Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH MEDIA PEMBELAJARAN

Media Pembelajaran
Pendidikan Jasmani
Kelompok 7

Disusun Oleh :
Abil Fajar Fadhilah
(1601623097)
Rizki Fadillah
(1601623096)

Dosen Pengampu:

Dr. Taufik Rihatno/


Yafi Velyan M.Pd

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA


TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Sarana dan Prasarana “

kami menyadari dalam menyeleaikan penyusunan makalah telah mendapat


bimbingan,dan bantuan dari berbagai pihak oleh sebab itu pada kesempatan ini penyusun
mengucapkan banyak terima kasih sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah
mendukung tersebut.

kami juga menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih sangat jauh
darisempurna, sehubung dengan hal tersebut maka kami berharap kritik dan saran yang
bersifat membangun demi kelancaran ilmu pengetahuan diwaktu yang akan datang. Kami
juga berharap bahwa makalah ini akan bermanfaat bagi para pembaca sekalian

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi terhadap pembaca.

Jakarta, 6 Novemberr 2023

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................2
C. Tujuan..........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3
A. Pengertian Permainan dan Olahraga…………………………………………………3
B. Konsep Dasar Bermain Dan Olahraga………………………………………………3
C. Pengertian Senam Irama……………………………………………………………..5
D. Pengertian Bela Diri…………………………………………………………………5
BAB III PENUTUP …………………………………………………………………………..7
A. Kesimpulan ................................................................................................................7
B. Saran ..........................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................................8

3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pendidikan melalui
penyediaan pengalaman belajar kepada siswa berupa aktivitas jasmani, bermain, dan
berolahraga yang direncanakan secara bersistem guna merangsang pertumbuhan dan
perkembangan fisik, keterampilan motorik, keterampilan berpikir, emosional, sosial, dan moral.
Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina, sekaligus membentuk gaya hidup
sehat dan aktif sepanjang hayat.
Melalui pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah siswa akan memperoleh pengalaman yang
erat kaitannya dengan kesan pribadi yang menyenangkan, berbagai ungkapan kreatif, inovatif,
keterampilan gerak, kesegaran jasmani, pola hidup sehat, pengetahuan dan pemahaman terhadap
gerak manusia, juga akan dapat membentuk kepribadian yang positif dan seimbang. Pendidikan
jasmani menekankan pada aspek pendidikan yang bersifat menyeluruh (kesehatan, kebugaran
jasmani, keterampilan berpikir kritis,
kestabilan emosi, keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral), yang merupakan tujuan
pendidikan pada umumnya. Secara spesifik melalui pembelajaran pendidikan jasmani, siswa
melakukan kegiatan berupa permainan, dan berolahraga (disesuaikan dengan pertumbuhan dan
perkembangan anak). Meskipun demikian unsur prestasi dan kompetisi juga terdapat di
dalamnya dan dimanfaatkan sebagai alat pendidikan. Tidak ada pendidikan yang tidak
mempunyai sasaran pedagogi, dan tidak ada pendidikan yang lengkap tanpa adanya pendidikan
jasmani, karena gerak sebagai aktivitas jasmani adalah dasar bagi manusia untuk mengenal dunia
dan dirinya sendiri yang secara alamiah berkembang searah perkembangan zaman. Oleh karena
itu kurikulum pendidikan jasmani selalu mengikuti kebutuhan dan perkembangan jaman.

B, Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Permainan dan Olahraga


2. Bagaimana Konsep dasar dari bermain dan olahraga
3. Apa Pengertian Senam Irama
4. Pengertian Bela Diri

C. Tujuan

1. Untuk Mengetahui Pengertian Permainan & Olahraga, Kebugaran, Senam Irama, dan
Bela Diri
2. Untuk mengetahui apa konsep dasar dari bermain dan olahraga
3. Untuk mengetahui unsur unsur senam irama
4. Aspek dan bentuk apa saja dalam pencak silat dan istilah dalam olahraga b

4
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Permainan Dan Olahraga

B. Hurlock (1978: 320) menyatakan bahwa bermain adalah setiap


kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan tanpa
mempertimbangkan hasil akhir. Bermain dapat dilakukan secara
sukarela dan tidak ada paksaan. Kegiatan bermain adalah kegiatan
yang tidak mempunyai peraturan kecuali yang ditetapkan pemain
itu sendiri dan tidak ada hasil akhir. Bermain dapat dibedakan
menjadi dua yaitu bermain aktif dan bermain pasif. Bermain aktif
adalah apabila kesenangan diperoleh melalui aktivitas atau
berperan aktif dalam kegiatan bermain tersebut. Sedangkan
bermain pasif adalah kesenangan diperoleh melalui penglihatan
atau pendengaran dari aktivitas lain, contohnya menonton teman-
teman yang sedang bermain, mendengarkan aktivitas teman yang
sedang bermain.
C. Pemahaman konsep bermain dapat dimanifestasikan dalam
beberapa hal. Pertama penguasaan terhadap pengetahuan, kedua
penguasaan terhadap keterampilan, ketiga penguasaan terhadap
strategi dan taktik, keempat penguasaan terhadap peraturan
permainan, dan kelima penguasan terhadap konteks permainan.
Pemain yang hebat adalah pemain yang menguasai dan mampu
memutuskan kelima elemen tersebut serta menyelesaikan kasus
(konteks) dengan hasil yang menguntungkan bagi team.
Pemahaman konsep bermain merupakan modal dasar yang harus
selalu dikembangkan.
D. Bermain mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia
yang dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu fisik, psikis, sosial,
dan moral. Aspek fisik akan berkembang dengan baik melalui
aktivitas bermain yang meliputi pertumbuhan dan perkembangan
jasmani, kebugaran jasmani, kesehatan jasmani, dan kemampuan
gerak dasar. Komponen aspek psikis juga akan berkembang
melalui bermain diantaranya adalah kecerdasan, motivasi, emosi,
percaya diri, perhatian, konsentrasi dan sebagainya. Aspek sosial
yang dapat dikembangkan melalui ativitas berimain diantaranya

5
adalah kerjasama, saling menghormati, komunikasi, saling
percaya, tenggang rasa, kebersamaan dan sebagainya. Aspek moral
juga dapat dikembangkan melalui aktivitas bermain. nilai-nilai
moral yang dapat dikembangkan melalui ativitas bermain
diantaranya adalah jujur, disiplin, adil, tidak curang, tanggung
jawab, fair play, sportif, menghargai teman/lawan main.
E. Konsep dasar bermain adalah aktivitas jasmani yang dilakukan
untuk kepentingan diri sendiri, dilakukan dengancara-cara
menyenangkan, tidak diorientasikan padahasil akhir, fleksibel,
aktif, positif dan tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Bermain
mempunyai karakteristik sebagai berikut:

a) Kegiatan yang menyenangkan dan menggembirakan, relatif bebas dari


aturan- aturan, kecuali pemain membuat aturan mereka sendiri,
b) Dilakukan seakan-akan dalam kehidupan/kegiatan yang nyata
(bermain drama, peran),
c) Lebih menitikberatkan pada proses dari pada hasil akhir atau produk,
d) Memerlukan interaksi, komunikasi, dan keterlibatan secara aktif dari
kegiatan
tersebut,
e) Dilakukan secara sukarela tanpa ada tidak ada unsur paksaan,
f) Bersifat spontan dan dapat dilaksanakan kapan pun
g) Didorong oleh kemauan sendiri atau motivasi intrinsik,
h) Memiliki sifat fleksibel.

B. Konsep Dasar Olahraga

Olahraga adalah bentuk-bentuk aktivitas jasmani yang terdapat di dalam


permainan, perlombaan dan aktivitas jasmani yang intensif dalam rangka
memperoleh rekreasi, kemenangan dan prestasi optimal (Menpora,
1984). Olahraga mempunyai karakteristik yang membedakannya dengan
jenis permainan pada umumnya. Karakteristik tersebut adalah olahraga
berorientasi pada kegiatan jasmani dalam wujud keterampilan motorik,
daya tahan, kekuatan, dan kecepatan. Berbeda halnya dengan permainan
catur yang disebut sebagai “olahraga” maka karakter olahraga yang
sejati adalah lebih menekankan pada peragaan motorik dari pada non
motorik. Karakter lain dari olahraga adalah kompetisi, bentuk kompetisi
yang sopan dan berada dengan adanya peraturan tertulis ataupun tidak
tertulis. Peraturan ini tidak dapat berubah selama kompetisi berlangsung.
Cabang ilmu filsafat yang dapat mengkaji olahraga adalah epistemologi,
ontologi, dan aksiologi. Epistemologi dapat diartikan sebagai cabang
filsafat yang mempelajari asal mula pengetahuan. Dalam ranah
6
epistemologi yang menjadi bahan kajian adalah tentang bagaimana
gerak insani itu dipahami, dikaji, dipahami nilai kebenarannya. Gerak
insani adalah salah satu fenomena kemanusiaan yang khas. Bahkan,
olahraga itu sendiri dapat dipandang sebagai fenomena sosial yang khas
dan memiliki sejarah yang sama tuanya dengan umur manusia itu
sendiri. Gerak sebagai sebuah fakta empiris mengimplikasi dasar
epistemologi olahraga yang berciri empirisme; yakni sistem teori
pengetahuan yang lebih berakar pada data atau fakta pengalaman. Hal
ini memiliki implikasi bahwa ilmu olahraga dapat dikembangkanmelalui
tiga pendekatan, yaitu;
a. Pendekatan multi-disiplin, ditandai dengan kegiatan studi yang tertuju
pada sebuah
sentral dari perspektif disiplin ilmu yang terpisah tanpa adanya kesatuan
konsep.
b. Pendekatan inter-disiplin, ditandai oleh kegiatan studi yang terdiri
antar dua atau lebih disiplin ilmu yang berbeda dalam bentuk
komunikasi ide atau konsep untuk saling terpadu dalam topik atau
bidang kajian yang menjadi pusat perhatian banyak
kalangan.
c. Pendekatan lintas-disiplin, ditandai oleh orientasi yang bersifat
horizontal karena
meleburnya batas-batas disiplin ilmu tradisional yang sudah mapan.
Meskipun bagian tertentu dipinjam dan disiplin lainnya yang terkait dan
relevan, sebuah konsep penyatu muncul dan kemudian membangkitkan
keterpaduan dalam satu bidang studi (Komisi Ilmu Keolahragaan, 2000).
Salah satu tugas ontologi/metafisika adalah refleksi atas realitas
terjadinya fakta.
Tugas ontologi yang tidak kalah pentingnya di samping menjabarkan
struktur atas realitas adalah menjawab pertanyaan tentang apakah dalam
kenyataan ditemukan semacam tolok ukur ontologis yang berlaku untuk
segala realitas. Norma ontologis yang dapat direfleksikan adalah
“harmoni-keselarasan”.
Pembahasan tentang dasar ontologi olahraga dapat dimulai dari hakikat
manusia itu sendiri sebagai subjek pelaku manusia. Dilihat dari
susunannya, manusia memiliki tubuh dan jiwa. Badan atau tubuh
manusia merupakan keseluruhan dari bagian- bagian yang masing
masing mempunyai tingkat kompleksitas dan tata susunan yang berbeda-
beda. Badan juga berfungsi sebagai bidang ekspresi manusia. Jiwa
manusia adalah kesatuan kompleks dari kegiatan-kegiatan mental, dari
yang paling rendah ke yang bersifat paling tinggi.
Aksiologi adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakikat nilai
ditinjau dari sudut pandangan kefilsafatan. Sesungguhnya nilai
merupakan pengertian yang disetujui dan tidak disetujui. Nilai tidak
7
hanya berasal dari dalam diri manusia sendiri, tetapi nilai juga termasuk
kesadaran manusia menangkap sesuatu yang berharga di alam semesta.
Pada aspek aksiologi, ilmu keolahragaan berkaitan langsung dengan
domain perilaku gerak dan hal ini berarti berimplikasi munculnya
berbagai nilai yang sangat kompleks. Nilai-nilai moral secara nyata ada
dalam masyarakat. Hal demikian menunjukkan salah satu bentuk fungsi
sosial olahraga. Olahraga merupakan sebuah realitas sosial dengan lebih
banyak dilema moral yang terjadi.

C. Pengertian Senam Irama


Senam irama merupakan gerakan senam ataupun gerakan bebas yang
dibarengi dengan musik atau nyanyian sesuai dengan irama yang
mengikutinya. Adapun unsur-unsur yang terdapat dalam senam irama
meliputi: keluwesan, kesinambungan gerakan, dan ketepatan irama.
Rangkaian senam irama dapat dilakukan dengan cara berjalan, berlari,
melompat, loncat, serta ayunan, dan putaran tangan.
Senam irama Senam irama atau disebut juga senam ritmik adalah
gerakan senam yang dilakukan dengan irama musik, atau latihan bebas
yang dilakukan secara berirama.Senam ritmik dapat dilakukan dengan
menggunakan alat ataupun tanpa alat. Alat yang sering digunakan adalah
ganda, simpai,tongkat, bola, pita dan topi.

Unsur-unsur yang diperlukan dalam senam irama adalah : 1. Kelentukan


2. Keseimbangan 3. Keluwesan
4. Fleksibilitas
5. Kontinuitas
6. Ketepatan
Dengan irama kita perlu menguasai teknik gerakan pada senam irama
agar
mencapai gerakan yang serasi dan bermanfaat bagi jasmani dan
rohani.Hal ini sesuai dengan tujuan senam yaitu membentuk keindahan
tubuh, kebugaran dan kekuatan. Ada tiga hal yang harus ditekankan
pada senam irama, yaitu:
a. Ketepatan musik/irama
b. Kelentukan (fleksibilitas)
c. Kontinuitas gerakan

D. Pengertian Bela Diri/Pencak Silat

Pencak silat adalah kata mejemuk. Pencak dan Silat mempunyai


pengertian yang sama dan merupakan bagian dari kebudayaan
8
masyarakat pribumi Asia Tenggara, yakni kelompok masyarakat etnis
yang merupakan penduduk asli Negara-negara di kawasan Asia
Tenggara. Kata Pencak biasa digunakan oleh masyarakat pulau Jawa,
Madura, dan Bali, sedangkan Silat biasa digunakan oleh masyarakat di
wilayah Indonesia lainnya maupun di Malaysia, Singapura, Brunei
Darussalam serta di Thailand (bagian Selatan), bdan Filipina.
Penggabungan kata pencak dan silat menjadi kata majemuk untuk
pertama kalinya dilakukan pada waktu dibentuk suatu organisasi
persatuan dan perguruan Pencak dan perguruan Silatdi Indonesia yang
diberi nama Ikatan Pencak Silat Indonesia, disingkat IPSI pada tahun
1948 di Surakarta. Pencak silat adalah olahraga bela diri yang
memerlukan banyak konsentrasi. Ada pengaruh budaya Cina, agama
Hindu, Budha, dan Islam dalam pen-cak silat. Biasanya setiap daerah di
Indonesia mempunyai aliran pencak silat yang khas. Misalnya, daerah
Jawa Barat terkenal dengan aliran Cimande dan Cikalong, di Jawa
Tengah ada aliran Merpati Putih dan di Jawa Timur ada aliran Perisai
Diri.Setiap empat tahun di Indonesia ada pertandingan pencak silat
tingkat nasional dalam Pekan Olahraga Nasional. Pencak silat juga
dipertandingkan dalam SEA Games sejak tahun 1987. Di luar Indonesia
juga ada banyak penggemar pencak silat seperti di Australia, Belanda,
Jerman, dan Amerika.
Sejak saat itu, pencak silat menjadi istilah resmi di Indonesia.perguruan-
perguruan yang mengajarkan Pencak dan Silat asal Indonesia di berbagai
Negara kemudian juga menggunakan istilah Pencak Silat. Di dunia
internasional Pencak Silat menjadi istilah resmi sjak dibentuknya
Organisasi Federatif Internasional yang diberi nama Persekutuan Pencak
Silat Antarbangsa, disingkat PERSILAT, di Jakarta pada tahun 1980.
Walaupun demikian, karena kebiasaan kata Pencak dan Silat masih
digunakan secara terpisah. Dalam makalah ini akan diuraikan secara
singkat beberapa hal sekitar Pencak Silat yang meliputi sejarah
perkembangan, teknik dasar pencak silat, dan beberapa hal lainnya

A. Aspek dan bentuk


Kesenian Randai dari Sumatera Barat memakai silek (silat) sebagai
unsur tariannya. Terdapat 4 aspek utama dalam pencak silat, yaitu:
1. Aspek Mental Spiritual: Pencak silat membangun dan
mengembangkan kepribadian dan karakter mulia seseorang. Para
pendekar dan maha guru pencak silat zaman dahulu seringkali
harus melewati tahapan semadi, tapa, atau aspek kebatinan lain
untuk mencapai tingkat tertinggi keilmuannya.
2. Aspek Seni Budaya: Budaya dan permainan "seni" pencak silat
ialah salah satu aspek yang sangat penting. Istilah Pencak pada
umumnya menggambarkan bentuk seni tarian pencak silat, dengan
9
musik dan busana tradisional.
3. Aspek Bela Diri: Kepercayaan dan ketekunan diri ialah sangat
penting dalam menguasai ilmu bela diri dalam pencak silat. Istilah
silat, cenderung menekankan pada aspek kemampuan teknis bela
diri pencak silat.
4. Aspek Olah Raga: Ini berarti bahwa aspek fisik dalam pencak
silat ialah penting. Pesilat mencoba menyesuaikan pikiran dengan
olah tubuh. Kompetisi ialah bagian aspek ini. Aspek olahraga
meliputi pertandingan dan demonstrasi bentuk-bentuk jurus, baik
untuk tunggal, ganda atau regu.
Bentuk pencak silat dan padepokannya (tempat berlatihnya)
berbeda satu sama lain, sesuai dengan aspek-aspek yang
ditekankan. Banyak aliran yang menemukan asalnya dari
pengamatan atas perkelahian binatang liar. Silat-silat harimau dan
monyet ialah contoh dari 2. Menengah, ditahap ini, pesilat lebih
difokuskan pada aplikasi semua gerakan dasar, pemahaman,
variasi, dan disini akan mulai terlihat minat dan bakat pesilat, dan
akan disalurkan kepada masing-masing cabang, misalnya Olahraga
& Seni Budaya.
3. Pelatih, hasil dari kemampuan yang matang berdasarkan
pengalaman di tahap pemula, dan menengah akan membuat pesilat
melangkah ke tahap selanjutnya, di mana mereka akan diberikan
teknik - teknik beladiri perguruan, di mana teknik ini hanya
diberikan kepada orang yang memang dipercaya, dan mampu
secara teknik maupun moral, karena biasanya teknik beladiri
merupakan teknik tempur yang sangat efektif dalam melumpuhkan
lawan / sangat mematikan .
4. Pendekar, merupakan pesilat yang telah diakui oleh para
sesepuh perguruan, mereka akan mewarisi ilmu-ilmu rahasia
tingkat tinggi.

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari berbagai pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pendidikan
Jasmani merupakan proses belajar mengajar melalui aktivitas jasmani untuk
merangsang pertumbuhan dan perkembangan psikomotor, afektif, dan kognitif secara
menyeluruh, selaras dan seimbang untuk menuju manusia Indonesia seutuhnya

B. SARAN

10
Sarana dan prasarana olahraga merupakan hal yang sangat menunjang
tercapainya suatu tujuan dalam melakukan olahraga, jadi sangat penting ketersediaan
sarana dan prasarana dalam melakukan aktifitas fisik maupun non fisik

DAFTAR PUSTAKA

Yoyo Bahagia, Adang Suherman. (2000), Prinsip-prinsip Pengembangan dan Modifikasi

Cabang Olahraga, Jakarta: Depdiknas, Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian
Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III Tahun 2000. Belka, David E., (1994).
Teaching Children Games: Becoming a Master Teacher, Illinois: Human Kinetics,
Champaign.

Graham, G., dkk., (1993). "Children Moving A Reflective Approach to Teaching


Physical Education". Toronto: Third Edition, Mayfield Publishing Company.

Agus S. Suryobroto. (2004), Diktat Mata Kuliah Sarana dan Prasarana Pendidikan

Jasmani: Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta.


http://judulmakalaolahraga.blogspot.co.id/2012/04/sarana-dan-prasarana.html usein
Umar. (2002). Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama

11

Anda mungkin juga menyukai