Anda di halaman 1dari 6

Nama: Khoirunnisa

NIM: 18308144021
Kelas: Biologi B

1. Jelaskan pengertian nasionalisme!


Jawab:
Nasionalisme adalah semacam etnosentrisme atau pandangan yang berpusat
pada bangsanya. Gejala seperti semangat nasional, kebanggaan nasional, patriotisme
dan sebagainya terdapat pada semua bangsa, sebagai suatu gejala umum untuk
mensolidarisasikan diri dengan suatu kelompok yang senasib (Ensiklopedi Politik dan
Pembangunan 1988:219). Sedangkan menurut Winarni (2014:143), nasionalisme
merupakan suatu gejala historis yeng telah berkembang akibat dari dinamika kondisi
politik, ekonomi dan sosial secara khusus. Sehingga, kemudian arti nasionalisme itu
sendiri juga ikut berkembang. Nasionalisme adalah suatu paham yang berpendapat
bahwa kesetiaan tertinggi individu harus diserahkan kepada negara kebangsaan.
Nasionalisme adalah suatu sikap politik dari masyarakat suatu bangsa yang
mempunyai kesamaan kebudayaan, dan wilayah serta kesamaan cita-cita dan tujuan,
dengan demikian masyarakat suatu bangsa tersebut merasakan adanya kesetiaan yang
mendalam terhadap bangsa itu sendiri.

2. Bagaimana sejarah perkembangan nasionalisme dunia?


Jawab:
Pada abad ke 18, nasionalisme muncul di Eropa. Paham nasionalisme
berkembang dan menyebar dari Eropa ke seluruh dunia pada abad ke-19 dan 20. Pada
intinya nasionalisme muncul karena adanya persamaan sikap dan tingkah laku dalam
memperjuangkan nasib yang sama. Perkembangan nasionalisme di Barat khususnya
di Eropa berjalan melalui tiga fase demikian: pertama, bermula pada saat hancurnya
kerajaan yang dimulai pada zaman akhir abad pertengahan dan mulai berdirinya
negara-negara nasional dengan ciri pokok dalam fase ini ialah identifikasi bangsa
dalam perorangan yang berkuasa.

Fase kedua dari perkembangan nasionalisme di Eropa bermula sejak


kekacauan perang Napoleon dan berakhir dalam tahun 1914. Peletak dasar dari
nasionalisme modern yaitu Jean Jacques Rousseau (1712-1778). Ia menolak
penjelmaan bangsa pada seorang penguasa atau kelas yang berkuasa dan yang secara
berani mengidentifikasikan bangsa dengan rakyat (volk) atau people.

Fase ketiga, perkembangan nasionalisme di Eropa merupakan ungkapan dari


tuntutan massa untuk ikut berperan sedemikian rupa hingga nasionalisme taraf ketiga
ini dapat disebut sebagai ”sosialisasi dari pada bangsa”. Ungkapan kepentingan dan
perasaan massa ini tercermin di setiap kebijaksanaan politik dan ekonomi bangsa yang
bersangkutan dengan dorongan massa, sehingga mensyaratkan adanya loyalitas dari
massa tersebut. Corak dalam fase ini melebih-lebihkan kepentingan bangsa sendiri,
melampaui batas sehingga mudah menjelma menjadi suatu nasionalisme sempit dan
congkak yang berkeinginan untuk mengadakan adu kekuatan dengan bangsa lain
(Hardjosatoto, 1985:63).

Perkembangan Nasionalisme berjalan dengan pesatnya setelah terjadinya


perang Dunia ke II terbukti dengan lahirnya beberapa negara nasional baru di Asia
dan Afrika, sehingga Nasionalisme bukan hanya meliputi dalam wilayah regional
tetapi sudah mengarah kepada internasionalisme, keluar wilayah Eropa. (Rochmadi,
1992: 69).

3. Uraikan sejarah perkembangan nasionalisme Indonesia?


Jawab:

Periode akhir abad XIX dan awal abad XX merupakan periode awal
pertumbuhan modernisasi mayarakat bumi putera. Moderenisasi dalam hal ini
diartikan sebagai hasrat untuk mencapai kemajuan dengan menuntut pelajaran dan
pendidikan, terutama pendidikan model Barat. Dalam masyarakat bumi putera mulai
saat itu telah tumbuh kesadaran diri akan ketertinggalan kebudayaan jika
dibandingkan dengan bangsa Belanda ketika itu sebagai penjajah. Buktinya adalah
bahwa semakin banyak anak yang mengunjungi sekolah untuk menuntut ilmu
pengetahuan dan teknik, makin banyak penduduk pribumi yang mencari kesempatan
untuk mendapatkan pendidikan modern. Hal itu semakin meningkat setelah adanya
politik etis di Hindia Belanda yang salah satu programnya adalah pengembangan
pendidikan bagi kalangan bumi putera. Gejala itu menjadi tanda bahwa masyarakat
berkembang kearah kesadaran nasional, dan timbulnya keberanian dorongan yang
kuat untuk memperoleh kemajuan.
Budi Utomo sebagai suatu organisasi pergelakan nasonal pertama didirikan
atas dasar tuntutan adanya kemajuan yang direfleksikan dalam bentuk suatu
organisasi itu sebagai jawaban terhadap penetrasi barat atas imperialisme dan
kapitalismenya sebagai dorangan kuat untuk menjunjung tinggi derajat bangsa. Pada
tahun 1906 dan 1907 Wahidin Susirohusodo mengadakan suatu perjalanan keliling ke
seluruh Jawa dalam rangka menganjurkan perlunya perluasan kehidupan rakyat,
anjurannya tersebut tidak hanya bergantung kepada pemerintah Hindia Belanda tetapi
juga dapat terealisasi jika bangsa Indonesia juga mau berusaha sendiri dengan cara
membentuk studiesfonds atau dana pelajar yang hasilnya akan digunakan untuk
membantuk para pelajar pandai yang kurang mampu dalam hal biaya. Pada tahun
1907 akhirnya perjalannya sampai di Jakarta dan bertemu dengan pelajar Stovia
(sekolah dokter bumi), disitulah Wahidin bertemu dengan Sutomo dan berbincang-
bincang tentang nasib rakyat yang masih kurang mendapat perhatian dibidang
pendidikan. Sebagi realisasi dari gagasan yang telah mendapatkan dukungan dari
teman-temannya para pelajar Stovia itu pada tanggal 20 Mei 1908 maka dibentuklah
organisasi yang kemudian diberi nama Budi Utomo dan sebagai ketuanya yaitu
Sutomo.

Menurut Tirtoprojo istilah Budi Utomo berasal dari kata “Budi” yang berarti
perangkat atau tabiat dan “Utomo” yang dimaksud baik atau luhur. (Sutomo,1995:50).
Budi Utomo maksudnya adalah perkumpulan yang akan mencapai sesuatu
berdasarkan keluhuran budi, kebaikan perangai atau tabiat. Organisasi tersebut terdiri
dari para priyayi Jawa. Anggota organisasi Budi Utomo ini antara lain yaitu Sutomo,
Suradji, M. Muhammad Saleh, Mas Suwarno, Muhammad Su’aiman, Gunawan,
Gumberg, dan R. Angka. Susunan pengurus Budi Utomo ketika itu adalah : ketua: R.
Sutomo; Wakil ketua: M. Sulaiman; Sekretaris I: Suwarno; Sekretaris II: M.
Gunawan; Bendahara: R. Angka; Komisaris: M. Suwarno, M. Muhammad Saleh.

Penerimaan anggota dibatasi yang diterima hanya mereka yang mempunyai


kesadaran dan antusias untuk mendukung dan merealisasikan cita cita dan ide dalam
organisasi Budi Utomo. Walaupun tidak melakukan propoganda besar-besaran dalam
satu triwulan jumlah anggota sudah mencapai 650 orang., diantaranya banyak kaum
terpelajar, pamong praja,dan wiraswasta, dalam waktu singkat antara bulan Mei-
Oktober 1908 cabang-cabang organisasi ini telah berdiri di Jakarta, Bogor, Bandung,
Magelang, Surabaya , Probolinggo, dan Yogyakarta. Tujuan Budi Utomo memang
belum sepenuhnya menunjukkan sifatnya yang nasional , tujuan awalnya yaitu
mencapai kemakmuran yang harmonis untuk nusa dan bangsa Jawa dan Madura, dan
akhirnya kemudian berkembang. Berdasarkan hasil kongres yang pertama di
Yogyakarta pada bulan Oktober 1908 bahwa tampak seolah- olah perhatian Budi
Utomo terbatas pada masalah-masalah yang berkatian dengan pendidikan dan
kebudayaan, sebenarnya tidak hanya sebatas itu namun hal tersebut didasarkan bahwa
segala kesensaraan dan rendahnya kehidupan perekonomian bangsanya disebabkan
karena kebodohan hal ini yang menyebabkan organisasi ini lebih menitik beratkan
pendidikan da kebudayaan.

Dalam perkembangannya gerakan nasional ini tetap diawasi oleh agen-agen


ragasia pemerintah kolonial untuk melihat kemungkinan mereka berkembang menjadi
gerakan politik yang dapat membahayakan kedudukan pemerintah kolonial Belanda di
Nusantara. Cara bergerak organisasi ini bersifat halus dan hati-hati karena kebnayakan
anggotanya terdiri dari para priyayi yang bekerja dalam jajaran birokarsi pemerintah
Belanda. Dengan cara tersebut organisasi tersebut terhindar dari sikap represif
pemerintah kolonial Belanda, sehingga mereka dapat menggerakkan masyarakat
Indonesia ke arah kemajuan yang pada gilirannya siap menghadapi tempaan zaman di
kemudian hari untuk menuju kemerdekaan Indonesia. Budi Utomo akhirnya diberi
“rechtspoon-lijkheid, yakni mendapat pengesahan dan hak hidup sesuai dengan
perundang-undangan.

Perkembangan gerakan nasional Indonesia memang tidak semata-mata dari


politik etis, tetapi melalui kebijakan pendidikan yang diselenggarakan yang telah
melahirkan bibit tokoh-tokoh nasionalis yang menggerkkan bumi nusantara ke arah
kemerdekaan Indonesia. Setelah kelahiran Budi Utomo kemudian muncul organisasi-
organisasi lain yang pernah mengancam pendidikan Barat, mulai dari sekolah guru
sampai dengan sekolah teknik. Lahirnya organisasi Budi Utomo mempunyai arti yang
penting bagi pergerakan kebangsaan Indonesia, Budi Utomo telah mewakili aspirasi
pertama dari rakyat jawa ke arah kebangkitan dengan demikian juga aspirasi seluruh
rakyat Indonesia dan sebagai pelopor munculnya organisasi nasionalisme selanjutnya.
Itulah sebabnya berdirinya Budi Utomo 20 Mei tepat dikatakan sebagai kebangkitan
nasional yang menyebarkan benih-benih persatuan seluruh bangsa, sejak berdirinya
Budi Utomo dalam sejarah Indonesia dimulailah suatu perjuangan babak baru, suatu
babak pergerakan kebangsaann di seluruh Indonesia.
4. Apakah nasionalisme Indonesia semakin kokoh ataukah sebaliknya?
Jawab:
Menurut saya nasionalisme Indonesia semakin hari semakin lemah. Tak hanya
karena era globalisasi, banyak faktor yang menyebabkan lemahnya nasionalisme
Indonesia, seperti maraknya generasi muda yang mengikuti gaya kebarat-baratan dan
juga masyarakat Indonesia sekarang cenderung lebih menyukai produk luar
dibandingkan dengan produk dalam negeri. Nasionalisme yang seharusnya
ditanamkan sejak dini lewat keluarga pun sekarang sudah mulai luntur karena banyak
orang tua yang cenderung mengajarkan anak-anaknya norma yang baik namun lupa
akan poin pentingnya nasionalisme sebagai pilar kehidupan bangsa.

5. Bagaimana memupuk nasionalisme Indonesia?


Jawab:
A) Peran Keluarga
• memberikan pendidikan sejak dini tentang sikap nasionalisme dan
patriotism terhadap bangsa Indonesia.
• memberikan contoh atau tauladan tentang rasa kecintaan dan
penghormatan pada bangsa.
• memberikan pengawasan yang menyeluruh kepada anak terhadap
lingkungan sekitar.
• selalu menggunakan produk dalam negeri.
B) Peran Pendidikan
 memberikan pelajaran tentang pendidikan pancasila dan kewarganegaraan
dan juga bela Negara.
 menanamkan sikap cinta tanah air dan menghormati jasa pahlawan dengan
mengadakan upacara setiap hari senin dan upacara hari besar nasional
 memberikan pendidikan moral, sehingga para pemuda tidak mudah
menyerap hal-hal negatif yang dapat mengancam ketahanan nasional.
 melatih untuk aktif berorganisasi
C) Peran Pemerintah
 Menggalakan berbagai kegiatan yang dapat meningkatkan rasa
nasionalisme, seperti seminar dan pameran kebudayaan.
 Mewajibkan pemakaian batik kepada pegawai negeri sipil setiap hari
jum’at. Hal ini dilakukan karena batik merupakan sebuah kebudayaan asli
Indonesia, yang diharapkan dengan kebijakan tersebut dapat meningkatkan
rasa nasionalisme dan patrotisme bangsa.
 Lebih mendengarkan dan menghargai aspirasi pemuda untuk membangun
Indonesia agar lebih baik lagi.

1. Menanamkan rasa nasionalisme pada anak sejak dini


2. Meneladani sikap-sikap nasionalisme para pahlawan
3. Menggunakan barang/produk hasil dalam negeri
4. Menolak budaya barat yang negatif
5. Menghormati dan mengamalkan nilai-nilai nasionalisme pada kehidupan sehari-
hari

Anda mungkin juga menyukai