Anda di halaman 1dari 10

OLAHRAGA DAN FAIR

PLAY
Aulia Rahman
Haris Satria
Latar Belakang
Olahraga adalah kegiatan manusia yang wajar sesuai dengan
kodrat Illahi untuk mengembangkan dan membina potensi-potensi fisik,
mental dan rohaniah manusia demi kebahagiaan dan kesejahteraan
pribadi dan masyarakat. Yang bertujuan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan dan kebugaran, prestasi, kualitas manusia,
menanamkam nilai moral dan akhlak mulia, sportivitas, disiplin,
mempererat dan membina persatuan dan kesatuan bangsa,
memperkukuh ketahanan nasional, serta mengangkat harkat, martabat,
dan kehormatan bangsa.
Kita menyadari bahwa olahraga penuh dengan masalah, silang
pendapat, dan lebih-lebih di lingkungan olahraga kompetitif, sering
ditandai dengan persaingan yang tidak sehat. Seperti halnya dalam
konteks pendidikan jasmani yang mengemban misi kependidikan,
olahraga pada umumnya menyediakan kesempatan yang melimpah
bagi setiap individu untuk berinteraksi, belajar, mengalihkan dan
menegakkan nilai moral.
Diantara persoalan yang paling menonjol pada saat ini adalah
penerapan fair play atau sportivitas sebagai nilai inti dalam bidang olahraga.
Dalam kesempatan berolahraga, seseorang dihadapkan dengan struktur sosial
yang dapat diterima dan dinilai adil. Dalam kesempatan tersebut peraturan
yang diterapkan dipandang lebih fair dari kehidupan yang sesungguhnya.
Dalam kaitan inilah maka para ahli, seperti yang diungkapkan oleh Brikman
(1977), yakni” Olahraga merupakan tata latar yang ideal untuk
memperkenalkan kepada anak-anak pemikiran moral konvensional”. Beberapa
ahli juga menyarankan, sebaiknya masyarakat memperoleh manfaat dari
olahraga yang berlandaskan pada sistem keadilan yang berlandaskan pada
persamaan.
Dalam kenyataannya, pelaku olahraga dihadapkan dengan
keterbatasan waktu untuk membuat keputusan, karena itu faktor pengalaman
dan konteks kegaiatan (misalnya, taraf kompetisi yang sedang dijalani) ikut
mempengaruhi. Bahkan “suara dari dalam” peranannya sangat dominan,
sehingga keputusan- keputusan yang selanjutnya digolongkan sebagai prilaku
fair play yang luar biasa, seperti berlangsung diluar kesadaran sang pelaku.
Karena itu harus disoroti dari sistem nilai yang kita sebut sportivitas atau fair
play. Untuk dapat memperagakan perilaku sportif seseorang bukan hanya
memetuhi peraturan yang tertulis tetapi juga harus dapat berbuat sesuai
dengan keputusan hati nurani.
Rumusan Masalah
• Apa itu olahraga dan fair play?
• Bagaimana fair play dalam olahraga?
• Apa fair play dalam olahraga?
Pembahasan
• Kata olahraga berasal dari kata olah dan • Fair play adalah kebesaran hati terhadap
raga. Olah berarti upaya untuk merubah, lawan yang menimbulkan perhubungan
mematangkan atau menyempurnakan. kemanusian yang akrab dan hangat dan
Raga mengacu pada bangian kasat mata mesra. Fair play merupakan kesadaran
dari manusia yang tidak dapat dipisah- yang selalu melekat, bahwa lawan
pisahkan dari manusia seutuhnya yang bertanding adalah kawan bertanding yang
memiliki potensi untuk bergerak. diikat oleh pesaudaraan olahraga. Jadi fair
play merupakan sikap mental yang
• Olahrag adalah bentuk prilaku gerak menunjukkan martabat ksatria pada
manusia yang spesifik olahraga. Nilai fair play melandasi
Istilah olahraga lebih bersifat umum, tidak pembentukan sikap, dan selanjutnya sikap
digunakan dalam olahraga kompetitif, menjadi landasan perilaku.
karena pengertiannya bukan hanya
sebagai himpunan aktivitas fisik yang resmi
terorganisasi ( formal ) dan tidak resmi (
informal ) yang tampak pada kebanyakan
dalam cabang-cabang olahraga, tetapi
juga dalam bentuk aktivitas dasar seperti
senam, pelatihan kebugaran jasmani, atau
latihan aerobik.
Olahraga berkaitan dengan fair play
• (Olahraga)
Epistemologi menjawab bagaimana keberadaan Olahraga.
Dengan objek material, gerak manusia, dan objek forma dalam rangka
keseluruhan kepribadian dan parsial yang terbagi atas ilmu gerak, teori
latihan, teori belajar gerak, teori bermain dan teori intruksi.
Olahraga itu sendiri pada hakikatnya bersifat netral, tetapi
masyarakatlah yang kemudian membentuk kegiatannya dan memberi
arti bagi kegiatan itu dan memanfaatkannya untuk tujuan tertentu.
Seperti di Indonesia, sesuai dengan fungsi dan tujuannya, kita mengenal
beberapa bentuk kegiatan olahraga, sesuai dengan motif dan tujuan
utama, yakni:
 Olahraga pendidikan
 Olahraga rekreasi
 Olahraga kesehatan
 Olahraga cacat
 Olahraga penyembuhan atau rehabilitasi
 Olahraga Kompetitif (prestasi)
• (Fair Play)
Sebagai konsep moral, suatu cetusan jiwa, fair play berisi
penghargaan terhadap lawan serta harga diri. Dalam kaitan inilah,
antara kedua belah pihak memandang lawannya sebagai mitranya.
Lawan adalah kawan bermain. Keseluruhan dan upaya dan perjuangan
itu dilaksanakan dengan bertumpu pada standar moral yang di hayati
oleh masing-masing belah pihak. Fair play adalah suatu bentuk harga
diri yang tercermin dari :

(1) Kejujuran dan rasa keadilan.


(2) Rasa hormat kepada lawan, baik dalam kekalahan maupun dalam
kemenangan.
(3) Sikap dan perbuatan ksatria, tanpa pamrih.
(4) Sikap tegas dan berwibawa, kalau terjadi bahwa lawan atau
penonton tidak berbuat fair paly.
(5) Kerendahan hati dalam kemenangan, dan
ketenangan/pengendalian diri dalam kekalahan.
Olahraga dan fair play
Nilai merupakan rujukan perilaku, sesuatu yang dianggap “
luhur” dan menjadi pedoman hidup manusia dalam kehidupan
bermasyarakat. Dalam bidang keolahragaan, persoalan ini kian relevan
untuk dibahas. Kecenderungan sikap dan partisipasi dalam tindakan
dari sekelompok warga masyarakat, termasuk organisasi induk
olahraga, yang berusaha untuk meningkatkan prestasi, membangkitkan
masalah yang semakin kompleks dan mendalam.
Di antara persoalan yang paling menonjol dewasa ini adalah
penerapan fair play atau sportivitas sebagai nilai inti dalam bidang
olahraga. Tantangannya muncul dalam aneka prilaku atlet,
pelatih,ofisial, dan bahkan juga dari kalangan insane pers. Yang lebih
menonjol adalah upaya memperoleh kemenangan yang disertai
dengan upaya bukan mengandalkan keunggulan teknik dan taktik.
Yang diperagakan adalah gejala kekerasan dalam olahraga dan
kecendrungan untuk memaksakan kehendak, seperti mencampuri
keputusan wasit.
Contoh masalah yang berkaitan olahraga
dan fair play
• Vandalisme
Peristiwa vandalisme atau kekerasan dalam dunia olahraga
merupakan hal memalukan. Kejadian semacam ini merupakan gambaran
ketidakdewasaan oknum pelakunya. Jika kita kembali melihat bahwa
seharusnya olahraga menjadi ajang pemersatu dan meningkatkan
solidaritas, adanya vandalisme merupakan kesalahan besar dan
merugikan.
Contoh untuk kasus ini ternyata tidak jauh dari sepak bola
Indonesia yang semrawut. Liga yang seharusnya menjadi wadah
penghasil pemain profesional untuk mencapai prestasi, kerap kali diwarnai
dengan aksi kekerasan yang ternyata lebih menonjol dari prestasi.
Pemukulan wasit, perkelahian antar pemain, keributan suporter adalah
kenyataan vandalisme merusak nilai luhur olahraga.
Pelaku vandalisme sudah pasti akan dikenakan sanksi. Tetapi
perlu dipikirkan cara agar kejadian serupa tidak lagi terjadi. Perilaku
layaknya bocah yang tidak dapat mengendalikan emosi tidak patut dibawa
ke arena pertandingan. Karena olahraga merupakan sebuah kompetisi
yang harus berjalan dengan menjunjung tinggi fair play.

Anda mungkin juga menyukai