Anda di halaman 1dari 12

Makalah

Bermain dan Permainan Anak Usia Dini

“Strategi Pembelajaran Melalui Bermain”

Dosen Pembina:

Prof. Dr. Rakimahwati, M.Pd

Oleh:

Kelompok Tiga

Popi Hidayana (19022108)

Pratiwi (19022109)

Rahmah Nur Assyura (19022114)

Sri Ariesti (19022131)

Jurusan PG-PAUD
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Padang
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat serta hidayah-Nya kepada kami semua, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
yang telah diberikan kepada kami berupa makalah dengan judul Strategi Pembelajaran
Melalui Bermain.

Dalam penyusunan makalah ini kami yakin masih banyak kekurangannya.Oleh karena itu,
kami mengharap kepada para pendidik khususnya dan para pembaca umumnya untuk
memberikan saran dan kritik, dalam rangka penyempurnaan makalah ini.Untuk itu kami
menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya.

Hanya kepada Allah SWT kami memohon semoga makalah ini bermanfaat bagi kita
semua. Sehingga dapat di manfaatkan terutama untuk kami dan pembaca.

Padang,5 November 2019

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................................................1

KATA PENGANTAR................................................................................................................2

DAFTAR ISI..............................................................................................................................3

BAB 1 PENDAHULUAN

A.Latar Belakang........................................................................................................................4

B.Rumusan Masalah...................................................................................................................4

C.Tujuan Penulisan....................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN

A.Strategi pembelajaran melalui bermain.................................................................................5

BAB III PENUTUP

A.Kesimpulan...........................................................................................................................11

B.Saran.....................................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................12
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Bermain adalah kodrat anak.Solehuddin (1996) menyatakan bahwa: “Pada intinya,


bermain dapat dipandang sebagai suatu kegiatan yang bersifat volunter, spontan, terfokus
pada proses, memberikan ganjaran secara intrinsik, menyenangkan dan fleksibel.

Kegiatan bermain dikatakan spontan karena kegiatan bermain dapat terjadi tanpa ada
perencana sebelumnya.Bermain juga mengarah pada proses.Hal ini mengandung arti bahwa
yang menjadi penekanan adalah kegiatan bermain itu sendiri dan bukan apa yang dihasilkan
dari kegiatan bermain tersebut.Ciri selanjutnya adalah barmain dapat memberikan ganjaran
yang bersifat intrinsik, artinya bahwa kegiatan bermain secara tidak disadari merupakan
penguatan yang bersifat positif.

Bermain juga merupakan tuntutan dan kebutuhan yang esensial bagi anak TK.Melalui
bermain anak akan dapat memuaskan tuntutan dan kebutuhan perkembangan dimensi
motorik, kognitif, kreativitas, bahasa, emosi, sosial, nilai dan sikap hidup.Untuk itu perlu
adanya strategi pembelajaran untuk anak melalui kegiatan bermain.

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah
sebagai berikut:

1.Bagaimana strategi pembelajaran melalui bermain?

C.Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut:

1.Mengetahui strategi pembelajaran melalui bermain.


BAB II

PEMBAHASAN

1.Strategi pembelajaran melalui bermain

Menurut kamus The Advanced Learner’s Dictionary of Current English by Homb; London
Oxford University Press.Kata strategi berasal dari bahasa asing,strategy,yang berarti seni atau
ilmu berperang atau rencana dari angakatan perang yang disusun sedemikian rupa sehingga
pertempuran sedapat mungkin berlangsung dalam kondisi yang paling
menguntungkan.Namun apabila kata strategi digunakan dalam kondisi pembelajaran
PAUD,maka artinya adalah keterampilan dalam mengatur pembelajaran dengan kiat-kiat
yang sesuai agar mencapai hasil maksimal.Sehingga,strategi pembelajaran dapat diartikan
suatu alat interaksi di dalam proses pembelajaran,dengan demikian kegiatan pembelajaran
berlangsung baik sehingga tujuan yang sudah ditetapkan dapat tercapai dengan baik pula.Ada
strategi khusus yang dapat dilakukan guna memenuhi kebutuhan-kebutuhan anak didik serta
penyempurnaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru.

Tujuan dari penggunaan strategi pembelajara di PAUD adalah untuk:

a)Mengaktifkan anak belajar dengan kondisi yang menyenangkan tanpa adanya tekanan-
tekanan secara mental ataupun emosional;

b)Memperoleh perubahan perilaku anak didik sebagai hasil belajar yang sudah
diorganisasikan;

c)Membuat lingkungan belajar yang merangsang dan menantanganak serta mengembangkan


seluruh aspek perkembangan baik afeksi,kognisi,bahasa,fisik-motorik,maupun sosial
emosional.

Dalam penyelenggaraan bermain dengan strategi bagi anak didik maka dibutuhkan
keterampilan dan energi yang dapat membantu guru,seperti saran-saran berikut ini:

1.Bermain Bebas(Free Play)

Menurut Jean Jacques Rousseau,bahwa bermain adalah kodrat anak dan mereka memiliki
kemampuan untuk memilih apa yang ingin mereka pelajari,anak bermain karena
menginginkan kebebasan.Kemudian ide gagasan free play dikembangkan oleh para ahli
pendidikan dengan menggunakan istilah discovery learning (atau pembelajaran untuk
menemukan) yang pada intinya mempunyai tujuan dan maksud yang sama, dan dalam
pelaksanaannya mengandung unsur unsur belajar serta dalam kebebasan bermain dengan
berbagai alat, bahan, dan perlengkapan yang disediakan. Anak anak mencoba, salah, sampai
akhirnya mereka menemukan sesuatu yang baru mereka ketahui dari kegiatan yang mereka
lakukan tersebut. Anak anak diharapkan mendapatkan kesempatan yang cukup untuk
melakukan kegiatan yang mereka pilih sendiri tanpa ada intervensi dari guru. Guru hanya
mnenjadi fasilitator, motivator, observator, dan evaluator. Dengan begitu anak akan dapat
mengembangkan pengetahuannya sendiri bersamaan dengan pengembangan prilaku sosial,
kreativitas, kemandirian, arahan diri, konsep diri, harga diri, motivasi diri, dan kepercayaan
diri.

2. Strategi Pembelajaran dengan Pendekatan Area Area Kegiatan

Area kegiatan merupakan pusat pusat belajar yang diberi tanda didalam kelas, diisi dengan
berbagai jenis kegiatan belajar dan alat alat berdasarkan pada program kemampuan dasar tiap
kelas, serta pada tema dan subtema yang sedang dalam pembahasan. Area area kegiatan ini
didesain untuk mengajarkan anak konsep konsep yang spesifik. Kondsep konsep tersebut
dapat diciptakan sendiri oleh guru, guru bersama anak anak atau anak anak itu sendiri. Area
area kegiatan ini memberikan kesempatan anak anak memanipulasi benda benda, melakukan
permnainan drama serta berkomunikasi anak satu dengan anak lainnya melalui percakapan
dan pembuatan perencanaan bermain dan belajar sesuai kemampuan masing masing anak.
Trencana bermain merupakan strategi utama dalam program belajar anak di PAUD. Setiap
hari anak anak membuat rencana apa yang akan mereka mainkan pada waktu bermain diarea
area kegiatan nanti. Melalui pengalaman merencanakan kegiatan kegiatan harian ini, anak
anak akan belajar mengeluarkan gagasan gagasan yang mereka pikirkan dan menda[patkan
penemuan pemnemuan. Mereka mengembangkan perasaan, menguasai tindakan mereka,
serta mereka belajar mempercaqyai sumber pokok mereka.

Dasar pemikiran dalam pendekatan pembelajaran dengan strategi area area kegiatan
bertolak dari gtiga alasan berikut ini :

1. Area area kegiatan memberikan serangkaian pengalaman yang telah di atur dan
tersusun secara seksama,yang menantang pengembangan komunikasi serta
keterampilan keterampilan sosial,kemandirian,kemampuan membuat pilihan pilihan
dan nilai nilai seperti menghargai,menolong,serta memahami orang lain.
2. Area area kegiatan menjawab tuntutan program anak usia dini yang
mengakomodasikan tingkat tingkat perkembangan serta kebutuhan anak dengan cara
memberikan berbagai pengalamansehingga anak dapat berkembang sesuai kecepatan
masing masing.
3. Area area kegiatan menekankan pada keingintahuan anak yang alamiah,hasrat untuk
belajar serta gaya belajar yang aktif dengan menyediakan kegiatan kegiatan
bereksprimen,intuisi,serta penemuan.
Langkah langkah mengimplementasikan pendekatan area area kegiatan sebagai berikut :

1. Menetapkan secara realistis jumlah area kegiatan serta banyaknya kegiatan yang dapat
diatur dalam area kegiatan
2. Petunjuk untuk bepergian dari satu sentra ke sentra lainnya,memasuki dan
meninggalkan area tiap keegiatan serta pengunaan alat dalam area area kegitan
hendaknya secara eksplisit dijelaskan sebelum anak anak menggunakan tempat
tempat tersebut.
3. Guru juga menyiapkan kartu kartu yang bertuliskan nama area area kegiatan,warna
dan simbol area kegiatan ,jepitan baju yang dijepit pada karton sesuai jumlah
maksimal anak yang dapat melakukan kegiatan sekaligus pada waktu yang
bersamaan.
Alat alat atau perlengkapan dalam area kegiatan perlu mendapat perhatian khusus :

1. Pilihlah alat alat yang digunakan sehari hari sesuai perencanaan guru dalam SKH dan
RKH
2. Tempatkan alat alat di atas rak rak rendah dekat meja area kegiatan dimana alat lat
tersebut akan diginakan,namun bisa juga menempatkan berbagai alat alat di meja
kegiatan,yang dilakukan sebelum anak memasuki pusat pusat yang disediakan untuk
satu hari.
3. Simpanlah alat alat dalam wadah menurut jenisnya atau menurut set (kumpulannya).
4. Alat alat perlu digilir atau ditukar secara berkala.
5. Berilah kesempatan kepada anak anak untuk menggunakan alat alat ataupun mainan
yang disiapkan saat kegiatan bermain bebas di area area kegiatan yang berlangsung
selama satu atau dua jam.
6. Yang perlu diperhatikan secara khusus adalah ruang yang terang dan pengaturan
lokasi,area area kegiatan yang terpisah satu dengan yang lain.
Dalam pelaksanaan strategi ini ada peraturan peraturan yang dianggap akan
membantu,caranya seperti berikut :

1. Dimingu minggu pertama ketika guru sedang melakukan penilaian keterampilan tiap
anak,dan anak mulai bereksplorasi dalam lingkungan bermain,sebaiknya guru
mengatur ruang kelas dengan area area sederhana dahulu
2. Area balok hendaknya menggunkan tempat yang terbuka yang cukup luas agar
bangunan yang dibuat anak terhindar dari perusakan anak lain,sehingga timbulnya
konflik dan frustasi.
3. Area keluarga atau rumah tangga dipisahkan jauh dari area area lain dengan pembatas
yang rendah,hal ini mendorong anak ank melihat kemungkinan untuk bermain
dramatisasi ketika memasuki area ini.
4. Dalam area kreatif papan papan untuk melukis ditempatkan sedemikian rupa sehingga
anak-anak melukis dengan membelakangi kelas.hal ini untuk menghindari gangguan
yang dapat membuat anak tidak melukis diatas kertas,bergerak kemana mana maupun
mendorong orang lain memerhatikan dan memberikan tanggapan atas pekerjaan anak.
Macam macam area kegiatan di dalam kelas :

a. Area seni
b. Area balok
c. Area penemuan sains
d. Area bermain dramatisasi
e. Area bahasa
f. Area meja permainan
Selain area yang disiapkan di dalam kelas,adapula area yang disiapkan di dalam
kelas,adapula area yang disiapkan di luar kelas atau luar ruangan.Area ini memberikan
kesempatan kepada anak untuk metrencakana serta mengatur pikiran mereka sendiri.area
diluar ruangan dapat berupa bak pasir,selain itu juga disediakan alat permainan edukatif luar
lainnya seperti tangga majemuk,perosotan,ayunan,dan panjat tali.
Dan intinya,strategi pembelajaran dengan pendekatan area area kegiatan terdiri dari
kegiatan pembukaan,kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

3.strategi pembelajaran dengan pendekatan sentra dan waktu lingkaran

Sentra dapat diartikan sebagai suatu wadah yang disiapkan oleh guru untuk kegiatan
bermain anak,dimana dalam kegiatan tersebut guru dapat mengalirkan materi pembelajaran
yang sebelumnya telah direncakan dan disusun dalam bentuk lesson-plan.

Kegiatan yang dibuat oleh guru saling berkaitan dan mendukung satu dengan yang lainnya
sehingga dapat mencapai tujuan belajar harian. Dari semua sentra yang disiapkan oleh guru
setiap harinya memiliki tujuan yang sama. Dan, setiap sentra memiliki center point yang
mengacu pada tujuan pembelajaran yang telah direncanakan oleh tim guru. Satu kelompok
akan menghabiskan waktu bermain mereka dalam satu sentra setiap harinya.

Pada kegiatan-kegiatan di sentra dilaksanakan dengan menggunakan tema secara serentak


untuk tiap sentra dan dijalankan dengan jangka waktu tertentu. Kegiatan sentra dilakukan
dengan memerhatikan tahapan-tahapan kegiatan, dimulai saat pagi hari saat kegiatan
penyambutan kedatangan anak kesekolah sampai pada kegiatan-kegiatan yang disiapkan oleh
guru hingga akhirnya anak kembali kepada keluarganya saat penjemputan. Kegiatan-kegiatan
tersebut akan menjadi pedoman guru untuk mengukur perkembangan anak dengan
menjadikannya dalam bentuk data-data. Selain itu, di sentra anak-anak akan belajar disiplin
melalui kesepakatan aturan-aturan antara anak dengan gurunya, namun penerapan disiplin
tersebut tidak bermoral pada hukuman. Untuk itu harus mempunyai sumber yang kuat
terhadap makna aturan yang diberikan secara stimulan dan secara continue hingga akhirnya
anak memahami apa yang akan mereka lakukan untuk menjalankan kesepakatan dalam setiap
kegiatannya.

Sentra dapat membantu anak untuk mendapatkan referensi disiplin secara langsung,
sehingga anak akan mengerti untuk apa, dan mengapa aturan itu dibuat, contoh: pada saat
mengambil balok anak-anak akan dapat memahami mengapa balok hanya diambil
secukupnya (dua balok karena ada dua tangan yang dapat memegangnya) jika balok diambil
lebih banyak dari kemamampuan anak untuk memegangnya, maka balok dapat terlepas dari
pegangan dan menimbulkan bahaya bagi anggota tubuh dari balok yang terjatuh tersebut.

Elemen penting yang menjadi sifat pembelajaran di sentra adalah pembelajaran non-direct
teaching atau tidak menggurui anak. Dan pendekatan ini guru tidak melarang, tidak
menyuruh, dan tidak memarahi anak. Semua yang dilakukan oleh anak bersumber dari anak
itu sendiri sedangkan guru hanya menuntun anak sehingga mereka mampu menemukan dan
memiliki ide sendiri. Guru menyediakan bahan-bahan dan alat main sesuai dengan kebutuhan
sesuai dengan tahap perkembangan anak. Setiap anak dikelompokkan sesuai dengan usia
kronologisnya, dan bahan-bahan serta alat main yang disiapkan oleh guru disesuaikan dengan
tahap perkembangan biologisnya. Hal ini dilakukan untuk mendukung kemampuan anak
dalam melakukan pekerjaannya (bermain). Jika anak diberikan mainan yang kerumitannya
lebih tinggi dari tahap perkembangannya, maka naka merasa putus asa bila tidak mampu
menyelesaikannya. Jika anak diberikan mainan yang kerumitan yang lebih rendah dari tahap
perkembangannya, maka anak akan cepat merasa bosan dan akhirnya bisa tidak fokus
sehingga dia mengganggu teman-temannya sebagai penyalur ketidak puasan. Hal ini menjadi
perhatian oleh guru, sehingga dia dapat membaca anak yang dihadapinya sedang berada pada
tahap perkembangan yang bagaimana.

Penyediaan bahan-bahan dan alat main yang sesuai dengan tahap perkembangan anak
akan mendukung anak untuk dapat menemukan sendiri pengetahuannya melalui pengalaman-
pengalaman main yang menyenangkan. Apa yang ditemukan oleh anak akan sendirinya akan
menjadi pondasi yang kuat untuk anak, sehingga dapat membangun proses berfikirnya. Selain
itu, seperti yang dikemukakan oleh Holt (1964) , bahwa “kita tidak mengetahui pengetahuan
apa yang diperlukan oleh anak dimasa depan, oleh karena itu tidak ada gunanya untuk
diajarkan sekarang. Sebaiknya kita membantu anak sekarang untuk semakin mencintai dan
semakin pandai belajar, sehingga dapat belajar segala sesuatu saat membutuhkan.”

Sentra sendiri bertujuan untuk mengorganisasikan informasi dan pengetahuan yang masuk
ke otak anak. Jika informasi atau pengetahuan yang diterima oleh anak secara rapi dan
teratur, maka akan terasa manfaatnya di kemudian hari. Manfaat tersebut tidak hanya
dirasakan anak pada saat melaksanakan uji sekolah, tetapi juga ketika anak menghadapi
persoalan dalam hidupnya, dan dapat menyelesaikannya sendiri. Dengan kata lain, dengan
sentra anak belajar sistematika berpikir dejak dini.

Dalam kegiatan sentra, anak dirangsang untuk aktif dalam kegiatan bermain, anak menjadi
pusat pembelajar dan guru lebih berperan sebagai motivator dan fasilitator yang memberikan
pijakan-pijakan pendidikan (scaffolding). Pijakan pijakan tersebut membuat anak menjadi
kuat dan kukuh terhadap kepastian dari apa yang telah mereka temukan saat bermain. Dalam
pijakan pijakan anak mendapatkan pengetahuan yang lebih dalam, kosakata-kosakata baru,
dan ide ide yang dapat mereka tuangkan kedalam kegiatan bermainnya.

Sentra menjadi tempat yang menyenangkan bagi anak, anak bermain tanpa tekanan dari
guru dan lingkungan, anak menjadin kreatifan dan menemukan hal hal baru yang menjadi
miliknya sendiri. Anak anak merasa nyaman karena guru selalu memberi dukungan yang
positif, anak mendapatkan penghargaan atas setiap kerja yang mereka lakukan. Sehingga hal
ini menimbulkan energi positif dalam diri anak dan membiuat seluruh potensi kecerdasannya
terbangun dan membuat mereka tumbuh menjadi anak anak yang kreatif dan bersyukur.

Kegiatan main disentra pada anak usia dini dikelompokkan dalam tiga jenis main, yaitu
main sensori motor, main peran, dan main pembangunan. Untuk mendukung proses itu, perlu
desain ruangan yang spesifik sesuai karakteristik masing masing sentra. Ruangan antara
sentra yang satu dengan sentra yang lainnya hanya dibatasi dengan rak mainan dan loker
loker, sehingga memudahkan anak untuk bereksplorasi secara bebas menggunakan seluruh
inderanya, tanpa mengganggu aktivitas masing masing sentra, juga memudahkan guru untuk
saling berkomunikasi dan berinteraksi dalam mendukung proses belajar mengajar

Dalam satu hari anak menghabiskan waktunya bermain satu sentra, dan keesokan harinya
anak akan pindah kesentra yang lainnya. Setiap sentra mempunyai tema dan TFP yang sama,
sehingga saat anak memasuki sentra akan mendapatkan pemberia rangsangan pendidikan
yang sama, artinya anak akan mendapat pembelajaran yang dialirkan oleh gurunya adalah
sama untuk setiap sentra yang mereka lalui. Hal ini sesuai dengan prinsip pembelajaran anak
usia dini yang berulang ulang. Walaupun bemntuk kegiatan atau mainan yang mereka jumpai
pada sentra adalah berbeda beda, namun subtansi ilmu yang anak dapatkan adalah sama. Cara
ini membuat anak semakin kuat pada setiap materti yang diberikan oleh guru, pada
kesempatan pertama (hari pertama) mendapat materi dari guru pada salah satu sentra, esok
harinya anak akan mendapat materi yang sama dari sentra dan guru yang lainnya.

Ada tujuh sentra yang dikembangkan oleh penemunya di indonesia yaitu:

1. Sentra persiapan
2. Sentra balok
3. Sentra main peran besar
4. Sentra main peran kecil
5. Sentra bahan alam
6. sentra seni
7. Sentra imtaq
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Dalam pembelajaran PAUD,strategi adalah keterampilan dalam mengatur pembelajaran


dengan kiat-kiat yang sesuai agar mencapai hasil maksimal.Sehinnga,strategi pembelajaran
dapat diartikan sebagai suatu alat interaksi di dalam proses pembelajaran,dengan demikian
kegiatan pembelajaran berlangsung baik sehingga tujuan yang sudah ditetapkan dapat
tercapai dengan baik pula.Ada strategi khusus yag dapat silakukan guna memenuhi
kebutuhan-kebutuhan anak didik serta penyempurnaan pembelajaran yang dilakukan oleh
guru.

Berikut ini strategi pembelajaran melalui bermain:

1. Bermain bebas (free play)


2. Strategi pembelajaran dengan pendekatan pendekatan area area kegiatan
3. Strategi pembelajaran dengan pendekatan sentra dan waktu lingkungan
B.Saran

Demikianlah makalah ini. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk orang
banyak. Karena keterbatasan pengetahuan dan referensi, penulis menyadari makalah ini jauh
dari kesempurnaan, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun penulis harapkan agar
makalah ini lebih baik lagi dari sebelumnnya.
DAFTAR PUSTAKA

1.Latif, Mukhtar.,dkk.2013.Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini:Teori dan


Aplikasi.Jakarta:Kencana.

Jurnal:

1.Yuliana Habibi,dkk.Strategi Pembelajaran AUD berbasis Multiple


Intelligence.Madaniyah,Vol.7,No.2,Agustus 2017.

2.Nurmadiah.Strategi Pembelajaran Anak Usia Dini.AL-AFKAR.Vol.III,No.1,April 2015.

Anda mungkin juga menyukai