Anda di halaman 1dari 16

KONSEP PERMAINAN BIMBINGAN KONSELING

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah Teknik & Laboratorium Bimbingan Konseling

Dosen Pangampu :

Prof. Dr. Hj. Siti Asiah T Pido, MM

Disusun Oleh Kelompok VI:

1. Siti Mardia Y. Hamid (211012040)


2. Yunita Ibrahim (211012041)
3. Fingki Daaliuwa (211012042)

KELAS A

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

IAIN SULTAN AMAI GORONTALO

2022/2023
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kepada tuhan yang maha esa atas segala berkat dan
rahmat-nya sehingga penulisan dapat menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya. Makalah
yang berjudul “Konsep permainan bimbingan konseling” ini disusun dalam rangka untuk
memenuhi tugas mata kuliah Teknik & Laboratorium Bimbingan Konseling.

Dalam kesempatan penulis mengucapkan terimakasih kepada ibu dosen Prof. Dr. Hj.
Siti Asiah T Pido, MM sebagai pengampuh mata kuliah Teknik & laboratorium Bimbingan
Dan Konseling karena sudah memberikan arahan terkait materi dan penulisan makalah. Tidak
lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada diri sendiri dan orang tua yang sudah
membantu, mendukung dan mengarahkan penulisan dalam membuat maklah ini. Penulis
mendoakan semoga Allah SWT memberikan imbalan yang baik kepada semua pihak yang
membantu dan berjuang menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari makalah ini memiliki
kekurangan sehingga penulis mengharapkan kriktik dan saran yang membangun dalam
rangka penyususnan makalah selanjutnya.

Demikian apa yang bisa penulis sampaikan, semoga pembaca dapat mengambil
manfaat dari makalah ini.

Limboto, 26 mei 2023


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bimbingan dan konseling merupakan suatu proses dalam membantu individu


mengatasi hambatan-hambatan perkembangan dirinya sehingga dapatmencapai
perkembangan kemampuan pribadinya secara optimal. Jika hubungannya dengan anak,
maka bimbingan konseling anak merupakan proses yang terjadi antara anak dan seorang
konselor dalam hal ini guru/ pendamping dalammembantu anak-anak agar dapat
memahami apa yang terjadi kepada mereka serta membantu agara anak mencapai
perkembangan dan pertumbuhan yang optimal.

Konseling yang dimaksud tentu berbeda dengan proses konseling yang biasa
dilakukan dengan orang dewasa. Konseling dengan anak dilakukan dalam proses
pembelajaran maupun permainan, serta dengan media-media yang ada disekitar dan
disukai oleh anak-anak.Pada proses bimbingan dan konseling perlu ditekankan bahwa
anak harusmerasahubungandirinyadengan konselordalam hal ini gurunya sendiriadalah
hubungan yang bisa dipercaya, dan lingkungan konseling adalah lingkungan yang aman.
Agar hal ini terjadi, guru sebagai konselor harus bersikap terbuka, membumi, tulus,
konsisten, dan optimis sehingga rasa percaya diri bisa dikembangkan dan
dipertahankan. Hal ini perlu dipersiapkan karena anak-anak akan sangat pandai
mengenali orang yang tidak kongruen denganya atau mencoba berpura-pura dan tidak
konsisten dengan kepribadiannya (Geldard, 2012, p.9).

Perlu diktahui bersama bahwa proses / program bimbingan dan konseling tidak hanya
diberikan kepada mereka yang mempunyai perilaku bermasalah, akan tetapijuga harus
diberikan kepada anak yang sedang dalam prosespertumbuhan dan perkembangan.
Sehinggakonseling anak bukan hanya dilaksanakan untuk mengatasi perilaku bermasalah
pada anak didik, melainkan juga tindakan untuk memenuhi kebutuhan tumbuh
kembangnya secara maksimalsebagai sebuah langkah preventif (Suryadi, 2010, p.165).
Pelaksanaan bimbingan dan konseling tidak hanya dilakukan melalui bimbingan
khusus, namun dapat dilakukan dalam berbagai kegiatan seperti bermain, karya wisata,
leaflet, dan lain sebagainya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengertian Permainan Bimbingan Konseling?
2. Bagaimana Definisi Permainan ?
3. Bagaimana Fungsi Dan Maanfaat Permainan?
4. Bagaimana fungsi permainan Dalam BK?
5. Bagaimana Jenis-Jenis permainan Dalam BK?

1.3 Tujuan Masalah

1. Mengetahui Bagaimana Pengertian Permainan Bimbingan Konseling


2. Mengetahui Bagaimana Definisi Permainan
3. Mengetahui Bagaimana Fungsi Dan Maanfaat Permainan
4. Mengetaahui Bagaimana fungsi permainan Dalam BK
5. Mengetahui Bagaiamana fungsi permainan Dalam BK
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Permainan Bimbingan Konseling


Istilah play (bermain) dan games (permainan) memiliki makna berbeda dalam
literatur konseling bermain (Rusmana, 2008). Menurut Schaefer & Reid (2001) bermain
dipandang sebagai suatu perilaku yang muncul secara alamiah yang dapat ditemukan
dalam kehidupan manusia dan binatang. Adakalanya bermain merupakan aktivitas
sukarela dan spontan yang tidak memiliki titik akhir atau tujuan tertentu. Bermain secara
instrinsik didorong oleh hasrat untuk bersenang - senang (Garvey dalam Schaefer & Reid,
2001 ; Rusmana, 2008).1
Kegiatan bermain terus berkembang menyesuaikan perkembangan dan kebutuhan
hidup seseorang. Dengan kata lain bermain adalah suatu kegiatan yang asasi bagi diri
seseorang. Selain itu permainan dapat didefinisikan sebagai kegiatan yang memberikan
pengalaman dan pengetahuan bagi seorang anak dari apa yang dilakukannya tersebut
(Pertiwi & Sugiyanto, 2013). Mutiah (2010) menambahkan permainan merupakan
imbangan antara kerja dengan istirahat. Pengertian lain dikemukakan oleh Akhmadi
(2013) yang mengatakan bahwa bermain merupakan suatu bentuk penyesuaian diri
manusia yang sangat berguna menolong anak menguasai kecemasan dan konflik.
Permainan (games) adalah suatu kegiatan/ tingkah laku anak yang dilakukan secara
sendirian maupun berkelompok yang berinteraksi satu sama lain baik menggunakan alat
atau tidak dengan mengikuti aturan-aturan tertentu untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu
pula (Sadiman et al., 2012; Putro et al., 2013). Permainan bersifat variatif dan fleksibel,
ukuran benar dan salah disesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai, dapat dilakukan
secara aktif atau tidak, imajinatif atau eksploratif, melibatkan orang lain atau dapat
dilakukan sendiri (Gleave & Cole-Hamilton, 2012).
Pengertian tersebut senada dengan Sadiman et al. (2012) yang mengemukakan
bahwa salah satu sifat permainan yang menonjol adalah keluwesannya. Berdasarkan

1
Eva Imania Eliasa, ‘Permainan ( Games ) Dalam Bimbingan Dan Konseling’, MGBK Sleman, 1.November
(2011), 0–14.
pendapat-pendapat ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa permainan adalah
kegiatan/aktivitas yang bersifat luwes/fleksibel dan bervariasi yang merupakan imbangan
dari kerja dengan istirahat dan suatu bentuk penyesuaian diri siswa yang sangat berguna
untuk menguasai kecemasan dan konflik serta memberikan pengalaman dan pengetahuan
baru pada diri siswa yang di dalamnya terdapat interaksi antara para pemain dengan
mengikuti aturan-aturan tertentu untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Dengan adanya
sifat luwes ini dapat memberikan kesempatan kepada guru BK/Konselor untuk
mengadaptasikan permainan ke dalam kondisi-kondisi khusus yang ada, disesuaikan
dengan tujuan yang ingin dicapai.

2.2 Definisi Permainan


Permainan adalah sebuah aktivitas yang dilakukan untuk bersenang-senang, mengisi
waktu luang, atau berolahraga ringan Secara umum, permainan adalah sesuatu yang
digunakan untuk bermain, sebuah barang atau sesuatu yang pada umumnya digunakan
untuk hiburan atau kesenangan Permainan juga dapat dirancang dengan maksud agar anak
dapat meningkatkan beberapa kemampuan tertentu berdasarkan aturan tertentu Game
(permainan) secara umum adalah sebuah aktivitas rekreasi dengan tujuan bersenang-
senang
Game adalah sesuatu yang dapat dimainkan dengan aturan tertentu sehingga ada yang
menang dan ada yang kalah Menurut Santrock (2007), permainan adalah aktivitas
menyenangkan yang dilakukan untuk bersenang-senang.2
Definisi permainan dapat bervariasi tergantung pada konteksnya. Secara umum,
permainan dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan yang melibatkan interaksi, aturan
yang ditetapkan, dan tujuan tertentu. Permainan sering kali dilakukan untuk hiburan,
rekreasi, pendidikan, atau kompetisi.

Berikut adalah beberapa elemen umum yang sering terkait dengan definisi permainan:

2
Sugeng, ‘Definisi Permainan & Manfaat Bermain Bagi Pembelajaran Anak | PUSTAKAPAUD’, Pustakapaud,
2016 <https://pustakapaud.blogspot.com/2016/08/definisi-permainan-manfaat-bermain-bagi-pembelajaran-
anak.html>.
1. Aturan: Permainan biasanya memiliki aturan yang mengatur interaksi dan perilaku
para pemain. Aturan ini bisa ditetapkan secara formal atau informal, dan mereka
mempengaruhi bagaimana permainan dimainkan.
2. Tujuan: Permainan memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai oleh para pemain.
Tujuan ini bisa berupa mencapai skor tertinggi, mencapai kemenangan,
menyelesaikan tantangan, atau mencapai hasil yang diinginkan.
3. Interaksi: Permainan melibatkan interaksi antara pemain. Hal ini bisa berupa
kerjasama, persaingan, atau interaksi sosial lainnya antara pemain dalam
permainan.
4. Batasan waktu dan ruang: Permainan sering memiliki batasan waktu atau batasan
ruang tertentu di mana permainan dilakukan. Ini membantu dalam membangun
struktur dan memberikan kerangka waktu atau ruang bagi pemain.
5. Kesenangan: Permainan seringkali dimainkan untuk mendapatkan kesenangan dan
hiburan. Hal ini bisa berupa tantangan, pemecahan masalah, imajinasi, atau
pengalaman positif lainnya.

Permainan dapat mengambil berbagai bentuk, seperti permainan papan, permainan


video, olahraga, permainan tradisional, atau permainan sosial. Definisi permainan dapat
berbeda-beda tergantung pada perspektif dan konteksnya, tetapi intinya adalah aktivitas
yang melibatkan interaksi, aturan, dan tujuan untuk hiburan atau tujuan tertentu.

2.3. Fungsi Dan Maanfaat Permainan

Bermain merupakan pekerjaan anak. Anak adalah anugrah dari Allah SWT. Anak
merupakan fase perkembangan dasar yang kelak akan membentuk pribadi individu dewasa.
Kegiatan bermain selalu kita temui dimana ada anak-anak, baik disekolah, di rumah,
maupun di tempat fasilitas umum. Anak-anak dan bermain bagai dua sisi mata uang yang
tak terpisahkan. Anak-anak tak akan lepas dengan kegiatan bermain dan bermain tidak akan
terjadi ketika tidak ada anak-anak yang ingin bersendau gurau.

Tidak hanya perkembangan kognitif, perkembangan berbagai aspek seperti bahasa,


motorik, emosi, sosial kreativitas dan lain sebagainya masih ada pada tahap awal
perkembangan, tahapan-tahapan perkembangan ini merupakan fondasi dasar bagi tahapan
perkembangan selanjutnya.
Bermain bagi anak usia dini dapat digunakan untuk mempelajari dan belajar banyak hal,
dapat mengenal aturan, bersosialisasi, menempatkan diri, menata emosi, toleransi, kerja
sama, dan menjunjung tinggi sportivitas. Disimpulkan bahwa bermain merupakan aktivitas
mendasar anak yang dilakukan sendiri, bersama pendidik, keluarga, teman maupun orangtua
yang mana kegiatan tersebut dilakukan secara sukarela, menyenangkan, dan tanpa paksaan,
dengan bermain anak-anak akan mampu memahami aturan-aturan, bekerjasama, dan
bersosialisasi (Rohmah, 2016).

Cara yang paling dekat dengan fase perkembangan anak untuk memahami dunianya
adalah melalui bermain. Melalui bermain yang menyenangkan, rasa ingin tahu anak
terhadap sesuatu dapat terpenuhi. Agar tahap perkembangan dasar ini dapat berkembang
dengan optimal dan baik, maka jangan sia-siakan masa bermain anak. biarkanlah anak
melalui masa bermainnya.3

Permainan memiliki berbagai fungsi dan manfaat yang penting dalam pengembangan
individu, baik secara fisik, kognitif, emosional, maupun sosial. Berikut adalah beberapa
fungsi dan manfaat permainan:

1. Pengembangan Keterampilan Motorik: Permainan membantu dalam pengembangan


keterampilan motorik halus dan kasar. Melalui permainan, anak-anak dapat mengasah
koordinasi tangan-mata, keseimbangan, kekuatan otot, dan kontrol motorik mereka.
2. Pembelajaran dan Pendidikan: Permainan dapat menjadi sarana pembelajaran yang
efektif. Mereka membantu dalam mengajarkan konsep-konsep seperti menghitung,
membaca, menulis, berpikir logis, dan memecahkan masalah. Permainan juga dapat
meningkatkan keterampilan sosial, kreativitas, dan imajinasi.
3. Pengembangan Kognitif: Permainan dapat merangsang perkembangan kognitif dan
kecerdasan anak-anak. Mereka dapat meningkatkan kemampuan berpikir logis,
memori, pemecahan masalah, pengambilan keputusan, dan kemampuan berfokus.
4. Stres dan Hiburan: Permainan memberikan hiburan dan merupakan cara yang baik
untuk menghilangkan stres. Mereka memungkinkan individu untuk bersantai,
menghibur diri, dan mengalami kegembiraan serta kepuasan emosional.

3
yankes.kemkes, ‘Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan’, Kementerian Kesehatan RI, 2022
<https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/372/bahaya-perokok-pasif>.
5. Pengembangan Sosial dan Emosional: Permainan membantu dalam pengembangan
keterampilan sosial dan emosional. Melalui permainan, individu belajar bekerja sama,
berbagi, mengelola emosi, mengembangkan rasa empati, dan berinteraksi dengan
orang lain. Permainan juga dapat membantu membangun rasa percaya diri dan
meningkatkan keterampilan komunikasi.
6. Kesehatan Fisik: Permainan fisik, seperti olahraga atau permainan aktif, memiliki
manfaat kesehatan yang signifikan. Mereka membantu meningkatkan kebugaran fisik,
kekuatan otot, keseimbangan, dan koordinasi tubuh. Permainan juga dapat membantu
dalam pencegahan obesitas dan penyakit terkait gaya hidup tidak sehat.
7. Kebersamaan dan Hubungan Sosial: Permainan dapat memperkuat hubungan sosial,
baik dengan teman sebaya, keluarga, atau komunitas. Mereka menciptakan
kesempatan untuk berinteraksi, bergaul, dan mengembangkan hubungan yang positif
dengan orang lain.

Permainan memiliki peran yang penting dalam perkembangan dan kehidupan individu.
Selain memberikan hiburan dan kesenangan, permainan juga memiliki dampak yang
signifikan dalam pengembangan keterampilan, pembelajaran, kesehatan, dan hubungan
sosial.

2.4. fungsi permainan Dalam BK

Dalam konteks Bimbingan dan Konseling (BK), permainan memiliki beberapa fungsi
yang penting. Berikut adalah beberapa fungsi permainan dalam BK:

1. Ekspresi Emosi: Permainan dapat menjadi sarana bagi individu untuk


mengungkapkan dan mengelola emosi mereka. Dalam permainan, mereka dapat
merasa lebih aman dan bebas untuk mengekspresikan perasaan yang mungkin sulit
mereka ekspresikan secara verbal. Ini membantu dalam mengembangkan kesadaran
emosional dan keterampilan pengelolaan emosi.
2. Pembelajaran Sosial dan Keterampilan Interpersonal: Melalui permainan, individu
dapat belajar keterampilan sosial dan interpersonal yang penting. Mereka belajar
tentang kerjasama, komunikasi, negosiasi, mengambil giliran, dan menghormati orang
lain. Permainan membantu dalam mengembangkan pemahaman tentang interaksi
sosial dan memperkuat keterampilan untuk menjalin hubungan yang sehat dan positif
dengan orang lain.
3. Identifikasi dan Penyelesaian Masalah: Permainan dapat membantu individu
mengidentifikasi masalah, mengasah keterampilan pemecahan masalah, dan
mengembangkan kreativitas. Melalui permainan, mereka dihadapkan pada tantangan
yang membutuhkan pemikiran strategis, analitis, dan inovatif untuk mencapai tujuan
dalam permainan. Proses ini membantu dalam memindahkan keterampilan
pemecahan masalah ini ke dalam kehidupan sehari-hari.
4. Pembelajaran dan Penguatan Nilai dan Norma: Permainan dapat digunakan sebagai
sarana untuk mengajarkan nilai-nilai, norma, dan etika yang penting dalam
masyarakat. Melalui permainan, individu dapat memahami pentingnya kejujuran,
kerjasama, penghargaan, dan keadilan. Permainan juga membantu memperkuat dan
merefleksikan nilai-nilai ini dalam tindakan mereka.
5. Pemahaman Diri dan Pembinaan Identitas: Permainan dapat membantu individu
dalam pemahaman diri dan pembentukan identitas. Dalam permainan, mereka dapat
mengeksplorasi minat, kecakapan, preferensi, dan kekuatan mereka. Permainan juga
dapat membantu mereka mengeksplorasi berbagai peran dan identitas yang berbeda,
sehingga membantu dalam pembentukan identitas yang positif dan sehat.
6. Relaksasi dan Pengurangan Stres: Permainan dapat memberikan kesempatan bagi
individu untuk bersantai, melepaskan stres, dan mengalami kegembiraan dan
kesenangan. Melalui permainan yang menyenangkan, mereka dapat mengalihkan
pikiran dari tekanan dan tuntutan yang mungkin mereka hadapi dalam kehidupan
sehari-hari.

Menurut Rusmana, (2008), ada empat fungsi penting peran permainan dalam konseling.

1. Bermain merupakan ekspresi natural perasaan, juga sebagai upaya untuk


mengekspresikan keinginan dan fantasinya, bahkan mengeluarkan masalah dan
konflik dalam dirinya. Dengan demikian bermain dapat dikategorikan sebagai media
katarsis.
2. Anak-anak menggunakan permainan sebagai bahasa dalam berkomunikasi dengan
konselor. Permainan juga dapat menumbuhkan rasa empati pada kedua belah fihak,
sehingga akan memudahkan proses hubungan interpersonal yang fungsional.
3. Bermain sebagai sarana yang akan mempertinggi pemahaman dan memperlancar
proses konseling. Permainan sebagai salah satu teknik dalam bimbingan dan
konseling.4

Permainan dalam BK dapat digunakan sebagai alat yang efektif untuk membantu individu
dalam mengembangkan keterampilan sosial dan emosional, belajar, pemecahan masalah, dan
pemahaman diri. Mereka juga memberikan kesempatan untuk mengatasi stres dan
menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan individu secara
holistik.

2.5. Jenis-Jenis permainan Dalam BK

Aktivitas individu tidak terlepas dari dunia bermain dan permainan. Sebab permainan
itu menyenangkan, baik yang dilakuan sendiri maupun kelompok untuk membangkitkan
semangat dan menjadikan suasana kondusif dalam berkegiatan. Ada banyak macam
permainan, mulai dari permainan tradisional seperti main kelereng, lompat tali, dan petak
umpet. Hingga permainan modern berupa game-game online.

Permainan-permainan tersebut memiliki fungsi yang berbeda. Adakalanya permainan


tersebut berguna untuk melatih konsentrasi, perkenalan dan keakraban, pengembangan diri,
komunikasi, kepercayaan diri, kepemimpinan, kerjasama, dan kreatifitas. Dalam konseling
juga mengenal permainan. Permainan tersebut berguna agar proses konseling lebih
menyenangkan.

Pada makalah ini, pemakalah akan membahas beberapa permainan yang bisa digunakan
dalam proses konseling, diantaranya Ini Namaku, Lanjutkan Ceritaku, Apa yang Jatuh,
kalung kertas, dan the longest tie.

1. Ini Namaku

Tujuan: menjalin keakraban antar peserta dan bisa saling mengenal satu sama lainnya

Bidang Bimbingan: Pribadi, Sosial

4
‘PERAN PERMAINAN DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING’.
Waktu: 15 Menit

Bahan/Alat: Bola

a.Langkah Permainan

Peserta diminta melingkari fasilitator fasilitator memberikan bola kepada salah


satu peserta dan memintanya memperkenalkan diri dengan cara melemparkan bola ke atas
sebanyak tiga kali sambil menyebutkan namanya. Misalnya “Ini namaku Ani” (lempar)...
“Ani” (lempar). Kemudian peserta tersebut (Ani) diminta mengoperkan bola kepada
peserta lain secara acak, sambil mengatakan “giliranmu...” Peserta yang mendapatkan bola
menjawab “terimakasih Ani...,” setelah itu ia memperkenalkan dirinya dengan cara yang
sama seperti yang dilakukan peserta sebelumnya dengan kalimat “saya Rudi, Saya
mendapat bola dari Ani. Giliranmu...” Peserta yang mendapat lemparan bola dari Rudi
menjawab dengan “Terimakasih Rudi...”, setelah itu ia memperkenalkan dirinya dengan
cara yang sama seperti yang dilakukan peserta sebelumnya dengan kalimat “Saya Dani”.
“Saya mendapat bola dari Rudi, Rudi mendapatkan dari Ani. Giliranmu... Langkah poin 5
dilakukan sampai semua peserta mendapatkan bola dan memperkenalkan diri serta
mengenal peserta-peserta sebelumnya.Peserta terakhir harus mengembalikan bola kepada
peserta pertama dengan terlebih dahulu mengatakan “Terimakasih... (sebut nama pemberi
bola). Nama saya Desi. Saya mendapat bola dari... menerima dari... yang seblumnya
mendapatkan dari... dst (menyebutkan semua nama anggota kelompok). Sekarang bola ini
saya kembalikan kepada Ani (peserta pertama). Bola ini kukembalikan padamu Ani.

b. Evaluasi dan Refleksi:

1. Apakah peserta hafal pada urutan bola yang diterimanya?


2. Apakah peserta mampu mengingat nama teman-temanya?
3. Apakah dinamika kelompok ini berjalan lancar?
4. Apakah makna dari permainan ini?

c. Variasi:

Bola dilempar oleh masing-masing peserta, jumlah lemparan sesuai dengan jumlah
abjad nama si pelempar. Peserta tidak hanya menyebutkan nama, bisa dikembangkan untuk
lebih mengenal lainnya, misalnya: hobi..., asal..., dll Dalam pelaksanaannya, fasilitator
dapat memberikan rangsangan dengan mengubah posisi tempat duduk peserta (ini perlu
untuk kelolmpok yang baru terbentuk dan antar anggota belum saling kenal). Untuk
kelompok yang antar anggotanya sudah saling mengenal nama, kegiatan ini bisa dilakukan
dengan menyebut sifat, hobi atau hal lain untuk menggantikan nama.

d. Poin belajar (learning point) yang diperoleh:

Melalui berbagai pertanyaan dan diskusi, konselor/guru bimbingan dan


konseling/fasilitator memfasilitasi peserta untuk menemukan poin-poin belajar sebagai
berikut Mengenal dan memahami oranglain membutuhkan kesungguhan karena jika tidak
akan menimbulkan kesalahan. Saling terbuka merupakan salah satu kunci yang
memudahkan usaha untuk saling mengenal Bisa terbuka sehingga diri bisa dikenal
oranglain dan mampu mengenal oraglain akan membuat diri merasa nyaman ditengah-
tengah kehadiran oranglain.

2. Lanjutkan Ceritaku

Tujuan: melatih kemampuan bercerita dan berimajinasi

Bidang bimbingan: pribadi, sosial

Waktu: 30 menit

Alat/bahan: -

a. Langkah Permainan

Duduklah yang rapat dan berderet panjang atau dalam bentuk lingkaran. Fasilitator
memulai sebuah cerita dengan tema bebas Ditengah-tengah cerita, fasilitator menghentikan
ceritanya, dan menunjuk salah satu dari peserta secara acak untuk melanjutkan ceritanya.
Kemudian peserta secara acak melanjutkan cerita dari peserta lain Permainan terus berlanjut
sampai semua peserta mendapatkan giliran bercerita. Peserta diminta berekpresi dan
berintonasi dalam bercerita.5

5
‘Abdoelcholix_ JENIS-JENIS PERMAINAN DALAM KONSELING’.
BAB III

PENUTUP

3.1Kesimpulan

1) Pengertian Permainan Bimbingan Konseling, Istilah play (bermain) dan games


(permainan) memiliki makna berbeda dalam literatur konseling bermain (Rusmana,
2008). Menurut Schaefer & Reid (2001) bermain dipandang sebagai suatu perilaku
yang muncul secara alamiah yang dapat ditemukan dalam kehidupan manusia dan
binatang.
2) Definisi permainan dapat bervariasi tergantung pada konteksnya. Secara umum,
permainan dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan yang melibatkan interaksi,
aturan yang ditetapkan, dan tujuan tertentu. Permainan sering kali dilakukan untuk
hiburan, rekreasi, pendidikan, atau kompetisi.
3) Fungsi Dan Maanfaat Permainan, Bermain merupakan pekerjaan anak. Anak
adalah anugrah dari Allah SWT. Anak merupakan fase perkembangan dasar yang
kelak akan membentuk pribadi individu dewasa. Kegiatan bermain selalu kita temui
dimana ada anak-anak, baik disekolah, di rumah, maupun di tempat fasilitas umum.
Anak-anak dan bermain bagai dua sisi mata uang yang tak terpisahkan.
4) fungsi permainan Dalam BK, Dalam konteks Bimbingan dan Konseling (BK),
permainan memiliki beberapa fungsi yang penting. Berikut adalah beberapa fungsi
permainan dalam BK: Ekspresi Emosi, Pembelajaran Sosial dan Keterampilan
Interpersonal, Identifikasi dan Penyelesaian Masalah, Pembelajaran dan Penguatan
Nilai dan Norma, Pemahaman Diri dan Pembinaan Identitas, Relaksasi dan
Pengurangan Stres.
5) Jenis-Jenis permainan Dalam BK, Aktivitas individu tidak terlepas dari dunia
bermain dan permainan. Sebab permainan itu menyenangkan, baik yang dilakuan
sendiri maupun kelompok untuk membangkitkan semangat dan menjadikan suasana
kondusif dalam berkegiatan. Ada banyak macam permainan, mulai dari permainan
tradisional seperti main kelereng, lompat tali, dan petak umpet. Hingga permainan
modern berupa game-game online.

3.2 Saran

Dengan di selesaikan makalah ini kami berharap makalah ini dapat menambah
wawasan dan pengetahuan pembaca, selanjutnya kami juga mengharapkan kritik dan
saran untuk peningkatan kualitas dalam penulisan kami
DAFTAR PUSTAKA

‘Abdoelcholix_ JENIS-JENIS PERMAINAN DALAM KONSELING’

Eliasa, Eva Imania, ‘Permainan ( Games ) Dalam Bimbingan Dan Konseling’, MGBK
Sleman, 1.November (2011), 0–14

‘PERAN PERMAINAN DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING’

Sugeng, ‘Definisi Permainan & Manfaat Bermain Bagi Pembelajaran Anak |


PUSTAKAPAUD’, Pustakapaud, 2016
<https://pustakapaud.blogspot.com/2016/08/definisi-permainan-manfaat-bermain-bagi-
pembelajaran-anak.html>

yankes.kemkes, ‘Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan’, Kementerian Kesehatan RI, 2022


<https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/372/bahaya-perokok-pasif>

Anda mungkin juga menyukai