Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH SEJARAH FILSAFAT OLAHRAGA

“KAJIAN FILSAFAT PLAY, GAMES, dan SPORT”

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas

Mata Kuliah Sejarah Filsafat Olahraga

DOSEN PEMBIMBING

Faidillah Kurniawan S.Pd.Kor., M.Or

Oleh:

Rifqi Fawwazir Rosyadi ( 18602241031 )

PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2018
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga
saya dapat menyelesaikan makalah tentang “Kajian Filsafat Play, Games dan
Sport”.

Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak-pihak yg mempunyai blog sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu saya menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
   
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu dengan sangat tangan terbuka saya menerima segala saran dan
kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ini.
   
Akhir kata saya berharap semoga makalah tentang “Kajian Filsafat Play,
Games dan Sport” ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap
pembaca.
   
                                                                    Yogyakarta, 26 November 2018
   
                                                                         

Rifqi Fawwazir Rosyadi

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1


2.1 Rumusan Masalah ................................................................................................... 1
3.1 Manfaat dan Tujuan ................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 2

1.1 Pengertian Play ....................................................................................................... 2


2.1 Pengertian Games ................................................................................................... 5
3.1 Pengertian Sport ..................................................................................................... 7
4.1 Relasi tentang kajian Play, Games dan Sport ......................................................... 9

BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 11

1.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 11


2.1 Saran ....................................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 12

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kajian filsafat olahraga didasarkan pada tiga konsep bermain (play), permainan
(games), dan olahraga (sport). Ketiganya memiliki arti dan aktivitas yang berbeda.
Bermain (play) adalah bentuk kegiatan yang tidak produktif yang tujuannya adalah
memberikan kesenangasn pada diri sendiri. Permainan yang diorganisir disebut
games. Olahraga (sport) sebagai bentuk aktivitas bermain yang di organisasikan
sedemikian rupa dengan seperangkat peraturan dan pertandingan dengan
menggunakan tolak ukur keterampilan fisik pelakunya. Prestasi olahraga adalah
keterampilan tertinggi olahragawan dalam berkompetitif baik melawan alam, diri
sendiri, orang lain yang dilakukan dalam latihan dan mengikuti perlombaan atau
pertandingan (event) yang didasarkan pada nilai-nilai yang terkandung dalam
olahraga yaitu kejujuran, keadilan, persahabatan, serta kesatria yang rendah diri
dalam bingkai fair play. Ukuran keberhasilan olahragawan dapat ditunjukkan pada
hasil perolehan juara dalam kompetisi yang di ikuti baik local, regional, nasional
maupun internasional.

2.1 Rumusan Masalah

Untuk dapat mengetahui kajian filsafat tentang “Play , Games , dan Sport”

3.1 Manfaat dan Tujuan


o Mengembangkan ilmu yang diperoleh selama mengikuti mata kuliah Filsafat
olahraga.
o Memperoleh keterampilan dari hasil penyusunan makalah yang telah
diselesaikan.
o Menambah wawasan serta ilmu pengetahuan tentang hubungan play, games,
sport.
o Sebagai bukti bahwa penulis yang bersangkutan telah menyelesaikan makalah
ini.

1
BAB II

PEMBAHASAN

1.1 Pengertian Play

Bermain (play) merupakan suatu perbuatan atau kegiatan sukarela, yang dlakukan
dalam batas-batas ruang dan waktu tertentu yang sudah ditetapkan, menurut aturan
yang telah diterima secara sukarela, tapi mengikat sepenuhnya, dengan tujuan dalam
dirinya, disertai oleh perasaan tegang dan gembira, dan kesadaran. Bermain (play)
mempunyai sifat esensial adalah aktivitas untuk hiburan tidak dipertandingkan.

Bermain adalah segala aktivitas untuk memperoleh rasa senang tanpa memikirkan
hasil akhir yang dilakukan secara spontan tanpa paksaan orang lain. Yang harus
diperhatikan adalah bahwa bermain haruslah suatu aktivitas yang menyenangkan.
Tidak boleh ada paksaan untuk melakukan kegiatan bermain. Walaupun kegiatan
tersebut dapat menunjang perkembangan aspek tertentu. Kegiatan bermain yang
dilakukan harus berdasarkan inisiatif dari pemain sendiri. Seorang pemain harus
diberi kesempatan untuk memilih kegiatan bermainnya sendiri dan menentukan
bagaimana melakukannya.

Bermain (play) adalah fitrah manusia yang hakiki sebagai mahluk bermain (homo
luden), bermain suatu kegiatan yang tidak berpretensi apa-apa. Dalam bermain
terdapat unsur ketegangan, yang tidak lepas dari etika seperti semangat fair play yang
sekaligus menguji ketangguhan, keberanian dan kejujuran pemain, walau tanpa
wasitpun permainan anak-anak terlihat belum tercemar. Dalam bermain terdapat
unsur ketegangan, yang tidak lepas dari etika seperti semangat fair play yang
sekaligus menguji ketangguhan, keberanian dan kejujuran pemain, walau tanpa
wasitpun permainan anak-anak terlihat menyenangkan dan gembira ini merupakan
bentuk permainan yang belum tercemar.

Dalam bermain pendidikan etika yang ada tidak mengenal pada suatu ajaran tertentu,
karena anak bermain tidak melihat sisi religius teman dan bentuk permainan, karena

2
tidak ada aturan dalam hal religus dalam bentuk permainan, pendidikan etika disini
yang membetuk manusia yang baik dan kritis, sehingga proses pemberian
pembelajarannya lebih bersifat mengembangkan daya pikir kritis dengan mengamati
realitas kehidupan. Seperti melihat harimau, maka anak akan meniru gaya harimau
yang menerkam mangsa, simangsa sudah tentu adalah teman sepermainnya.
Temannya akan berjuang mempertahankan dengan bergelut. Bermain dalam alam
anak memberikan konsep anak bertanggung jawab terhadap permainan tersebut.
Ketika terjadi “perselisihan” maka tanggung jawab anak terhadap permainan ini
membantu dalam pengembangan moralnya.

Dalam hal ini terdapat tujuh ciri yang dapat dijadikan acuan untuk menentukan
apakah sesuatu itu bermain atau bukan, yakni:

 Bermain dilakukan secara voluntir. Bermain yang dilakukan secara sukarela


tanpa paksaan atau tekanan dari orang lain.
 Bermain itu spontan. Bermain kapanpun mereka mau.
 Kegiatan bermain lebih berorientasi pada proses dari pada terhadap hasil atau
akhir kegiatan. Fokus dalam bermain adalah melakukan aktivitas bermain itu
sendiri.
 Bermain didorong oleh motivasi intrinsik. Maksudnya, yang mendorong
orang untuk melakukan kegiatan bermain tersebut adalah kegiatannya itu
sendiri, bukan faktor-faktor luar yang bersifat ekstrinsik.
 Bermain itu pada dasarnya menyenangkan.
 Bermain itu bersifat aktif. Bermain memerlukan keterlibatan aktif dari para
pelakunya.
 Bermain fleksibel. Dengan cirri berarti orang yang bermain memilki
kebebasan untuk memilih jenis kegiatan yang ingin dilakukannya.

Karakteristik Bermain (play):

 Bebas, sukarela, dan tanpa paksaan dalam berpartisipasi.

3
 Aktivitas bermain terpisah dari pembatasan ruang dan waktu
 Hasil dari aktivitas bermain  adalah sesuatu yang tidak diketahui atau
direncanakan
 Aktivitas murni bermain tidak produktif, tidak menghasilkan nilai yang
permanen.
 Peraturan bermain bergantung pada kondisi, tunduk pada kesepakatan
situasional.
 Kualitas bermain merupakan bagian dari kehidupan nyata.

Macam-macam permainan (play) dapat dibedakan menjadi lima macam yaitu:

 Permainan fungsi yaitu permainan dengan menggunakan gerakan-gerakan


tubuh atau anggota tubuh
 Permainan konstruktif yaitu membuat suatu permainan.
 Permainan reseptif yaitu sambil mendengarkan cerita atau membaca buku
cerita berfantasi dan menerima kesan-kesan yang membuat jiwanya aktif.
 Permainan peranan yaitu dalam permainan ini akan bermain peran sebagai
guru.
 Permainan sukses yaitu diutamakan dalam permainan ini adalah prestasi
sehingga diperlukan keberanian.

Tujuan permainan:

Mengembangkan kemampuan menyamakan dan membedakan, mengembangkan


kemampuan berbahasa, mengembangkan pengertian tentang berhitung, menambah,
mengurangi, merangsang daya imajinasi dengan berbagai cara bermain pura-pura,
membedakan benda dengan perabaan, menumbuhkan sportivitas, mengembangkan
kepercayaan diri, mengembangkan sosialisasi atau bergaul dengan anak dan orang
dirumahnya

Pengertian bermain (play) menurut para ahli;

·         Menurut soetjiningsih,

4
bermain merupakan seluruh aktivitas anak termasuk bekerja kesenangannya dan
merupakan metode bagaimana mereka mengenal dunia. Bermain tidak sekedar
mengisi waktu tetapi merupakan kebutuhan anak, seperti halnya makan.

·         Menurut Hurlock

bermain menyatakan setiap kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan yang di


timbulkan tanpa mempertimbangkan hasil akhir.

·         Menurut Huizinga

Johan Huizinga melihat permainan sebagai sumber dari bentuk-bentuk kultural paling
penting, yang merentang sejak dari hal-hal yang menyenangkan, seperti seni, sampai
ke hal-hal yang kurang menyenangkan dan kontroversial, seperti perang. Huizinga
memaparkan karakteristik bermain sebagai dorongan naluri, aktivitas bebas, dan pada
anak merupakan keniscayaan sosiologis dan biologis. Namun patut diingat bahwa
sebenarnya Huizinga menegaskan permainan sebagai keberadaan yang “tak serius”,
tetapi di saat yang sama menyeret pemainnya untuk bermain intens atau habis-
habisan (Huizinga, 1950: 21).

Huizinga melihat bahwa bermain dan berolahraga merupakan kegiatan yang


senantiasa ada dalam inti kebudayaan masyarakat, sejak primitif sampai modern.
Meskipun “tak serius”, di dalam permainan terdapat nilai pendidikan, sehingga perlu
dimanfaatkan sebagai upaya menuju pendewasaan melalui pemberian rangsangan
yang bersifat menyeluruh, meliputi aspek fisik, mental sosial, dan moral yang
berguna pada pencapaian pertumbuhan dan perkembangan secara normal dan wajar.
Tujuan yang ingin dicapai tersirat di dalam kegiatan itu, suatu ciri yang
membedakannya dengan aktivitas ‘bekerja’ (KDI Keolahragaan, 2000: 9-10).

2.1 Pengertian Games

Game berasal dari kata bahasa inggris yang memiliki arti dasar permainan. Permainan
dalam hal ini merujuk pada pengertian kelincahan intelektual (intellectual playbility).

5
Game juga bisa diartikan sebagai arena keputusan dan aksi pemainnya. Ada target-
target yang ingin dicapai pemainnya. Kelincahan intelektual pada tingkat tertentu
merupakan ukuran sejauh mana game itu menarik untuk dimainkan secara maksimal.
Pada awalnya, game identik dengan permainan anak-anak. Kita selalu berpikir game
merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh anak-anak yang dapat menyenangkan
hati mereka. Dengan kata lain segala bentuk kegiatan yang memerlukan pemikiran,
kelincahan intelektual dan pencapaian terhadap target tertentu dapat dikatakan
sebagai game.

Dalam kamus bahasa Indonesia “Game”diartikan sebagai permainan. Permainan


merupakan bagian dari bermain dan bermain juga bagian dari permainan keduanya
saling berhubungan. Permainan adalah kegiatan yang kompleks yang didalamnya
terdapat peraturan, play dan budaya. Sebuah permainan adalah sebuah sistem dimana
pemain terlibat dalam konflik buatan, disini pemain berinteraksi dengan sistem dan
konflik dalam permainan merupakan rekayasa atau buatan, dalam permainan terdapat
peraturan yang bertujuan untuk membatasi perilaku pemain dan menentukan
permainan. Game bertujuan untuk menghibur, biasanya game banyak disukai oleh
anak – anak hingga orang dewasa. Games sebenarnya penting untuk perkembangan
otak, untuk meningkatkan konsentrasi dan melatih untuk memecahkan masalah
dengan tepat dan cepat karena dalam game terdapat berbagai konflik atau masalah
yang menuntut kita untuk menyelesaikannya dengan cepat dan tepat. Tetapi game
juga bisa merugikan karena apabila kita sudah kecanduan game kita akan lupa waktu
dan akan mengganggu kegiatan atau aktifitas yang sedang kita lakukan

Ruang lingkup pada games mempunyai karakteristik antara lain ;

A. Ada kompetisi
B. Hasil ditentukan oleh ketrampilan fisik, strategi, kesempatan

Sebuah game bisa dikarakteristikan dari apa yang pemain lakukan dalam sebuah
game misalnya :

6
 Peralatan
Misal : bola, kartu, papan, atau sebuah Komputer.
 Peraturan
Peraturan digunakan untuk menentukan giliran pemain, hak dan keharusan
masing-masing pemain, dan tujuan permainan.
 Skill, Strategi dan Keberuntungan
Game dengan dengan skill, contohnya dengan kekuatan fisik, misal gulat,
menembak dan kekuatan mental seperti catur.

·         Single Player Game (pemain satu orang) dan Double Player (lebih dari satu
pemain)  Jika pemain tunggal, pemain harus bermain dengan keahlian, berpacu
dengan waktu dan keberuntungan sedangkan pemain double, pemain diharuskan
untuk menggunakan suatu strategi dan kekompakan sesama pemain, untuk mencapai
tujuan tertentu atau sebaliknya pemain harus berlomba dengan pemain lainnnya untuk
mencapai sesuatu tujuan.

3.1 Pengertian Sport

Olaharaga, merupakan aktivitas yang melibatkan otot-otot besar dalam tubuh kita,
setidaknya kita menggunakan 40% dari otot-otot besar tersebut dalam melakukan
suatu permainan, pertandingan ataupun aktivitas olahraga. Olahraga merupakan
aktivitas yang sangat penting untuk mempertahankan kebugaran seseorang. Olahraga
juga merupakan salah satu metode penting untuk mereduksi stress. Olahraga juga
merupakan suatu perilaku aktif yang menggiatkan metabolisme dan mempengaruhi
fungsi kelenjar di dalam tubuh untuk memproduksi sistem kekebalan tubuh dalam
upaya mempertahankan tubuh dari gangguan penyakit serta stress. Oleh karena itu,
sangat dianjurkan kepada setiap orang untuk melakukan kegiatan olahraga secara
rutin dan tersetruktur dengan baik.

Olahraga sebagai ilmu, untuk memperhitungkan kata-kata itu olahraga telah terlebih
dahulu mengkaji beberapa perspektif ilmu yang lain diantaranya adalah, pertama,

7
olahraga akan dikaji secara ontologism (metafisis) yang akan diuji secara berdasarkan
keadaan olahraga itu dan eksistensinya.

Arti olahraga adalah aktivitas untuk melatih tubuh seseorang, tidak hanya secara
jasmani tetapi juga rohani, dan bertujuan untuk mencapai prestasi yang setinggi-
tingginya.

Karakteristik sport (olahraga):

 Bersifat kompetitif
 Bentuk bermain yang terorganisir
 Lebih spesifik dan mencabgkup play dan game
 Permainan yang dilembagakan

Sesuai dengan fungsi dan tujuannya, olahraga dapat dirinci sebagai berikut.

1. Olahraga pendidikan adalah proses pembinaan menekankan penguasaan


keterampilan dan ketangkasan berolahraga termasuk juga pembinaan nilai-
nilai kependidikan melalui pembekalan pengalaman yang lengkap sehingga
yang terjadi adalah proses sosialisasi melalui dan ke dalam olahraga.
2. Olahraga kesehatan adalah jenis kegiatan olahraga yang lebih menitikberatkan
pada upaya mencapai tujuan kesehatan dan fitnes yang tercakup dalam
konsep well-beingmelalui kegiatan olahraga.
3. Olahraga rekreatif adalah jenis kegiatan olahraga yang menekankan
pencapaian tujuan yang bersifat rekreatif atau manfaat dari aspek jasmaniah
dan sosial-psikologis.
4. Olahraga rehabilitatif adalah jenis kegiatan olahraga, atau latihan jasmani
yang menekankan tujuan yang bersifat terapi atau aspek psikis dari perilaku.
5. Olahraga kompetitif adalah jenis kegiatan olahraga yang menitikberatkan
peragaan performa dan pencapaian prestasi maksimal yang biasanya dikelola
oleh organisasi olahraga formal, baik nasional maupun internasional (KDI
Keolahragaan, 2000: 10-11).

8
4.1 Relasi Play, Games, Dan Sport

Menurut Edward (1973), pengertian olahraga bergerak dari pengertian yang luas


meliputi play, games dan sport. Play mempunyai karakteristik: 1) bebas, sukarela,
dan tanpa paksaan dalam berpartisipasi, 2) aktivitas bermain terpisah dari pembatasan
ruangdan waktu, 3) hasil dari aktivitas bermain adalah sesuatu yang tidak
diketahui/ direncanakan sebelumnya, 4) aktivitas murni bermain tidak produktif,
tidak menghasil nilai yang permanen, 5) peraturan bermain bergantung pada kondisi,
tunduk pada kesepakatan situasional, dan 6) kualitas bermain merupakan bagian dari
kehidupan nyata.

Games merupakan bentuk dari play ,games memiliki semua karakteristik play akan


tetapi semua itu diatur dalam peraturan yang sengaja dibuat dan harus ditaati
bersama. Kompetisi merupakan ciri utamanya, sehingga hanya individu atau
kelompok yang mempunyai standar keterampilan yang tinggi yang akan berhasil.
Untuk berhasil dalam kompetisi akan selalu bergantung pada keterampilan teknik,
fisik, strategi atau kesempatan. Bentuk bermain ada dua macam yaitu yang spontan
dan yang diorganisasikan. Adapun yang spontan dinamakan bermain sedangkan
yangdiorganisasi dinamakan games.

Bermain yang diorganisasikan pun ada dua jenis yaitu yang tidak dipertandingkan
dan dipertandingkan, yang dipertandingkan dinamakan contests. Bermain yang
diorganisasi dan dipertandingkan juga ada dua bentuk yang menggunakan fisik dan
bukan fisik, yang merupakan bermain menggunakan keterampilan fisik adalah
disebut olahraga (sports). Olahraga adalah bentuk bermain yang diorganisasikan
sedemikian rupa dengan peraturan dan dipertandingkan menggunakan tolok ukur
keterampilan fisik (Dwiyogo, 1994:16).

Sedangkan olahraga (sport) merupakan bagian dari permainan pertandingan,


perbedaannya terletak pada prasyarat tingkat kecakapan dan, olahraga merupakan
permainan pertandingan yang sudah dilembagakan dalam masyarakat yang seperti

9
halnya berikut ini salah satunya yaitu pendidikan, agama dan pemerintahan. Ruang
lingkup play, games dan olahraga (sport).

10
BAB III

PENUTUP

1.2 Kesimpulan

Secara hirarki bahwa olahraga dilakukan untuk meningkatkan keterampilanb gerak


manusia.Pada dasarnya manusia itu hidup untuk bergerak, gerakan yang dilakukan
kian berarti sehingga pada gilirannya dapat meningkatkan kualitas hidup manusia.

Kajian filsafat olahraga didasarkan pada tiga konsep yaitu bermain (play), permainan
(games), dan olahraga (sport). Ketiganya memiliki arti dan aktivitas yang berbeda,
bermain (play) adalah bentuk kegiatan yang tidak produktif yang tujuannya adalah
memberikan kesenangan pada diri sendiri. Permainan yang diorganisir games
olahraga (sport) sebagai bentuk aktivitas bermain yang diorganisasikan sedemkian
rupa dengan seperangkat peraturan dan pertandingan dengan menggunakan tolak ukur
keterampilan fisik orang yang melakukannya.

Prestasi olahraga adalah keterampilan teretinggi olahragawan dalam berkompetitif


baik melawan alam, diri sendiri, orang lain yang dilakukan dalam latihan dan
mengikuti perlombaan atau pertandingan (event) yang didasarkan pada nilai-nilai
yang terkandung dalam olahraga yaitu kejujuran, keadilan, persahabatan, serta
kesatria yang rendah diri dalam bingkai fair play. Ukuran keberhasilan olahragawan
dapat ditunjukkan pada hasil perolehan juara dalam kompetisi yang diikuti baik local,
regional, nasional maupun internasional.

2.1 Saran

Demikian yang dapat penulis paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya karena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya
dengan judul makalah ini. Semoga makalah ini berguna bagi kita semua.

11
DAFTAR PUSTAKA

http://axial-axialis.blogspot.com/2013/01/seputar-teantang-filsafat-olahraga.html

http://saifurss07.wordpress.com/2012/07/27/konsep-play-games-dan-sport/

http://penjaskes-pendidikanjasmanikesehatan.blogspot.com/2010/11/pengertian-
definisi-pendidikan-jasmani.html

http://syahaman.blogspot.com/2010/06/konsep-dan-falsafah-penjas-olahraga.html

http://savekurniawan.blogspot.com/2013/11/filsafat-olahraga.html

http://smpcomunit.blogspot.com/2012/11/olahraga-dan-kesehatan.html

http://www.slideshare.net/intannoorrahmasari/konsep-penjas

http://digilib.unimed.ac.id/public/UNIMED-Article-30943-sportif%20Vol
%206%20No.%202%20Juli%20des%202012.pdf

12

Anda mungkin juga menyukai