Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KONSEP DASAR TEORI BERMAIN DAN KARAKTERISTIK BERMAIN

Untuk Memenuhi Mata Kuliah Bermain dan permainan anak usia dini
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 1
1.Asniati Mokolikot (22075004)
2.Mar’atussoleha Yabu (22075022)
3.Nadya Kalista Djumadil (22075007)

DOSEN PENGAMPUH
Hasna Koba’a,S.Pd.I.,M.Pd

FAKULTAS AGAMA ISLAM


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LUWUK BANGGAI


TAHUN AJARAN
2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat,taufik,dan hidayahnya.Sholawat serta salam taklupa kita haturkan kepada

baginda tercinta kita yakni Nabi Muhammad SAW,sehingga kami dapat

menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata

kuliah’’Bermain dan Permainan anak usia dini’’dengan judul ’’KONSEP DASAR

TEORI BERMAIN DAN KARAKTERISTIK BERMAIN’’

Pada kesempatan ini,kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang

telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Kami sebagai penyusun menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih

jauh dari kata sempurna.Oleh karena itu,kami sangat mengharapkan saran dan

kritik yang bersifat membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah

ini.

Semoga makalah ini dapat memberikan informasi dan bermanfaat untuk

pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Luwuk,05 April 2023

Penyusun
DAFTAR ISI...................................................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
A.Latar Belakang...........................................................................................1
B.Rumusan Masalah......................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................2
A.Konsep Dasar Teori Bermain Anak Usia Dini.......................................3
B.Karakteristik Bermain pada anak usia dini...........................................3
BAB III PENUTUP........................................................................................4
A.Kesimpulan.................................................................................................4
B.Saran...........................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................5
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh kesenangan,

tanpa mempertimbangkan hasil akhir dari permainan tersebut. Sebagian orang tua

yang berpendapat bahwa anak yang terlalu banyak bermain akan membuat anak

menjadi malas belajar dan menjadikan rendahnya kemampuan intelektual anak.

Pendapat ini kurang begitu tepat dan bijaksana, karena beberapa ahli psikologi

dan ahli perkembangan anak sepakat bahwa permainan sangat besar pengaruhnya

terhadap perkembangan anak.

Bermain adalah hal penting bagi seorang anak, permainan dapat memberikan

kesempatan untuk melatih keterampilannya secara berulang-ulang dan dapat

mengembangkan ide-ide sesuai dengan cara dan kemampuannya sendiri.

Kesempatan bermain sangat berguna dalam memahami tahap perkembangan anak

yang kompleks. Menurut Moeslichatoen (dalam Simatupang, 2005), bermain

merupakan suatu aktivitas yang menyenangkan bagi semua orang. Bermain akan

memuaskan tuntutan perkembangan motorik, kognitif, bahasa, sosial, nilai- nilai

dan sikap hidup.

B.Rumusan Masalah

1.Apa saja konsep dasar teori bermain?

2.Apa saja karakteristik bermain pada anak usia dini?


BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Teori Bermain Anak Usia Dini

1.Pengertian Bermain

Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh kesenangan,

tanpa mempertimbangkan hasil akhir dari permainan tersebut. Sebagian orang tua

yang berpendapat bahwa anak yang terlalu banyak bermain akan membuat anak

menjadi malas belajar dan menjadikan rendahnya kemampuan intelektual anak.

Pendapat ini kurang begitu tepat dan bijaksana, karena beberapa ahli psikologi

dan ahli perkembangan anak sepakat bahwa permainan sangat besar pengaruhnya

terhadap perkembangan anak.

Bermain juga merupakan kebutuhan yang muncul secara alami dalam diri setiap

individu. Setaip manusia memiliki naluri untuk memperoleh kesenangan,

kepuasan, kenikmatan, kesukaan, dan kebahagiaan hidup. Permainan adalah

situasi atau kondisi tertentu saat seseorang mencari kesenangan atau kepuasan

melalui suatu aktivitas atau kegiatan bermain. Permainan merupakan suatu


aktivitas yang bertujuan memperoleh keterampilan tertentu dengan cara

menggembirakan seseorang. Parten, dalam Dockett dan Fleer, memandang

kegiatan bermain sebagai sarana sosialisasi.Melalui bermain, diharapkan dapat

memberikan kesempatan kepada seorang anak, siswa, dan peserta didik dalam

bereksplorasi, menemukan, mengekspresikan perasaan, berkreasi, dan belajar

secara menyenangkan. Menurut Battelheim, bermain adalah kegiatan yang tidak

mempunyai peraturan lain, kecuali yang ditetapkan pemain sendiri, dan tidak ada

hasil akhir yang dimaksudkan dalam realitas luar.

2.Teori bermain

Beberapa teori yang berkaitan dengan bermain, sejak abad ke-19 banyak

terdapat teori yang dikemukakan oleh para ahli dari berbagai disiplin ilmu antara

lain (Latif, 2016):

a.Teori Psikoanalisis yang dikembangkan oleh Sigmund Freud dan Erik

Erikson memandang bermain adalah alat yang penting bagi anak untuk
melepaskan emosi yang ada serta mengembangkan rasa harga diri anak saat

dapat menguasai tubuhnya, dan beberapa keterampilan sosial.

b. Teori perkembangan kognitif Piaget melihat bahwa manusia memiliki

struktur pola kognitif baik secara mental maupun fisik yang menjadi dasar

aktivitas dan perilaku seseorang berhubungan erat dengan tahapan

pertumbuhan anak. Teori kognitif ini menguji kegiatan bermain dalam

kaitannya dengan perkembangan intelektual. Dalam teori ini dipercaya

bahwa afeksi dan emosi manusia muncul dari proses yang sama dalam

tahapan tumbuh kembang kognitif.

c.Teori dari Vigotsky menekankan pada hubungan sosial mempengaruhi

perkembangan kognitif, hal ini dikarenakan anak mendapatkan pengetahuan

pertama dari kehidupan sosialnya kemudian berkembang menjadi

perkembangan kognitif. Melalui bermain anak akan berpikir dan mencari

cara untuk memecahkan masalah yang ada.

Teori bermain dinilai sangat penting untuk menunjang dan menjadi acuan dalam

kegiatan bermain serta menentukan tahap perkembangan anak baik itu dari aspek

bahasa, kognitif, sosial emosional, afeksi, maupun fisik motorik. Kesemua itu

dijelaskan oleh teori-teori yang telah dipaparkan beberapa ahli seperti Sigmund

Freud, Erik Erikson,Piaget dan juga Vigostky di atas.

B.Karakteristik Bermain pada anak usia dini


Berdasarkan analisis femonologis yang dikemukakan oleh Buytendjik (Monks

2006), karakteristik kegiatan bermain dan permainan dapat diidentifikasikan

sebagai berikut :

1.permainan adalah selalu bermaindengan sesuatu, tentang sesuatu, yang

membutuhkan keterlibatan (interaksi dan komunikasi) antar anak-anak atau

anak-anak dengan lingkungannya.

2.dalam permain selalu ada sifat timbale balik, sifat interaksi,dan komunikasi

antar anak-anak yang aktif dan produktif secara intensif.

3. permainan yang dilakukan anak-anak akan selalu berkembang (dinamis) dan

tidak statis karena kegiatan bermain dan permainan merupakan proses

dialektik yaitu tese-entese-sentese, dan dalam proses yang berputar ini , dapat

dicapai suatu klimaks mulailah prosesnya dari awal lagi secara

berkesinambungan.

4. kegiatan bermain dan permainan selalu ditandai oleh pergantian yang tak

dapat diramalkan terlebih dahulu, setiap kali dipikirkan suatu cara yang lain

atau dicoba untuk datang pada suatu klimaks tertentu, yang membuat anak –

anak gembira dalam bermain.


5. kegiatan bermain tidak hanya bermain dengan sesuatu atau dengan orang

lain melainkan dengan anak-anak yang bermain itu, disinilah bermain akan

membangun hubungan interaktif dan komunikatif yang intensif antar anak-

anak.

6. bermain menuntut ruangan untuk bermain yang kondusif dan representative

dan menuntut aturan permainan yang dipahami dan mengikat anak-anak

dalam menjalani serangkaian kegiatan bermain.

7. aturan-aturan permainan membatasi bidang permainannya sehinga setiap

permainan memiliki kekhasannya yang membuat anak-anak akan memiliki

rasa suka yang berbeda-beda terhadap suatu permainan.


BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Bermain adalah suatu kegiatan yang di lakukan berulang-ulang dan

menimbulkan kesenangan/kepuasan bagi diri seseorang,di harapkan melalui

bermain dapat

memberi kesepakatan anak bereksplorasi,menemukan,mengekspresikan perasaan,

berkreasi dan belajar secara menyenangkan. Selain itu,kegiatan bermain dapat

membantu anak mengenal tentang diri sendiri dan dengan siapa ia hidup serta

lingkungan tempat dimana ia hidup.

B.Saran

Bermain adalah kegiatan yang anak-anak lakukan sepanjang hari karena bagi

anak bermain adalah hidup dan hidup adalah permainan.Maka tidak

mengherankan apabila seorang anak dalam kesehariannya adalah bermain dan di

dalam keseharian nya adalah bermain dan didalam bermain juga anak dapat

belajar mengenai sosialisasi dan menghargai satu sama lain.


DAFTAR PUSTAKA

Ardini, P. P & Anik, L. (2018). Bermain dan Permainan Anak Usia Dini (Sebuah

KajianTeori dan Praktik). Nganjuk: Adjie Media Nusantara

Sujiono, Yuliani Nurani, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta:Pt

Indeks,2013.

Kurniawan, Heru DKK, Bermain Dan Permainan Untuk Anak Usia Dini.

Bandung: Pt Remaja Rosdakarya,2020.

Anda mungkin juga menyukai