Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PLAY , GAMES
,SPORT

Dosen Pengampu :
Drs. Zarwan, M.Kes
Ruki Febri Hartika, S.Pd, M.Pd

Disusun oleh :
Alhamdi: 21086135
PENJASKESREK
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ Play
Game,sportdengan tepat waktu.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Olahraga.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada bapak Drs. Zarwan, M.Kes dan Ruki
Febri Hartika, S.Pd, M.Pd selaku dosen Mata Kuliah Filsafat Olahraga.Ucapan
terimakasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
diselesaikan nya makalah ini.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu saran
dan kritik yang membangun di harapkan demi kebaikan makalah ini.

Padang, 26 oktober 2021

Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep Play

B. Kareteristik Play

C. Konsep dan Ruang Lingkup Games

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kajian filsafat olahraga didasarkan pada tiga konsep bermain (play),
permainan (games), dan olahraga (sport). Ketiganya memiliki arti dan
aktivitas yang berbeda. Bermain (play) adalah bentuk kegiatan yang tidak
produktif yang tujuannya adalah memberikan kesenangaan pada diri
sendiri. Permainan yang diorganisir disebut games. Olahraga (sport) sebagai
bentuk aktivitas bermain yang di organisasikan sedemikian rupa dengan
seperangkat peraturan dan pertandingan dengan menggunakan tolak ukur
keterampilan fisik pelakunya.

Dalam bermain tidak terdapat etika tertentu, karena bermain tidak


melihat sisi religius dan bentuk permainan, karena tidak ada aturan dalam
hal religus dalam bentuk permainan, pendidikan etika disini yang
membetuk manusia yang baik dan kritis, sehingga proses pemberian
pembelajarannya lebih bersifat mengembangkan daya pikir kritis dengan
mengamati realitas kehidupan.

Dalam makalah ini akan di jelaskan lebih lanjut mengenai konsep play
dan games.

B. Rumusan masalah
 Apa itu konsep play ?
 Apa itu karakteristik play ?
 Apa itu konsep dan ruang lingkup games ?

C. Tujuan
Adapun tujuan umum dari makalah ini adalah :

 Untuk memahami konsep play


 Untuk mengetahui karakteristik play
 Untuk memahami konsep dan ruang lingkup games
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Play
Bermain (play) merupakan suatu perbuatan atau kegiatan sukarela,
yang dlakukan dalam batas-batas ruang dan waktu tertentu yang sudah
ditetapkan, menurut aturan yang telah diterima secara sukarela, tapi
mengikat sepenuhnya, dengan tujuan dalam dirinya, disertai oleh perasaan
tegang dan gembira, dan kesadaran. Bermain (play) mempunyai sifat
esensial adalah aktivitas untuk hiburan tidak dipertandingkan.

Adapun pengertian bermain (play) menurut para ahli yang lain :

Menurut soetjiningsih

Bermain merupakan seluruh aktivitas anak termasuk bekerja


kesenangannya dan merupakan metode bagaimana mereka mengenal
dunia. Bermain tidak sekedar mengisi waktu tetapi merupakan kebutuhan
anak, seperti halnya makan.

Menurut Hurlock

bermain menyatakan setiap kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan


yang di timbulkan tanpa mempertimbangkan hasil akhir.

Menurut Huizinga

Menurut Johan Huizinga, bermain adalah suatu perbuatan atau kegiatan


sukarela, yang dilakukan dalam batas- batas ruang dan waktu tertentu
yang sudah ditetapkan, menurut aturan yang telah diterima secara
sukarela, tapi mengikat sepenuhnya, dengan tujuan dalam dirinya, disertai
oleh perasaan tegang dan gembira, dan kesadaran lain daripada kehidupan
sehari-hari. Johan Huizinga melihat permainan sebagai sumber dari
bentuk-bentuk kultural paling penting, yang merentang sejak dari hal-hal
yang menyenangkan, seperti seni, sampai ke hal-hal yang kurang
menyenangkan dan kontroversial, seperti perang. Huizinga memaparkan
karakteristik bermain sebagai dorongan naluri, aktivitas bebas, dan pada
anak merupakan keniscayaan sosiologis dan biologis. Namun patut diingat
bahwa sebenarnya Huizinga menegaskan permainan sebagai keberadaan
yang “tak serius”, tetapi di saat yang sama menyeret pemainnya untuk
bermain intens atau habis-habisan

Dalam bermain tidak terdapat etika tertentu, karena bermain tidak


melihat sisi religius dan bentuk permainan, karena tidak ada aturan dalam
hal religus dalam bentuk permainan, pendidikan etika disini yang
membetuk manusia yang baik dan kritis, sehingga proses pemberian
pembelajarannya lebih bersifat mengembangkan daya pikir kritis dengan
mengamati realitas kehidupan.

Dalam hal ini terdapat tujuh ciri yang dapat dijadikan acuan untuk
menentukan apakah sesuatu itu bermain atau bukan, yakni:

a. Bermain dilakukan secara voluntir. Bermain yang dilakukan secara


sukarela tanpa paksaan atau tekanan dari orang lain.

b. Bermain itu spontan. Bermain kapanpun mereka mau.

c. Kegiatan bermain lebih berorientasi pada proses dari pada terhadap hasil
atau akhir kegiatan. Fokus dalam bermain adalah melakukan aktivitas
bermain itu sendiri.

d. Bermain didorong oleh motivasi intrinsik. Maksudnya, yang mendorong


orang untuk melakukan kegiatan bermain tersebut adalah kegiatannya itu
sendiri, bukan faktor-faktor luar yang bersifat ekstrinsik.

e. Bermain itu pada dasarnya menyenangkan.

f. Bermain itu bersifat aktif. Bermain memerlukan keterlibatan aktif dari


para pelakunya.

g. Bermain fleksibel. Dengan ciri berarti orang yang bermain memilki


kebebasan untuk memilih jenis kegiatan yang ingin dilakukannya.
B. Karakteristik Play
Meskipun bermain bertujuan murni untuk bersenang-senang tanpa
memiliki maksud tertentu seperti memenangkan pertandingan, play atau
bermain memiliki karakteristik sebagai berikut.

1. Bebas, sukarela, dan tanpa paksaan dalam berpartisipasi.

2. Aktivitas bermain terpisah dari pembatasan ruang dan waktu

3. Hasil dari aktivitas bermain adalah sesuatu yang tidak diketahui atau
direncanakan

4. Aktivitas murni bermain tidak produktif, tidak menghasilkan nilai yang


permanen.

5. Peraturan bermain bergantung pada kondisi, tunduk pada kesepakatan


situasional.

6. Kualitas bermain merupakan bagian dari kehidupan nyata.

Macam-macam permainan (play) dapat dibedakan menjadi lima macam


yaitu:

1. Permainan fungsi yaitu permainan dengan menggunakan gerakan-


gerakan tubuh atau anggota tubuh

2. Permainan konstruktif yaitu membuat suatu permainan.

3. Permainan reseptif yaitu sambil mendengarkan cerita atau membaca


buku cerita berfantasi dan menerima kesan-kesan yang membuat jiwanya
aktif.

4. Permainan peranan yaitu dalam permainan ini akan bermain peran


sebagai guru.

5. Permainan sukses yaitu diutamakan dalam permainan ini adalah


prestasi sehingga diperlukan keberanian.

Tujuan permainan:

Mengembangkan kemampuan menyamakan dan membedakan,


mengembangkan kemampuan berbahasa, mengembangkan pengertian
tentang berhitung, menambah, mengurangi, merangsang daya imajinasi
dengan berbagai cara bermain pura-pura, membedakan benda dengan
perabaan, menumbuhkan sportivitas, mengembangkan kepercayaan diri,
mengembangkan sosialisasi atau bergaul dengan anak dan orang
dirumahnya.
C. Konsep dan Ruang Lingkup Games
Game berasal dari kata bahasa inggris yang memiliki arti dasar
permainan. Permainan dalam hal ini merujuk pada pengertian kelincahan
intelektual (intellectual playbility). Game juga bisa diartikan sebagai arena
keputusan dan aksi pemainnya.

Menurut Febriyanto Pratama Putra, game adalah sesuatu yang dapat


dimainkan dengan aturan tertentu sehingga ada yang menang dan ada yang
kalah, biasanya dalam konteks tidak serius atau dengan tujuan refreshing.
Suatu cara belajar yang digunakan dalam menganalisa interaksi antara
sejumlah pemain maupun perorangan yang menunjukkan strategi-strategi
yang rasional.

Permainan terdiri atas sekumpulan peraturan yang membangun situasi


bersaing dari dua sampai beberapa orang atau kelompok dengan memilih
strategi yang dibangun untuk memaksimalkan kemenangan sendiri atau
pun untuk meminimalkan kemenangan lawan. Peraturan-peraturan
menentukan kemungkinan tindakan untuk setiap pemain, sejumlah
keterangan diterima setiap pemain sebagai kemajuan bermain, dan
sejumlah kemenangan atau kekalahan dalam berbagai situasi.

Dalam kamus bahasa Indonesia “Game”diartikan sebagai permainan.


Permainan merupakan bagian dari bermain dan bermain juga bagian dari
permainan keduanya saling berhubungan. Permainan adalah kegiatan yang
kompleks yang didalamnya terdapat peraturan, play dan budaya. Sebuah
permainan adalah sebuah sistem dimana pemain terlibat dalam konflik
buatan, disini pemain berinteraksi dengan sistem dan konflik dalam
permainan merupakan rekayasa atau buatan, dalam permainan terdapat
peraturan yang bertujuan untuk membatasi perilaku pemain dan
menentukan permainan. Game bertujuan untuk menghibur, biasanya game
banyak disukai oleh anak – anak hingga orang dewasa.

Beberapa definisi game menurut beberapa para ahli:

1. John C Beck & Mitchell Wade,

Game merupakan penarik perhatian yang telah terbukti. Game adalaha


lingkungan pelatihan yang baik bagi dunia nyata dalam organisasi yang
menuntut pemecahan masalah secara kolaborasi.

2. Samuel Henry,

Game merrupakan suatu bentuk hiburan yang seringkali dijaikan sebagai


penyegar pikiran dari rasa penat yang disebabkan oleh aktivitas dan
rutinitas.
3. John Naisbitt,

Game merupakan sistem partisipatoris dinamis karena game memiliki


tingkat penceritaan yang tidak dimiliki film.

4. Andik Susilo,

Game adalah salah satu candu yang susah dihilangkan, bahkan ada yang
mengatakan bahwa candu game online setara dengan narkoba.

Ruang lingkup pada games mempunyai karakteristik antara lain ;

a. Ada kompetisi

b. Hasil ditentukan oleh ketrampilan fisik, strategi, kesempatan

Permainan dibagi menjadi empat menurut Roger Cailluis sebagai


berikut.

 Agon-permainan bersifat pertandingan untuk memperoleh


kemenangan sehingga butuh perjuangan fisik yang keras.

 Alea-permainan bersifat untung-untungan seperti main dadu


sehingga ketrampilan tubuh tidak diperlukan

 Mimikri-permainan fantasi yang membutuhkan kebebasan, dan


bukan sungguhan.

 Illinx-permainan untuk mencerminkan keinginan melampiaskan


gerak seperti mendaki gunung.

Adapun hal-hal yang mempengaruhi permainan menurut Hurlock(1999)


adalah :

a. Kesehatan

Semakin sehat semakin banyak energi untuk bermain aktif, seperti


permainan dan olahraga.

b. Perkembangan motorik

Permainan pada setiap usia melibatkan koordinasi motorik.


Pengendalian motorik yang baik memungkinkan terlibat permainan aktif.
c. Intelegensi

Pada setiap usia, yang pandai lebih aktif ketimbang yang kurang pandai,
dan permainan mereka lebih menunjukan kecerdikan. Dengan
bertambahnya usia, mereka lebih menunjukan perhatian dalam permaian
kecerdasan, dramatik, konstruksi, dan membaca..

d. Jenis kelamin

Anak laki-laki bermain lebih kasar ketimbang anak perempuan dan


lebih menyukai permainan dan olahraga ketimbang berbagai jenis
permainan yang lain. pada awal kanak-kanak, anak laki-;aki menunjukan
perhatian pada berbagai jenis permainan yang lebih banyak ketimbang
anak perempuan tetapi sebaliknya terjadi pada akhir masa kanak-kanak.

e. Lingkungan

Anak dari lingkungan yang buruk, kurang bermain ketimbang anak


lainnya disebabkan karena kesehatan yang buruk, kurang waktu,
peralatan, dan ruang.

f. Status sosioekonomi

Anak dari kelompok sosioekonomi yang lebih tinggi lebih menyukai


kegiatan yang mahal, seperti lomba atletik, bermain sepatu roda,
sedangkan mereka dari kalangan bawah terlihat dalam kegiatan yang tidak
mahal sepertu bermain bola dan berenang. Kelas sosial mempengaruhi
buku yang dibaca dan film yang ditonton anak, jenis kelompok rekreasi
yang dimilikinya dan supervisi terhadap mereka.

g. Jumlah waktu bebas

Jumlah waktu bermain terutama tergantung pada ststus ekonomi


keluarga. Apabila tugas rumah tangga atau pekerjaan menghabiskan waktu
luang mereka, anak terlalu lelah untuk melakukan kegiatan yang
membutukan tenaga yang lebih.

h. Peralatan

Peralatan bermain yang dimiliki anak mempengaruhi permainannya.


Misalnya dominasi boneka dan binatang buatan mendukung permainan
purapura, banyaknya balok, kayu, cat air, dan lilin mendukung permainan
yang sifatnya konstruktif.
BAB III
PENUTU
P

A. Kesimpulan
Bermain (play) merupakan suatu perbuatan atau kegiatan sukarela,
yang dlakukan dalam batas-batas ruang dan waktu tertentu yang sudah
ditetapkan, menurut aturan yang telah diterima secara sukarela, tapi
mengikat sepenuhnya, dengan tujuan dalam dirinya, disertai oleh perasaan
tegang dan gembira, dan kesadaran. Bermain (play) mempunyai sifat
esensial adalah aktivitas untuk hiburan tidak dipertandingkan.

Game adalah sesuatu yang dapat dimainkan dengan aturan tertentu


sehingga ada yang menang dan ada yang kalah, biasanya dalam konteks
tidak serius atau dengan tujuan refreshing. Suatu cara belajar yang
digunakan dalam menganalisa interaksi antara sejumlah pemain maupun
perorangan yang menunjukkan strategi-strategi yang rasional.

B. Saran
Penulis meminta maaf terlebih dahulu apabila ada kesalahan pengetikan
selanjutnya penulis berharap agar makalah ini bisa menjadi pedoman bagi
pembaca untuk mengetahui dan memahami konsep play and games.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

Husdarta (2010). Sejarah dan Filsafat Olahraga, Bandung

Undang-undang Negara Republik Indonesia No 3 (2005). Sistem


Keolahragaan Nasional. Jakarta. Menpora.

Musfiroh, Tadkiroatun. 2008. Cerdas Melalui Bermain. Jakarta : Grasindo

Tedjasaputra, Mayke S. 2001. Bermain, Mainan, dan Permainan. Jakarta:


Gramedia Widiasarana Indonesia

Anda mungkin juga menyukai