman, umur berbunga pertama (HST), umur panen buah pertama (HST), umur
buah, diameter biji dan bobot 100 butir biji (Putri, 2016).
Karakter Kualitatif
antara satu dengan yang lain dan masing – masing dapat dikelompokkan dalam
bentuk kategori, misalnya warna hijau, putih dan merah. Karakter fenotifik suatu
8
tanaman adalah semua karakter yang dapat dilihat dan diukur salah satunya adalah
antara satu dengan yang lain secara kualitatif dan masing-masing dapat
dikelompokkan dalam bentuk kategori. Karakter ini dikendalikan oleh sedikit gen
(Alif, 2008).
Pengamatan kualitatif meliputi lekukan tepi daun, sudut ujung daun, warna
helai daun, warna tangkai daun, warna mahkota bunga, posisi bunga, warna
tangkai bunga, lekukan buah, rasio panjang/diameter buah, bentuk ujung buah,
warna daging buah, duri pada kelopak buah, warna buah muda, warna buah tua,
pada karakter kualitatif terdapat ragam terputus pada kurva sebaran frekuensi
dengan munculnya kembali ragam tetua di dalam generasi bersegregasi (F2, BC,
F3), dan munculnya kembali salah satu ragam tetua bila terdapat pengaruh
November 2019.
sebagai pagar lahan; meteran, untuk mengukur petakan lahan dan mengukur
parameter pengamatan; karung goni, untuk mengangkut tanah dari dalam lahan;
gembor, untuk menyiram lahan, alat tulis, untuk menulis semua hasil pengamatan;
Bahan yang di gunakan adalah benih jagung (Zea mays L.) varietas
bonanza F1, sebagai benih yang akan di tanam; pupuk urea, sebagai parameter
perlakuan; pupuk KCl dan TSP, sebagai pupuk dasar; kompos, sebagai pelapis
awal media tanam; plank, sebagai penanda lahan; buku data, untuk penulisan data
harian; tali pita, sebagai tanda sampel tanaman; air, untuk mengusahakan agar
Prosedur Percobaan
- Dibuat lubang tanam sebanyak 18 lubang dengan kedalaman 2-3 cm, dengan
jarak tanam 50 cm x 35 cm
10
- Ditanam benih jagung dengan 2 biji per lubang tanam dan ditutup dengan
pupuk kompos
- Diberi pupuk urea, KCL, dan TSP disekitar lubang tanam sesuai dengan
- Dilakukan pengukuran tinggi tanaman dengan jumlah daun setiap 7 hari sekali.
PELAKSANAAN PERCOBAAN
Persiapan Lahan
Pembuatan Plot
menggunakan pacak dan diberi batas menggunakan tali plastik. Kemudian tanah
Persiapan Benih
perendam benih. Benih yang terapung dibuang dan benih yang tenggelam dan
bernas digunakan.
Penanaman
Pemeliharaan Tanaman
Penyiraman
Penyiramana dilakukan setiap hari yaitu setiap padi dan sore hari
menggunakan gembor.
Penyulaman
tanaman yang terserang hama dan penyakit dan tanaman yang tidak berkecambah.
dilakukan dengan pembuatan lubang disebelah kiri tanaman dengan pupuk TSP
dan kanan tanaman dengan pupuk KCL. Aplikasi pupuk urea yang digunakan
Peyiangan
ada di plot dan sekitar plot. Penyiangan dilakuan agar tidak terjadi persaingan
Pembumbunan
Panen
dengan cara memutar tongkol jagung atau dengan mematahkan tangkai buah
jagung.
Pengamatan Parameter
Tinggi tanaman diukur mulai dari pangkal batang sampai bagian daun
dimulai dari 2 mst sampai 6 mst dan data diambil setiap minggu.
13
Jumlah daun dihitung mulai dari bagian daun yang terbawah sampai daun
yang yang atas dengan upih daun yang sudah jatuh. Penghitungan jumlah daun
dimulai dari 2 mst sampai 6 mst dan data diambil setiap daun.
yang dihitung hanya tongkol yang ada pada setiap tongkol per sampel tanaman
jagung.
ditimbang adalah seluruh tongkol pada semua tanaman pada plot dan dihitung
rata-ratanya.
14
Hasil
Persentase Perkecambahan
Pembahasan
tanaman jagung, yaitu tinggi tanaman (cm) dan jumlah daun (helai).Karakter
kuantitatif ini dikendalikan oleh banyak gen. Karakter ini biasanya banyak
batang, jumlah daun, panjang daun, lebar daun, panjang tangkai daun, ukuran
buah, rata – rata bobot per buah, jumlah bobot buah per tanaman, derajat (0 ) Brix,
jumlah buah per tanaman, umur berbunga pertama (HST), umur panen buah
pertama (HST), umur buah, diameter biji dan bobot 100 butir biji.
Sifat kuantitatif adalah sifat yang banyak dipengaruhi oleh gen, tidak dapat
diamati langsung dengan kasat mata, namun dapat diukur karena memiliki
lingkungan.Hal ini sesuai dengan literatur Suryati (2008) yang menyatakan bahwa
Sifat kuantitatif adalah sifat yang tampak dan tidak dapat diamati dengan mata
telanjang, tetapi dapat diukur dengan satuan tertentu, dikenal pula sebagai sifat
rumit (complex trait) dan dibatasi sebagai sifat pada organisme yang tidak dapat
dipisahkan secara jelas variasinya. Perbedaan itu hanya bisa dilihat melalui
pengukuran.
Sifat kualitatif adalah sifat yang sedikit dipengaruhi oleh gen dan tidak
dapat diukur maupun tidak memiliki satuan tetapi dapat langsung diamati
perbedaannya, seperti bentuk bunga, warna bunga, bentuk daun. Secara umum,
sifat kualitatif tanaman jagung dipengaruhi oleh salah satu tetua dan interaksi
dengan lingkungan. Hal ini sesuai dengan literatur Mustofa et al (2013) yang
16
berbeda tajam antara satu dengan yang lain dan masing – masing dapat
dikelompokkan dalam bentuk kategori, misalnya warna hijau, putih dan merah.
itu dapat langsung diamati oleh kasat mata seperti perbedaan warna bunga, bentuk
bunga, dan bentuk daun, sedangkan sifat kuantitatif tidak dapat diamati secara
langsung namun dapat diukur dengan satuan tertentu. Hal ini sesuai dengan
literatur Putri (2016) yang menyatakan bahwa Sifat kualitatif yaitu variasi yang
langsung dapat diamati, misalnya: perbedaan warna bunga (merah, hijau, kuning,
putih, oranya, ungu), dan perbedaan bentuk bunga, buah, biji (bulat, oval, lonjong,
pengaruh faktor genetik, faktor lingkungan, dan faktor interaksi antara genetik
dengan lingkungan. Karakter atau sifat kualitatif sedikit dipengaruhi oleh gen,
sedangkan sifat kuantitatif banyak dipengaruhi oleh gen. Hal ini sesuai dengan
KESIMPULAN
2. Sifat kuantitatif adalah sifat yang banyak dipengaruhi oleh gen, tidak dapat
diamati langsung dengan kasat mata, namun dapat diukur karena memiliki
satuan.
3. Sifat kualitatif adalah sifat yang sedikit dipengaruhi oleh gen dan tidak dapat
dapat langsung diamati oleh kasat mata seperti perbedaan warna bunga,
bentuk bunga, dan bentuk daun, sedangkan sifat kuantitatif tidak dapat
5. Sifat kualitatif dan kuantitatif muncul pada tanaman karena adanya pengaruh
faktor genetik, faktor lingkungan, dan faktor interaksi antara genetik dengan
lingkungan.
18
DAFTAR PUSTAKA
Akil,M. dan H.A Dahlan. 2009. Budidaya Jagung dan Diseminasi Teknologi.
Balai Penelitian Tanaman Serelia Maros
Alif, M. 2008. Pola Pewarisan Beberapa Karakter Kualitatif Dan Kuantitatif Pada
Cabai (Capsicum Annuum L.).IPB Press. Bogor.
Aqil, M; Firmansyah; Akil, M. 2001.Pengelolaan Air Tanaman Jagung. Balai
Penelitian Tanaman Serelia, Maros.
Minardi, S. 2002. Kajian Terhadap Pengaturan Pemberian Air dan Dosis TSP
dalam mempengaruhi Keragaman Tanaman Jagung di Tanah Andisol.
Mustofa, Z., M. Budiarsa dan Gamar. 2013. Variasi Genetik Jagung (Zea
mays L.)Berdasarkan Karakter Fenotipik Tongkol Jagung yang
Dibudidaya di Desa Jono Oge. . Universitas Tadulako. Palu.