Anda di halaman 1dari 10

ARTIKEL

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas

Mata Kuliah Industri Olahraga

Dosen Pengampu: Drs. Agung Nugroho M.Si

Oleh:

Rifqi Fawwazir Rosyadi (18602241031)

PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2020
INDUSTRI OLAHRAGA

Industri (industry), yaitu suatu kegiatan untuk memproduksi atau menghasilkan barang yang
mempunyai nilai lebih tinggi dari bahan bakunya. Menurut Tarmisi Tarmisi (1991: 7) industri
dibagi menjadi 4 (empat), yaitu:

1. Industri genetik (asli), contoh: perhutanan, perkebunan, pertanian, dll.


2. Industri ekstraktif, contoh: pertambangan, penggalian batu, emas, dll.
3. Industri konstruksi, contoh: pembuatan gedung olahraga, stadion, lapangan olahraga,
jembatan, dll.
4. Industri pabrik, contoh: alat-alat olahraga, mesin, pakaian olahraga, sepatu olahraga, dll.

Pada industri konstruksi dan pabrik dapat dikembangkan suatu bisnis olahraga, sehingga pada
perkembangan sekarang dapat dibuka industri olahraga yang meliputi barang maupun jasa. Hal
ini sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 3 Tahun 2005 tentang Sistem
Keolahragaan Nasional (2005: 4) bahwa industri olahraga adalah kegiatan bisnis bidang olahraga
dalam bentuk barang dan/ atau jasa.
Industri olahraga dapat berbentuk prasarana dan sarana yang diproduksi, diperjualbelikan, dan/
atau disewakan untuk masyarakat. Masyarakat yang melakukan industri barang dan/ atau jasa
olahraga harus memperhatikan kesejahteraan pelaku olahraga dan kemajuan olahraga.

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan
Nasional (2005: 36) pembinaan dan pengembangan industri olahraga dilaksanakan melalui
kemitraan yang saling menguntungkan agar terwujud kegiatan olahraga yang mandiri dan
professional. Tentu saja pemerintah daerah dalam mengembangkan industri olahraga
memberikan kemudahan dalam pembentukan sentra-sentra pembinaan dan pengembangan
olahraga. Peluang industri olahraga yang dapat dikembangkan pada industri barang contohnya
adalah:

1. Cabang olahraga beladiri meliputi: body protector, glove, genetal protector, head
protector, gumshield, pakaian beladiri, deker, leg protector,dll.
2. Cabang permainan meliputi: bola, glove, sepatu, shuttlecock, raket, bad, training suit, net,
jaring, masker, stick, topi, dll.
3. Cabang atletik meliputi: sepatu spice, tas, kaos kaki, pakaian, stop watch, deker, dll.
4. Cabang senam meliputi: pakaian senam, assesoris, dll.

Beberapa contoh industri barang olahraga dari Yogyakarta yang sudah memenuhi standard dan
telah diekspor ke luar negeri adalah: glove golf, pakaian pencak silat, shuttlecock, dan bola
sepak.

Adapun contoh industri olahraga berbentuk jasa penjualan kegiatan cabang olahraga (event
organizer) yang dapat dikembangkan secara profesional adalah:

1. kejuaraan nasional dan internasional (Liga, Champhionshi, dll.)

2. pekan olahraga daerah, wilayah, nasional, dan internasional (PORDA, PORWIL, PON, Sea
Games, dll.)

3. promosi, eksibisi olahraga, dan festival olahraga

4. keagenan, layanan informasi, konsultasi olahraga, terapi olahraga, dll

Kegiatan eksibisi cabang olahraga adalah bentuk kegiatan olahraga yang bersifat tontonan,
pameran, dan peragaan, adapun yang dimaksud dengan festival adalah bentuk kegiatan olahraga
yang bersifat perlombaan dan hiburan. Bisnis industri olahraga tersebut tentu saja dapat
terlaksana dengan adanya kerjasa pemerintah dan/ atau pemerintah daerah dengan cara
memfasilitasi pewujudan kemitraan pelaku industri olahraga dengan media massa dan media
lainnya.

Pemasaran
Pemasaran merupakan hal yang sangat mendasar yang tidak dapat dianggap sebagai fungsi
tersendiri. Istilah pasar yaitu terdiri dari semua pelanggan potensial yang memiliki kebutuhan
atau keinginan tertentu serta mau dan mampu turut dalam pertukaran untuk memenuhi kebutuhan
atau keinginan itu. Besarnya pasar tergantung dari jumlah orang yang memiliki kebutuhan,
punya sumber daya yang diminati orang lain, dan mau menawarkan sumber daya itu untuk
ditukar supaya dapat memenuhi kebutuhan mereka.

Kotler (1995: 15) mendifinisikan bahwa pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan
dari perwujudan, pemberian harga, promosi dan distribusi dari barang/ jasa dan gagasan untuk
menciptakan pertukaran dengan kelompok sasaran yang memenuhi tujuan pelanggan dan
organisasi. Dengan demikian manajemen pemasaran adalah proses yang mencakup analisis,
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan yang mencakup barang maupun jasa serta gagasan
berdasarkan pertukaran dan tujuannya dengan memberikan kepuasan bagi pihak yang terlibat.

Namun demikian secara khusus pemasaran jasa (service marketing) tidak sama dengan
pemasaran produk. Karena pada jasa setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan oleh suatu
pihak kepada pihak lain pada dasarnya tidak berwujud, serta tidak menghasilkan kepemilikan
sesuatu. Disamping itu proses produksi jasa tidak selalu dikaitkan dengan produksi fisik.

Dengan demikian manajemen pemasaran olahraga dapat didefinisikan suatu proses analisis
perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian tentang; produk/ jasa, harga, promosi, distribusi/
penyampaian, fasilitas fisik, orang, proses, dan janji yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan
individu atau organisasi.

Bauran Pemasaran (Marketing Mix)


Bauran pemasaran merupakan kiat kelompok pemasaran yang digunakan perusahaan barang/
jasa untuk mencapai sasaran pemasarannya dalam pasar sasaran (Kotler, 1995: 32). Setelah
perusahaan barang atau jasa menentukan pasar sasaran dan menentukan posisi apa yang akan
didudukinya di pasar sasaran, maka langkah selanjutnya adalah merancang strategi bauran
pemasaran. Untuk memasarkan industri olahraga perlu memisahkan menjadi 2 (dua), yaitu:
bauran pemasaran barang dan bauran pemasaran jasa.
Menurut Sucherly (1999: 10) masing-masing faktor bauran pemasaran adalah sebagai berikut:
1. Bauran Pemasaran Barang (Tradition Marketing Mix) terdiri dari 4 P, yaitu:
a. Product (produk barang)
b. Price (harga barang)
c. Place (tempat atau penyaluran barang)
d. Promotion (iklan, wiraniaga, humas, pemasaran langsung)

2. Bauran Pemasaran Jasa (The Expended Marketing Mix for Service) terdiri dari 7 P, yaitu:
a. Product (produk jasa)
b. Price (harga barang)
c. Place/ Delivery (tempat/ penyaluran jasa)
d. Promotion (iklan, wiraniaga, humas, pemasaran langsung)
e. Physical Evidence (dukungan fasilitas fisik yaitu design, aestheties)
f. Process (serangkaian tahapan yang berkaitan dengan pelanggan)
g. People/ Participants (karyawan, instruktur, pelanggan, komunikasi)

Bauran pemasaran jasa adalah serangkaian alat-alat pemasaran jasa yang dapat dikendalikan
untuk melayani Target Market Segments (Sucherly, 1999: 9). Masing-masing pemasaran
memiliki kelebihan dan kelemahan sehingga untuk mengatasi kelemahan dengan cara mencari
kelebihan alat yang lain dari bentuk bauran (mix).

Untuk memasarkan peralatan olahraga (raket, bola, stik golf, deker, dan alat-alat fitness), maka
perlu memperhatikan bauran pemasaran produk yaitu: (1) bentuk produk fisik peralatan olahraga,
(2) harga dan diskon yang ditawarkan, (3) sasaran konsumen, dan (4) saluran promosi lewat TV
dan advertising.

Sedang untuk memasarkan jasa olahraga misalnya pada finess centre, maka perlu memperhatikan
bauran pemasaran jasa yaitu: (1) produk jasa fitness centre, (2) harga dan diskon yang diberikan,
(3) tempat latihan yang strategis, (4) saluran promosi lewat advertising, humas, dll. (5) dukungan
fasilitas fisik yaitu; ruangan yang berkaca, peralatan modern, dan gambar/ petunjuk, konsultasi
dokter gratis, dll. (6) proses dengan cek kesehatan, fisik, warmming up, latihan sirkuit training,
dan colling down, (7) partisipasi adalah keterlibatan member dalam melaksanakan program
latihan dengan penuh semangat.

Dimensi Kualitas Jasa


Untuk memasarkan produk barang/ jasa yang berkualitas, maka perlu memperhatikan dimensi-
dimensi yang penting. Menurut Parasuraman, Zeithml, dan Berry (1985: 41-45),
mengidentifikasi 10 (sepuluh) faktor utama dalam menentukan kualitas jasa yang meliputi :

1. Reliability (keajegan),
2. Responsiveness (tanggap),
3. Competence (terampil dan berpengetahuan),
4. Access (mudah terjangkau),
5. Courtesy (sopan dan ramah),
6. Communication (mudah dimengerti),
7. Credibility (dipercaya),
8. Security (keamanan),
9. Understanding/ Knowing the customer (memahami kebutuhan konsumen),
10. Tangibles (berujud).

Dalam perkembangannya Parasuraman et., all (1988: 12-40) menemukan bahwa sepuluh dimensi
yang ada dapat dirangkum menjadi lima dimensi pokok, yang meliputi;

1. Tangibles (berujud), yaitu alat/ fasilitas pendukung


2. Realibility (kemudahan), yaitu kemudahan dalam memperoleh barang/ jasa dan pelayanan
3. Responsiveness (tanggap terhadap konsumen)
4. Assurance (security, credibility, courtesy, competence)
5. Empaty (access, communication, understanding the customer).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kualitas jasa pada olahraga minimal harus
memenuhi kelima dimensi yang meliputi :

1. Berujud, yaitu pelatih yang berijasah, mesin pelempar bola yang handal, pelindung badan
yang aman, dan pelatih/ instruktur yang ramah dan sabar.
2. Kemudahan, yaitu transpotasi tempat latihan terjangkau, dan mudah untuk berkomunikasi.
3. Keajegan, yaitu dalam melayani atlet/ member tidak pilih kasih serta sesuai dengan standar.
4. Tanggap, yaitu menerima keluhan dari atlet/ member serta cepat merespon.

Memberi jaminan keamanan terhadap kecelakaan dalam latihan maupun penitipan barang

FAKTOR-FAKTOR PENENTU DALAM MENGEMBANGKAN INDUSTRI


OLAHRAGA

1. Pengembangan Budaya Olahraga

A. Budaya olahraga.

B. Persaingan olahraga regional dan internasional.

C. Manajemen olahraga nasional.

D. Sarana prasarana olahraga serta penerapan riset dan Iptek.

E. Sinkronisasi program antara pemerintah, masyarakat, dan Swasta.

F. Peran Perbankan Dalam Pengembangan Industri Olahraga.

2. Olahraga Sebagai Even Pariwisata

A. Untuk menciptakan citra yang menguntungkan bagi tujuan wisata pada daerah atau negara
yang dituju.

B. Untuk memperluas informasi budaya dan tradisi local.


C. Untuk menyebarkan permintaan wisata yang lebih merata disuatu daerah.

D. Untuk menarik pengunjung asing dan domestik.

3. Produk Nyata

Getz(1991:123) menguusulkan bahwa produk nyata dari suatu peristiwa yang benar-benar
disampikan kepada publik sebagai ‘façade’: ini adalah mekanisme yang dibuat sebagai bagian
dari pengalaman pengunjung. Ada proses sinergis yang melibatkan produk-produk dan berwujud
banyak untuk menciptakan suasana yang membuat event tersebut.

4. Membina hubungan sosial

Sebuah konektor sosial yang kuat, olahraga dapat membawa orang bersama-sama ,
memperluas dan memperkuat hubungan sosial dan jaringan, orang-orang link ke sumber daya
dan menyediakan mereka dengan rasa memiliki. Hubungan sosial adalah penentu dasar
kesehatan tetapi sering kurang untuk orang yang terpinggirkan oleh kemiskinan, diskriminasi
penyakit, atau konflik.

5. Olahraga sebagai platform untuk mobilisasi komunikasi, pendidikan dan sosial

Olahraga dapat memainkan peran berharga sebagai komunikasi, pendidikan dan


kendaraan mobilisasi sosial. Hiburan banding olahraga tersebut, diperkuat dengan
telekomunikasi global, telah membuatnya menjadi salah satu platform komunikasi yang paling
kuat di dunia. Dengan melibatkan dan memobilisasi profil tinggi atlet elit dan klub olahraga
profesional dan federasi, kekuatan ini komunikasi yang dapat dimanfaatkan untuk memberikan
informasi kesehatan kritis dan pesan, untuk model perilaku gaya hidup sehat, dan untuk
mengumpulkan sumber daya untuk inisiatif kesehatan.

6. Menyelenggarakan even olahraga

Manajer acara olahraga harus dapat memastikan bahwa acara ini diselenggarakan dengan
cara sedemikian rupa sehingga memenuhi persyaratan dari permainan, pemain, penonton dan
sponsor, sehingga memastikan bahwa mereka semua berharap untuk pertandingan berikutnya.
Akhirnya, ia harus mampu untuk terus memantau dan mengevaluasi acara tersebut dan membuat
penyesuaian yang diperlukan untuk memecahkan masalah pada daerah penyelenggaraan even.
Sebuah tim manajemen harus memiliki kualitas untuk suksesnya even olahraga dengan beberapa
kriteria sebagai berikut:
1. Teliti-perhatian yang detil sangat penting.
2. Kreatif dan inovatif-terbuka untuk perubahan.
3. Energik dan antusias.
4. Diplomatik tetapi juga persuasif dan kuat.
5. Rajin, berkomitmen dan bekerja keras.
6. Sikap positif ‘dapat melakukan’ dan diperlukan sewaktu-waktu.
7. Lebih disukai berpengalaman dalam manajemen even olahraga.
7. Perencanaan

A. Panitia
B. Menetapkan tujuan permainan
C. Memilih sebuah event
D. Menyiapkan checklist :

1. Daftar-pembanding berikut harus berisi semua kegiatan yang perlu diselesaikan dalam rangka
untuk pertandingan yang akan diselenggarakan:

2. Pesan stadion sesuai dengan jumlah peserta dan penonton, maka manajer even mengantisipasi
tingkat kehadiran.

3. Cobalah untuk melibatkan peran semua pemain, ini penting dalam komunitas gelaran even
dalam acara tersebut.
4. Pastikan tidak menyinggung setiap individu atau kelompok dalam komunitas tertentu (agama,
politik, kepentingan atau budaya).
5. Undangan, pemberitahuan dan formulir pendaftaran untuk acara dan peserta harus dikirim
jauh sebelum permainan yang digelar, sehingga dapat merencanakan untuk jumlah orang yang
hadir.
6. Jika diperlukan dan memungkinkan, cobalah untuk menarik media lokal, misalnya surat kabar
komunitas lokal, radio, atau banner di rumah makan dan lain sebagainya, untuk mempromosikan
acara tersebut.
7. Pasar acara tersebut melalui iklan, menerapkan penjualan pribadi, promosi penjualan dan
publisitas teknik penciptaan.
8. Cobalah untuk mendapatkan bantuan dari badan olahraga lokal dan komite olahraga untuk
membantu kepanitiaan dalam segi peralatan dan perencanaan, terutama bila itu adalah acara
olahraga, maka yang pertama adalah pengorganisasian.
9. Mengatur anggaran yang baik dari semua pendapatan mungkin dan biaya.
10. Melakukan penelitian tentang bagaimana acara tersebut akan menguntungkan komunitas
masyarakat dari ekonomi dan sosial, dan mengambil langkah untuk meminimalkan resiko.
11. Masukan rencana pengelolaan lingkungan di tempat penyelenggaraan, misalnya; alokasi
tempat sampah untuk sampah, sarana kebersihan instalasi sanitasi MCK, dll
12. Kontraktor pihak ketiga merupakan bagian penting dari manajemen even olahraga. Kontrak
ini meliputi: a) katering, b) scaffolding, c) peralatan sound, d) peralatan khusus teknis olahraga
dan e) panggung dan pencahayaan.
13. Selalu pastikan bahwa anda memiliki rencana darurat sebagai cadangan untuk rencana awal
yang tidak bekerja, misalnya, memiliki cadangan wasit yang stand-by jika wasit yang ditugaskan
berhalangan datang.

8. Hari Permainan

A. Format kompetisi
Format acara terlihat pada durasi acara, dan jadwal yang akan digunakan selama waktu itu.

B. Kehormatan tamu
Tamu kehormatan seperti sponsor dan pemimpin lokal sangat penting dan perhatian khusus harus
diberikan untuk perawatan orang-orang ini (VIP).

C. Pemain
Pemain harus dibuat senyaman mungkin. Sebagai contoh, ruang ganti harus bersih dan
transportasi seharusnya diatur jika diperlukan.

D. Minuman

Untuk tamu terhormat dan pemain-melibatkan anggota klub atau keluarga dengan persiapan
untuk acara lokal. Pastikan bahwa permintaan makanan terpenuhi, vegetarian, halal, dan lain-
lain. Untuk penonton, memastikan bahwa produk yang dijual cukup tersedia untuk
mengumpulkan cukup dana bagi klub serta berbagai pemenuhan kebutuhan penonton.
E. Merchandising

Merchandising melibatkan penjualan barang resmi, misalnya, topi, T-shirt, bola, dan lain-lain.

F. Kewajiban

Turco, Riley dan Swart (2002: 121) mengingatkan bahwa, sementara manager even olahraga
tidak harus melindungi peserta atau penonton dari setiap resiko yang mungkin, sewajarnya harus
diambil untuk melindungi mereka dari potensi bahaya yang paling serius. Dengan demikian
manajer even olahraga harus melengkapi penanganan medis darurat atau masalah keamanan
yang mungkin terjadi dalam sebuah pertemuan publik yang besar.

G. Surat persetujuan ganti rugi

Persetujuan harus diperoleh dari orang tua atau wali dari anak usia di bawah umur dan bentuk
ganti rugi dari peserta dewasa. Pemberitahuan yang jelas harus ditempatkan di pintu masuk
stadion menunjukkan ganti rugi dari biaya yang timbul dari cedera dan kehilangan atau
kerusakan harta benda dari penonton dan pemain.

H. Keselamatan dan keamanan


Manajer even olahraga harus melibatkan layanan lokal (polisi, layanan ambulans) untuk
membantu dengan hal ini. Maka dapat ditunjuk seorang wakil panitia yang berperan
mengkoordinasikan keselamatan dan keamanan acara, hal ini berfungsi untuk menjamin efisiensi
penyelenggaraan yang berkaitan dengan hal-hal darurat.

I. Closing-Down
Manajer even olahraga harus mengatur upacara penutupan untuk mengakui kinerja tim atau
peserta. Semua sponsor dan tamu VIP lainnya yang terlibat harus berterima kasih dengan cara
komunikasi tertulis atau lisan sesegera mungkin setelah hari itu.

J. Evaluasi pasca pertandingan


Adalah penting untuk mencatat semua kejadian, baik dan buruk, untuk merumuskan laporan
evaluasi komprehensif. Sebuah studi dampak resmi yang dilakukan oleh pihak independen juga
dapat membantu dalam perbaikan organisasi dari kejadian masa depan. Laporan ini penting bagi
sponsor, federasi dan semua pemain yang berperan, sebagai laporan untuk mengkonfirmasi
keberhasilan atau kegagalan acara.

K. Keselamatan, keamanan dan implikasi manajemen resiko


Ini mencakup proses mengantisipasi, mencegah atau meminimalkan potensi biaya, kerugian atau
masalah untuk aktivitas tersebut. Tidak peduli seberapa besar dan kecil, perhatian yang diberikan
dengan manajemen risiko, pencegahan kerugian dan keselamatan menjadi perhatian penting
ketika penjamin asuransi prospektif, investor, sponsor dan penonton mengevaluasi manfaat dari
partisipasi mereka (Rossouw, 2000: 418).

L. Arah dan Perioritas Pengembangan Indusri Olahraga Fokus Industri Mikro


Keolahragaan
Beberapa kategori yang menjadi fokus pengembangan industri mikro keolahragaan antara lain:

1. Produk pakaian dan alat-alat olahraga Pengembangan produk kreatif pakaian olahraga dan
berbagai peralatan olahraga pendidikan, olahraga rekreasi dan olahraga prestasi yang berstandar
nasional dan internasional. Produk pakaian dan peralatan olahraga ini adalah untuk memenuhi
kebutuhan pendidikan, pemusatan latihan atlet, klub klub olahraga, kebutuhan masyarakat,
kebutuhan pasar lokal, domestik, dan internasional.

2. Event-event kejuaraan olahraga Mengembangkan berbagai event kejuaraan olahraga pada


kategori olympic games, berbagai kejuaraan/kompetisi, dan festival olahraga rekreasitermasuk
olahraga masyarakat dan olahraga tradisional, olahraga ekstrim, termasuk adventure sport, yang
diintergrasikan dengan gelar kesenian, kebudayaan tradisional, kesenian kontemporer, potensi
sumber daya alam, dan promosi pariwisata.

3. Pemasaran industri olahraga Pengembangan konsultansi olahraga, penumbuhan klub-klub


olahraga, penumbuhan media informasi dan komunikasi olahraga, memacu kegiatan promosi,
dan pemasaran industri olahraga di dalam dan luar negeri.

4. Meningkatkan kapasitas kemampuan pelaku industri olahraga Dari perspektif ekonomi,


pengembangan industri olahraga diarahkan untuk mempercepat penanggulangan pengangguran,
membuka peluang kesempatan kerja dan usaha bagi wirausaha muda di pedesaan dan perkotaan.
M. Industri mikro keolahragaan dan bursa kerja
Industri mikro olahraga merupakan upaya kolektif dari berbagai pihak untuk mengembangkan
perilaku ekonomi antara produsen dan konsumen dengan dijembatani oleh bentuk-bentuk
produksi barang atau jasa olahraga. Perilaku ekonomi tersebut berpotensi bagi upaya
pengentasan kemiskinan dan penanggulangan pengangguran.

Anda mungkin juga menyukai