Anatomi Fisiologi Pleura
Anatomi Fisiologi Pleura
berasal dari jaringan selom intraembrional dan bersifat memungkinkan organ yang diliputinya
mampu berkembang, mengalami retraksi atau deformasi sesuai dengan proses perkembangan
anatomis dan fisiologis suatu organisme. Pleura viseral membatasi permukaan luar parenkim
paru termasuk fisura interlobaris, sementara pleura parietal membatasi dinding dada yang
tersusun dari otot dada dan tulang iga, serta diafragma, mediastinum dan struktur servikal.
Pleura viseral dan parietal memiliki perbedaan inervasi dan vaskularisasi. Pleura viseral
diinervasi saraf-saraf otonom da mendapat aliran darah dari sirkulasi pulmoner sementara pleura
parietal diinervasi saraf-saraf interkostalis dan nervus frenikus serta mendapat aliran darah
sistemik. Pleura visera dan pleura parietal terpisah oleh rongga pleura yang mengandung
sejumlah tertentu cairan pleura.
Cairan Pleura
Cairan pleura mengandung 1.500 – 4.500 sel/mL, terdiri dari makrofag (75%), limfosit (23%),
sel darah merah dan mesotel bebas. Cairan pleura normal mengandung protein 1 – 2 g/100 mL.
Elektroforesis protein cairan pleura menunjukkan bahwa kadar protein cairan pleura setara
dengan kadar protein serum, namun kadar protein berat molekul rendah seperti albumin, lebih
tinggi dalam cairan pleura. Kadar molekul bikarbonat cairan pleura 20 – 25% lebih tinggi
dibandingkan kadar bikarbonat plasma, sedangkan kadar ion natrium lebih rendah 3 – 5% dan
kadar ion klorida lebih rendah 6 – 9% sehingga pH cairan pleura lebih tinggi dibandingkan pH
plasma.3 Keseimbangan ionik ini diatur melalui transpor aktif mesotel.16 Kadar glukosa dan ion
kalium cairan pleura setara dengan plasma.3
Struktur Makroskopis Pleura
Pleura normal memiliki permukaan licin, mengkilap dan semitransparan. Luas permukaan pleura
viseral sekitar 4.000 cm2 pada laki-laki dewasa dengan berat badan 70 kg. Pleura parietal terbagi
dalam beberapa bagian, yaitu pleura kostalis yang berbatasan dengan iga dan otot-otot
interkostal, pleura diafragmatik, pleura servikal atau kupula sepanjang 2-3 cm menyusur
sepertiga medial klavikula di belakang otot-otot sternokleidomastoid dan pleura mediastinal yang
membungkus organ-organ mediastinum.Bagian inferior pleura parietal dorsal dan ventral
mediastinum tertarik menuju rongga toraks seiring perkembanga organ paru dan bertahan hingga
dewasa sebagai jaringan ligamentum pulmoner menyusur vertikal dari hilus menuju diafragma
membagi rongga pleura menjadi rongga anterior dan posterior. Ligamentum pulmoner memiliki
pembuluh limfatik besar yang merupakan potensi penyebab efusi pada kasus traumatik. Pleura
kostalis mendapat sirkulasi darah dari arteri mammaria interkostalis dan internalis. Pleura
mediastinal mendapat sirkulasi darah dari arteri bronkialis, diafragmatik superior, mammaria
interna dan mediastinum. Pleura servikalis mendapat sirkulasi darah dari arteri subklavia. Pleura
diafragmatik mendapat sirkulasi darah dari cabang-cabang arteri mammaria interna serta aorta
toraksika dan abdominis. Vena pleura parietal mengikut jalur arteri dan kembali menuju vena
kava superior melalui vena azigos. Pleura visceral mendapat sirkulasi darah dari arteri bronkialis
menuju vena pulmonaris.2,3 Ujung saraf sensorik berada di pleura parietal kostalis dan
diafragmatika. Pleura kostalis diinervasi oleh saraf interkostalis, bagian tengah pleura
diafragmatika oleh saraf frenikus. Stimulasi oleh infl amasi dan iritasi pleura parietal
menimbulkan sensasi nyeri dinding dada dan nyeri tumpul pada bahu ipsilateral. Tidak ada jaras
nyeri pada pleura viseral walaupun secara luas diinervasi oleh nervus vagus dan trunkus
simpatikus. Eliminasi akumulasi cairan pleura terutama diatur oleh sistem limfatik sistemik di
pleura parietal. Cairan masuk ke dalam rongga pleura melalui arteriol interkostalis pleura parietal
melewati mesotel dan kembali ke sirkulasi melalui stoma pada pleura parietal yang terbuka
langsung menuju sistem limfatik. Pleksus limfatikus superfi sialis terletak pada jaringan ikat di
lapisan subpleura viseral dan bermuara di pembuluh limfe septa lobularis dan lobaris. Jaringan
limfatikus ini dari pleura kostalis menyusur ventral menuju nodus limfatik sepanjang arteri
mammaria interna atau dorsal menuju ujung sendi kostosternal, dari pleura mediastinal menuju
nodus limfatikus trakeobronkial dan mediastinum dan dari pleura diafragmatik menuju nodus
parasternal, frenikus medialis dan mediastinum superior Cairan pleura tidak masuk ke dalam
pleksus limfatikus di pleura viseral karena pleura viseral lebih tebal dibandingkan pleura parietal
sehingga tidak terjadi pergerakan cairan dari rongga pleura ke pleura viseral. Gangguan duktus
torasikus karena limfoma maupun trauma menyebabkan akumulasi cairan limfe di rongga pleura
menyebabkan chylothorax.
FISIOLOGI PLEURA
Pleura berperan dalam sistem pernapasan melalui tekanan pleura yang ditimbulkan oleh rongga
pleura. Tekanan pleura bersama tekanan jalan napas akan menimbulkan tekanan transpulmoner
yang selanjutnya akan memengaruhi pengembangan paru dalam proses respirasi.17
Pengembangan paru terjadi bila kerja otot dan tekanan transpulmoner berhasil mengatasi recoil
elastik (elastic recoil) paru dan dinding dad sehingga terjadi proses respirasi.18 Jumlah cairan
rongga pleura diatur keseimbangan Starling yang ditimbulkan oleh tekanan pleura
dan kapiler, kemampuan sistem penyaliran limfatik pleura serta keseimbangan elektrolit.14
Ketidakseimbangan komponen-komponen gaya ini menyebabkan penumpukan cairan sehingga
terjadi efusi pleura.4,5,9