Anda di halaman 1dari 68

LAPORAN DISEMINASI

DI RUANG MARWAH RSI

MASYITHOH BANGIL
Untuk memenuhi tugas Praktik Klinik Keperawatan
Manajemen Keperawatan

Oleh:

1. Aprilia Rachim (P17221172016)


2. Ana Mas’amah (P17221173035)
3. Angelica Sunja (P17221171014)
4. Indah Mei P (P17221171007)
5. Dyah Sulistyaningtyas (P17221173040)
6. Dea Septiawati (P17221172015)
7. Amalia Sholikah J (P17221173039)
8. Kiki Ferliasari (P17221174060)
9. Tya Dwi A (P17221174056)
10. Shinta Wahyu D (P17221174070)
11. Fitri Yunita A (P1601470097)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
LAWANG
JANUARI 2020

1
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Diseminasi Praktik Klinik Manajemen Keperawatan Politeknik


Kesehatan Kemenkes Malang Prodi Sarjana Terapan oleh kelompok 9A, kelompok
10A dan kelompok 8B diruang Marwah RSI Masyithoh Bangil

Disahkan pada Februari 2020

Pembimbing Institusi Pembimbing Klinik

Kepala Ruang Marwah

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya,
sehingga kami kelompok 9A, kelompok 10A, dan kelompok 8B Program Studi
Sarjana Terapan Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang Prodi Lawang dapat
menyelesaikan laporan diseminasi akhir praktik manajemen keperawatan di ruang
Marwah RSI Masyithoh Bangil.
Kami menyadari bahwa laporan diseminasi akhir praktik manajemen
keperawatan yang kami buat ini masih banyak kekurangan dan perlu adanya
perbaikan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca yang bersiftat membangun. Agar laporan ini menjadi lebih sempurna
dari sebelumnya. Demikianlah laporan ini kami buat, semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca.

Bangil, 1 Februari 2020

Penyusun

3
DAFTAR ISI

Halaman Lembar Pengesahan...............................................................................


Kata Pengantar......................................................................................................
Daftar Isi................................................................................................................
Daftar Lampiran....................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.........................................................................................5
1.2 Tujuan......................................................................................................5
1.3 Manfaat....................................................................................................6

BAB 2 KAJIAN TEORI MAKP


2.1 Pengertian MAKP.................................................................................7
2.2 Unsur-unsur MAKP..............................................................................7
2.3 Faktor-faktor yang berhubungan dengan MAKP..................................8
2.4 Langkah-langkah pengelolaan MAKP..................................................16
2.5 Analisis SWOT......................................................................................22
2.6 Identifikasi masalah...............................................................................22
2.7 Perencanaan...........................................................................................22
2.8 Pelaksanaan...........................................................................................22
2.9 Evaluasi................................................................................................22

BAB 3 ANALISIS RUANGAN


3.1 Pengkajian ............................................................................................26
3.2 Pelaksanaan...........................................................................................27

BAB 4 PERENCANAAN
4.1 Analisis SWOT.....................................................................................52
4.2 Identifikasi Masalah..............................................................................60
4.3 Perencanaan...........................................................................................63

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan...........................................................................................65
5.2 Saran.....................................................................................................65

Lampiran

4
5
BAB I
PENDAHULUAAN

1.1. LATAR BELAKANG


Manajemen keperawatan merupakan suatu proses bekerja dalam
melibatkan anggota keperawatan dalam memberikan pelayanaan asuhan keperawatan
profesional. Pemberian pelayanan perawatan secara profesional perawat di harapkan
mampu menyelesaikan tugasnya dalam memberikan asuhan keperawatan untuk
meningkatkan derajat pasien menuju kearah kesehatan yang optimal. Pelaksanaan
asuhan keperawatan profesional berkaitan dengan tuntutan profesi dan tuntutan
global bahwa setiap perkembangan dan perubahan memerlukan pengelolaaan secara
profesional dengan memperhatikan setiap perubahan yang terjadi di Indonesia.
Proses manajemen keperawatan dalam aplikasi dilapangan berada sejajar
dengan proses keperawatan sehingga keberadaan manajemen keperawatan
dimaksudkan untuk mempermudah proses keperawatan sehingga dapat mengarahkan
keperawatan menuju profesionalisme. Salah satu sistem pelayanan keperawatan
profesional adalah dengan melaksanakan suatu Model Asuhan Keperawatan
Profesional Tim yang merupakan suatu metode penugasan menggunakan tim yang
terdiri dari atas anggota yang berbeda-beda dalam memberikan asuhan keperawatan
terhadap sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi menjadi 2 tim/grup yang terdiri
atas tenaga profesional. Teknikal dan pembantu dalam satu kelompok kecil yang
saling membantu.
Berdasarkan pengkajian yang kami laksanakan di ruang Marwah , kami
mendapatkan bahwa model asuhan keperawatan yang digunakan di ruang Marwah
adalah model tim.
1.2. TUJUAN
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah mengikuti praktik klinik keperawatan manajemen diharapkan
mahasiswa mampu menjelaskan dan menerapkan bagaimana suatu model asuhan
keperawatan profesional dapat berkontribusi dalam praktik keperawatan yang
profesional.
1.2.2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti proses praktik klinik manajemen keperawatan
diharapkan mahasiswa mampu:
a. Melakukan pengkajian
b. Melakukan analisis situasi berdasarkan analisis SWOT
c. Menentukan rumusan masalah
5
d. Memprioritaskan masalah
1.3. MANFAAT
1.3.1 Bagi Pasien dan Keluarga
1. Mendapatkan pelayanan yang optimal
2. Tercapainya kepuasan klien dan keluarga yang ada di ruang Mina secara
optimal
1.3.2 Bagi Perawat Ruang Marwah
1. Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal
2. Terbinanya hubungan atau komunikasi yang adekuat antara perawat
dengan perawat, perawat dengan tim kesehatan yang lain, dan perawat
dengan pasien serta keluarga
3. Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas, dan disiplin diri perawat
1.3.3 Bagi Rumah Sakit
1. Mengetahui masalah-masalah yang ada di ruang perawatan Marwah yang
berkaitan dengan pelaksanaan asuhan keperawatan professional
2. Dapat menganalisa masalah yang ada dengan motode SWOT serta
menyusun rencana strategi
1.3.4 Bagi Mahasiswa
1. Mahasiswa dapat mengembangkan kemampuan kritis dalam pengelolaan
pelayanan keperawatan
2. Dapat memperoleh pengalaman nyata dalam pengelolaan perawatan
professional.

6
BAB 2
KAJIAN TEORI
MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN PROFESIONAL (MAKP)

2.1 Pengertian MAKP


Sistem MAKP adalah suatu kerangka kerja yang mendefinisikan empat
unsur yakni: standart proses keperawatan, pendidikan keperawatan, sistem
MAKP. Definisi tersebut berdasarkan prinsip-prinsip nilai yang diyakini dan
akan menentukan kualitas produksi atau jasa layanan keperawatan jika
keperawatan tidak memiliki nilai-nilai tersebut sebagai sesuatu pengambilan
keputusan yang independen, maka tujuan pelayanan kesehatan atau
keperawatan dalam memenuhi kepuasan pasien tidak akan dapat terwujud.
Unsur-unsur dalam praktik keperawatan dapat dibedakan menjadi empat
yaitu: standar, proses keperawatan, pendidikan keperawatan dan sistem
MAKP. Dalam menetapkan model, keempat hal tersebut harus menjadi bahan
pertimbangan karena merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
2.2 Unsur-unsur Sistem MAKP
Standar Kebijakan institusi atau nasional
a. Proses keperawatan:
Pengkajian
Perencanaan
Intervensi
Evaluasi
b. Pendidikan pasien
Pencegahan penyakit
Mempertahankan kesehatan
Informed consent
Rencanapulang atau komunitas
c. Sistem MAKP
Fungsional
Tim
Primer
Modifikasi

7
2.3 Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perubahan MAKP
2.3.1 Kualitas Pelayanan Keperawatan
Setiap upaya untuk meningkatkan pelayanan keperawatan selalu
berbicara mengenai kualitas. Kualitas amat diperlukan untuk:
1. Meningkatkan asuhan keperawatan kepada pasien/konsumen;
2. Menghasilkan keuntungan (pendapatan) institusi;
3. Mempertahankan eksistensi institusi;
4. Meningkatkan kepuasan kerja;
5. Meningkatkan kepercayaan konsumen/pelanggan;
6. Menjalankan kegiatan sesuai aturan/standar.
2.3.2 Standar Praktik Keperawatan
Standar praktik keperawatan diIndonesiayangdisusun oleh terdiri
atas beberapa standar,yaitu:
1. Menghargai hak-hak pasien;
2. Penerimaan sewaktu pasien masuk rumah sakit (SPMRS);
3. Observasi keadaan pasien;
4. Pemenuhan kebutuhan nutrisi;
5. Asuhan pada tindakan non operatif dan administratif;
6. Asuhan pada tindakan operasi dan prosedur invasif;
7. Pendidikan kepada pasien dan keluarga;
8. Pemberian asuhan secara terus-menerus dan berkesinambungan.
Standar intervensi keperawatan yang merupakan lingkup tindakan
keperawatan dalam upaya pemenuhan kebutuhan dasar manusia (14
Kebutuhan Dasar Manusia dari Henderson), meliputi:
1. Oksigen;
2. Cairan danelektrolit;
3. Eliminasi;
4. Kemananan;
5. Kebersihan dan kenyamanan fisik;
6. Istirahat dan tidur;
7. Aktivitas dan gerak;
8. Spiritual;
9. Emosional;
10. Komunikasi;
11. Mencegah dan mengatasi risiko psikologis;

8
12. Pengobatan dan membantu proses penyembuhan;
13. Penyuluhan;
14. Rehabilitasi.
2.3.3 Model Praktik
1. Praktik keperawatan rumah sakit.
Perawat profesional (Ners) mempunyai wewenang dan
tanggung jawab melaksanakan praktik keperawatan dirumah sakit
dengan sikap dan kemampuannya. Untuk itu, perlu dikembangkan
pengertian praktik keperawatan rumah sakit dan lingkup cakupannya
sebagai bentuk praktik keperawatan profesional, seperti proses dan
prosedur registrasi,dan legislasi keperawatan.
2. Praktik keperawatan rumah.
Bentuk praktik keperawatan rumah diletakkan pada
pelaksanaan pelayanan/ asuhan keperawatan sebagai kelanjutan dari
pelayanan rumah sakit. Kegiatan ini dilakukan oleh perawat
profesional rumah sakit, atau melalui pengikut sertaan perawat
profesional yang melakukan praktik keperawatan berkelompok.
3. Praktik keperawatan berkelompok
Beberapa perawat profesional membuka praktik keperawatan
selama 24 jam kepada masyarakat yang memerlukan asuhan
keperawatan dengan pola yang diuraikan dalam pendekatan dan
pelaksanaan praktik keperawatan rumah sakit dan rumah. Bentuk
praktik keperawatan ini dapat mengatasi berbagai bentuk masalah
keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat dan dipandang perlu
dimasa depan. Lama rawat pasien dirumah sakit perlu dipersingkat
karena biaya perawatan di rumah sakit diperkirakanakan terus
meningkat.
4. Praktik keperawatan individual
Pola pendekatan dan pelaksanaan sama seperti yang diuraikan
untuk praktik keperawatan rumah sakit. Perawat profesional senior
dan berpengalaman secara sendiri/perorangan membuka praktik
keperawatan dalam jam praktik tertentu untuk memberi asuhan
keperawatan, khususnya konsultasi dalam keperawatan bagi
masyarakat yang memerlukan. Bentuk praktik keperawatan ini sangat
diperlukan oleh kelompok/golongan masyarakat yang tinggal jauh

9
terpencil dari fasilitas pelayanan kesehatan, khususnya yang
dikembangkan pemerintah
2.3.4 Standar Praktik Keperawatan
2.3.4.1 Dasar Pertimbangan Pemilihan Model Metode Asuhan Keperawatan
Professional (MAKP)
a. Sesuai dengan visi dan misi rumah sakit
Dasar utama penentuan model pemberian asuhan keperawatan harus didasarkan
pada visi dan misi rumah sakit.
b. Dapat diterapkannya proses keperawatan dalam asuhan keperawatan
Proses keperawatan merupakan unsur penting terhadap kesinambungan
asuhan keperawatan kepada pasien. Keberhasilan dalam asuhan keperawatan
sangat ditentukan oleh pendekatan proses keperawatan.
c. Efisien dan efektif dalam penggunaan biaya
Setiap suatu perubahan, harus selalu mempertimbangkan biaya dan efektivitas
dalam kelancaran pelaksanaannya. Bagaimanapun baiknya suatu model, tanpa
ditunjang oleh biaya memadai, maka tidak akan didapat hasil yang sempurna.
d. Terpenuhinya kepuasan pasien, keluarga, dan masyarakat
Tujuan akhir asuhan keperawatan adalah kepuasan pelanggan atau pasien
terhadap asuhan yang diberikan oleh perawat. Oleh karena itu, model yang baik
adalah model asuhan keperawatan yang dapat menunjang kepuasan pelanggan.
e. Kepuasan dan kinerja perawat.
Kelancaran pelaksanaan suatu model sangat ditentukan oleh motivasi dan
kinerja perawat. Model yang dipilih harus dapat meningkatkan kepuasan perawat,
bukan justru menambah beban kerja dan frustrasi dalam pelaksanaannya.
f. Terlaksananya komunikasi yang adekuat antara perawat dan tim kesehatan
lainnya
Komunikasi secara profesional sesuai dengan lingkup tanggung jawab
merupakan dasar pertimbangan penentuan model. Model asuhan keperawatan
diharapkan akan dapat meningkatkan hubungan interpersonal yang baik antara
perawat dan tenaga kesehatan lainnya.
2.3.4.2 Jenis Model Metode Asuhan Keperawatan Professional (MAKP)
Berikut ini merupakan penjabaran secara rinci tentang metode
pemberian asuhan keperawatan profesional. Ada lima metode pemberian asuhan
keperawatan profesional yang sudah ada danakan terus dikembangkan dimasa
depan dalam menghadapi tren pelayanan keperawatan.

10
1. Fungsional ( Bukan Modal MAKP)
Metode fungsional dilaksanakan oleh perawat dalam pengelolaan asuhan
keperawatan sebagai pilihan utama pada saat perang dunia kedua. Pada saat itu, karena
masih terbatasnya jumlah dan kemampuan perawat, maka setiap perawat hanya
melakukan satu atau dua jenis intervensi keperawatan saja (misalnya, merawat luka)
kepada semua pasien di bangsal.
Kelebihan:
a. Manajemen klasikyangmenekankan efisiensi,pembagiantugasyangjelas
danpengawasan yangbaik;
b. Sangatbaikuntukrumahsakityangkekurangantenaga;
c. Perawatseniormenyibukkandiridengantugasmanajerial,sedangkanperawat
pasiendiserahkankepadaperawat juniordan/ataubelum berpengalaman.
Kelemahan:
a. Tidakmemberikankepuasanpadapasienmaupunperawat;
b. Pelayanan keperawatan terpisah-pisah, tidak dapat menerapkan proses
keperawatan;
c. Persepsiperawatcenderungpadatindakanyangberkaitandenganketerampilan saja.
2. MAKPTim
Metode ini menggunakan tim yang terdiri atas anggota yang berbeda-beda
dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien. Perawat
ruangan dibagi menjadi 2-3tim/grup yang terdiri dari atas tenaga profesional,
teknikal, dan pembantu dalam satu kelompok kecilyang saling membantu.
Metodeinibiasadigunakanpadapelayanan keperawatandi unitrawat inap,
unitrawatjalan,danunitgawatdarurat.KonsepmetodeTim:
a. Ketuatimsebagaiperawatprofesionalharusmampumenggunakanberbagai teknik
kepemimpinan;
b. Pentingnyakomunikasiyangefektifagarkontinuitas rencanakeperawatan
terjamin;
c. Anggotatimharusmenghargaikepemimpinanketuatim;
d. Perankepalaruangpentingdalammodeltim,modeltimakanberhasilbila
didukungolehkepalaruang.
Kelebihanya:
a. memungkinkanpelayanankeperawatanyangmenyeluruh

11
b. mendukungpelaksanaanproseskeperawatan;
c. memungkinkan komunikasiantartim,sehinggakonflikmudahdiatasidan
memberikepuasankepada anggotatim.
Kelemahan:komunikasiantaranggota timterbentuk terutama dalambentuk
konferensitim,yangbiasanyamembutuhkanwaktu,yangsulituntukdilaksanakan
padawaktu-waktusibuk.
Tanggung jawabanggotatim:
Memberikan asuhan keperawatan pada pasien di bawah tanggung
jawabnya;
a. Kerjasamadengananggotatimdanantartim;
b. Memberikanlaporan.
Tanggung jawabketuatim: a.
Membuatperencanaan;
b. Membuatpenugasan, supervisi,danevaluasi;
c. Mengenal/mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat kebutuhan
pasien;
d. Mengembangkankemampuananggota;
e. Menyelenggarakankonferensi. Tanggung
jawabkepalaruang:
Perencanaan:
1. Menunjukketuatimyangakanbertugasdiruanganmasing-masing;
2. Mengikutiserahterimapasienpadashifsebelumnya;
3. Mengidentifikasi tingkat ketergantungan pasien: gawat, transisi, dan
persiapanpulang,bersamaketuatim;
4. Mengidentifikasijumlah perawatyangdibutuhkan berdasarkan aktivitasdan
kebutuhanpasienbersamaketuatim, mengaturpenugasan/penjadwalan;
5. Merencanakanstrategipelaksanaankeperawatan;
6. Mengikuti visitedokter untuk mengetahui kondisi, patofisiologi,tindakan medis
yang dilakukan, program pengobatan, dan mendiskusikan dengan
doktertentangtindakanyangakan dilakukan terhadappasien;
7. Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan, termasuk kegiatan
membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan, membimbing penerapan
proses keperawatan dan menilai asuhan keperawatan, mengadakan diskusi untuk

12
Pemecahan masalah,serta memberikan informasi kepada pasien atau keluarga
yangbarumasuk;
8. Membantumengembangkanniatpendidikandanlatihandiri;
9. Membantumembimbingpesertadidikkeperawatan;
10. Menjagaterwujudnyavisidanmisikeperawatandanrumahsakit.
Pengorganisasian:
1. Merumuskanmetodepenugasanyangdigunakan;
2. Merumuskantujuanmetodepenugasan;
3. Membuatrinciantugasketuatimdananggotatimsecarajelas;
4. Membuatrentangkendali,kepala ruanganmembawahi2ketuatim,danketua
timmembawahi 2–3perawat;
5. Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan:membuat proses dinas,
mengaturtenagayangadasetiaphari,danlain-lain;
6. Mengaturdanmengendalikanlogistikruangan,
7. Mengaturdanmengendalikansituasitempatpraktik;
8. Mendelegasikan tugas,saatkepalaruangtidakberadaditempatkepadaketua tim;
9. Memberi wewenang kepada tata usaha untuk mengurus administrasi
pasien;
10. Mengaturpenugasanjadwalposdanpakarnya;
11. Mengidentifikasimasalahdancarapenanganannya.
Pengarahan:
1. Memberipengarahantentang penugasankepadaketuatim;
2. Memberipujian kepadaanggotatimyangmelaksanakantugasdenganbaik;
3. Memberimotivasidalampeningkatanpengetahuan,keterampilan,dansikap;
4. Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan berhubungan
denganasuhankeperawatanpadapasien;
5. Melibatkanbawahan sejakawalhinggaakhirkegiatan;
6. Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan
tugasnya
7. Meningkatkankolaborasidengananggotatimlain.
Pengawasan

13
1. Melalui komunikasi:mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan
ketuatim maupun pelaksana mengenaiasuhan keperawatanyang
diberikankepadapasien;
2. Melaluisupervisi:
a.Pengawasan langsung dilakukan dengan cara inspeksi, mengamat
sendiri, atau melaluilaporan langsungsecaralisan,dan memperbaiki/
mengawasikelemahan-kelemahanyangadasaatitujuga;
b.Pengawasan tidak langsung, yaitu mengecek daftar hadir ketuatim,
membacadanmemeriksarencanakeperawatan sertacatatanyang dibuat
selama dansesudahproseskeperawatandilaksanakan (didokumentasikan),
mendengar laporan ketua tim tentang pelaksanaan tugas
c.Evaluasi;
d.Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan
rencanakeperawatanyangtelahdisusunbersamaketuatim;
e.Auditkeperawatan.
3. MAKP Primer.
Metode penugasan dimana satu orang perawat bertanggung jawabpenuh
selama24jamterhadap asuhankeperawatanpasienmulaidaripasienmasuk sampai
keluarrumahsakit.Mendorongpraktikkemandirianperawat,ada kejelasanantara
pembuatrencanaasuhandanpelaksana.Metodeprimer ini
ditandaidenganadanyaketerkaitankuatdanterus-menerus antarapasiendan
perawatyangditugaskan untuk merencanakan, melakukan, dan koordinasi
asuhankeperawatan selamapasiendirawat
Kelebihan:
a. Bershiftatkontinuitasdankomprehenshift;
b. Perawatprimermendapatkan akuntabilitasyangtinggiterhadaphasil,dan
memungkinkanpengembangandiri;
Keuntunganantaralainterhadappasien, perawat,dokter,danrumahsakit: pasien
merasa dimanusiawikan karena terpenuhinya kebutuhan secara individu.
Selainitu, asuhan yang diberikan bermutu tinggi, dan tercapai pelayanan
yangefektifterhadap pengobatan,dukungan,proteksi,informasi, dan advokasi.
Dokter juga merasakan kepuasan dengan model primer karena

14
Senantiasa mendapatkan informasi tentangkondisipasienyangselalu diperbarui
dankomprehenshift.
Kelemahannyaadalahhanyadapatdilakukanolehperawatyang memiliki
pengalaman dan pengetahuanyang memadaidengankriteriaasertif,selfdirection,
kemampuanmengambilkeputusanyang tepat,menguasaikeperawatanklinis, penuh
pertimbangan, sertamampu berkolaborasi dengan berbagai disiplin ilmu.
Konsep dasar metode primer:
Adatanggungjawab dantanggung gugat;
Adaotonomi;
Ketertiban pasien dan keluarga.
Tugas perawatprimer:
 Mengkajikebutuhan pasien secarakomprehenshift;
 Membuat tujuan dan rencanakeperawatan;
 Melaksanakan rencanayangtelah dibuat selamaiadinas;
 Mengomunikasikandanmengoordinasikanpelayananyangdiberikan
oleh disiplin lain maupun perawat lain;
 Mengevaluasi keberhasilanyangdicapai;
 Menerimadan menyesuaikan rencana;
 Menyiapkan penyuluhanuntuk pulang;
 Melakukanrujukankepadapekerjasosial,kontakdenganlembagasosi
al di masyarakat;
 Membuat jadwal perjanjian klinis;
 Mengadakankunjungan rumah.
Peran kepalaruang/bangsal dalam metode primer:
 Sebagai konsultan dan pengendalian mutu perawatprimer;
 Orientasi dan merencanakan karyawan baru;
 Menyusun jadwal dinasdan memberi
penugasanpadaperawatasisten;
Evaluasi kerja;
Merencanakan/menyelenggarakan pengembanganstaf

15
Membuat1–2pasienuntukmodelagardapatmengenalhambatanyang terjadi.
Ketenagaan metodeprimer:
 Setiapperawatprimeradalahperawatbedsideatauselaluberadadekat
dengan pasien;
 Beban kasus pasien4–6oranguntuk satu perawatprimer;
 Penugasan ditentukan oleh kepala bangsal;
 Perawat primer dibantu oleh perawat profesional lain
maupun nonprofesionalsebagai perawat asisten;
4. MAKPKasus.
Setiap perawatditugaskan untukmelayaniseluruh kebutuhan pasien saatia
dinas.Pasienakandirawatolehperawatyang berbedauntuksetiapshift, dantidak
adajaminanbahwapasienakandirawatolehorangyang samapadahari
berikutnya.Metodepenugasankasusbiasaditerapkansatupasiensatuperawat, dan hal
ini umumnya dilaksanakan untuk perawat privat/pribadi dalam memberikan
asuhan keperawatan khusussepertikasusisolasidan perawatan intenshift (intensive
care).
Kelebihannya:
a. perawatlebih memahamikasus perkasus
b. sistem evaluasi dari manajerial menjadi lebih mudah.
Kekurangannya:
a. Belumdapat diidentifikasi perawat penanggungjawab;
b. Perlutenagayangcukupbanyakdanmempunyaikemampuandasaryang sama.
2.4 Langkah-LangkahPengelolaanMAKP
1. PengumpulanData
1) SumberDayaManusia (M1-Man)
Ketenagaan
a. Struktur organisasi
b. Jumlah tenaga: keperawatan dan non keperawatan.
c. Kebutuhan tenaga

16
Perhitungankebutuhantenagakeperawatandapatditerapkanbeberapaformula yaitu:
a. Rasio
b. Douglas
c. Gillies
d. BOR (BedOccupacyRa)
e. Diagnosis penyakitterbanyak
f. Penghitungan beban kerjaperawat:
g. Timemotion study
h. Worksampling
i. Daily log
2) Sarana danPrasarana (M2-Material)
a. Penataangedung/lokasi dan denah ruangan.
b. Fasilitas untuk pasien dan petugas kesehatan.
c. Alat kesehatanyangadadiruangan.
d. Consumable (obat-obatan dan bahan habis pakai).
3) Administras i penunjang-RM
a. Buku injeksi
b. Buku observasi
c. Lembar dokumentasi
d. Buku TTV
e. Buku timbangterima
f. SOP
g. SAK
h. Buku visite
i. Buku dalin
j. Leaflet
4) MetodeAsuhanKeperawatan (M3-Method)
No Metode Data FokusyangDinilai
1 Penerapan a. MekanismePelaksanaan

MAKP - Ketua Timsebagai perawat profesional harus mampu


menggunakan berbagai teknik kepemimpinan
- Komunikasi efektif agarkontinuitas rencana
keperawatan terjamin.
- Anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua

17
Tim

b. Tupoksi

- Membuat perencanaan.

- Membuat penugasan, supervisedanevaluasi.

- Mengenalataumengetahuikondisipasiendandapat menilai
tingkat kebutuhan pasien.
- Mengembangkan kemampuan anggota.

- Menyelanggarakan konferensi.
c. Tanggung Jawab Anggota TIM
- Memberikanasuhankeperawatanpadapasiendibawah
tanggungjawabnya.
- Kerjasamadengananggota timdan antartim.

2 Timbang a. Persiapan (Pra) laporan.


- Memberikan

terima d. -Tanggung
Timbangterimadilaksanakan pergantianshift/operan.
Jawab KepalaRuangan

-- Perencanaan
Semuapasienbarumasukdanpasienyang dilakukan
timbang terimakhususnya pasienbarumasukdan pasien
yang memiliki permasalahan yang belum teratasi.
- Pengorganisasian
- Semua sarana prasaranaterkaitpelayanankeperawatan
dilaporkan dan dioperkan.
- Pengarahan.
b. Pelaksanaan di NurseStation dan bed pasien
- Pengawasan.
- Keduakelompok dinas sudah siap.

- Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku


catatan.
- Kepala ruangmembukaacaratimbangterima.

- Perawat yang sedang jaga menyampaikan timbang


terimakepadaperawat berikutnya. 18
- Melakukan validasi kelilingkebed pasien.

c. Pasca

- Diskusi/klarifikasi.

- Pelaporanuntuktimbangterimadituliskansecara langsung
3 Ronde a. Persiapan(Pra).
tanda tangan pergantian shift serta penyerahan laporan.
- Ditutup oleh kepala ruangan.
keperawatan - Menentukan kasus dan topik.

- Menentukan tim ronde.

- Mencari sumberatau literatur.

- Mempersiapkan pasien:informed consent.

- Membuatproposal (Studi Kasus/resume


keperawatan).
b. Pelaksanaan.

- Penjelasan/penyajian tentangpasienoleh perawat


yangmengelola pasien.
- Diskusi antar anggota tim tentangkasus
tersebut.
- Ke bed pasien,perawat

lain/konselor/tim kesehata lainnya melakukan


pemeriksaan/validasi dengancara observasi
membaca status/dokumen lainnya; dan
menayanyakan.

4 Pengelolaan a. Penerimaanresep/obat.

c. Pascadinurs station.
logistik dan - Penanggung jawab pengelolaan obat adalahkepala
obat - ruangyangdapat
Pemberian didelegasikan
justifikasi kepadastaf
oleh perawatyang
tentang
19
data, masalah pasien, rencana, tindakanyang
ditunjuk (perawat primeratau ketuaTim).

- Kebed pasien/keluarga; Penjelasan dan permintaan


persetujaun tentangsentralisasi obat.
- Format sentralisasi obat berisi:nama, no.register,
umur, ruangan.
b. Pemberian obat.

- Perhatikan 6 tepat (pasien, obat, dosis, cara,waktu,


dokumentasi) dan 1W(Waspada/monitoring).
c. Penyimpanan

-Mekanismepenyimpanan.

5 Penerimaan a. Obatyang
Persiapan. diterimadicatatdalambukubesarpersediaan atau
dala kartupersediaan. Periksa persediaanobat,
Pasien Baru b. pemisahanantaraobatuntuk
Pelaksanaan. penggunaanoraldanobat luar.

Penjelasan tentang3P.

- Pengenalan kepada pasien, tenagakesehatanlain.


6 Discharge a.Persiapan.
- Peraturan rumah sakit.
Planning - Mengidentifikasi kebutuhan pemulangan pasien,
-kebutuhan
Penyakitini dikaitkan
termasukdengan masalahyangmungkin
sentralisasi obat.
timbulpadasaat pasien pulang,antaralain:pengetahuan
pasien/keluarga penjelasan.
c. Penandatanganan tentangpenyakit; kebutuhan
psikologis;bantuanyang diperlukan pasien, pemenuhan
kebutuhan aktivitas hidupsehari-hari seperti makan,
minum, eliminasi, dan lain-lain; sumberdan sistemyang
adadi masyarakat;sumber finansial; fasilitas saat
dirumah; kebutuhanperawatan dan supervisedi rumah.
b. Pelaksanaan: dilakukan secara kolaboratif serta
disesuaikan dengan sumber dayadan fasilitas yang
ada.

20
7 Supervisi a. Prasupervisi.

Supervisidilakukan olehkepalaruang terhadap kinerja


dari tim (ketua dananggota)dan atau Perawat Primer
dalam melaksanakan ASKEP.
b. Pelaksaaan supervisedilihat aspek; tanggungjawab,
kemampuan, dan kepatuhan dalam menjalankandelegasi
c. Pascasupervisi-3F:

- Penilaian (fair),
8 Dokumentasi a. Format model dokumentasiyang digunakan (pengkajian
- Feedbackdan klarifikasi,
dan catatan asuhan keperawatan).
- Reinforcementdanfollowupperbaikan.
b. Pengisian dokumentasi: legalitas, lengkap, akurat,
relevan, baru (LLARB).
5) Keuangan(M4-Money)
Difokuskan padaberikut:
a. Pemasukan.
b. RAB,yangmeliputi danauntuk kegiatan berikut:
a) Operasional (kegiatan pelayanan).
b) Manajemen (pembayaranpegawai, listrik, air, telepon dan lain-lain).
c) Pengembangan (saranaprasaranadan sumber dayamanusia).
6) Mutu Pelayanan Keperawatan (M5)
a. Patientsafety(medicationerror,flebitis,dicubitus,jatuh,restrain,injuri,
ILOdanINOS).
BerdasarkanSasaran KeselamatanPasien(SKP)yang dikeluarkanoleh
StandarAkreditasiRumahSakitEdisiI (Kemenkes,2011)danJCI Acredition
makasasaran tersebut meliputi6 elemen berikut:
b. SasaranI: Ketetapatan identifikasi pasien.
c. SasaranII:Peningkatan komunikasiyangefektif.
d. SasaranIII:Peningkatankeamananobatyangperludiwaspadai(HighAlert
Medication).
e. SasaranIV:Kepastian tepat-lokasi, prosedur, pasien operasi.
f. Sasaran V: Penguranganrisiko infeksi terkaitpelayanan kesehatan.
g. Sasaran VI: Penguranganrisiko pasien jatuh

21
b. Kepuasan pasien.
c. Kenyamanan.
d. Kecemasan.
e. Perawatan diri.
f. Pengetahuan atau perilaku pasien.
2.5 Analisis SWOT
1. Perencanaan Strategis
a. Pengertian PerencanaanStrategis
Perencanaan strategismerupakanbagian dari manajemen strategi,
yangmemilikiartisuatuperencanaansebagaitindakanadaptif atau
penyesuaianterhadaptuntutanataumasalahatauperubahanyangada di
lingkungan organisasi sehingga organisasi dapat melakukan
tindakan adaptif dalam tuntutan perubahan.
Perencanaanstrategisadalahprosessitematisyang disepakatioleh
suatu organisasi dalammembangunketerlibatandi antarastakeholder
utama tentang prioritas bagi misi dan tanggap terhadap
lingkungannya.
Perencanaan jangka panjang yang di dalamnya terdapat
kesepakatan misidantujuan perusahaan,sehinggamembagi
perencanaanstrategismeliputitahapinisiasi proses,aturantujuan,arti dan
akhirdarihubungan, penjelasan dari perencanaan strategisdan tingkat
kepuasanyangterintegrasi.
b. Penyusunan PerencanaanStrategis
Prosesperencanaanstrategismenurutmeliputitiga tahapyaitu(1)
perumusan,yang meliputipembagianmisi,penentuantujuanutama,
penilaian lingkungan eksternaldaninternaldanevaluasiserta pemilihan
alternatif; (2) penerapan; dan (3) pengendalian. Perencanaan
strategisdimulai dari visi, kemudian disusun rencana
strategisdandilanjutkanrencana operasional.Dalamstrategidapat
dimulaidenganmenetapkantujuanjangkapanjang danpendek
kemudiandisusun rencana operasional.Secara skematistahapan
perencanaanstrategisdapatdigambarkansebagaiberikutuntuktahap
1 dan 2 adalah perencanaan strategis dan tahap 3 dan 4 adalah
perencanaan operasional

22
Gambar2.1. Proses Perumusan Perencanaan Strategis
Dalam perencanaanstrategis dilakukan analisis strategisyakni dapat
menggunakanstrategiSWOT,dengandasarpemikiranSdanWada pada
organisasidanO danTada dilingkunganorganisasi.Strengthsdanweaknessdari faktor
internaldapatmeliputi:biaya produksi,keterampilan market,sumber daya keuangan,
ketersediaan teknologi, reputasi, dan lain-lain. Opportunities dan threats dari
faktor eksternal dapat meliputi kebiasaan, budaya, umur, jenis kelamin,
perkembangan teknologi, kebijakan politik, pesaing, dan lain-lain.
c. Indikator Perencanaan Strategis
Perencanaanstrategisyang berhasilefektif dan efisien dapatdidasarkanpada (1)
pemahaman,visi,misi,tujuanorganisasi(2) pemahaman lingkungan eksternal
organisasi(peluang danancaman)(3)pemahamankemampuansumberdaya
internal(kekuatandan kelemahan) (4) penguasaanmanajemenefektif, dandapat
dipengaruhi olehbudayaorganisasi.
d. FaktoryangMemengaruhi Perencanaan Strategis
Adatigafaktoryangmemengaruhi perencanaan strategis, diantaranyafaktor
manajerial, faktor lingkungan, dan kultur organisasi.
1) Faktor Manajerial
Kemampuanatau kompetensi manajerialdalamperencanaan strategis dapat
menentukan derajatkeberhasilan perencanaan strategis.Haltersebutsebagaimana
Hopkins(1997), dalamAsmarani(2006)yangmenyatakan faktorpersonalitas
manajerial berpengaruh pada perencanaan strategis, kemudian juga menduga

23
adanya keterlibatan manajemendalamperencanaanstrategiskarena pemahaman
untukmeyakinkanbahwa proses perencanaanstrategisdilaksanakansecara
komprehenshift,sangatsedikit,atau tidakada perhatiantergantungapakah manajemen
memilikikeahlian untuk menjalankanproses.
2) FaktorLingkungan.
Lingkungandapatmemengaruhiperencanaanstrategis,karena lingkungan
memilikiperandalammemengaruhipengambilankeputusanmanajerial,proses
danstruktur organisasi,untukitulingkunganeksternalpentinguntukselalu
dipantaudandianalisis.Pengamatan lingkunganmerupakansuatuprosespenting
dalam manajemenyang strategis,sebab pengamatan adalah matarantaiyang pertama
dalam rantai tindakan dan persepsiyangmemungkinkansuatuorganisasi untuk
menyesuaikan diridengan lingkungannya.
3) BudayaOrganisasi
Budayaorganisasi dapatmenjadi alat praktis manajemenyangmampu
mendukung adanya perubahan strategis. Budaya mencakup nilai, aturan,
kepercayaandidalamnyayangmembentukperilaku,sikapyangmenguntungkan
(Asmarani, 2006) sehingga budaya organisasi dapat memengaruhi komitmen
terhadaporganisasiyangtentuberdampakpadaperencanaanstrategis.Budaya
jugamerupakandasardariseluruhfaktormanajemensumberdayamanusia.Ini
jugamemengaruhiperilakuyangmerujukpadahasilyaitu,komitmen,motivasi, moral,
dan kepuasan.
2.5.1 Analisis SWOT
PadaAnalisis SWOT adabeberapahalyangperludiperhatikan. a.
PengisianItemIFAS danEFAS
Cara pengisianfaktorIFASdanEFASdisesuaikandengankomponen
yangadadalampengumpulandata(bisa merujukpada datafokusdancontoh
pengumpulandata pada bagian laindidalambukuini).Data tersebut
dibedakanmenjadi2,yaituIFAS(internalfactors)yang meliputiaspek
WeaknesesdanStrengthdanfaktor EFAS(externalfactors)yang meliputi aspek
Opportunity dan Threatened.
b. Bobot
BeriBobotmasing-masingfaktormulai1,0(paling penting) sampai
dengan 0,0tidakpenting,berdasarkanpengaruhfaktortersebutterhadap strategi
perusahaan

24
c. Peringkat(Rating)
Hitung peringkat masing-masing faktor dengan memberikan skala
mulaidari 4(sangatbaik) sampaidengan1(kurang/poor)berdasarkan pengaruh
faktor tersebut. Data rating didapatkan berdasarkan hasil pengukuran baik
secaraobservasi,wawancara, pengukuran langsung.Faktor
StrengthdanOpportunitymenggambarkannilaikinerjapositif, sebaliknya
faktorWeaknesesdanThreatened.menggambarkannilaikinerjayang negatif.
Kemudian,kalikan Bobotdenganratinguntuk mendapatkannilaimasing-
masingfaktor.
2.6 Identifikasi Masalah
Dasar Pertimbangan dalam Menentukan Masalah
1. SFFMatrix.
2. C-A-R-L.
a. C:Capability (kemampuan/kompetensi).
b. A:Accessibility (akses, keterjangkauan).
c. R:Relevancy(sesuai dengan kebutuhan dan urgensi). d.
L:Legality (berdasarkanperaturanyangberlaku).
2.7 Perencanaan(RencanaStrategis)
2.8 Pelaksanaan
PenerapanMAKPsesuaidenganperencanaanyang telahdisusun
sebagaimanatertuangdalamGann Chart.
2.9 Evaluasi
a. Evaluasi
strukturb. Evaluasi
proses
c. Evaluasi hasil

25
BAB III
ANALISIS SITUASI RUANGAN

3.1 PENGKAJIAN
Dalam bab ini akan disajikan tentang tahapan proses pengkajian
yang meliputi pengumpulan data, analisa SWOT, dan identifikasi
masalah.
A. VISI, MISI DAN MOTTO
Visi RSI MAAYITHOH
Terwujudnya rumah sakit islami terbaik dalam masyarakat
Misi RSI MASYTHOH
1. Melaksanakan dakwah dalam pelayanan kesehatan
2. Memberikan pelayanan yang professional terhadap seluruh masyarakat
tanpa melupakan fungsi social, keberadaan RSI MASYTHOH
3. Mengutamakan keselamatan dan kepuasan pasien
4. Mengikuti perkembangan ilmu dalam rangka meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan karyawaan
5. Melakukan pelayanan sesuai standart akreditasi rumah sakit
Motto RSI MASYTHOH
Dakwah bin halal yaitu berdakwah melalui perbuatan berupa pelayanan
kesehatan paripurna, islami dan profesional
Model penugasan yang dilakukan
Model penugasan yang dilakukan sesuai dengan struktur organisasi yang
ada di dalam ruang Marwah
Struktur organisasi ruangan dan pengorganisasian pelayanan keperawatan
Struktur oraganisasi Ruang Marwah dilaksanakan berdasarkan garis
komando, dari struktur jabatan tertinggi yaitu kepala ruangan dan dibagi 4
tim dalam satu shift. Setiap 2 tim dipimpin oleh 1 orang perawat primer
dan katim mengomando perawat pelaksana.
Model penjadwalan staff
Di ruang Marwah RSI Masyithoh Bangil dalam satu hari dibagi 3 shift
untuk pelayanan keperawatan, yaitu :

26
- Dinas pagi dimulai dari jam 07.00 - 14.00 WIB
- Dinas sore di mulai dari jam 14.00 - 21.00 WIB
- Dinas malam di mulai dari jam 21.00 – 07.00 WIB
Untuk penjadwalan dinas perawat telah dijadwalkan sesuai program,
terdiri dari kepala ruang, ketua tim 1 sampai tim 4 dan ketua tim
merangkap sebagai perawat pelaksana yang dinas pagi, dinas sore dan
dinas malam. Model penjadwalan staf di Ruang Marwah dibuat 1 bulan
sekali.
Program peningkaan mutu dan penerapan disiplin pegawai
Telah di lakukan pelatihan management bangsal, PPI dan SE
(Service Exelent) yang dilakukan setiap bulan sekali secara bergilir yang
bertujuan untuk meningkatkan mutu dari pegawai.
Selain itu juga di lakukan cek lock untuk karyawan tetap selain itu
untuk pegawai tidak tetap memakai tanda tangan pada buku absensi
kehadiran , di harapankan setiap kali pegawai datang dan pulang bisa
meningkatkan tingkat kedisiplinan pegawai.
3.2 PELAKSANAAN
Pengumpulan data dilakukan tanggal 28 Januari 2020 meliputi
ketenagaan, sarana dan prasarana, MAKP, sumber keuangan. Data yang
didapat dianalisis menggunakan analisa SWOT sehingga diperoleh
beberapa rumusan masalah, kemudian dipilih satu sebagai prioritas
masalah
A. TENAGA DAN PASIEN (M1 - Man)
A. Tenaga
Analisa ketenagaan perawat mencakup jumlah tenaga keperawatan ,
keunggulan dari Ruang Marwah salah satunya adalah memiliki SOP dan
SAK yang menjadi acuan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan, tenaga
S1 keperawatan sebanyak 3 orang, tenaga D-III Keperawatan sebanyak 17
orang, serta tenaga mahasiswa praktik D-IV Keperawatan Lawang
Poltekkes Kemenkes Malang sebanyak 11 orang

27
KEPALA RUANGAN

PERAWAT PRIMER I PERAWAT PRIMER II

KATIM 1 KATIM II KATIM III KATIM IV

PAGI PAGI PAGI PAGI

SIANG SIANG SIANG SIANG

MALAM MALAM MALAM MALAM

Gambar 2.1 Bagan Struktur Organisasi Ruang Marwah RSI Masyithoh Bangil
Struktur oraganisasi Ruang Marwah dilaksanakan berdasarkan garis komando, dari struktur jabatan tertinggi yaitu kepala
ruangan dan dibagi 4 tim dalam satu shift. Setiap 2 tim dipimpin oleh 1 orang perawat primer dan katim mengomando perawat
pelaksana.

26
1. Tenaga Keperawatan
Tabel 2.1 Tenaga Keperawatan di Ruang Marwah RSI Masyithoh Bangil.
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL

NO NAMA NIK JK TTL AWAL JABA PENDIDIKAN PELATIHA


KERJA TAN AWAL TAM N STATUS
BAH KEPEGAWAIAN
AN
1 Roichatul Jannah 08.2.090 L 17-Juni-1984 28-Jun-2008 Karu/P D3 Kep S1 BLS, PPGD, TETAP
P Kep, SE,PPI,
Ners BTCLS,
K3RS,
PONEK
2 Maidini Susanti 03.2.058 P 14-Mei-1980 28 Maret 2003 PP D3 Kep BLS,EKG,SE TETAP

3 Naning Puji Bintari 02.2.050 P 30-Mei-80 15 Mei 2002 PA D3 Kep BLS, SE TETAP

4 Lailatul Fitriyah 14.2.074 P 30 September 04 Desember PA D3 Kep BLS,SE,,PPG TETAP


1991 2014 D, PPI

26
5 Evi Kamila Santi 14.2.072 P 23 Agustus 04 Desember PA D3 Kep BLS,SE,PPG TETAP
1992 2014 D

6 A.Kiromin 00.4.037 L 08 September 29 April 2000 PA D1 Kep D3 BLS,SE,PPG TETAP


1971 Kep D

7 Maulida Khodijah 99.4.023 P 10 Agustus 27 Desember PA D1 Kep D3 BLS,SE TETAP


1979 1999 Kep

8 Reza Nuridah P 23 Desember 29 Desember PA D3 Kep BLS,PPGD,S MAGANG


1994 2018 E

9 Dian Paramitha 18.2.093 P 01 April 1994 01 Februari PA D3 Kep BLS,PPGD,P KONTRAK


2018 PI

10 Nina Rakhmania 17.2.089 P 17 Mei 1993 27 Juli 2016 PA D3 Kep BLS,PPGD,S KONTRAK
E
11 Indra Hikmawan 18.2.094 L 03 Oktober 06 Maret 2018 PA D3 Kep BLS,PPGD,S KONTRAK
1994 E

12 Durotun Nafisah P 11 Juli 1995 06 November PA D3 Kep BLS,PPGD,S KONTRAK

27
2017 E

13 Mutmakinah 14.2.068 P 27 September 01 September PA D3 Kep BLS,PPGD,S TETAP


1989 2013 E

14 Indah Husniyah 10.2.058 P 02 April 1988 01 April 2010 PA D3 Kep BLS,PPGD, TETAP
SE,PPI
15 Elok Fitriyah 00.2.032 P 23 Februari 07 April 2000 PP D3 Kep BLS,PPGD,S TETAP
1977 E, K3RS

16 Sunarseh 18.2.097 P 04 Januari 08 Juni 2017 PA D3 Kep BLS KONTRAK


1993

17 Ninik Rohmawati 96.2.012 P 28 Januari 11 Juli 1996 PA SPK D3 PPGD, SE, TETAP
1976 Kep K3 RS

18 Suci Nur Sholikha P 21 Juni 1996 30 Desember PA D3 Kep BLS,PPGD KONTRAK


2017

28
Berdasarkan table diatas dapat disimpulkan bahwa sertifikat yang telah
dimiliki oleh hampir semua perawat adalah:
1. PPGD (Pertolongan Pertama Gawat Darurat)
2. BCLS (Basic Cardiac Life Support)
3. Basic Life Support (Basic Life Support)
4. PPI (Pencegahan dan Pengendalian Infeksi)
5. Manajemen Bangsal
6. Implementasi Sistem Manajemen
Presentase tenaga keperawatan di Ruang Marwah saat ini berdasarkan
jenjang pendidikan adalah,
1
1. S1 Keperawatan × 5%
18
17
2. D3 Keperawatan18x 95%

2. Tenaga Medis
Tabel 2.3 Tenaga Medis pendukung Di Ruang M arwah RSI Masyithoh
No Tenaga Medis Jumlah
1 Dokter Spesialis Penyakit Dalam 2
2 Dokter Spesialis paru 3
3 Dokter Spesialis Saraf 1
4 Dokter Spesialis Bedah 3
5 Dokter Spesialis THT 2
6 Dokter Spesialis Kulit 1
7 Dokter Spesialis Mata 2
8 Dokter Spesialis Kandungan 3
9 Dokter Spesialis Anak 3

3. Tingkat Ketergantungan Pasien dan Kebutuhan Tenaga Perawat


Tabel 2.4 jumlah pasien 27 Januari 2020
Tingkat Ketergantungan Pasien dan Kebutuhan Tenaga Perawat 27Januari
2020 Di Ruang Marwah
Kebutuhan Jam Perawatan
1. Perhitungan Jam Perawatan Langsung

33
Total : 6 jam x 3 orang = 18 jam
Partial : 3 jam x 16 orang = 48 jam
Mandiri : 2 jam x 13 orang = 26 jam +
= 92 jam
2. Perhitungan Jam Perawatan Tidak Langsung
35 menit x 32 orang = 1120 menit = 19 jam
3. Jam Penyuluhan
15 menit x 32 orang = 480 menit = 8 jam
Jadi, total jumlah jam perawatan yang dibutuhkan = 119 jam
KEBUTUHAN PERAWAT
1. Jumlah kebutuhan perawat 24 jam
119
Jumlah jam perawatan= = 17 orang
7

Jam kerja perawat/hari


2. Pembagian perawat/shift
Pagi (P) = 47% x 17 orang perawat = 8 orang
Sore (S) = 35% x 17 orang perawat = 6 orang
Malam (M) = 17% x17 orang perawat = 3 orang
Jadi, jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas di Ruang Marwah
adalah 17 orang.
3. BOR PASIEN
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 27 Januari – 1 Februari 2020
didapatkan gambaran kapasitas tempat tidur di ruang Marwah yaitu 64 Bed
dengan rincian sebagai berikut:
NO SHIFT KELAS I KELAS KELAS VIP ISO BOR
II III
11 BED 12 BED 5 BED 1 BED 1 BED 30
𝑥100%
1 PAGI (Kosong (Kosong (Kosong (Kosong (Kosong 64
= 47%
7) 1) 3) 10) 13)
11 BED 12 BED 5 BED 1 BED 1 BED 30
𝑥100%
2 SIANG (Kosong (Kosong (Kosong (Kosong (Kosong 64
= 47%
7) 1) 3) 10) 13)

34
11 BED 12 BED 7 BED 4BED 2 BED 37
𝑥100%
3 MALAM (Kosong (Kosong (Kosong (Kosong 7) (Kosong 64
= 58%
7) 1) 1) 11)

B.Pasien
1. Alur Pasien Masuk Ruangan

Pasien Masuk

Poli IRD

RuangMarwah

- PulangPaksa
PulangSembuh
PindahRuangan
Rujuk

B. SARANA DAN PRASARANA (M2 MATERIAL)


1. Lokasi
Ruang Marwah merupakanbagiandariruangperawatan di Medik RSI
Masyithoh .Ruang Marwah terletak di lantai 2, yang terdiri dari kelas 1,2 3, dan
VIP kelas 1 terdapat 18 bed, dan kelas 2 terdapat 11 bed, kelas 3 terdapat 15 bed,
sedangkan VIP terdapat 11 bed. AdapundalamRuangMarwah
terbagibeberaparuangyaitunurse station, kamarmandiperawat. Nurse station di
dalamdapatmejaantara lain berisi map-map yang berisi status pasien
(denahterlampir).
2. FasilitasPetugasKesehatan
a) Ruang Marwah memiliki 4 tempat, yaitu Marwah 1,2, dan 3, dan VIP

35
b) Nurse station berada di antararuang Marwah, Ruang
perawatsudahdimanfaatkanuntuktimbangterima, proses
pendokumentasianasuhankeperawatan, keperluanadministrasi pasien.
c) Ruangkepalaruanganterletak di
bagiansampingruangperawatdanbersebelahandengan nurse station berada di
lantai 2.
d) Televisi : 29 unit
e) Kipasangin: 21 unit
3. Fasilitas di ruang Marwah
Ners Station dan Ruang Perawat
NO NAMA BARANG JUMLAH
NON MEDIS
1. Meja kantor 3
2. Meja siku L 1
3. Kursi perawat 7
4. Kipas angin berdiri 2
5. Komputer 2
6. Aiphone 2
7. Box obat pasien 61
8. Tempat sampah injak 3
9. Almari linen 2
10. Rak sepatu 1
11. Papan Pasien 2
12. Kipas angin dinding 3
13. Kom kecil 2
14. Lambu baca RO 1

MEDIS
1. Meja troli 4
2. Sterilisator 2
3. ECG 1

36
4. Shiringe Pump 1
5. Infus Pump 1
6. Ambu bag dewasa 1
8. Nebuliser 2
9. Bengkok besar 2
10. Bengkok kecil 3
11. Bak instrumen besar 1
12. Bak instrumen kecil 1
13. Cucing 1
14. Gunting Biasa 1
15. Gunting AJ 1
16. Gunting Jaringan 1
17. Alat GDA 1
18. Manset dewasa 3
19. Stetoskop dewasa 5
20. Stetoskop anak 2
21. Tensimeter mobile 2
22. Tensimeter duduk 1
23. Tensimeter digital 2
24. Termometer digital 3
25. Head Termometer 2
26. Tromol 1

LINEN
1. Sprei 96
2. Perlak 45
3. Sarung bantal 100
4. Selimut 75
5. Stik laken 20

37
4. Kamar Pasien Kelas I Dewasa
NO NAMA BARANG JUMLAH
NON MEDIS
1. Bed Paramount 14
2. Bed side Paramount 14
3. Kursi pasien 14
4. Meja kayu pasien 7
5. AC Samsung 7
6. Lampu tidur pasien 14
7. TV Panasonic 7
MEDIS
1. Standar infus 14
2. Baskom seka 7
3. Pispot 7
4. Bed pan 4

5. Kamar Pasien Kelas II Dewasa


NO NAMA BARANG JUMLAH
NON MEDIS
1. Bed Paramount 7
2. Bed side Paramount 7
3. Kursi pasien 7
4. AC Panasonic 1
5. TV Panasonic 1
MEDIS
1. Standar infus 7
2. Baskom seka 3
3. Pispot 3

38
4. Bed pan 2

6. Kamar Pasien Kelas I Isolasi


NO NAMA BARANG JUMLAH
NON MEDIS
1. Bed Paramount 2
2. Bed side Paramount 2
3. Kursi pasien 2
4. AC Samsung 2
5. Lampu tidur pasien 2
6. TV Panasonic 2

MEDIS
1. Standar infus 2
2. Baskom seka 1
3. Pispot 1
4. Bed pan 1

7. Kamar Pasien Kelas III Isolasi


NO NAMA BARANG JUMLAH
NON MEDIS
1. Bed Paramount 7
2. Bed side Paramount 7
3. Kursi pasien 7

MEDIS
1. Standar infus 7
2. Baskom seka 3
3. Pispot 3
4. Bed pan 2

39
8. Kamar Pasien Kelas I Anak
NO NAMA BARANG JUMLAH
NON MEDIS
1. Bed Paramount 6
2. Bed side Paramount 6
3. Kursi pasien 6
4. Meja kayu pasien 3
5. AC Samsung 3
6. Lampu tidur pasien 6
7. TV Panasonic 3
MEDIS
1. Standar infus 6
2. Baskom seka 4
3. Bed pan 3
4. Rak sandal 3

9. Kamar Pasien Kelas II Anak


NO NAMA BARANG JUMLAH
NON MEDIS
1. Bed Paramount 6
2. Bed side Paramount 6
3. Kursi pasien 6
4. AC Panasonic 2
5. TV Panasonic 2
MEDIS
1. Standar infus 6
2. Baskom seka 3
3. Rak sandal 2
4. Bed pan 2

40
10. Kamar Pasien Kelas III Anak
NO NAMA BARANG JUMLAH
NON MEDIS
1. Bed Paramount 8
2. Bed side Paramount 8
3. Kursi pasien 8
4. Kipas angin dinding 8
5. TV Panasonic 1
MEDIS
1. Standar infus 8
2. Baskom seka 3
3. Pispot 1
4. Bed pan 1

11. Kamar Pasien Kelas VIP


NO NAMA BARANG JUMLAH
NON MEDIS
1. Bed Paramount 11
2. Bed side Paramount 11
3. Kursi pasien 11
4. AC Samsung 11
5. Meja Kayu 11
6. Kulkas 11
7. TV Panasonic 11
8. Sofa Penunggu Pasien 11

MEDIS
1. Standar infus 11
2. Water Heater 11
3. Pispot 6
4. Bed pan 5

41
12. RuangPenunjang
a. Kamarmandi
b. Ruangtatausaha/administrasi
13. Dokumentasi
a. Jadwal Dinas Karyawan
b. Dokumenabsensimahasiswa
c. Daftarinventorisalatkesehatandan non-alatkesehatan
d. Daftarpegawaibidangkeperawatan
e. Dokumenpenerimaan logistic
f. Suratkeluardan masuk
g. Standarasuhankeperawatan
h. Bukulaporanharian
i. Bukutimbangterima
j. Bukuinjeksi/CPO
k. Buku penerimaan obat
l. Surat Rujuk
m. Surat keterangan alih rawat
n. Lembar resep
o. BlankoTransfusi
p. Surat keterangan kematian
q. Bon
r. Surat pengajuan perintah rujuk
s. Surat keterangan opname
t. Surat keterangan menunggu penderita
u. Surat pengembalian obat

14. DaftarProtapKeperawatan
NO PROTAP
1 Injeksi intra vena

42
2 Injeksi intra muscular
3 Injeksi intra cutan
4 Injeksi sub cutan
5 Mengambil sampel BGA
7 Memasang infus
8 Mengganti cairan infus
9 Menghitung tetesan infus
10 Mengganti selang infus
11 Mengukur kebutuhan cairan yang masuk dan keluar
12 Memberikan obat secara sub lingual
13 Memberikan obat tetes telinga
14 Memberikan obat tetes mata
15 Memberikan obat topical
16 Memberikan obat oral
17 Memasukan obat melalui anus
18 Terapi nebulizer
19 Suction
20 Memasang NGT
21 Irigasi lambung
22 Memberikan makanan atau minuman melalui NGT
23 Menyuapi pasien
24 Persiapan dan pelaksanan tranfusi darah
25 Permintaan darah (transfusi darah) ke PMI
26 Memasang kateter
27 Melepas kateter
28 Perawatan kateter pada wanita
29 Perawatan kateter pada laki laki
30 Irigasi kandung kemih
31 Menyiapkan dan memberikan huknah rendah
32 Menyiapkan dan memberikan huknah tinggi
33 Menyiapkan dan memberikan gliserin dengan spuit

43
34 Irigasi mata
35 Persiapan kulit untuk pembedahan
36 Merawat luka ulkus dekubitus
37 Merawat luka bakar
38 Perawatan trakeostomi
39 Perawatan kolostomi
40 Mengganti balutan luka
41 Perawatan luka kotor
42 Perawatan luka bersih
43 Perawatan tampon epistaksis
44 Mengangkat jahitan luka
45 Mengukurr tekanan darah
46 Menghitung denyut nadi
47 Menghitung pernafasan
48 Mengukur suhu axilia
49 Mengukur suhu rextal
50 Mengukur suhu di mulut
51 Menimbang berat badan
52 Menyiapkan dan memberikan kompres hangat
53 Menyiapkan dan memberikan kompres basah
54 Menghitung BMR
55 Memberikan oksigen dengan nasal kanul
56 Memonitoring tabung oksigen dan oksigen sentral
57 Penanganan pasien tirah baring
58 Memandikan pasien ditempat tidur
59 Menjaga keselamatan pasien di tempat tidur
60 Menolong pasien BAB
61 Menolong pasien BAK
62 Melakukan rendam bokong
63 Membersihkan mulut pasien
64 Menyisir rambut pasien

44
65 Membantu pasien untuk tidur
66 Melaksanakan ambulasi dini
67 Melakukan pelayanan spiritual kepada pasien
68 Membimbing pasien menghadapai sakaratul maut
69 Mengawasi tingkat kesadaran pasien
70 Melakukan resusitsi jantung paru
71 Merawat jenazah
72 Memindahkan pasien
73 Perawatan isolasi
74 Menggati linen kotor dengan pasiensiatas tempat tidur
75 Memberi posisi sem fowler
76 Memberi posisi trendelenberg
77 Mengatur posisi lithotomi
78 Memasang bidai
79 Memasang bidai leher
80 Memeriksa gula darah dengan glukotest stick
81 Merekam ECG
82 Fisioterapi dada
83 Mencuci tangan cara biasa
84 Pengguanaan masker
85 Penggunaan sarung tangan disposible
86 Pemasangan WSD
87 Mempersiapkan larutan desinfektan
88 Pengguanaan tutup kepala
89 Sterilisasi
90 Persiapan pasien untuk pemeriksaan radiodiagnostik
91 Mempersiapkan pasien pre operasi di ruangan
92 Memindahkan pasien ke meja operasi
93 Melaksanakan komunikasi secara langsung
94 Memberikan penyuluhan secara individu
95 Pengiriman bahan pemeriksaan ke laboratorium

45
96 Menimbang berat badan bayi
97 Memandikan bayi
98 Memandikan bayi dengan minyak
99 Menggantu pakaian bayi
100 Pertolongan bayi baru lahir
101 Inisiasi menyusu dini
102 Identifikasi ibu dan bayi baru lahir
103 Perawatan payudara
104 Membimbing ibu menyusui
105 Mengeluarkan asi
106 Episiotomi
107 Ampiotomi
108 Penjahit luka peritoneum
109 Persiapan pasien kutettage
110 Perawatan pasien dengan ketuban pecah dini
111 Pengawasan infeksi pada masa nifas
112 Perdarahan post partum
113 Perawatan luka post op sectio cecarea
114 Terapi blue light pada bayi
115 Memberikan asi melalui NGT
116 Memberikan terapi melalui vena umbilicus
117 Penangan bayi dengan atresia ani
118 Penangan bayi dengan meningocole
119 Penangan bayi denganhidrosepalus
120 Penangan bayi hipothermi
121 Penangan bayi dengan RDS
122 Penanganan neonatus dengan celah bibir palatum
123 Penangan bayi dengan talipes
124 Vulva hygine
125 Memelihara dan memotong kuku
126 Melakuakan timbang terima

46
127 Menerima pasien masuk ruang rawat inap
128 Melaksanakan program orientasi pada pasien
129 Menyiapkan pasien pulang dari ruang rawat inap
130 Mempersiapkan psien pindah kelas di ruang rawat inap

C. M-3 MONEY
PEMBIAYAAN (MONEY M-3)
Pengadaan dana bagi ruangan (renovasi ruangan), secara keseluruhan
sumber dana operasional ruangan termasuk pendanaan alat kesehatan,
fasilitas kesehatan bagi pasien, dan pendanaan bahan kesehatan berasal
dari rumah sakit yang diterima dari biayaperawatan individu pasien dan
kerjasama dengan pihak BPJS bagi pasien yang memiliki kartu BPJS.
Sedangkan sumber dana kesejahteraan karyawan berasal dari rumah sakit
yaitu dari dana jasa medic dan jasa pelayanan berupa uang yang diberikan
setiap bulan, berdasarkan sistem penggajian berdasarkan pertimbangan
tingkat pendidikan, pangkat , jabatan dan lama kerja. Pembiayaan pasien
sebagian besar berasal dari KIS/ BPJS dan ASURANSI KESEHATAN. di
Ruang Marwah terdiri dari kelas 1,2,3, dan VIP.Sedangkan sebagian ada
biaya yang diubayar sendiri. Biaya perawatan saat ini sesuai kelas
perawatan
Tabel I.I
BPJS dan ASURANSI UMUM
KESEHATAN
Pasien yang akan masuk rawat inap Pasien umum tidak perlu menyiapkan
hanya menyiapkan kartu BPJS dan persyaratan apapun, karena semua
ASKES serta KTP yang telah di foto biaya ditanggung oleh pribadi
copy, dengan lembar jaminan rawat
inap dari rumah sakit

Tabel I.2
No. KELAS TARIF/HARI
1 KELAS VIP Rp. 850.000

47
2 KELAS I Rp. 500.000
3 KELAS II Rp. 350.000
4 KELAS III Rp. 200.000
*Catatan : Tidak termasuk obat-obatan, barang habis pakai, penunjang
medic,dan jasa medik dokter
D. Metode (M4/ Metode yang digunakan)
Di ruang Marwah saat ini menggunakan MAKP tim.
Pengembangan model asuhan keperawatan tim terdiri atas anggota yang
berbeda- beda dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap
sekelompok pasien. Perawat ruangan Dipimpin Oleh seorang kepala
ruangan dan dibagi 4 tim dalam satu shift. Setiap 2 tim dipimpin oleh 1
orang perawat primer. Dalam pelaksanaannya, MAKP moduler tim ini
belum maksimal karena jumlah perawat dengan jumlah pasien dan tingkat
ketergantungan belum seimbang.
E.Pemasaran (M5/Marketing)
1. Jumlah Pasien
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada hari Senin tanggal 27
Januari 2020 didapatkan BOR ruang MARWAH sebesar 100%.

No. Shift Kamar 1,2,3,VIP, dan ISO BOR


1. Pagi 30 bed (34 bed kosong ) 47 %
2. Sore 30 bed (34 bed kosong) 47%
3. Malam 37 bed (27 bed kosong) 58%

2. Alur Pasien
a. Alur Pelayanan Rawat Inap

Pindahan dari ruangan lain IGD IRJ

48

Rawat Inap
b. Alur Penderita Keluar Rumah Sakit

Dinyatakan Pulang Oleh Dokter

Petugas TU Unit

Ke Kepala Unit

Pasien umum Pasien JPS / BBM / Astek

Tim Pengendali
Kasir Irna Medik

Petugas TU Unit

Kaluar dari RS

Gambar 2.3 Alur Penderita Keluar Rumah Sakit


1. Prosentase Kasus Di Ruang Marwah27 Januari 2020 – 1Februari 2020
Berikut adalah penjabaran jumlah kasus terbanyak selama 1 ,minggu.
Tabel 2.13 prosentase kasus pasien di ruang Mina RSI Masyitoh Bangil 27
Januari 2020 – 1 Februari 2020.
No Penyakit Jumlah Klien
1 Gastroenteritis Akut ( GEA ) 25
2 Hipertensi 23
3 Colic Abdomen 15
4 Diabetesmelitus ( DM ) 15
5 VBI 12
6 CVA 13
7 TBC Paru 12

50
2. Produk
Ruang Marwah memiliki keunggulan dalam menangani kasus
penyakit dalam pada orang dewasa. Ruang ini juga dipergunakan sebagai
tempat praktik mahasiswa kesehatan seperti POLTEKKES MALANG,
3. Promosi
Ruang Marwah sebagai bagian dari RSI Masyitoh Bangil melakukan
berbagai promosi kesehatan melalui marketing yang sudah ada dari RSI
Masyitoh Bangil (melalui membagikan leaflet yang berisikan tentang
penyakit dan penatalaksanaannya, serta berbagai poster dan banner yang
diletakkan di beberapa sudut RS).Selain itu, promosi dilakukan melalui
penyuluhan kesehatan yang dilakukan oleh beberapa mahasiswa praktik.

51
BAB IV
PERENCANAAN
4.1 ANALISA SWOT
Berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilakukan oleh kelompok pada
tanggal 27 Januari 2020 didapatkan hasil sebagai berikut:
Identifikasi Situasi Ruangan Berdasarkan Pendekatan Analisis SWOT.
Dari hasil pengkajian dilakukan analisis SWOT berdasarkan sub system dalam
MAKP yang meliputi : 1) Penerapan MAKP, 2) Penerimaan Pasien Baru, 3)
Discharge Planning, 4) Ronde Keperawatan, 5) Supervisi, 6) Dokumentasi.
Tabel 2.14 Analisis SWOT
N
ANALISIS SWOT BOBOT NILAI BOBOT x NILAI
O
1 M1 (Ketenagaan)
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGHT
1. 95% Perawat
menyatakan bahwa
struktur organisasi yang 0.2 4 0.8
ada sesuai dengan
kempuan perawat
2. 90% perawat
menyatakan pembagian
tugas sesuai dengan 0.2 4 0.8 S–W
struktur organisasi yang 2,92-
ada 2,0=0,92
3. Adanya 1 orang CI di
ruangan yang
0.1 4 0.4
membimbing
mahasiswa
4. jenis ketenagaan
diruangan: 0.2 4 0.8
S.Kep = 1 orang

52
D3 = 17 orang

5. 95% adanya perawat


mengikuti, pelatihan,
0.3 4 0.12
seminar dan Workshop

TOTAL 1 2,92
WEAKNESS
1. 95% jumlah perawat
masih belum sebanding 0,5 2 1.0
dengan jumlah pasien
2. Tidak ada tenaga non
medis yang
0,3 2 0,6
mengantarkan pasien
rontgen, CT-san, dll.
3. Sebagian perawat
belum mengikuti
0,2 2 0,4
pelatihan BTCLS

TOTAL 1 2.0
b. Eksternal Faktor
(EFAS)
OPPORTUNITY
O–T
1. 90% perawat antusias
3,0-2,9=
bila mendapat
0,1
kesempatan 0.3 3 0.9
melanjutkan pendidikan
kejenjang lebih tinggi

53
2. Kepala ruang dan staf
menerima dengan baik
dan memfasilitasi
mahasiswa prakek
0,3 3 0.9
manajemen
keperawatan di
ruangan.

3. Adanya kerjasama antara


perawat klinik dan 0,2 3 0.6
mahasiswa
4. Adanya kebijakan
pemerintah tentang 0.2 3 0.6
profesionalisme perawat
TOTAL 1 3
THREATENED
1. Adanya tuntutan dari
pasien untuk pelayanan 0.4 2 0,8
yang lebih professional
2. Makin tinggi kesadaran
masyarakat akan 0.3 4 1,2
pentingnya kesehatan
3. Adanya
penanggungjawabanlegali 0.3 3 0.9
tas bagi pasien
TOTAL 1 2,9
M2 (Sarana dan
2
Prasarana)
Internal Faktor (IFAS)
A. STRENGHT
1. Tersedianya gedung yang S – W= 4
0,3 4 1.2
kondusif dan sarana – 2,4 =

54
umum(meja, kursi, 1,6
almari).
2. Tersedia sarana dan
prasarana untuk pasien 0,2 4 0,8
dan tenaga kesehatan.
3. Semua perawat ruangan
mampu menggunakan
0,2 4 0,8
sarana dan prasarana
yang ada di rumah sakit.
4. Pengelolaan sampah
ruangan sudah terpisah
0,3 4 1,2
antara sampah medis dan
non medis
TOTAL 1 4
B. WEAKNESS
1. Sarana dan prasarana
tidak mencukupi
kebutuhan jumlah pasien 0,6 2 1.2
(kursi roda, standart
infus)
2. Nurse station tercampur
0,4 3 1,2
dengan ruang Marwah
TOTAL 1 2.4
OPPORTUNITY
1. Adanya perkembangan
teknologi yang lebih
0,2 4 0,8
canggih.
3,8-3= 0,8
2. Adanya kerjasama antara
rumah sakit dengan pihak 0,3 4 1.2
luar yang dapat
menyediakan sarana dan

55
prasarana yang
dibutuhkan.

3. Tersedianya dana untuk


perbaikan dan pengantian
0,3 4 1,2
alat-alat yang tidak layak
pakai/rusak.
4. Adanya kesempatan
menambah anggaran
0,2 3 0.6
untuk pembelian dressing
kit
TOTAL 1 3,8
D. THREATENED
1. Makin tingginya
kesadaran masyarakat
akan pentingnya menjaga 0,4 3 1,2
sarana dan prasarana di
rumah sakit.
2. Adanya tuntutan yang
tinggi dari masyarakat
0,6 3 1,8
untuk melengkapi sarana
dan prasarana
TOTAL 1 3

3 M3-METODE
1. 1. MAKP
S–W=
a. Internal Faktor (IFAS)
4,1 – 2,6
A. STRENGTH
= 1,5
1. Memilikijumlah tenaga
0,2 4 0,8
kerja yang cukup

56
2. Terdapat 1 lulusan S1
keperawatan dan 17 D3 0,2 4 0,8
Keperawatan.
3. Mempunyai SOP
0.2 4 0,8
tindakan Keperawatan.
4. Adanya dukungan yang
0.1 4 0,4
penuh dari Manajemen
5. Sudah diadakannya
pelatihan-pelatihan untuk 0.2 3 0,6
perawat.

0.1 3 0,3

TOTAL 1 4,1
B. WEAKNESS
1. Pelaksanaan metode
makp tim belum 0,4 2 0,8
terlaksana secara optimal
2. Tidak adanya komitmen
penggunaan metode
MAKP tim 0,6 3 1,8
3. Kurangnya Supervisi
yang terus menerus.
TOTAL 1 2,6
b. Eksternal Faktor
(EFAS)

C. OPPORTUNITY
O–T=
1. Adanya mahasiswa D4
4– 2,0 =2
keperawatan Praktikan 0,3 4 1,2
manajemen keperawatan.
2. Adanya kerjasama yang
0,3 4 1,2
baik antara Institusi

57
Jurusan Keperawatan dan
bidang keperawatan
klinik
3. Adanya kebijakan RS
dalam pelaksanaan 0,4 4 1,6
peningkatan SDM.
TOTAL 1 4
D. THREATENED
1. Adanya tuntutan
masyarakat yang semakin
tinggi terhadap
0,5 -2 -1,0
peningkatan pelayanan
keperawatan yang lebih
profesional.
2. Persaingan RS yang
semakin ketat dalam
3.
0,5 -2 -1,0
4.
5.
6. penerapan MAKP.
TOTAL 1 -2,0
2.Discharge Plnning

a. Internal Faktor (IFAS)


STRENGHT
1. Adanya kemampuan S–W=
untuk memberikan 4,0 – 3,7
0,4 4 1,6
pendidikan kesehatan = 0,3
kepada pasien/keluarga
2. Ada format Discharge
0,3 4 1,2
Planning sebelumnya
3. Adanya surat control 0,3 4 1,2

58
TOTAL 1 4,0
WEAKNESS
1. Keterbatasan waktu
perawat dalam
0,5 2 1.0
memberikan penkes

2. Pemberian penkes
dilakukan secara lisan
0,3 3 1,5
setiap pasien/keluarga
tanpa memakai media
3. Discharge planning
dilakukan jika pasien 0,2 2 0,4
akan pulang
TOTAL 1 2,9
b. Eksternal Faktor
(EFAS)
OPPORTUNITY
1. Adanya mahasiswa
Jurusan Keperawatan
0,5 4 2
yang akan praktik
manajemen
2. Adanya kerjasama yang
O–T=
baik antara Institusi
4 – 2,9=
Jurusan Keperawatan dan 0,5 4 2
1,1
bidang keperawatan
klinik
TOTAL 4
THREATENED
1. Adanya tuntutan yang
lebih tinggi dari
0,5 3 1,5
masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan

59
keperawatan yang
professional
2. Makin tingginya
kesadaran masyarakat
0,5 3 1,5
akan pentingnya
kesehatan
TOTAL 1 3
7. Dokumentasi
Keperawatan
a. Internal Faktor (IFAS) S–W=
STRENGHT 4,0 – 3,5
1. Tersedianya sarana dan = 0,5
prasarana untuk 0,5 4 2,0
pendokumentasian
2. Tersedianya format
0,5 4 2,0
Asuhan Keperawatan
TOTAL 1 4,0
WEAKNESS
1. Pengawasan terhadap
sistematika
pendokumentasian
kurang dilaksankan
0,5 -3 -1,5
secara optimal karena
jumlah perawat dengan
jumlah pasien sangat
berbanding terbalik

4.2 IDENTIFIKASI MASALAH


Setelah dilakukan analisa situasi dengan menggunakan pendekatan SWOT
maka kelompok dapat merumuskan masalah yang ditemukan adalah.

60
1. Model asuhan keperawatan profesional yang dilakukan di ruang
Marwahsaat ini adalah MAKP tim. Dalam pelaksanaanya, MAKP tim ini
cukup maksimal.
2. Timbang terima di ruang Marwah sudah dilakukan, namun masih belum
terstruktur dengan baik. pre dan post converence. Timbang terima
dilakukan setiap hari di nurse station dan di pasien, namun kurang begitu
maksimal. Kekurangan pada saat timbang terima juga terdapat pada tidak
adanya penyebutan masalah keperawatan yang muncul. serta penulisan
laporan dalam timbang terima masih belum lengkap, hanya perencanaan
selabjutnya yang akan dilakukan pada pasien saja.
3. Ronde Keperawatan di ruang Marwah belum ada. Dikarenakan sulitnya
mengumpulkan tenaga medis dan non medis yang terkait yang ada di RSI
Masyithoh
4. Sentralisasi obat di ruang marwah sudah dilakukan hal ini dibuktikan
dengan adanya kotak obat setiap pasien, dan daftar pemberian obat serta
sudah adanya farmasi klinik. Hanya saja di ruang marwah tidak disediakan
form pemberian obat pada pasien yang berupa tanda tangan pasien saat
pemberian obat .
5. Di ruang marwah ruang memiliki 1 pegawai dengan jenjang pendidikan S1
keperawatan dan 17 D3 keperawatan sementara di ruang Marwah terdapat
beberapa perawat yang belum mengikuti pelatihan Basic Life Suport
6. Metode penerimaan pasien baru kurang lengkap, terkait pengenalan
lingkungan dan edukasi tentang ruangan yang ditempati.

TABEL PRIORITAS MASALAH


Skor Analisis swot
Masalah Luas arsiran Prioritas
IFAS EFAS
Timbang terima 0,12 0,1 0,12 1
Discharge planning 0,3 1,1 0,33 2
Dokumentasi keperawatan 0,5 2,0 1 3
Sentralisai Obat 1,5 1 1,5 4

61
Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka kelompok kami mengambil
prioritas masalah yaitu timbang terima , karena dalam analisa swot menyatakan
hasil prioritas masalah nomer 1 adalah timbang terima.

62
4.3 PERENCANAAN
Berdasarkan 4 prioritas masalah yang telah uraikan diatas kami menyusun
perencanaan untuk memberi solusi dari masalah yang ada diruang Marwah
A. Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP)
a) Adanya dukungan dari atasan berjenjang di berlakukannya system
MAKP diruangan
b) Komitmen yang terjaga di masing-masing individu
c) Adanya supervisi dari atasan yang berjenjang dengan berjalannya
pelaksanaan MAKP
d) Evaluasi pelaksaan meliputi seberapa keberhasilan yang dicapai dan
kendala yang ditemukan

B. Timbang Terima
a) Kepala Ruang memberikan motivasi dan dukungan kepada semua
perawat ruangan untuk dapat melaksaksanakan timbang terima secara
optimal,
b) Dibuatkan SOP yang benar mengenai timbang terima, mulai dari alur
serta isi timbang terima. Jadi ruang satu dengan yang lain
disamaratakan untuk SOPnya.
c) Adanya supervise terus-menerus dari Kepala ruangan untuk
mengoptimalkan dokumentasi timbang terima
d) Evaluasi pelaksanaan meliputi seberapa keberhasilan yang dicapai dan
kendala yang ditemukan

C. Ronde Keperawatan
a) Adanya dukungan dari atasan berjenjang untuk pelaksaan ronde
keperawatan di ruangan
b) Tersedianya form infomed concent ronde keperawatan di ruangan
c) Kepala Ruang melakukan kerjasama dengan Tim medis dan non
medis untuk menusun jadwal ronde keperawatan sebagai kegiatan
rutin di ruangan
d) Dibentuknya SOP Ronde Keperawatan dari Manajemen.

63
e) Evaluasi tingkat keberhasilan ronde keperawatan

D. Sentralisasi Obat
a) Adanya dukungan dari atasan berjenjang dikeluarkannya format
pemberian obat
b) Dibentuknya form pemberian obat injeksi dan oral meliputi tanda
tangan serta penerimaan obat pada pasien.
c) Karu mensosialisasikan kepada perawat ruangan untuk menggunakan
secara optimal lembar pemberian obat kepada pasien
d) Dilakukannya evaluasi tingkat keberhasilan perawat ruang dalam
mengisi serah terima pemberian obat

64
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN


5.1 Simpulan
1. Setelah dilakukan analisa situasi dengan menggunakan pendekatan
SWOT maka kelompok dapat merumuskan masalah yang
ditemukan adalah timbang terima.
2. Timbang terima di ruang Marwah sudah cukup baik, namun ada
beberapa poin-poin yang belum dilaksanakan.
.
5.2 Saran
Diharapkan seluruh perawat dalam menjalankan sistem yang ada
dalam Rumah Sakit setempat dengan baik dan benar agar sistem yang
gunakan dalam rumah sakit tersebut berjalan dengan lancar.Dalam
pelaksanan timbang terima diharapkan perawat dapat melengkapi
dokumentasi timbang terima. Dan pada saat bed side perawat tidak hanya
menyebutkan diagnose medis tetapi juga menyebutkan diagnose
keperawatan.

65
DAFTAR PUSTAKA

Arwani, HS 2005. Manajemen Bangsal Keperawatan. Jakarta: EGC.

Hasibuan, SP. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Lamak, MK. 2009. Perbandingan Hasil Perhitungan Kebutuhan Tenaga Keperawatan Berdasar
Metode Dounglas Dan Time And Moyion Study Di Ruang Irna 1.

Nursalam. 2007 . Manajemen Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika.

Suarli, YB. 2009 . Manajemen Keperawatan Dengan Pendekatan Praktis. Jakarta: Erlangga.

66

Anda mungkin juga menyukai