Anda di halaman 1dari 9

HAKIKAT FAIR PLAY DAN OLAHRAGA PRESTASI

Dosen Pengampu :
Dr. Herri Yusfi, M. Pd
Fitri Agung Nanda, M. Pd

Nama Anggota :
Ali Thamrin ( 06061182227013 )
M. Sayyid Fadli ( 06061182227014 )
Safira Rizqi P. ( 06061182227003 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kepada Allah SWT. karena berkat rahmat dan karunia-Nya, kami
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “HAKIKAT FAIR PLAY DAN OLAHRAGA
PRESTASI”.
Selama proses pengerjaan dan penyusunan makalah ini, banyak pihak yang telah
memberikan bantuan, pengarahan, saran, serta bimbingan kepada kami selaku penulis.
Dengan selesainya makalah ini, kami ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar
besarnya kepada bapak Dr. Herri Yusfi, M. Pd dan ibu Fitri Agung Nanda, M.Pd selaku
dosen Mata Kuliah Sosiologi Olahraga yang telah membimbing dan memberikan tugas
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan kami.
Kami dapat menyadari bahwa dalam penulisan dan penyusunan makalah ini masih
ada kesalahan dan kekurangan baik dari segi materi maupun penulisan. Untuk itu kami akan
mengucapkan terimakasih bagi para pembaca dan semua pihak yang memberikan kritik serta
saran kepada kami dalam memperbaiki penulisan dan penyusunan makalah ini. Kami harap
makalah ini dapat memberikan manfaat kepada para pembaca dan bagi diri kami sendiri.

Indralaya, 17 Maret 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................II
DAFTAR ISI......................................................................................................................III
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................1
1.3 Tujuan................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................2
2.1 Pengertian Fairplay dan olahraga prestasi.........................................................2
2.2 Pandangan sosiologi Mengenai Faif Play dan Olahraga Prestasi......................2
2.3 Tujuan Fair Play dan Olahraga Prestasi............................................................3
BAB III PENUTUP...........................................................................................................5
3.1 Kesimpulan .......................................................................................................5
3.2 Saran-Saran........................................................................................................5
DAFTAR PUTAKA...........................................................................................................6

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Olahraga adalah bentuk perilaku gerak manusia yang spesifik. Arah dan tujuan orang
berolahraga, termasuk waktu dan lokasi kegiatan dilaksanakan sedemikian beragam sehingga
sebagai bukti bahwa olahraga itu merupakan sebuah fenomena yang relavan dengan
kehidupan sosial olahraga juga ekspresi berkarya pada manusia. Fair play memiliki peranan
penting dalam olahraga. Fair play merupakan sikap mental yang menunjukkan martabat
ksatria pada olahraga. Nilai fair play melandasi pembentukan sikap, dan selanjutnya sikap
menjadi landasan perilaku. Kesimpulan dari penelitian ini adalah olahraga dan etika fair play
secara ontologi adalah olahraga merupakan kegiatan otot yang energik dan dalam kegiatan itu
atlet memperagakan kemampuan gerakannya (Perporma) dan kemauannya semaksimal
mungkin yang dilakukan dengan sikap mental dan moral serta nilai fair play melandasi
pembentukan sikap dan selanjutnya sikap menjadi landasan perilaku. Olahraga dan etika fair
play secara epistemologis adalah bentuk kegiatan olahraga sesuai dengan motif dan tujuan
utamanya yang dilandasi tindakan moral adalah prilaku yang tampak yang dinyatakan dan
sejalan dengan sistem nilai yang dianut sebagai konsep moral, suatu cetusan jiwa, fair play
berisi penghargaan terhadap lawan serta harga diri. Olahraga dan etika fair play kajian nilai
(aksilogi) yang dipersoalkan adalah aspek penerapan sesuatu ke dalam praktik yang berkaitan
dengan masalah nilai. Nilai merupakan rujukan perilaku, sesuatu yang dianggap “luhur” dan
menjadi pedoman hidup manusia dalam kehidupan bermasyarakat. Olahraga itu sendiri pada
hakikatnya bersifat netral, tetapi masyarakatlah yang kemudian membentuk kegiatannya dan
memberi arti bagi kegiatan itu dan memanfaatkannya untuk tujuan tertentu. Penerapan etika
fair play atau sportivitas sebagai nilai inti dalam bidang olahraga. Mengingat pentingnya fair
play, hendaknya pelaku olahraga menanamkan fair play dalam melakukan aktivitas olahraga

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian fair play dan olahraga prestasi ?
2. Bagaimana fair play dan olahraga prestasi dipandang dari sudut sosiologi?
3. Apa tujuan fair play dalam olahraga prestasi ?

1.3 Tujuan Masalah


1. Untuk mengetahui apa hakikat fair play dan olahraga prestasi.
2. Untuk mengetahui pandangan sosiologi mengenai fair play dan olahraga prestasi.
3. Untuk mengetahui tujuan fair play dalam olahraga prestasi.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Fair play dan Olahraga Prestasi


Fair play merupakan sikap mental yang menunjukkan martabat kesatriaan dalam
olahraga. Nilai fair play mendasari terbentuknya sikap, dan selanjutnya sikap menjadi dasar
berperilaku. Jadi dapat disimpulkan bahwa fair play memberikan peluang kemenangan yang
sama bagi kedua tim.
Menurut Rusli Lutan (2003: 127), fair play adalah kebesaran hati terhadap lawan yang
menimbulkan hubungan kemanusiaan yang akrab, hangat dan mesra. Nilai fair play
melandasi pembentukan sikap dan selanjutnya sikap menjadi landasan perilaku.
Sebagai konsep moral, suatu cetusan jiwa, fair play berisi penghargaan terhadap lawan serta
harga diri. Dalam kaitan inilah, antara kedua belah pihak memandang lawannya sebagai
mitranya. Lawan adalah kawan bermain. Keseluruhan dan upaya dan perjuangan itu
dilaksanakan dengan bertumpu pada standar moral yang di hayati oleh masing-masing belah
pihak. Fair play adalah suatu bentuk harga diri yang tercermin dari :
1. Kejujuran dan rasa keadilan.
2. Rasa hormat kepada lawan, baik dalam kekalahan maupun dalam kemenangan.
3. Sikap dan perbuatan ksatria, tanpa pamrih.
4. Sikap tegas dan berwibawa, kalau terjadi bahwa lawan atau penonton tidak berbuat
fair paly.
5. Kerendahan hati dalam kemenangan, dan ketenangan/pengendalian diri dalam
kekalahan.

Selanjutnya adalah Olahraga Prestasi, adalah Olahraga yang membina dan mengembangkan
olahragawan secara terencana, berjenjang, dan berkelanjutan melalui kompetisi untuk
mencapai prestasi dengan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi Keolahragaan.
(PERPRES NO. 86 TAHUN 2021).

Dapat kita simpulkan bahwa Fair play dan olahraga prestasi memiliki kaitan yang sama-sama
memiliki peranan penting dalam olahraga. Fair play merupakan sikap mental yang
menunjukkan martabat ksatria pada olahraga. Nilai fair play melandasi pembentukan sikap,
dan selanjutnya sikap menjadi landasan perilaku.

2.2 Pandangan Sosiologi Mengenai Fair Play dan Olahraga Prestasi

Fair play, yang merupakan bagian penting dan sentral dari keberhasilan keterlibatan,
promosi dan pengembangan baik dalam olahraga maupun kehidupan, dapat mengajarkan
toleransi dan rasa hormat terhadap orang lain . Hal ini memungkinkan mereka untuk
berintegrasi ke dalam masyarakat dan menciptakan rasa kerja tim.

orang yang memiliki karakter kesatria dan jujur, maka tergolong sebagai orang yang
berjiwa fair play. Kesatria yang dapat diartikan sebagai berani dan pemberani sementara jujur
maknannya lurus hati tidak curang, maka sebagai orang yang memiliki jiwa fair play sudah

2
pasti dalam pikiran dan hatinya akan selalu berani dalam hal lurus hati, menjauhkan diri dari
berbuat curang.

Curang artinya tidak jujur, tidak lurus hati, dan tidak adil. Lalu, sewajarnya dimaknai
sebagai biasa sebagaimana adanya tanpa tambahan apa pun, menurut keadaan yang ada,
sebagaimana mestinya. Dan, adil adala sama berat, tidak berat sebelah, tidak memihak,
berpihak kepada yang benar, berpegang pada kebenaran, sepatutnya, tidak sewenang-wenang.

Dengan demikian, untuk siapa saja akan sangat mudah menjalankan sikap dan
perbuatan fair play dalam kehidupan sehari-hari yang di dalamnya sudah pasti termaktub
sikap sportif dengan syarat utama, adanya kecerdasan intelegensi (otak), personality
(kepribadian), plus kuatnya keimanan, maka bertindak dan melakukan apa pun dengan
dasar/pondasi fair play tidak akan sulit.

Sesuai makna fair play yang di dalamnya ada sportif, maka dapat diidentifikasi, orang
yang fair play sudah pasti berani dan pemberani dalam hal kejujuran yang sebagai mana
adanya (wajar), tidak berat sebelah, tidak memihak, berpihak kepada yang benar, berpegang
pada kebenaran, sepatutnya, tidak sewenang-wenang.

Olahraga pada dasarnya merupakan kebutuhan setiap manusia di dalam kehidupan,


agar kondisi fisik dan kesehatannya tetap terjaga dengan baik. Olahraga dapat meningkatkan
kesehatan dan mencegah timbulnya penyakit, namun untuk olahraga prestasi menurut
pandangan masyarakat tidak hanya menjadi suatu kegiatan yang dapat menyehatkan tubuh,
namun juga dapat menjadi sebuah kebanggaan baik dari tingkat desa, kota, provinsi bahkan
nasional.

2.3 Tujuan Fairplay dan Olahraga Prestaasi

Kegiatan dalam keolahragaan merupakan cerminan dalam lingkup tatanan masyarakat


yang lebih luas. Nilai dalam masyarakat telah berubah, dan hal itu juga berdampak nyata ke
dalam olahraga. Di antara persoalan yang paling menonjol pada saat ini adalah penerapan fair
play atau sportivitas sebagai nilai inti dalam bidang olahraga. Tantangannya muncul dalam
aneka prilaku atlet, pelatih,ofisial, dan bahkan juga dari kalangan insan pers. Yang lebih
menonjol adalah upaya memperoleh kemenangan yang disertai dengan upaya bukan
mengandalkan keunggulan teknik dan taktik. Yang diperagakan adalah gejala 7 kekerasan
dalam olahraga dan kecendrungan untuk memaksakan kehendak, seperti mencampuri
keputusan wasit. Sebaliknya, wasit itu sendiri dalam beberapa kasus masih belum mampu
untuk berdiri sendiri dalam beberapa kasus masih belum mampu untuk berdiri di tengah-
tengah, tanpa memihak, sesuai dengan fungsinya. Kiranya tidak berlebihan bila kita
mengatakan, sudah mulai terjadi dan kian berkembang, gejala demokralisasi dan degrasi
karakter dalam olahraga. Di samping peningkatan kekerasan, seperti sering diperagakan oleh
penonton, unsur ketidakjujuran juga kian mencuat ke permukaan. Ketidaksanggupan dalam
permainan, seperti sering disebut dalam istilah “main sabun” merupakan pertanda dari
ketidakjujuran untuk memperlakukan olahraga. Bahaya terhadap fair play timbul terutama
dari kesalahan arah yang ditempuh olahraga pada zaman ini. Olahraga dieksploitsi oleh
politik, ideologi, dan dagang karena olahraga sangat tenar dan digemari. Bahkan sekarang ini,
sejak logika politik berubah menjadi logika ekonomi, pengelolaan olahraga dengan tujuan
yang bersifat komersialisasi sangat menonjol, dan bila kita tidak waspada, ancaman terhadap
fair play semakin besar. Dengan demikian olahraga mengalami bahaya untuk kehilangan
sifat-sifatnya yang murni. Yang semestinya olahraga berisi pertandingan yang bersifat ksatria

3
dan membentuk kepribadian, dapat berubah menjadi perjuangan yang tidak kenal ampun,
yang dikuasai oleh pikiran prestise, popularitas dan uang. Dengan kata lain, sikap batin
semacam itu, yang dapat kita sebutkan dalam istilah itikad, berisi pertimbangan moral, yang
kemudian secara otomatis terjabarkan dalam perilaku. Dikaitkan dengan perkembangan
akhir-akhir ini, semangat olahragawan sejati semacam itu perlu dikembangkan serta
disebarluaskan. Keadaan demikian perlu disosialisasikan sejak dini, sejak seseorang mulai
belajar olahraga dengan maksud untuk melindungi olahraga dari bahaya-bahaya yang
mengancamnya. Berkenaan dengan hal ini kiranya perlu disebarluaskan di Indonesia, gagasan
dan praktik berolahraga yang dijiwai oleh semangat sportivitas. Untuk itu, alangkah baiknya
jika selalu dapat diterapkan praktik-praktik yang memperkokoh pengalaman prilaku yang adil
dan jujur. Sangat tepat bila dilembagakan pemberian penghargaan kepada berbagai pihak
yang menjadi pelaku olahraga yang menunjukkan perilaku yang terpuji yang meliputi dalam
konsep fair play (satu-satunya hukum moral olahraga).

Fair play juga tentang mempelajari aturan-aturan sosial, seperti bekerja


sama,bergiliran, bersikap sopan, memecahkan masalah, dan bersikap fleksibel. Bermain
adil membantu anak menikmati pengalaman bermain bersama . Ini juga merupakan bagian
penting dalam bergaul dengan orang lain.

4
BAB III
PENUTUP
3.2 Kesimpulan

Fair play merupakan sikap mental yang menunjukkan martabat kesatriaan dalam
olahraga. Nilai fair play mendasari terbentuknya sikap, dan selanjutnya sikap menjadi dasar
berperilaku. Jadi dapat disimpulkan bahwa fair play memberikan peluang kemenangan yang
sama bagi kedua tim.
Olahraga Prestasi, adalah Olahraga yang membina dan mengembangkan olahragawan
secara terencana, berjenjang, dan berkelanjutan melalui kompetisi untuk mencapai prestasi
dengan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi Keolahragaan.
Sesuai makna fair play yang di dalamnya ada sportif, maka dapat diidentifikasi, orang
yang fair play sudah pasti berani dan pemberani dalam hal kejujuran yang sebagai mana
adanya (wajar), tidak berat sebelah, tidak memihak, berpihak kepada yang benar, berpegang
pada kebenaran, sepatutnya, tidak sewenang-wenang.
Namun untuk olahraga prestasi menurut pandangan masyarakat tidak hanya menjadi
suatu kegiatan yang dapat menyehatkan tubuh, namun juga dapat menjadi sebuah kebanggaan
baik dari tingkat desa, kota, provinsi bahkan nasional.
Fair play juga tentang mempelajari aturan-aturan sosial, seperti bekerja sama,bergiliran,
bersikap sopan, memecahkan masalah, dan bersikap fleksibel. Bermain adil membantu anak
menikmati pengalaman bermain bersama . Ini juga merupakan bagian penting dalam bergaul
dengan orang lain.
Olahraga prestasi adalah kegiatan olahraga yang bertujuan untuk meraih prestasi dengan
cara mengikuti pertandingan atau perlombaan.
3.2 Saran
Untuk membangun sikap fair play seperti sportivitas dalam olahraga prestasi, kita
sangat perlu melatih mental kita agar dapat berpegang teguh pada kejujuran, kesopanan dan
etika dalam bertanding.

5
DAFTAR PUSTRAKA

Lutan, Rusli. Olahraga dan Etika Fair Play, Jakarta : Direktorat Pemberdayaan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi Olahraga, Direktorat Jendral Olahraga, Depertemen
Pendidikan Nasional, 2001.

Komisi Disiplin Ilmu Keolahragaan, Ilmu Keolahragaan dan Rencana


Pengembangannya, Jakarta : Depertemen Pendidikan Nasional, Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi, 2000.

Suriasumantri, Jujun S. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer, Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan, 2005.

Anda mungkin juga menyukai