DISUSUN OLEH :
NIM : P07120018133
KELAS : 2.4
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
D3 KEPERAWATAN
TAHUN 2020
A. KONSEP DASAR PENYAKIT
1. Definisi
2. Alergen
3. Infeksi.
4. Iritan.
Hair spray, minyak wangi, semprot nyamuk, asap rokok,
bau tajam dari cat, SO2 dan polutan udara lainya dapat memacu
serangan asma. Iritasi hidung dan batuksendiri dapat
menimbulkan refleks bronkokonstriksi.
5. Kegiatan jasmani
3. Patofisiologi
Serangan asthma mendadak secara klinis dapat dibagi menjadi tiga stadium. Stadium
pertama ditandai dengan batuk-batuk berkala dan kering. Batuk ini terjadi
karena iritasi mukosa yang kental dan mengumpul. Pada stadium ini terjadi
edema dan pembengkakan bronkus. Stadiun kedua ditandai dengan batuk
disertai mukus yang jernih dan berbusa. Klien merasa sesak nafas, berusaha
untuk bernafas dalam, ekspirasi memanjang diikuti bunyi mengi (wheezing ).
Klien lebih suka duduk dengan tangan diletakkan pada pinggir tempat tidur,
penberita tampak pucat, gelisah, dan warna kulit sekitar mulai membiru.
Sedangkan stadiun ketiga ditandai hampir tidak terdengarnya suara nafas karena
aliran udara kecil, tidak ada batuk,pernafasan menjadi dangkal dan tidak teratur,
irama pernafasan tinggi karena asfiksia. ( Kaliner, 1991)
4. Klasifikasi
Klasifikasi asma menurut Smeltzer & Bare, 2002, yaitu :
a. Asma episode yang jarang
a. Ekstrinsik (alergik)
c. Asthma gabungan
5. Gejala Klinis
a. Gejala awal berupa :
- Batuk terutama pada malam atau dini hari
- Sesak napas
- Napas berbunyi (mengi) yang terdengar jika pasien
menghembuskan napasnya
- Rasa berat di dada
- Dahak sulit keluar.
- Belum ada kelainan bentuk thorak
- Ada peningkatan eosinofil darah dan IG E
- BGA belum patologis
b. Gejala yang berat adalah keadaan gawat darurat yang mengancam
jiwa atau disebut juga stadium kronik. Yang termasuk gejala yang
berat adalah:
- Serangan batuk yang hebat
- Sesak napas yang berat dan tersengal-sengal
- Sianosis (kulit kebiruan, yang dimulai dari sekitar mulut)
- Sulit tidur dan posisi tidur yang nyaman adalah dalam keadaan
duduk
- Kesadaran menurun
- Thorak seperti barel chest
- Tampak tarikan otot sternokleidomastoideus
- Sianosis
- BGA Pa O2 kurang dari 80%
- Suara nafas melemah bahkan tak terdengar (silent Chest)
(Direktorat Bina Farmasi dan Klinik, 2007)
Sedangkan menurut Smeltzer & Bare (2002) manifestasi klinis dari asma,
diantaranya:
- Tiga gejala umum asma adalah batuk, dispnea dan mengi. Serangan
asma biasanya bermula mendadak dengan batuk dan rasa sesak
dalam dada, disertai dengan pernapasan lambat, mengi dan laborius.
- Sianosis karena hipoksia
- Gejala retensi CO2 : diaforesis, takikardia, pelebaran tekanan nadi.
Objektif :
Sesak napas yang berat dengan ekspirasi disertai wheesing
Dapat disertai batuk dengan sputum kental, sukar dikeluarkan
Bernapas dengan menggunakan otot-otot tambahan
Sianosis, takikardi, gelisah, pulsus paradoksus
Fase ekspirium memanjang disertai wheesing (di apeks dan hilus)
Subyektif :
Klien merasa sukar bernapas, sesak, dan anoreksia
Psikososial :
Klien cemas, takut, dan mudah tersinggung
Kurangnya pengetahuan klien terhadap situasi penyakitnya
6. Pemeriksaan Fisik
a. Sistem Pernapasan / Respirasi
b. Sistem Cardiovaskuler
Diaporesis, tachicardia, dan kelelahan.
c. Sistem Persyarafan / neurologi
d. Sistem perkemihan
f. Sistem integument
Berkeringat akibat usaha pernapasan klien terhadap sesak nafas.
d. Pemeriksaan Darah
10. Komplikasi
a. Mengancam pada gangguan keseimbangan asam basa dan gagal
nafas
b. Chronik persistent bronchitis
c. Bronchiolitis
d. Pneumonia
e. Emphysema.
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
a. Identitas Klien
1) Riwayat kesehatan masa lalu :
Riwayat keturunan, alergi debu, udara dingin
2) Riwayat kesehatan sekarang :
Keluhan sesak napas, keringat dingin.
3) Status mental :
Lemas, takut, gelisah
4) Pernapasan :
Perubahan frekuensi, kedalaman pernafasan.
5) Gastro intestinal :
Adanya mual, muntah.
6) Pola aktivitas :
Kelemahan tubuh, cepat lelah
b. Pemeriksaan Fisik
1. Dada
a) Contour, Confek, tidak ada defresi sternum
b) Diameter antero posterior lebih besar dari diameter transversal
c) Keabnormalan struktur Thorax
d) Contour dada simetris
e) Kulit Thorax ; Hangat, kering, pucat atau tidak, distribusi warna
merata
f) RR dan ritme selama satu menit.
2. Palpasi
a) Temperatur kulit
b) Premitus : fibrasi dada
c) Pengembangan dada
d) Krepitasi
e) Massa
f) Edema
3. Auskultasi
a) Vesikuler
b) Broncho vesikuler
c) Hyper ventilasi
d) Rochi
e) Wheezing
f) Lokasi dan perubahan suara napas serta kapan saat terjadinya.
4. Pemeriksaan Penunjang
a) Spirometri
b) Tes provokasi
c) Pemeriksaan kadar Ig E total dengan Ig E spesifik dalam serum.
d) Pemeriksaan radiologi umumnya rontgen foto dada normal.
e) Analisa gas darah dilakukan pada asma berat.
f) Pemeriksaan eosinofil total dalam darah.
g) Pemeriksaan sputum.
Kolaborasi : Kolaborasi :
5. Kolaborasikan 5. Mempercepat
pemberian mukolitik kesembuhan pasien
atau ekspetoran
2. Pola Nafas Setelah diberikan Intervensi Utama : Intervensi Utama :
Tidak asuhan keperawatan Manajemen Jalan Manajemen Jalan
Efektif selama . . . x 24 jam Nafas Nafas
diharapkan pola Observasi : Observasi :
nafas efektif dengan 1. Monitor pola 1. mengetahui
kriteria : napas (mis. pola napas
- Menunjukkan Frekuensi) klien
pola nafas 2. Monitor 2. mengetahui
efektif dengan bunyi apakah ada
frekuensi nafas tambahan bunyi
16-24 kali/menit (mis. tambahan
dan irama Mengi,wheez atau tidak
teratur ing, ronchi
- Mampu kering )
menunjukkan Terapeutik : Terapeutik :
perilaku 3. Posisikan 3. meningkatkan
peningkatan pasien semi pengembanga
fungsi paru fowler/fowler n diafragma
Edukasi : Edukasi :
4. Anjurkan ibu 4. Agar sekret
untuk bisa keluar
memberikan
anaknya air
hangat
Kolaborasi : Kolaborasi :
5. Kolaborasikan 5. Mempercepat
pemberian mukolitik kesembuhan pasien
atau ekspetoran
3. Gangguan Setelah diberikan Intervensi Utama : Intervensi Utama :
Pertukaran asuhan keperawatan Pemantauan Pemantauan
Gas selama . . . x 24 jam Respirasi Respirasi
diharapkan Observasi : Observasi :
mempertahankan 1. Monitor 1. Mengetahui
pertukaran gas yang frekuensi, kesadaran
normal dengan irama dan kondisi
kriteria : kedalaman tubuh dalam
- Menunjukkan dan upaya keadaan
perbaikan nafas normal atau
ventilasi dan tidak
oksigenasi 2. Monitor pola 2. Mengetahui
jaringan nafas pola nafas
- Tidak ada gejala dalam
distress keadaan
pernafasan normal atau
tidak
Terapeutik : Terapeutik :
3. Dokumentasi 3. Mengetahui
kan hasil hasil dari
pemantauan pemantauan
yang
dilakukan
Edukasi : Edukasi :
4. Jelaskan 4. Mengetahui
tujuan dan tujuan dari
prosedur pemantauan
pemantauan
4. IMPLEMENTASI
Dilakukan sesuai dengan intervensi.
5. EVALUASI
a. Evaluasi formatif (proses)
Fokus pada evaluasi proses (formatif) adalah aktivitas dari
proses keperawatan dan hasil kualitas peayanan asuhan keperawatan.
Evaluasi proses harus dilaksanakan segera setelah perencanaan
keperawatan diimplementasikan untuk membantu menilai efektivitas
intervensi tersebut. Evaluasi proses harus terus menerus dilaksanakan
hingga tujuan yang telah ditentukan tercapai. Metode pengumpulan data
dalam evaluasi proses terdiri atas analisis rencana asuhan keperawatan,
pertemuan kelompok, wawancara, observasi klien, dan menggunakan
form evaluasi. Ditulis pada catatan perawatan. Contoh: membantu pasien
duduk semifowler, pasien dapat duduk selama 30 menit tanpa pusing.
b. Evaluasi Sumatif (hasil)
Rekapitulasi dan kesimpulan dari observasi dan analisa status
kesehatan sesuai waktu pada tujuan. Ditulis pada catatan perkembangan.
Focus evaluasi hasil (sumatif) adalah perubahan perilaku atau status
kesehatan klien pada akhir asuhan keperawatan. Tipe evaluasi ini
dilaksanakan pada akhir asuhan keperawatan secara paripurna.
DAFTAR PUSTAKA
Kaliner, MA. 1991. Astma its Pathology and Treatment. National Institutes of
Health Bethesda, Maryland.
Smeltzer & Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner
Suddarth. Jakarta : EGC. 2002
Nama Mahasiswa
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN ASMA
Ilustrasi Kasus :
I. PENGKAJIAN
i. IDENTITAS
a. Anak
1. Nama : An. S
2. Umur : 3 Tahun
3. Anak yang ke : 1 (Pertama)
4. Tanggal lahir/umur : 08 Agustus 2015
5. Jenis kelamin : Perempuan
6. Agama : Hindu
b. Orang tua
1. Ayah
a. Nama : Tn. B (kandung)
b. Umur : 33 Tahun
c. Pekerjaan : Wiraswasta
d. Pendidikan : SMA
e. Agama : Hindu
f. Alamat : Klungkung
2. Ibu
a. Nama : (kandung/tiri)
b. Umur : 30 Tahun
c. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
d. Pendidikan : SMA
e. Agama : Hindu
f. Alamat : Klungkung
k. Mulut :
- Kebersihan daerah sekitar mulut : Kurang bersih
- Keadaan selaput lendir : Ada secret dan
selaput lendir
- Keadaan tenggorokan : Normal
- Keadaan gigi (berlubang, karang gisi, kebersihan gigi,
gusi, kerusakan lain) : Gigi berlubang/prumpung, tidak
terdapat karang gigi, kebersihan gigi dan gusi kurang.
l. Leher :
- Pembesaran kelenjar/ pembuluh dara : tidak ada
pembesaran kelenjar
- Kaku kuduk : tidak ada
- Pergerakan leher : normal
m. Thoraks :
- Bentuk dada : normal
- Irama pernafasan : irama nafas cepat
dan dangkat
- Tarikan otot bantu pernafasan : terdapat tarikan
dinding dada
- Adanya suara nafas : suara nafas
wheezing
n. Jantung :
- Bunyi : S1 dan S2 bunyi reguler
- Pembesaran : tidak terdapat pembesaran jantung
o. Persarafan :
- Reflek fisiologi :
- Reflek patologis :
p. Abdomen :
- Bentuk : datar
- Pembesaran organ : tidak ada
- Keadaan pusat : normal
- Teraba skibala : teraba sedikit
- Massa : adanya massa, klien belum BAB
- Nyeri pada perabaan : tidak terasa nyeri
- Distensia : tidak ada
- Hernia : tidak ada
- Peristaltik : normal
q. Ekstremitas :
- Kelainan bentuk : tidak ada kelaianan
- Pergerakan : tidak ada gangguan gerak,
gerakan normal
- Reflek lutut : reflek cepat dan segera
- Adanya udem : tidak ada udem
- Keadaan ujung ekstremitas : normal
i. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujuk
ANALISA DATA
Tanggal/ Data Fokus Interpretasi/ Etiologi
Jam penyebab
25 DS : Spasme Jalan Nafas
September - Ibu klien mengatakan klien Wheezing, batuk
2018/ sesak nafas tidak efektif,pola
- Ibu klien mengatakan nafas beribah,
11.30 anaknya tidak ada batuk sputum berlebihan
Wita - Terdapat secret yang
berlebih
DO : Bersihan jalan
- RR : 38 x/menit napas tidak efektif
- Terdengar suara wheezing
- Terdapat pernafasan cuping
hidung Spasme jalan nafas
- Terdapat tarikan dinding
dada ke dalam
08.30
Wita
09.30 O : RR : 28 kali/menit
Masih terdengar suara wheezing
P : Lanjutkan Intervensi
Observasi :
1. Monitor pola napas (mis. Frekuensi)
2. Monitor bunyi tambahan (mis.
Mengi,wheezing, ronchi kering )
Terapeutik :
3. Posisikan pasien semi fowler/fowler
Edukasi :
4. Anjurkan ibu untuk memberikan anaknya air
hangat
Kolaborasi :
5. Kolaborasikan pemberian bronkodilator,
mukolitik atau ekspetoran