OLEH :
PRADA INFANTRI TAMARO SILABAN
20086256
DOSEN PEMBIMBING :
1.Drs.Zarwan,M.Kes
2.Ade Zalindro,M.Pd
JURUSAN PENJASKESREK
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas kehadirat TUHAN yang maha esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-nya sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudu PLAY AND GAMES Ini
dengan tepat waktu.
Saya juga mengucapkan Terima Kasih Kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini. Saya menyadari Makalah yang saya tulis
masih jauh dari kata sempurna,Oleh karena itu,Kritik dan saran yang
membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan Makalah ini.
Halaman
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………….
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………..
BAB 1. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG…………………………………………………………………
B. RUMUSAN MASALAH……………………………………………………………
BAB 2. PEMBAHASAN
1. PLAY
2. GAMES
BAB 3. PENUTUP
A.KESIMPULAN……………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Kajian filsafat olahraga didasarkan pada konsep bermain (play), permainan
(games). Keduanya memiliki arti dan aktivitas yang berbeda. Bermain (play)
adalah bentuk kegiatan yang tidak produktif yang tujuannya adalah memberikan
kesenangasn pada diri sendiri, Permainan yang diorganisir disebut games, Prestasi
olahraga adalah keterampilan tertinggi olahragawan dalam berkompetitif baik
melawan alam, diri sendiri, orang lain yang dilakukan dalam latihan dan mengikuti
perlombaan atau pertandingan (event) yang didasarkan pada nilai-nilai yang
terkandung dalam olahraga yaitu kejujuran, keadilan, persahabatan, serta kesatria
yang rendah diri dalam bingkai fair play. Ukuran keberhasilan olahragawan dapat
ditunjukkan pada hasil perolehan juara dalam kompetisi yang di ikuti baik local,
regional, nasional maupun internasional.
B.RUMUSAN MASALAH
1.Jelaskan Pengertian Play
mempelajari materi dalam mata kuliah filsafat ilmu dan disamping itu
A.Pengertian Play
Bermain (play) merupakan suatu perbuatan atau kegiatan sukarela,
yang dlakukan dalam batas-batas ruang dan waktu tertentu yang sudah
ditetapkan, menurut aturan yang telah diterima secara sukarela, tapi
mengikat sepenuhnya, dengan tujuan dalam dirinya, disertai oleh
perasaan tegang dan gembira, dan kesadaran. Bermain (play)
mempunyai sifat esensial adalah aktivitas untuk hiburan tidak
dipertandingkan.
Dalam bermain pendidikan etika yang ada tidak mengenal pada suatu
ajaran tertentu, karena anak bermain tidak melihat sisi religius teman
dan bentuk permainan, karena tidak ada aturan dalam hal religus dalam
bentuk permainan, pendidikan etika disini yang membetuk manusia
yang baik dan kritis, sehingga proses pemberian pembelajarannya lebih
bersifat mengembangkan daya pikir kritis dengan mengamati realitas
kehidupan. Seperti melihat harimau, maka anak akan meniru gaya
harimau yang menerkam mangsa, simangsa sudah tentu adalah teman
sepermainnya. Temannya akan berjuang mempertahankan dengan
bergelut. Bermain dalam alam anak memberikan konsep anak
bertanggung jawab terhadap permainan tersebut. Ketika terjadi
“perselisihan” maka tanggung jawab anak terhadap permainan ini
membantu dalam pengembangan moralnya.
Dalam hal ini terdapat tujuh cirri yang dapat dijadikan acuan untuk
menentukan apakah sesuatu itu bermain atau bukan, Yaitu :
Menurut soetjiningsih
Menurut Hurlock
Menurut Huizinga
B.Pengertian Games
Game berasal dari kata bahasa inggris yang memiliki arti dasar
permainan. Permainan dalam hal ini merujuk pada pengertian
kelincahan intelektual (intellectual playbility), Game juga bisa diartikan
sebagai arena keputusan dan aksi pemainnya, Ada target-target yang
ingin dicapai pemainnya. Kelincahan intelektual pada tingkat tertentu
merupakan ukuran sejauh mana game itu menarik untuk dimainkan
secara maksimal. Pada awalnya, game identik dengan permainan anak-
anak. Kita selalu berpikir game merupakan suatu kegiatan yang
dilakukan oleh anak-anak yang dapat menyenangkan hati mereka.
Dengan kata lain segala bentuk kegiatan yang memerlukan pemikiran,
kelincahan intelektual dan pencapaian terhadap target tertentu dapat
dikatakan sebagai game.
A. Ada kompetisi
Peralatan
Peraturan
Single Player Game (pemain satu orang) dan Double Player (lebih
dari satu pemain)
1. Ekstra energi
2. Waktu
3. Alat permainan
Ruangan tidak usah terlalu lebar dan tidak perlu ruangan khusus
untuk bermain. Anak bisa bermain di ruang tamu, halaman, bahkan di
ruang tidurnya.
1. Kesehatan
2. Perkembangan motorik
Pada setiap usia, anak yang pandai lebih aktif ketimbang yang
kurang pandai, dan permainan mereka lebih menunjukan kecerdikan.
Dengan bertambahnya usia, mereka lebih menunjukan perhatian dalam
permaian kecerdasan, dramatik, konstruksi, dan membaca. Anak yang
pandai menunjukan keseimbangan perhatian bermain yang lebih
besar., termasuk upaya menyeimbangkan faktor fisik dan intelektual
yang nyata.
4. Jenis kelamin
5. Lingkungan
6. Status sosioekonomi
8. Peralatan
http://saifurss07.wordpress.com/2012/07/27/konsep-play-games-dan-
sport/
http://penjaskes-
pendidikanjasmanikesehatan.blogspot.com/2010/11/pengertian-
definisi-pendidikan-jasmani.html