Dosen Pangampu :
KELAS A
2022/2023
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kepada tuhan yang maha esa atas segala berkat dan
rahmat-nya sehingga penulisan dapat menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya. Makalah
yang berjudul “Konsep permainan bimbingan konseling” ini disusun dalam rangka untuk
memenuhi tugas mata kuliah Teknik & Laboratorium Bimbingan Konseling.
Dalam kesempatan penulis mengucapkan terimakasih kepada ibu dosen Prof. Dr. Hj.
Siti Asiah T Pido, MM sebagai pengampuh mata kuliah Teknik & laboratorium Bimbingan
Dan Konseling karena sudah memberikan arahan terkait materi dan penulisan makalah. Tidak
lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada diri sendiri dan orang tua yang sudah
membantu, mendukung dan mengarahkan penulisan dalam membuat maklah ini. Penulis
mendoakan semoga Allah SWT memberikan imbalan yang baik kepada semua pihak yang
membantu dan berjuang menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari makalah ini memiliki
kekurangan sehingga penulis mengharapkan kriktik dan saran yang membangun dalam
rangka penyususnan makalah selanjutnya.
Demikian apa yang bisa penulis sampaikan, semoga pembaca dapat mengambil
manfaat dari makalah ini.
PENDAHULUAN
Konseling yang dimaksud tentu berbeda dengan proses konseling yang biasa
dilakukan dengan orang dewasa. Konseling dengan anak dilakukan dalam proses
pembelajaran maupun permainan, serta dengan media-media yang ada disekitar dan
disukai oleh anak-anak.Pada proses bimbingan dan konseling perlu ditekankan bahwa
anak harusmerasahubungandirinyadengan konselordalam hal ini gurunya sendiriadalah
hubungan yang bisa dipercaya, dan lingkungan konseling adalah lingkungan yang aman.
Agar hal ini terjadi, guru sebagai konselor harus bersikap terbuka, membumi, tulus,
konsisten, dan optimis sehingga rasa percaya diri bisa dikembangkan dan
dipertahankan. Hal ini perlu dipersiapkan karena anak-anak akan sangat pandai
mengenali orang yang tidak kongruen denganya atau mencoba berpura-pura dan tidak
konsisten dengan kepribadiannya (Geldard, 2012, p.9).
Perlu diktahui bersama bahwa proses / program bimbingan dan konseling tidak hanya
diberikan kepada mereka yang mempunyai perilaku bermasalah, akan tetapijuga harus
diberikan kepada anak yang sedang dalam prosespertumbuhan dan perkembangan.
Sehinggakonseling anak bukan hanya dilaksanakan untuk mengatasi perilaku bermasalah
pada anak didik, melainkan juga tindakan untuk memenuhi kebutuhan tumbuh
kembangnya secara maksimalsebagai sebuah langkah preventif (Suryadi, 2010, p.165).
Pelaksanaan bimbingan dan konseling tidak hanya dilakukan melalui bimbingan
khusus, namun dapat dilakukan dalam berbagai kegiatan seperti bermain, karya wisata,
leaflet, dan lain sebagainya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengertian Permainan Bimbingan Konseling?
2. Bagaimana Definisi Permainan ?
3. Bagaimana Fungsi Dan Maanfaat Permainan?
4. Bagaimana fungsi permainan Dalam BK?
5. Bagaimana Jenis-Jenis permainan Dalam BK?
PEMBAHASAN
1
Eva Imania Eliasa, ‘Permainan ( Games ) Dalam Bimbingan Dan Konseling’, MGBK Sleman, 1.November
(2011), 0–14.
pendapat-pendapat ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa permainan adalah
kegiatan/aktivitas yang bersifat luwes/fleksibel dan bervariasi yang merupakan imbangan
dari kerja dengan istirahat dan suatu bentuk penyesuaian diri siswa yang sangat berguna
untuk menguasai kecemasan dan konflik serta memberikan pengalaman dan pengetahuan
baru pada diri siswa yang di dalamnya terdapat interaksi antara para pemain dengan
mengikuti aturan-aturan tertentu untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Dengan adanya
sifat luwes ini dapat memberikan kesempatan kepada guru BK/Konselor untuk
mengadaptasikan permainan ke dalam kondisi-kondisi khusus yang ada, disesuaikan
dengan tujuan yang ingin dicapai.
Berikut adalah beberapa elemen umum yang sering terkait dengan definisi permainan:
2
Sugeng, ‘Definisi Permainan & Manfaat Bermain Bagi Pembelajaran Anak | PUSTAKAPAUD’, Pustakapaud,
2016 <https://pustakapaud.blogspot.com/2016/08/definisi-permainan-manfaat-bermain-bagi-pembelajaran-
anak.html>.
1. Aturan: Permainan biasanya memiliki aturan yang mengatur interaksi dan perilaku
para pemain. Aturan ini bisa ditetapkan secara formal atau informal, dan mereka
mempengaruhi bagaimana permainan dimainkan.
2. Tujuan: Permainan memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai oleh para pemain.
Tujuan ini bisa berupa mencapai skor tertinggi, mencapai kemenangan,
menyelesaikan tantangan, atau mencapai hasil yang diinginkan.
3. Interaksi: Permainan melibatkan interaksi antara pemain. Hal ini bisa berupa
kerjasama, persaingan, atau interaksi sosial lainnya antara pemain dalam
permainan.
4. Batasan waktu dan ruang: Permainan sering memiliki batasan waktu atau batasan
ruang tertentu di mana permainan dilakukan. Ini membantu dalam membangun
struktur dan memberikan kerangka waktu atau ruang bagi pemain.
5. Kesenangan: Permainan seringkali dimainkan untuk mendapatkan kesenangan dan
hiburan. Hal ini bisa berupa tantangan, pemecahan masalah, imajinasi, atau
pengalaman positif lainnya.
Bermain merupakan pekerjaan anak. Anak adalah anugrah dari Allah SWT. Anak
merupakan fase perkembangan dasar yang kelak akan membentuk pribadi individu dewasa.
Kegiatan bermain selalu kita temui dimana ada anak-anak, baik disekolah, di rumah,
maupun di tempat fasilitas umum. Anak-anak dan bermain bagai dua sisi mata uang yang
tak terpisahkan. Anak-anak tak akan lepas dengan kegiatan bermain dan bermain tidak akan
terjadi ketika tidak ada anak-anak yang ingin bersendau gurau.
Cara yang paling dekat dengan fase perkembangan anak untuk memahami dunianya
adalah melalui bermain. Melalui bermain yang menyenangkan, rasa ingin tahu anak
terhadap sesuatu dapat terpenuhi. Agar tahap perkembangan dasar ini dapat berkembang
dengan optimal dan baik, maka jangan sia-siakan masa bermain anak. biarkanlah anak
melalui masa bermainnya.3
Permainan memiliki berbagai fungsi dan manfaat yang penting dalam pengembangan
individu, baik secara fisik, kognitif, emosional, maupun sosial. Berikut adalah beberapa
fungsi dan manfaat permainan:
3
yankes.kemkes, ‘Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan’, Kementerian Kesehatan RI, 2022
<https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/372/bahaya-perokok-pasif>.
5. Pengembangan Sosial dan Emosional: Permainan membantu dalam pengembangan
keterampilan sosial dan emosional. Melalui permainan, individu belajar bekerja sama,
berbagi, mengelola emosi, mengembangkan rasa empati, dan berinteraksi dengan
orang lain. Permainan juga dapat membantu membangun rasa percaya diri dan
meningkatkan keterampilan komunikasi.
6. Kesehatan Fisik: Permainan fisik, seperti olahraga atau permainan aktif, memiliki
manfaat kesehatan yang signifikan. Mereka membantu meningkatkan kebugaran fisik,
kekuatan otot, keseimbangan, dan koordinasi tubuh. Permainan juga dapat membantu
dalam pencegahan obesitas dan penyakit terkait gaya hidup tidak sehat.
7. Kebersamaan dan Hubungan Sosial: Permainan dapat memperkuat hubungan sosial,
baik dengan teman sebaya, keluarga, atau komunitas. Mereka menciptakan
kesempatan untuk berinteraksi, bergaul, dan mengembangkan hubungan yang positif
dengan orang lain.
Permainan memiliki peran yang penting dalam perkembangan dan kehidupan individu.
Selain memberikan hiburan dan kesenangan, permainan juga memiliki dampak yang
signifikan dalam pengembangan keterampilan, pembelajaran, kesehatan, dan hubungan
sosial.
Dalam konteks Bimbingan dan Konseling (BK), permainan memiliki beberapa fungsi
yang penting. Berikut adalah beberapa fungsi permainan dalam BK:
Menurut Rusmana, (2008), ada empat fungsi penting peran permainan dalam konseling.
Permainan dalam BK dapat digunakan sebagai alat yang efektif untuk membantu individu
dalam mengembangkan keterampilan sosial dan emosional, belajar, pemecahan masalah, dan
pemahaman diri. Mereka juga memberikan kesempatan untuk mengatasi stres dan
menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan individu secara
holistik.
Aktivitas individu tidak terlepas dari dunia bermain dan permainan. Sebab permainan
itu menyenangkan, baik yang dilakuan sendiri maupun kelompok untuk membangkitkan
semangat dan menjadikan suasana kondusif dalam berkegiatan. Ada banyak macam
permainan, mulai dari permainan tradisional seperti main kelereng, lompat tali, dan petak
umpet. Hingga permainan modern berupa game-game online.
Pada makalah ini, pemakalah akan membahas beberapa permainan yang bisa digunakan
dalam proses konseling, diantaranya Ini Namaku, Lanjutkan Ceritaku, Apa yang Jatuh,
kalung kertas, dan the longest tie.
1. Ini Namaku
Tujuan: menjalin keakraban antar peserta dan bisa saling mengenal satu sama lainnya
4
‘PERAN PERMAINAN DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING’.
Waktu: 15 Menit
Bahan/Alat: Bola
a.Langkah Permainan
c. Variasi:
Bola dilempar oleh masing-masing peserta, jumlah lemparan sesuai dengan jumlah
abjad nama si pelempar. Peserta tidak hanya menyebutkan nama, bisa dikembangkan untuk
lebih mengenal lainnya, misalnya: hobi..., asal..., dll Dalam pelaksanaannya, fasilitator
dapat memberikan rangsangan dengan mengubah posisi tempat duduk peserta (ini perlu
untuk kelolmpok yang baru terbentuk dan antar anggota belum saling kenal). Untuk
kelompok yang antar anggotanya sudah saling mengenal nama, kegiatan ini bisa dilakukan
dengan menyebut sifat, hobi atau hal lain untuk menggantikan nama.
2. Lanjutkan Ceritaku
Waktu: 30 menit
Alat/bahan: -
a. Langkah Permainan
Duduklah yang rapat dan berderet panjang atau dalam bentuk lingkaran. Fasilitator
memulai sebuah cerita dengan tema bebas Ditengah-tengah cerita, fasilitator menghentikan
ceritanya, dan menunjuk salah satu dari peserta secara acak untuk melanjutkan ceritanya.
Kemudian peserta secara acak melanjutkan cerita dari peserta lain Permainan terus berlanjut
sampai semua peserta mendapatkan giliran bercerita. Peserta diminta berekpresi dan
berintonasi dalam bercerita.5
5
‘Abdoelcholix_ JENIS-JENIS PERMAINAN DALAM KONSELING’.
BAB III
PENUTUP
3.1Kesimpulan
3.2 Saran
Dengan di selesaikan makalah ini kami berharap makalah ini dapat menambah
wawasan dan pengetahuan pembaca, selanjutnya kami juga mengharapkan kritik dan
saran untuk peningkatan kualitas dalam penulisan kami
DAFTAR PUSTAKA
Eliasa, Eva Imania, ‘Permainan ( Games ) Dalam Bimbingan Dan Konseling’, MGBK
Sleman, 1.November (2011), 0–14