Obat antifungal topikal digunakan untuk pengobatan infeksi lokal pada kulit tubuh yang tidak
berambut (glabrous skin), namun kurang efektif untuk pengobatan infeksi pada kulit kepala
dan kuku, infeksi pada tubuh yang kronik dan luas dan infeksi pada stratum korneum yang
tebal (telapak tangan dan telapak kaki). Penggunaan antifungal topikal memiliki efek
samping yang minimal dibandingkan dengan antifungal sistemik.
a. Golongan Azole
Golongan azole terdiri atas dua kelompok yakni imidazol dan triazol. Imidazol memiliki
dua cincin nitrogen sedangkan triazol memiliki tiga cincin nitrogen. Obat ini bersifat
fungistatik dengan mekanisme kerjanya menghambat sintesis ergosterol jamur yang
mengakibatkan defek pada membran sel jamur. Golongan obat ini juga memiliki
kemampuan mengganggu kerja enzim sitokrom P450 lanosterol 14-demethylase yang
berfungsi sebagai katalisator untuk mengubah lanosterol menjadi ergosterol.
1) Klotrimazol
Klotrimazol digunakan untuk pengobatan dermatofitosis, kandidosis oral, kutaneus
dan genital. Untuk pengobatan oral kandidosis diberikan oral troches (10mg) 5x
sehari selama dua inggu. Untuk pengobatan kandidosis vaginalis diberikan dosis
100mg, 200mg, 500mg, yang dimasukkan kedalam vagina selama 1,3,6 hari
berturut-turut. Sedangkan untuk pengobatan infeksi jamur pada kulit digunakan
klotrimazol cream 1% diberikan selama 2-4 minggu dan dioleskan 2x sehari,
tergantung dari kondisi pasien.
2) Ekonazol
Ekonazol digunakan untuk pengobatan dermatofitosis dan kandidosis oral,kutaneus
dan genital. Untuk pengobatan vaginalis diberikan dosis 150mg yang dimasukkan
kedalam vagina selama 3 hari berturut-turut, Sedangkan untuk pengobatan infeksi
jamur pada kulit digunakan ekonazol cream 1% diberikan selama 2-4 minggu dan
dioleskan 2x sehari, tergantung dari kondisi pasien.
3) Mikonazol
Mikonazol digunakan untuk pengobatan dermatofitosis, pitiriasis versikolor dan
kandidosis oral,kutaneus dan genital. Untuk pengobatan vaginalis diberikan dosis
200mg atau 100mg yang dimasukkan kedalam vagina selama 7 atau 14 hari
berturut-turut. Untuk pengobatan kandidosis oral, diberikan oral gel (125mg) 4 kali
sehari. Untuk pengobatan infeksi jamur pada kulit digunakan mikonazol cream 2%
diberikan selama 2-4 minggu dan dioleskan 2x sehari, tergantung dari kondisi
pasien.
4) Ketokonazol
Ketokonazol digunakan untuk pengobatan dermatofitosis, pitiriasis versikolor dan
kandidosis kutaneus dan dermatitis seboroik. Untuk pengobatan infeksi jamur pada
kulit digunakan ketokonazol cream 1% diberikan selama 2-4 minggu dan
dioleskan 1x sehari, tergantung dari kondisi pasien. Sedangkan untuk dermatitis
seboroik dioleskan 2x sehari. Untuk pitiriasis versicolor, menggunakan
ketokonazol 2% shampoo digunakan sekali sehari selama 5 hari. Sedangkan
pengobatan dandruff digunakan ketokonazol 1% shampoo sebanyak 2x seminggu
selama kurang lebih 8 minggu.
5) Sulconazol
Sulkonazol digunakan untuk pengobatan dermatofitosis dan kandidosis kutaneus.
Untuk pengobatan infeksi jamur pada kulit digunakan sulkonazol cream 1% dosis
dan pengobatan tergantung dari kondisi pasien. Biasanya untuk pengobatan tinea
corporis, tinea cruris ataupun pitiriasis versicolor dioleskan 1 atau 2 kali sehari
selama 4 minggu.
6) Oksisonazol
Oksisonazol digunakan untuk pengobatan dermatofitosis dan kandidosis kutaneus.
Untuk pengobatan infeksi jamur pada kulit digunakan oksisonazol 1% cream atau
lotion. dosis dan pengobatan tergantung dari kondisi pasien. Biasanya untuk
pengobatan tinea corporis dan tinea cruris dioleskan 1 atau 2 kali sehari selama 2
minggu. Untuk tinea pedis dioleskan 1 atau 2x sehari selama 4 minggu. Untuk
pitiriasis versicolor dioleskan 1x sehari selama 2 minggu.
7) Terkonazol
Terkonazol digunakan untuk pengobatan dermatofitosis, kandidosis kutaneus dan
genital. Untuk pengobatan vaginalis disebabkan candida albicans diberikan
terkonazol 0,4% vaginal cream (20mg terkonazol) dimasukkan kedalam vagina
selama 7 hari berturut-turut, terkonazol 0,8% vaginal cream (40mg terkonzol) yang
dimasukkan kedalam vagina menggunakan applicator sebelum tidur 1x sehari
selama 3 hari berturut-turut dan vaginal supposituria dengan dosis 80mg
terkonazol, dimasukkan kedalam vagina, 1x sehari sebelum tidur selama 3 hari
berturut-turut.
8) Tiokonazol
Tiokonazol digunakan untuk pengobatan dermatofitosis, kandidosis kutaneus dan
genital. Untuk pengobatan vaginalis diberikan dosis tunggal sebanyak 300mg
dimasukkan kedalam vagina. Untuk infeksi pada kulit digunakan tiokonazol 1%
cream, dosis dan lamanya pengobatan tergantung dari kondisi pasien, biasanya
untuk pengobatan tinea korporis dan kandidiasis kutaneus di oleskan 2 kali sehari
selama 2-4 minggu, untuk tinea pedis dioleskan 2 kali sehari selama 6 minggu,
untuk tinea cruris dioleskan 2 kali sehari selama 2 minggu, dan untuk pitiriasis
versicolor dioleskan 2 kali sehari selama 1-4 minggu.
9) Sertokonazol
Sertokonazol dapat digunakan untuk pengobatan dermatofitosis dan candida
spesies, digunakan sertokonazol 2% cream dioleskan 1-2 kali sehari selama 4
minggu.
3) Antihistamin
Antihistamin topikal memiliki mekanisme kerja sebagai agent anti pruritus. Anti
hiastamin topikal bersifat antagonist reseptor H1 dan H2, dan antikolinergik.
Beberapa antihistamin yang sering digunakan yaitu diphenhydramine, mepyramine
maleate, promethazine.