Anda di halaman 1dari 27

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELAURGA Tn.

”S”
TERHADAP Ny.”S” DENGAN MASALAH KURANGNYA PEMAHAMAN
TENTANG ASI EKSLKUSIF DI DESA BOGARES KIDUL KECAMATAN
PANGKAH KABUPATEN TEGAL TAHUN 2020

Oleh :
NINING SAGITA
NIM : 15.431

AKADEMI KEBIDANAN SITI FATIMAH


DUKUHWARU-SLAWI-TEGAL
2020
LEMBAR PENGESAHAN

Asuhan Kebidanan Komunitas pada keluarga Tn ”S” dengan Masalah Kurangnya


pemahaman tentang ASI eksklusif di Desa Bogares Kidul Kecamatan Pangkah
Kabupaten Tegal.

Telah diperiksa dan disaahkan pada :


Hari :
Tanggal :

Mahasiswi

(NINING SAGITA)

Mengetahui :

Pembimbing Akademik Pembimbing Lapangan

(Adeyle Darna K, ) ( )
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT dengan segala rahmat
dan hidayahNya kami dapat menyelesaikan penyusunan laporan Asuhan
Kebidanan Komunitas pada keluarga Tn ” S ” terhadap Ny. ” S ” dengan masalah
kurangnya pemahaman tentang ASI Eksklusif di Desa Bogares Kidul Kecamatan
Pangkah Kabupaten Tegal.
Pada ksempatan ini dengan segala kerendahan hati kami mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Bapak H.Djuwani S.H, M.Kes selaku direktur Akbid Siti fatimah
2. Ibu Adeyle Datna K, S.ST,MPH selaku dosen pembimbing akademik
3. Ibu Susi Susanti S.siT,M.kes selaku pembimbing praktek PKMD
4. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini yang tidak
dapat kami sebutkan satu – satu
Dengan segala kerendahan hati kami menyadari bahwa penyusunan laporan ini
masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami mengharap saran dan kritik yang
konstruktif demi kesempurnaan laporan ini.
Semoga penyusunan laporan ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan
bagi semua

Slawi, Februari 2020

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dewasa ini banyak program yang telah dilaksanakan oleh pemerintah
dalam upaya peningkatan derajat kesehatan msyarakat. Namun program-
program tersebut belum berjalan secara optimal. hal ini dipengaruhi oleh
banyak faktor, salah satunya seperti rendahnya pengetahuan masyarakat
tentang kesehatan, terutama pada masyarakat desa yang jarang terpapar
dengan tenaga kesehatan. Oleh karena itu saat ini pemerintah lebih
memfokuskan perhatiannya kepada peningkatan pengetahuan dan kesadaran
masyarakat desa terhadap kesehatan.bSehingga pemerintah membuat
program-program yang dapat mengembangkan potensi masyarakat dengan
menciptakan masyarakat desa yang berperilaku sehat secara mandiri. Adapun
program yang dijalankan pemerintah untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat desa melalui peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat
adalah pembangunan kesehatan msyarakat desa (PKMD).
Dalam hal ini desa bogares kidul merupakan salah satu desa yang perlu
diadakannya program PKMD. Desa bogares kidul terletak di kecamatan
Pangkah kabupaten tegal. Desa bogares kidul mempunyai batas wilayah
sebelah Utara desa bogares lor, sebelah timur desa Karanganyar, sebelah
selatan desa Depok, dan sebelah barat desa pangkah.
Dari Hasil Survey di Desa Bogares kidul banyak ditemukan
Masyarakat yang mempunyai bayi 0-6 bulan yang tidak memberikan Asi sejak
lahir. Selain masalah kurangnya pengetahuan tentang ASI eksklusif masalah
yang lain adalah mengenai kesehatan lingkungan. untuk itu penulis tertarik
mengambil/mengangkat masalah kurangnya pengetahuan tentang Asi
eksklusif yang ada di desa Bogares kidul. ASI eksklusif adalah bayi dari lahir
hanya diberikan ASI saja tanpa makanan tambahan apapun sampai usia 6
bulan. ASI sangat penting untuk tumbuh kembang bayi, dan asi juga bisa
berfungsi sebagai zat kekebalan.
praktek lapangan (PKL) merupakan bentuk pembelajaran klinik dengan
menerapkan materi yang telah didapat dibangku kuliah terutama mata kuliah
kebidanan kemunitas pada keluarga, dimana mahasiswa mendapatkan
pengalaman nyata tentang peran dan fungsi bidan di masyarakat dan
memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk bekerja dengan individu,
keluarga dan kelompok di tatanan pelayanan kebidanan serta dapat
mengembangkan Asuhan Kebidanan Komunitas pada keluarga dengan
menggunakan manajemen kebidanan dan pengorganisasisan masyarakat.
Dengan adanya PKMD diharapkan adanya peningkatan pengetahuan
dan kesadaran masyarakat untuk mengetahui permasalahan kesehatan yang ada
dan menjdikan desa bogares kidul sebagai desa yang sehat dan mandiri.

B. Tujuan
1. Tujuan umum
membantu memandirikan keluarga untuk mengatasi masalah kesehatannya
khususnya masalah ASI eksklusif
2.Tujuan khusus
a. mahasiswa dan keluarga mampu mengkaji masalah kesehatan kebidanan
komunitas pada keluarga
b. mahasiswa mampu memprioritaskan masalah kesehatan kebidanan
komunitas pada keluarga
c. mahasiswa mampu menyusun perencanaan sesuai dengan masalah
kesehatan pada keluarga.
d. mahasiswa mampu melakukan evaluasi terhadap kegiatan yang telah
dilakukan dan tindak lanjut pada rencana berikutnya,mengidentifikasi
faktor penghambat dan penunjang dalam melaksanakan kegiatan.
C. Manfaat Penulisan
1. bagi dinas kesehatan
a. dinas kesehatan memperoleh sumber terbaru tentang permasalahan yang
ada di desa bogares kidul
b. dinas kesehatan memperoleh gambaran rencana tindak lanjut
permasalahan yang ada
2. bagi puskesmas
a. puskesmas memperoleh gambaran permasalahan yang ada di wilayah
kerjanya.
b. puskesmas dapat melakukan kerjasama secara sektoral dengan pihak
terkait dalam menyelesaikan permasalahan yang ada.
3. Bagi lahan praktek/masyarakat
Sebagai bahan masukan bagi masyarakat untuk mengetahui masalah
kesehatan yang ada pada masyarakat
4. Bagi penulis
Sebagai pengalaman langsung dan bahan evaluasi dalam pelaksanaan asuhan
kebidanan komunitas di dalam praktek kerja lapangan yang telah di dapat
diperkuliahkan
5. Bagi institusi
Dapat digunakan sebagai bahan asuhan dan tambahan kepustakaan dalam
rangka peningkatan mutu pelayanan
6. Bagi klien
Menambah pengetahuan tentang pentingnya pemberian Asi Eksklusif dan
usia 0-6 bulan dan masalah kesehatan pada keluarganya

D. Metode Penulisan
Asuhan Kebidanan komunitas ini disusun setelah penulis melakukan
penulisan secara deskriptif dalam bentuk studi kasus yang dibuat berdasarkan
keadaan dan dalam situasi yang nyata. Dan tertuju pada pemecahan masalah
dengan menggunakan metode :
1. Studi kepustakaan
Mengumpulkan data melalui bahan ilmiah dengan cara membaca yang terkait
dengan pemberian Asi Eksklusif dan kesehatan Masyarakat
2. Wawancara dan observasi
Mengumpulkan data melalui tanya jawab secara langsung pada pasien,
keluarga maupun tim kesehatan yang terkait
3. Pemeriksaan fisik
Data yang diperoleh melalui pemeriksaan fisik dengan cara inspeksi, palpasi,
auskultasi dan perfusi untuk mendapatkan data obyektif
4. Dokumentasi
Suatu cara untuk memperoleh data dengan melihat catatan medik keluarga
dan lain – lain

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Kebidanan Komunitas


1. Pengertian
Bidan komunitas adalah seorang bidan yang bekerja melayani
keluarga dan masyarakat di wilayah tertentu. (Dr. JH. Syahlan, skm)
Bidan adalah seorang yang telah mengikuti pendidikan kebidanan
yang telah diakui pemerintah setempat yang telah menyelesaikan
pendidikan dan lulus serta terdaftar/ mendapat ijin melakukan praktek
kebidanan yang melayani keluarga atau masyarakat di wilayah tertinggal
(WHO)
2. Sasaran pelayanan kebidanan komunitas
Sasaran pelayanan kebidanan komunitas adalah komuniti didalam
komuniti terdapat kumpulan individu yang membantu keluarga atau
kelompok dalam suatu mayarakat.
Sasaran utama pelayanan kebidanan komunitas adalah ibu dan anak
dalam keluarga
Ibu : Calon ibu/masa pranikah, ibu hamil, ibu bersalin,
ibu nifas, ibu meneteki, ibu masa interval,
menopause
Anak : Bayi, balita, masa sekolah
Keluarga berencana: Nucler familly (suami, istri, anak), extended familly
(keluarga besar, kakek, nenek)
Masyarakat : masyarakat desa kelurahan dalam batas wewenang
kerja
3. Kegiatan pelayanan kebidanan komunitas
Kegiatan pelayanan kebidanan komunitas yang dilakukan oleh Bidan
meliputi :

a. Penyuluhan kesehatan
b. Pemeliharaan kesehatan ibu dan balita
c. Konsep keluarga berencana
d. Imunisasi gizi Keluarga Berencana
e. Memberikan pelayanan kesehatan ibu di rumah
f. Membina dan membimbing kader dan dukun bayi
g. Menggerakkan dan membina peran serta masyarakat dalam bidang
kesehatan
h. Membina kerjasama lintas program dan lintas sektoral
i. Melakukan rujukan medik
j. Mendeteksi secara dini adanya efek samping dan komplikasi pemakai
kontrasepsi
4. metode prioritas masalah dalam kebidanan komunitas
masalah yang telah di identifikasi perlu ditentukan menurut urutan
atau prioritas masalah, untuk itu digunakan beberapa metode. metode yang
dapat digunakan dalam menetapkan urutan prioritas masalah, pada umumnya
dibagi atas tekhnik skorsing dan tekhnik non skorsing,sebagai berikut:
tekhnik skoring dapat digunakan apabila tersedia data kuantitatif atau
data yang dapat terukur dan dapat dinyatakan dalam angka yang cukup dan
lengkap. yang termasuk tekhnik skoring dalam penentuan prioritas masalah
yakni:
a. metode USG (Urgency, seriousness, and growth)
b. metode MCUA ( Multi Criteria Utility Assesment)
c. metode CARL ( capability, accessability, readiness, Leverage)
B. Konsep Keluarga
1. Pengertian
Keluarga adalah suatu kelompok manusia yang hidup bersama sebagai
suatu kesatuan atau unit masyarakat yang terkecil dan sebagainay. Tetapi
tidak selalu ada hubungan darah, ikatan perkawinan dan ikatan – ikatan lain.
Mereka hidup bersama dalam satu rumah (tempat tinggal), biasanya di bawah
asuhan seorang kepala rumah tangga dan makan dari satu periuk. (Dep. Kes.
RI. 1993)
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung
karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka
hidup dalam suatu rumah tangga, berinetraksi satu sama lain di dalam
peranannya masing – masing dalam keadaan saling ketergantungan. (Dep.
Kes. RI. 1998)
2. Struktur keluarga
Struktur keluarga ada bermacam – macam diantaranya adalah :
a. Patrilineal : adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak
saudara sedarah dalam beberapa generasi
dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis
ayah
b. Matrilineal : adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak
saudara sedarah dalam beberapa generasi
dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis
ibu.
c. Matrilokal : adalah sepasang suami istri yang tinggal
bersama keluarga sedarah istri
d. Patrilokal : adalah sepasang suami istri yang tinggal
bersama sedarah ayah
e. Keluarga kawinan : adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi
pembinaan keluarga, dan beberapa sanak
saudara yang menjadi bagian keluarga adanya
hubungan dengan suatu atau istri
3. Ciri – ciri struktur keluarga
a. Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota
keluarga
b. Ada keterbatasan : setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka juga
mempunyai keterbatasan dalam menjelaskan fungsi dan tugasnya masing
– masing
c. Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga mempunyai
peranan dan fungsinya masing – masing
4. Tipe/bentuk keluarga
a. Keluarga Inti (Nuclear Family) : keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan
anak – anak
b. Keluarga Besar (Extended Family) : keluarga inti ditambah dengan sanak
saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi
dan sebagainya.
c. Keluarga Berantai (Serial Family) : keluarga yang terdiri dari wanita dan
pria yang menikah labih dari satu kali dan merupakan satu kaluarga inti
d. Keluarga Duda/Janda (Single Family) : keluarga yang terjadi karena
perceraian atau kematian
e. Keluarga berkomposisi (Composite) : keluarga yang perkawinannya
berpoligami dan hidup secara bersama
f. Keluarga Kabitas (Kahabitation) : dua orang menjadi satu tanpa
pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga
5. Peranan keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat
kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi 1 situasi tertentu.
Peranan individu dalam keluarga di dasari oleh harapan dan pola perilaku dari
keluarga, kelompok, dan masyarakat.
a. Peranan Ayah
Sebagai suami, ayah, pencari kerja, pendidik, pelindung dan pemberi rasa
aman sebagai kepala keluarga sebagai anggota dari kelompok sosialnya
serta sebagai masyarakat dari lingkungannya
b. Peranan ibu
Sebagai istri dan ibu dari anak – anaknya, mengurus rumah tangga,
sebagai pengasuh pendidik anak – anaknya, pelindung serta berperan
sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarga sebagai salah satu
kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari
lingkungannya
c. Peranan anak
Anak – anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat
perkembangan baik fisik, mental, sosial dan spiritual.
6. Fungsi keluarga
Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan oleh keluarganya
a. Fungsi biologis
Untuk meneruskan keturunan
1) Memelihara dan memebsarkan anak
2) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
3) Memelihara dan merawat anggota keluarga
b. Fungsi psikologis
1) Memberikan kasih sayang dan rasa aman
2) Memberikan perhatian diantara anggota keluarga
3) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
4) Memberikan identitas keluarga
c. Fungsi sosial
1) Membina sosialisasi pada anak
2) Membentuk norma – norma tingkah laku sesuai dengan keluarga
perkembangan anak
3) Meneruskan nilai – nilai budaya keluarga
4) Meneruskan nilai – nilai budaya keluarga
d. Fungsi ekonomi
1) Mencari sumber – sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga
2) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan keluarga
3) Menabung untuk memenuhi kebutuhan – kebutuhan keluarga dimana
yang akan datang misalnya pendidikan angka – angka, jaminan hari
tua dan sebaginya.
e. Fungsi pendidikan
1) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan ketrampilan dan
membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang
dimilikinyad
2) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang
dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa
3) Mendidik anak sesuai dengan tingkat – tingkat perkembangannya
C. Konsep Dasar ASI Eksklusif
1. Pengertian
ASI adalah suatu emulasi lemak dalam larutan protein, laktosa dan
garam-garam organik yang disekresi oleh kedua belah kelenjar payudara
ibu sebagai makanan utama bagi bayi
ASI ekslusif adalah pemberian air susu ibu kepada bayi usia 0 – 6
bulan tanpa makanan pendamping ASI
2. Komposisi air susu ibu
a. Protein
Protein dari susu (curd) disebut kasein kadar protein yaitu laktal bumil
dan laktal globulin lebih besar pada air susu ibu dibanding air susu sapi
b. Lemak
Air susu ibu mengandung lemak jenuh dan lemak tidak jenuh yang
sama kadarnya, yang dapat diabsorbsi oleh bayi secara lebih mudah
daripada butir-butir lemak yang terdapat pada susu sapi. Kadar
kolesterol alebih tinggi dari pada susu sapi
c. Karbohidrat
Mengandung faktor bifidus, dan faktor ini tidak terdapat di dalam air
susu sapi. Faktor-faktor pelindung ini semua ada di dalam air susu ibu
yang matur dan di dalam kolostrum. Kadar faktor ini berubah selama
masa laktasi bayi mulai membentuk sistem imunilogisnya sendiri.
Perlu diulangi disini bahwa :
1) Pemberian kolostrum secara awal dan pemberian air susu ibu yang
terus menerus, paling tidak selama 4 bulan, merupakan
perlindungan terbaik yang dapat diberikan kepada bayi terhadap
penyakit
2) Bahkan hanya dengan sekali minum air susu sapi dapat
menyebabkan kerusakan faktor pelindung alami
d. Garam mineral
Natrium  dalam kadar yang ideal untuk bayi manusia
Kalsium, fosfor, magnesium  kadarnya dalam air susu ibu lebih
cocok untuk bayi dibandingkan kadarnya yang lebih tinggi pada air
susu sapi
e. Zat besi
Kadar zat besi yang rendah tidak mengurangi sifat anti infeksi dan
laktofenin
f. Vitamin
Kadar vitamin Asphixia, B, C, D dan E lebih tinggi dibandingkan
kadarnya dalam air susu sapi, tetapi terdapat lebih sedikit vitamin K
dalam air
g. Faktor pelindung
Terdapat di dalam air susu ibu maupun di dalam kolostrum
1) Imunoglobin protektif
2) Laktofenin
3) Lisosom
4) Faktor antitripsin
5) Faktor bifidus
3. Keuntungan ASI bagi bayi
a. ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi, karena :
b. Mudah dicarna dan diserap
c. Selalu bersih dan segar
d. Aman
e. Menyempurnakan pertumbuhan bayi menjadi lebih sehat
f. ASI mengandung zat kekebalan, melindungi bayi dari berbagai
penyakit infeksi
g. ASI selalu tersedia dalam suhu yang tepat sesuai dengan kebutuhan
h. Untuk menjalani hubungan kasih sayang antara ibu dan bayi
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan ASI
Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan ASI antara lain :
a. Perubahan sosial budaya
bekerja atau kesibukan sosial lainnya
Meniru teman, tetangga yang memberikan susu botol
b. Faktor psikologis
takut kehilangan daya tarik sebagai seorang wanita
Tekanan batin
c. Faktor fisik ibu
Ibu sakit, misalnya mastitis, panas, dsb
4. Hal-hal yang mempengaruhi produksi ASI
a. Makanan ibu
makan secara teratur dan cukup gizi, selain itu dianjurkan minum lebih
banyak, kira-kira 8 – 12 gelas sehari, misal susu, air, kacang hijau, air
buah
b. Ketenangan jiwa dan pikiran
Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan, ibu selalu dalam
kondisi tenang. Apabila ibu dalam keadaan tertekan, sedih, kurang
percaya diri dan ketegangan emosional akan menurunkan produksi ASI
c. Frekuensi menyusui
d. Istirahat yang cukup
e. Perawatan payudara yang teratur.

BAB III
TINJAUAN KASUS
I. Pengkajian
tanggal :
waktu :
tempat :
A. Data Umum
1. Identifikasi Keluarga
Nama : Tn.S
Umur : 23 tahun
Jenis kelamin. : laki- laki
Agama. : islam
Suku/bangsa. : Jawa/indonesia
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Buruh
Alamat :. RT 27/RW 04 desa Bogares kidul
N Hubu L Umu Pendid Pekerjaan
Nama anggota Agama KB
o ngan P r ikan
1 Ny. Murni istri P 20 SMP Islam IRT suntik
2 Eka Susanto Anak P Islam

Tipe keluarga ini adalah keluarga inti, yang paling dominan dalam
pengambilan keputusan adalah ayah sebagai kepala keluarga. Hubungan
dalam keluarga cukup harmonis
3.1.1. Denah rumah
U
B T
4 S
1 Ket :
2 1,2,3 : kamar tidur
4 : ruang tamu
3 5 : dapur
5

3.1.2.
3.1.3. Genogram
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Garis keturuna
: Garis perkawina

3.1.4. Situasi lingkungan


denah rumah

a. Rumah
Luas : 12 m x 4 m
Jenis rumah : Tersendiri
Letak : Jauh dari vektor
Dinding : Tembok
Atap : Genteng
Lantai : Tekel semi plester
Cahaya : Terang
Ventilasi : Cukup
Jendela : Ada
Kebersihan : Cukup bersih
Jumlah ruangan :3
b. Air minum
Asal : Sumur
Kualitas air : Cukup baik
Konsumsi air : Bersih
c. Pembuangan sampah
Sampah : Dibakar di belakang rumah
d. Jamban dan kamar mandi
Jenis jamban : Cemplung
Jarak dengan sumber air : 6 m
Kebersihan : Cukup
Kamar mandi : Ada
e. Pekarangan dan selokan
Pengaturan : Teratur
Kebersihan : Bersih
Air limbah : Teratur
Tanaman peneduh : Ada
Peralatan pekarangan : Ada
f. Kandang ternak
tidak ada
3.1.5. Kegiatan keluarga sehari-hari
a. Kebiasaan tidur
Kebiasaan tidur keluarga tidak teratur dan tergantung kepada
kemauan masing-masing anggota keluarga
b. Kebiasaan makan
Makan 3 x/ hari dengan makanan pokok beras (nasi), sayur, lauk.
Untuk bayi minum ASI + pisang dan nasi tim (lumat), keadaan
fisik anggota keluarga baik
c. Penggunaan waktu senggang (luang)
 Penggunaan waktu luang oleh ibu digunakan untuk mengasuh
bayinua ibu tidak aktif dalam kegiatan ibu-ibu RT/RW
 Ayah sehari-hari bekerja sebagai buruh tani, waktu luangnya
biasanya digunakan untuk menonton TV, bercengkrama
dengan tetangga
d. Situasi sosial dan budaya
Keluarga mengatakan menjaga kebersihan diri dengan teratur dengan
memanfaatkan air sumur. Kebiasaan keluarga yang dapat menghambat
kesehatan yaitu pemberian pisang setelah bayi baru lahir
3.1.6. Keadaan kesehatan keluarga
a. Imunisasi
Bayinya dari sejak lahir sudah mendapatkan imunisasi langsung
yaitu hepatitis B
b. Keluarga Berencana
Ibu menggunakan suntik 3 bulan
c. Keadaan gizi keluarga
Pertumbuhan fisik keluarga baik, berat badan sesuai dengan umur
d. Penyakit yang diderita keluarga
Keadaan ibu saat ini baik-baik saja dan tidak ada keluhan begitu
juga keadaan bapak sehat, tidak merokok, keadaan nenek dan
kakeknya juga baik
e. Pemanfaatan fasilitas kesehatan
Bila ada anggota keluarga yang sakit dibawa ke Puskesmas yang
dekat dengan tempat tinggal. Pemeriksaan kehamilan dilakukan di
bidan baik kelahiran maupun atau proses persalinan
3.2. Data Khusus
3.2.1. Biodata
Nama : Ny ”S”
Umur : 17 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT
3.2.2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan memberikan pisang + nasi sebagai pendamping ASI
3.2.3. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu mengatakan sejak lahir anaknya langsung diberi ASI dan pisang
kepok, sebagai pendamping ASI karena anaknya sering menangis
3.2.4. Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular dan
menahun
3.2.5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan anggota keluarganya tidak ada yang menderita
penyakit menular dan menahun

3.2.6. Pola Kebiasaan Sehari-hari


a. Pola Nutrisi
Makan : + 3 x/hari, menu nasi, lauk, sayur
Minum : + 6-7 gelas /hr, air putih, teh
b. Pola Istirahat
Siang :
Tidak terjadwal
Malam :
c. Pola Eleminasi
BAK : + 3-4 x/hari warna kuning, jernih, bau khas.
BAB : + 1x/hari warna kuning, konsistensi lunak, bau khas.
d. Pola Personal Hygene
Mandi + 2 x/hari, gosok gigi 2 x/hr, ganti pakaian dalam + 2 x/hr
3.2.7. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Postur tubuh : Normal, tidak ada kelainan
TB : 154 cm
BB : 48 kg
Lila : + 23,5 cm
Takanan Darah : 110/70 mmHg Suhu : 36,7 oC
Nadi : 80 x/menit RR : 20 x/menit
a. Inspeksi
Kepala : Rambut hitam panjang, tidak rontok, tidak
ada ketombe, bersih
Muka : Tidak pucat, tidak oedem.
Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, sklera
tidak icterus, tidak oedem
Hidung : Bersih, tidak ada sekret, tidak ada polip.
Mulut/gigi : Simetris, bersih, tidak stomatitis, tidak ada
caries
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiriod dan
tidak ada pembendungan vena jugularis
Dada/Payudara : Simetris, tidak ada retraksi interoostae,
payudara membesar, hyperpigmentasi pada
areola, dan puting susu bersih
Abdomen : Terdapat linea nigra, striealbican, tidak ada
luka bekas operasi
Punggung : Tidak ada kelainan
Genetalia : Bersih, tidak oedem, tidak ada condiloma
akuminata
Anus : Tidak ada hemoroid
Exs. Atas & bawah : Simetris, tidak oedem -/-, tidak ada
gangguan pergerakan
b. Palpasi
Leher : Tidak ada perbesaran kelenjar tiroid dan tidak ada
pembendungan vena jugularis
Ketiak : Tidak ada benjolan
Payudara : Colostrum +/+, tidak ada benjolan abnormal
Abdomen : Tidak ada pembesaran hati, turgor kulit baik
c. Auskultasi
Dada : Tidak ada ronchi dan wheezing
d. Perkusi
Abdomen : Tidak kembung
3.2.8. Analisis Data
Masalah kesehatan yang dialami oleh keluarga Tn ”S”
disebabakan oleh faktor ketidaktahuan/ketidak pahaman, hal ini
terjadi karena rendahnya tingkat pendidikan keluarga dan didukung
dengan usia ibu yang terlalu muda, disamping itu ditunjang oleh
faktor lingkungan, sosial, budaya, masyarakat dan keluarga, tetapi
meskipun begitu ibu sudah menyadari bahwa tenaga kesehatan yaitu
bidan berperan penting dalam mencapai kesehatan keluarga. Hal ini
dapat dilihat pada ibu sudah/telah melahirkan dan ditolong oleh bidan
dan anaknya juga mendapatkan imunisasi dari bidan. Namun sanitasi
lingkungan keluarga kurang memenuhi syarat kesehatan, hal ini
merupakan ancaman kesehatan, terhadap keluarga. Demikian pula
pandangan ibu tentang ASI ekslusif pada bayi akan dapat
mempengaruhi kesehatan bayi
Tingkat pendidikan yang rendah dan adat kebiasaan yang
melekat merupakan hambatan yang berat yang harus dihadapi oleh
tenaga kesehatan dalam membina perawatan kesehatan pada keluarga
Tn ”S”. Oleh karena itu intervensi yang pertama yang harus
dilakukan oleh tenaga kesehatan adalah melakukan penyuluhan
kesehatan pada keluarga untuk mengubah perilaku keluarga yang
dilakukan secara berhadap dalam membangkitkan motivasi ibu dalam
memberikan ASI secara ekslusif. Serta penyuluhan tentang
pentingnya gizi pada kelhidupan keluarga sehingga membawa hasil
yang nyata dan dirasakan manfaatnya oleh keluarga sendiri sehingga
timbul kemandirian keluarga dalam memelihara keluarga.
3.2.9. Perumusan Masalah
Dari data-data diatas dan hasil analisa yang sederhana, maka
permasalahan yang timbul dalam keluarga Tn ”S” yang disebabkan
faktor ketidaktahuan dan ketidakmampuan keluarga dalam
menjalankan tugas keluarga dalam bidang kesehatan sehingga timbul
masalah-masalah keluarga sebagai berikut :
1. Kurangnya pemahaman tentang ASI ekslusif
2. Status ekonomi rendah
3. Kesehatan Lingkungan.
3.2.2 Prioritas Masalah
Untuk mengatasi masalah pada keluarga Tn ”S” secara
keseluruhan tidak mungkin, oleh karena itu dilakukan prioritas
masalah kesehatan, dimana masalah kesehatan dan kebidanan yan
mengancam kesehatan keluarga itulah yang menjadi prioritas utama.
Agar dapat melakukan prioritas keluarga secara tetap, maka
dilakukan pembobotan dengan sebagai berikut :
 Kurangnya pengetahuan tentang ASI ekslusif

No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran


Sifat Masalah
Ancaman kesehatan bagi bayi,
1. ancaman 2/3 x1 2/3
bila MP-ASI terus diberikan
kebersihan
Kemungkinan
Keluarga menyadari masalah
2. masalah dapat di ½x2 2/2 = 1
dapat diubah karena selama
ubah sebagian
Keluarga menyadari masalah
Potensi masalah
cukup mudah diubah karena
untuk dicegah :
3. 2/3 x 1 2/3 adanya penyuluhan yang telah
cukup.
diberikan ibu diharapkan bisa
mengerti
Menonjolnya Keluarga menganggap masalah
masalah. kurangnya pengetahuan tentang
4. Masalah berat 2/2 x 1 1 ASI ekslusif merupakan
harus segera masalah yang harus segera
ditangani ditangani
Jumlah Skor 3 1/3
 Status Ekonomi Rendah
No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
Keluarga menyadari bahwa
Sifat Masalah masalah status ekonomi rendah
1. 1/3 x1 1/3
Keadaan sejahtera dapat mempengaruhi
kesejahteraan keluarga.
Keluarga menyadari bahwa
Kemungkinan masalah sosial ekonomi dapat
½
2. masalah dapat di ½x2 sebagian di ubah dengan
ubah peningkatan penghasilan
keluarga.
Keluarga menyadari masalah
Potensi masalah
sosial ekonomi rendah cukup
3. untuk diubah CKP 2/3 x 1 2/3
bisa dicegah dengan
meningkatkan penghasilan.
Penonjolan
Keluarga menganggap masalah
masalah ada
4. ½x1 ½ sosial ekonomi tidak harus
masalah tapi tidak
segera ditangani.
perlu ditangani
Jumlah Skor 2½

 Kesehatan Lingkungan

No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran


Sifat Masalah Kesehatan lingkungan dapat
1. 2/3 x1 2/3
Ancaman kesh mengancam kesehatan.
Kemungkinan
0 Keluarga tinggal dalam
2. masalah dapat di 0/2 x 2
lingkungan yang kumuh
ubah
Potensi masalah Keluarga sulit untuk mengubah
3. 1/3 x 1 1/3
untuk dicegah keadaan (tempat tinggal tetap).
Penonjolan
masalah. Keluarga sadar masalah
4. Ada masalah tapi ½x1 ½ keshling tidak dapat ditangani
tidak perlu segera.
ditangani
Jumlah Skor 1 5/6
Berdasarkan hasil pembobotan masalah diatas, maka urutan
prioritas masalah kesehatan dan keperawatan pada keluarga
Tn. ”S” dapat disusun sebagai berikut :
Prioritas 1 : Kurangnya pemahaman tentang ASI ekslusif
Prioritas 2 : Sosial Ekonomi rendah.
Prioritas 3 : Kesehatan Lingkungan.
3.2.10. Rencana Tindakan dan Evaluasi Perawatan Keluarga
Data : Ibu mengatakan sejak lahir anaknya sudah diberi pisang
untuk pendamping ASI
Masalah : Kurang mengerti dan memahami tentang pemberian ASI
ekslusif
Tujuan : Setelah dilakukan penyuluhan tentang pemberian ASI
ekslusif keluarga mengerti tentang arti pentingnya
pemberian ASI ekslusif
1. Ibu mengerti tentang keuntungan ASI bagi bayi
2. Keluarga mengerti tentang keuntungan meneteki bagi
ibu
3. Keluarga mengerti tentang hal-hal yang perlu
diperhatikan waktu meneteki
4. Keluarga mengerti pola pemberian makanan anak
0-24 bulan
5. Keluarga dapat mengetahui tentang makanan bagi ibu
menyusui
Rencana :
Memberikan penyuluhan tentang :
- ASI dan manfaatnya
- Pola makanan bayi dan ibu menyusui
- Hal-hal yang perlu diperhatikan waktu meneteki
Tindakan :
Tanggal : 16 Maret 2006 Jam : 10.00 WIB
Memberikan penyuluhan tentang
- ASI dan manfaatnya
- Pola makanan bayi dan ibu menyusui
- Hal-hal yang perlu diperhatikan waktu meneteki
Evaluasi
S : Keluarga mengatakan memahami apa yang dijelaskan oleh
petugas kesehatan
O : Keluarga kooperatif terhadap penjelasan yang diberikan oleh
petugas kesehatan dan ingin membahas dulu dengan keluarga
A : Rencana belum berhasil
P : Mengadakan kunjungan rumah 1 minggu lagi

BAB IV
pembahasan
dalam proses asuhan kebidanan kelurga Tn.S dengan permasalahan
kurangnya pengetahuan tentang asi eksklusif pada NY.s dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. pengkajian
pada saat dilakukan pengumpulan data baik subjektif maupun abjektif
tidak ditemukan hambatan karena Ny s kooperatif dan juga
berkomunikasi dengan baik. kasus kurangnya pengetahuan ibu
tentang asi ekslusif diambil karena di desa bogares banyak ibu
yang memiliki anak 0-6 bulan sudah diberikan MPASi
2.interpretasi data
dari pengkajian data yang telah didapatkan pada tanggal ... Februari
2020 ditemukan hasil bahwa by.. usia 5 bulan sudah diberikan
makanan pendamping ASI.
3. perencanaan
perencanaan yang kami lakukan untuk mengatasi masaah pada keluarg
Tn s adalah memberikan penyuluhan tentang asi eksklusif
4.implementasi
seluruh perencanaan telah dilakukan, penyuluhan dilakukan dengan
metode ceramah dan media leaflet
5. evaluasi
dari intervensi yang dilakukan oleh mahasiswa by s mengerti tentang
asi eksklusif
BAB V
PENUTUP
A. kesimpulan
setelah dilakukan penelitian maka dapat disimpulkan bahwa
kelurga tn s mempunyai masalah yaitu kurangnya pengetahuan tentnag
asi eksklusif
perencanaan berupa pemberian penyuluhan tentang asi eksklusif
keluarga tn s mempunyai msaah PHBS
perencanaan berupaberikan pendidikan kesehatan tentang PHBS
B. saran

bagi bidan desa


melakukan pendidikan kesehatan yg lebih intens tentnag si eksklusif
kader
memantau kesehatan setiap penduduk
keluarga tn s
diharapkan keluarg mampu mengatasi masalah kesehatan yang
dihadapi

Anda mungkin juga menyukai