Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KETUNGGALAN FAKTORISASI DOMAIN

Disusun Oleh:

1. Ananda Rizqy Pala (1923021010)


2. Fitrotin Mubaroroh (1923021017)
3. Heni Rodiawati (1923021015)

Dosen Pengampu:
Dr. Caswita, M.Si.

MAGISTER PENDIDIKAN MATEMATIKA


JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2019
A. Faktor Prima dan Faktor Persekutuan Terbesar
Definisi 1faktor persekutuan terbesar (FPB)
Sebuah bilangan bulat d adalah faktor persekutuan terbesar (FPB) dari a dan b jika
semua syarat terpenuhi:
1. d adalah bilangan bulat positif
2. d|𝑎 dan c|𝑑
3. c|𝑎 dan c|𝑏 maka c|𝑑

teorema berikut menunjukkan bahwa faktor persekutuan terbesar d dari a dan b


ada ketika setidaknya salah satu dari mereka tidak nol. Bukti kita juga
menunjukkan bahwa d adalah kombinasi linier dari a dan b, yaitu 𝑑 = 𝑚𝑎 + 𝑛𝑏
untuk bilangan bulat m dan n.

Teorema 1Faktor Persekutuan Terbesar


Misalkan a dan b bilangan bulat, paling sedikit satu dari mereka tidak 0, maka
terdapat faktor persekutuan terbesar yang tunggal d dari a dan b. Selanjutnya d
dapat ditulis sebagai
𝑑 = 𝑎𝑚 + 𝑏𝑛
Untuk bilangan bulat m dan n, dan d bilangan bulat positif terkecil yang dapat
ditulis dalam berikut ini.
Eksistensi Bukti:
Misalkan a dan b bilangan bulat, paling sedikit satu dari mereka tidak 0. Jika b=0,
maka a≠ 0, sehingga │a│> 0. Sangat mudah untuk melihat bahwa d = │a│
adalah faktor persekutuan terbesar dari a dan b dalam kasus ini, dan tepat salah
satu 𝑑 = 𝑎. (1) + 𝑏. (0) atau 𝑑 = 𝑎. (−1) + 𝑏. (0).
Misalkan sekarang bahwa 𝑏 ≠ 0. Perhatikan himpunan S adalah himpunan semua
bilangan bulat yang dapat ditulis dalam bentuk
𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 untuk suatu 𝑥 dan 𝑦 bilangan bulat, dan misalkan 𝑆 + adalah himpunan
semua bilangan bulat positif dalam S. Himpunan S memuat
𝑏 = 𝑎. (0) + 𝑏. (1) dan 𝑏 = 𝑎. (0) + 𝑏. (−1), sehingga 𝑆 + tidak kosong. Dengan
Teorema Teurut Baik, 𝑆 + memiliki unsur terkecil d.
𝑑 = 𝑎𝑚 + 𝑏𝑛

2
Kita memiliki d positif, dan kita akan menunjukkan bahwa d adalah faktor
persekutuan terbesar dari a dan b.
Dengan Algoritma Pembagian, terdapat bilangan bulat q dan r sehingga
𝑎 = 𝑑𝑞 + 𝑟 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 0 ≤ 𝑟 < 𝑑

Dari persamaan ini,


𝑟 = 𝑎 − 𝑑𝑞
= 𝑎 − (𝑎𝑚 + 𝑏𝑛)𝑞
= 𝑎 − 𝑎𝑚𝑞 − 𝑏𝑛𝑞
= 𝑎(1 − 𝑚𝑞) + 𝑏. (−𝑛𝑞)

Jadi r ada di dalam 𝑆 = (𝑎𝑥 + 𝑏𝑦), dan 0 ≤ 𝑟 < 𝑑. Dengan pilihan d sebagai
unsur terkecil di 𝑆 + , itu harus benar bahwa r = 0, dan d|𝑎. Demikian pula, dapat
ditunjukkan bahwa d|𝑏.
Jika c|𝑎 dan c|𝑏, maka a = ch dan b= ck untuk bilangan bulat h dan k. Oleh karena
itu
d= 𝑎𝑚 + 𝑏𝑛
= 𝑐ℎ𝑚 + 𝑐𝑘𝑛
= 𝑎(ℎ𝑚 + 𝑘𝑛)

dan ini menunjukkan bahwa c|𝑑. Dengan definisi 2.11 𝑑 = 𝑎𝑚 + 𝑏𝑛 adalah


faktor persekutuan terbesar dari a dan b. Ini berlaku dari pilihan d sebagai elemen
terkecil 𝑆 + dimana d adalah bilangan bulat positif terkecil yang dapat ditulis
dalam bentuk ini.

Ketunggalan untuk menunjukkan bahwa faktor persekutuan terbesar dari a dan b


adalah tunggal, menganggap bahwa 𝑑1 dan 𝑑2 adalah faktor persekutuan terbesar
dari a dan b. Maka harus benar bahwa 𝑑1 |𝑑2 dan 𝑑2 |𝑑1 . 𝑑1 dan 𝑑2 adalah
bilangan bulat positif,, ini berarti bahwa . 𝑑1 =𝑑2 (lihat Latihan 21 Bagian 2.3)

3
Setiap faktor persekutuan terbesar dari a dan b ada, kita akan menulis (a,b) atau
fpb(a,b) untuk menunjukkan faktor persekutuan terbesar yang tunggal dari a dan
b.

Ketika setidaknya satu dari a dan b tidak 0, dari bukti teorema terakhir
menetapkan keberadaan dari (a,b), tetapi mencari bilangan bulat positif terkecil di
𝑆 = (𝑎𝑥 + 𝑏𝑦) bukanlah metode yang sangat mudah untuk menemukan faktor
persekutuan terbesar ini. Sebuah prosedur yang dikenal sebagai Algoritma Euclid
memoles suatu metode sistematis untuk menemukan (a,b) di mana 𝑏 > 0. Hal ini
dapat juga digunakan untuk menemuka bilangan bulat m dan n sehingga (a,b) =
𝑎𝑚 + 𝑏𝑛. Prosedur ini terdiri dari aplikasi berulang dari Algoritma Pembagian
menurut pola berikut, dimana a dan b adalah bilangan bulat dengan 𝑏 > 0.
Algoritma Euclid
𝑎 = 𝑏𝑞0 + 𝑟1 0 ≤ 𝑟1 < 𝑏
𝑏 = 𝑟1 𝑞1 + 𝑟2 0 ≤ 𝑟2 < 𝑟1
𝑟1 = 𝑟2 𝑞2 + 𝑟3 0 ≤ 𝑟3 < 𝑟2

𝑟𝑘 = 𝑟𝑘+1 𝑞𝑘+1 + 𝑟𝑘+2 0 ≤ 𝑟𝑘+2 < 𝑟𝑘+1

Karena bilangan bulat 𝑟1, 𝑟2 , ..., 𝑟𝑘+1 menurun dan non negatif semua, ada
bilangan bulat terkecil n sehingga 𝑟𝑛+1 = 0;
𝑟𝑛−1 = 𝑟𝑛 𝑞𝑛 + 𝑟𝑛+1 0 = 𝑟𝑛+1
Jika menempatkan 𝑟0 = 𝑏, 𝑟𝑛 sisa terakhir yang bukan nol selalu menjadi faktor
persekutuan terbesar dari a dan b. Bukti dari pernyataan ini yang tersisa sebagai
latihan.
Sebagai contoh, kita akan menemukan faktor persekutuan terbesar dari 1492 dan
1776.
Contoh 1
Dengan melakukan aritmatika Algoritma Euclid kita memperoleh
1776 = (1)(𝟏𝟒𝟗𝟐) + 𝟐𝟖𝟒 (𝑞0 = 1, 𝑟1 = 284)
𝟏𝟒𝟗𝟐 = (50)(𝟐𝟖𝟒) + 𝟕𝟐 (𝑞1 = 5, 𝑟2 = 72)
𝟐𝟖𝟒 = (3)(𝟕𝟐) + 𝟔𝟖 (𝑞2 = 3, 𝑟3 = 68)

4
𝟕𝟐 = (1)(𝟔𝟖) + 𝟒 (𝑞3 = 1, 𝑟4 = 4)
𝟔𝟖 = (𝟒)(17) + 0 (𝑞4 = 4, 𝑟5 = 0)

Dengan demikian sisa nol terakhir adalah 𝑟𝑛 = 𝑟4 = 4 dan (1776, 1492) = 4.


Seperti disebutkan sebelumnya, Algoritma Euclid juga dapat digunakan untuk
menemukan bilangan bulat m dan n sehingga
(𝑎, 𝑏) = 𝑎𝑚 + 𝑏𝑛
Kita dapat memperoleh bilangan bulat dengan menyelesaikan untuk sisa tidak nol
terakhir dan mengganti sisanya dari persamaan sebelumnya berturut-turut sampai
a dan b yang hadir dalam persamaan. Sebagai contoh, sisanya dalam contoh 1
dapat dinyatakan sebagai
𝟐𝟖𝟒 = (1776)(1) + (1492)(−1)
𝟕𝟐 = (14920(1) + (284)(−5)
𝟔𝟖 = (284)(1) + (72)(−3)
𝟒 = (72)(1) + (68)(−1)

Dengan mengganti sisanya dari persamaan sebelumnya berturut-turut, diperoleh


4 = (72)(1) + [(284)(1) + 72(−3)](−1)
= (72)(1) + (284)(−1) + 72(3)
= 72940 + (284)(−1) 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑢𝑏𝑠𝑡𝑖𝑡𝑢𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑎𝑚𝑎
= [(1492)(1) + (2840(−5)](4) + (284)(−1)
= (1492)(4) + (284)(−20) + 9284)(−1)
= (1492)(4) + (284)(−21) 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑢𝑏𝑠𝑡𝑖𝑡𝑢𝑠𝑖 𝑘𝑒𝑑𝑢𝑎
= (1492)(4) + [(17760(1) + (1492)(−1)](−21)
= (1492)(94) + (1776)(−21) + (14920(21)
= (1776)(−21) + (1492)(25) 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑢𝑏𝑠𝑡𝑖𝑡𝑢𝑠𝑖 𝑘𝑒𝑡𝑖𝑔𝑎

Jadi 𝑚 = −21 dan 𝑛 = 25 adalah bilangan bulat sedemikian sehingga


4 = 1776𝑚 + 1492𝑛

5
Sisanya dicetak dalam huruf tebal di setiap langkah-langkah sebelumnya, dan
kami dengan hati-hati menghindari melakukan perkalian yang melibatkan sisanya.
m dan n tidak tunggal dalam persamaan
(𝑎, 𝑏) = 𝑎𝑚 + 𝑏𝑛
Untuk melihat ini, hanya menambahkan dan mengurangi perkalian ab:
(𝑎, 𝑏)𝑎𝑚 + 𝑎𝑏 + 𝑏𝑛 − 𝑎𝑏
= 𝑎(𝑚 + 𝑏) + 𝑏(𝑛 − 𝑎)
Jadi 𝑚′ = 𝑚 + 𝑏 dan 𝑛′ = 𝑛. 𝑎 adalah sepasang bilangan bulat sedemikian
sehingga
(𝑎, 𝑏) = 𝑎𝑚′ + 𝑏𝑛′
Keterangan kondisi 𝑑 = 𝑎𝑚 + 𝑏𝑛 tidak selalu mengakibatkan (a,b)=d
sebagai contoh penyangkal 4 = 6(20 + 49 − 2) tetapi (6,4) ≠ 4
Lemma
Misalkan a dan b bilangan bulat, (a,b) = 1 ⇔ 𝑎𝑚 + 𝑏𝑛 = 1, ∃𝑚, 𝑛 ∈ 𝑍
Bukti
(a,b) = 1 berdasarkan teorema 2.12 maka ∃𝑚, 𝑛 ∈ 𝑍 sehingga 𝑎𝑚 + 𝑏𝑛 = 1
Misalkan 𝑎𝑚 + 𝑏𝑛 = 1, ∃𝑚, 𝑛 ∈ 𝑍 dan d = (a,b)
d = (a,b) artinya d|𝑎 dan d|𝑏
karena d|𝑎 dan d|𝑏 maka d|𝑎𝑛 dan d|𝑏𝑚 sehingga d|𝑎𝑛 + bm
karena d|𝑎𝑛 + 𝑏𝑚 dan 𝑎𝑚 + 𝑏𝑛 = 1 maka d|1, 𝑑 ∈ 𝑍 dan 𝑑 > 0 maka 𝑑 =
1 𝑠𝑒ℎ𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎 (𝑎, 𝑏) = 1
Definisi 2Bilangan Bulat Relatif Prima
Dua bilangan bulat a dan b adalah relatif prima jika faktor persekutuan
terbesarnya adalah 1.
Dalam dua bagian berikutnya dari bab ini, kita membuktikan beberapa hasil yang
menarik tentang bilangan bulat yang reltif prima dengan bilangan bulat n yang
diberikan. Teorema 2.14 berguna dalam bukti dari hasil tersebut.
Teorema 2
Jika a dan b relatif prima dan a|𝑏𝑐 maka a|𝑐
(𝑝 ∨ 𝑞) ⇒ 𝑟

6
Bukti
Asumsikan bahwa (a, b) = 1 dan a|𝑏𝑐. Karena (a, b) = 1, terdapat bilangan bulat m
dan n sehingga 1 = 𝑎𝑚 + 𝑏𝑛, berdasarkan Teorema 2.12 karena a|𝑏𝑐, maka ada
suatu bilangan bulat q sehingga 𝑏𝑐 = 𝑎𝑞, sekarang
1 = 𝑎𝑚 + 𝑏𝑛 ⇒ 𝑐 = 𝑎𝑐𝑛 + 𝑏𝑐𝑛
⇒ 𝑐 = 𝑎𝑐𝑚 + 𝑎𝑞𝑛 𝑘𝑎𝑟𝑒𝑛𝑎 𝑏𝑐 = 𝑎𝑞
⇒ 𝑐 = 𝑎)𝑐𝑚 + 𝑞𝑛)
⇒a|𝑐
Jadi teorema tersebut terbukti

Kelipatan persekutuan terkecil


Definisi:
Jika 𝑥, 𝑦 ∈ 𝑍, 𝑥 ≠ 0, dan 𝑦 ≠ 0, maka:
a. 𝑚 disebut kelipatan persekutuan dari 𝑥 dan 𝑦 jika 𝑥|𝑚 dan 𝑦|𝑚.
b. 𝑚 disebut kelipatan persekutuan terkecil dari 𝑥 dan 𝑦 jika 𝑚 adalah
bilangan positif terkecil sehingga 𝑥|𝑚 dan 𝑦|𝑚.
Notasi:
𝑚 = [𝑥, 𝑦] dibaca 𝑚 adalah kelipatan persekutuan terkecil dari 𝑥 dan 𝑦.
1. 𝑚 adalah bilangan bulat positif lebih dari 0.
2. 𝑥|𝑚 dan 𝑦|𝑚.
3. 𝑥|𝑣 dan 𝑦|𝑚 maka 𝑚|𝑣.

Bukti:

Ambil 𝑚 = [𝑎, 𝑏] maka menurut definisi 𝑎|𝑚 dan 𝑏|𝑚, 𝑚 > 0.
Misalkan 𝑐 adalah sebarang kelipatan persekutuan 𝑎 dan 𝑏, maka 𝑎|𝑐 dan 𝑏|𝑐.
Harus ditunjukkan bahwa 𝑚|𝑐. Menurut algoritma pembagian, karena 𝑚 ≤ 𝑐,
maka tentu ada 𝑘, 𝑠 ∈ 𝑍 sehingga 𝑐 = 𝑘𝑚 + 𝑠, 0 ≤ 𝑠 < 𝑚.
Untuk membuktikan 𝑚|𝑐, harus ditunjukkan bahwa 𝑐 = 𝑘𝑚, atau harus
ditunjukkan bahwa 𝑠 = 0.

7
Perhatikan bahwa 𝑐 = 𝑘𝑚 + 𝑠 maka 𝑠 = 𝑐 − 𝑘𝑚.
𝑎|𝑚 dan 𝑏|𝑚 maka 𝑎|𝑘𝑚 dan 𝑏|𝑚.
𝑎|𝑐 dan 𝑎|𝑘𝑚 maka 𝑎|𝑐 − 𝑘𝑚
𝑏|𝑐 dan 𝑏|𝑘𝑚 maka 𝑏|𝑐 − 𝑘𝑚
𝑎|𝑐 − 𝑘𝑚 dan 𝑏|𝑐 − 𝑘𝑚 maka 𝑐 − 𝑘𝑚 adalah kelipatan persekutuan 𝑎 dan 𝑏,
∀𝑥 ∈ 𝑍.
𝑠 = 𝑐 − 𝑘𝑚, 𝑏|𝑐 − 𝑘𝑚 dan 𝑎|𝑐 − 𝑘𝑚 maka 𝑎|𝑠 dan 𝑏|𝑠.
Karena 𝑎|𝑠 dan 𝑏|𝑠 maka 𝑠 kelipatan persekutuan 𝑎 dan 𝑏.
Karena 𝑠 dan 𝑚 adalah kelipatan-kelipatan persekutuan 𝑎 dan 𝑏, dan 𝑚 adalah
yang terkecil, serta 0 ≤ 𝑠 < 𝑚, maka jelas bahwa 𝑠 = 0, sehingga 𝑐 = 𝑘𝑚, atau
𝑚|𝑐.

Ambil 𝑚 > 0, 𝑎|𝑚, 𝑏|𝑚 dan untuk sebarang kelipatan persekutuan 𝑐 dari 𝑎 dan 𝑏
berlaku 𝑚|𝑐.
Ini berarti bahwa 𝑚 adalah kelipatan persekutuan dari 𝑎 dan 𝑏 yang lain. Jadi,
𝑚 = [𝑎, 𝑏].
Contoh:
1. Misal 𝑎, 𝑏 ∈ 𝑍 +
𝑎|𝑏 → (𝑎, 𝑏) = 𝑎
𝑎|𝑏 → [𝑎, 𝑏] = 𝑏
Contoh:
3|6=(3,6)=3
3|6=[3,6]=6.

Faktorisasi Ketunggalan
Teorema 4: setiap bilangan bulat positif 𝑛 adalah salah satu yaitu 1 atau yang
dapat dinyatakan sebagai perkalian dari bilangan bulat prima, dan faktorisasi ini
adalah tunggal kecuali untuk urutan faktor-faktornya.
Bukti: misal 𝑃𝑛 adalah pernyataan yang berlaku salah satu yaitu 𝑛 = 1 atau 𝑛
dapat dinyatakan sebagai perkalian dari bilangan prima. Kita akan membuktikan
bahwa 𝑃𝑛 adalah benar untuk semua 𝑛 ∈ 𝑍 + oleh prinsip induksi terbatas (Finite).
Sekarang jelas bahwa 𝑃1 benar. Asumsikan bahwa 𝑃𝑚 benar untuk semua
bilangan bulat positif 𝑚 < 𝑘. Jika 𝑘 adalah prima maka 𝑘 merupakan perkalian

8
dengan satu faktor prima, dan 𝑃𝑘 benar. Misalkan 𝑘 bukan prima maka 𝑘 = 𝑎𝑏,
dimana 𝑎 atau 𝑏 kedua duanya bukanlah 1. Oleh karena itu, 1 < 𝑎 < 𝑘 dan 1 <
𝑏 < 𝑘. Dengan hipotesis induksi, 𝑃𝑎 dan 𝑃𝑏 benar. Artinya,
𝑎 = 𝑝1 𝑝2 … 𝑝𝑟 dan 𝑏 = 𝑞1 𝑞2 … 𝑞𝑠
Untuk bilangan prima 𝑝𝑖 dan 𝑞𝑗 . Faktorisasi ini memberikan

𝑘 = 𝑎𝑏 = 𝑝1 𝑝2 … 𝑝𝑟 𝑞1 𝑞2 … 𝑞𝑠
Dan 𝑘 dengan demikian dinyatakan sebagai perkalian dari bilangan prima. Jadi,
𝑃𝑘 benar, dan karena itu, 𝑃𝑛 benar untuk semua bilangan bulat positif 𝑛.
Ketunggalan
Untuk membuktikan bahwa faktorisasi adalah tunggal, misalkan
𝑛 = 𝑝1 𝑝2 … 𝑝𝑟 dan 𝑛 = 𝑞1 𝑞2 … 𝑞𝑠
Adalah faktorisasi dari 𝑛 sebagai hasil kali dari faktor prima 𝑝𝑖 dan 𝑞𝑗 . Kemudian

𝑝1 𝑝2 … 𝑝𝑟 = 𝑞1 𝑞2 … 𝑞𝑠
Sehingga 𝑝1 |(𝑞1 𝑞2 … 𝑞𝑠 ). Namun, 𝑝𝑖 dan 𝑞𝑗 adalah bilangan prima, sehingga 𝑝𝑖 |𝑞𝑗
mengakibatkan 𝑞𝑗 = 𝑝𝑖 . Ini memberikan

𝑝1 𝑝2 … 𝑝𝑟 = 𝑞1 𝑞2 … 𝑞𝑠

Dan karena itu,


𝑝2 … 𝑝𝑟 = 𝑞2 … 𝑞𝑠

Oleh hukum kanselasi. Argumen ini dapat diulang dengan menghapus satu faktor
𝑝𝑖 dengan masing-masing penerapan hukum kanselasi, sampai kita memperoleh
𝑝𝑖 = 𝑞𝑗 … . 𝑞𝑠

Karena faktor positif 𝑝𝑖 hanyalah 1 dan 𝑝𝑖 , dan karena setiap 𝑞𝑗 adalah prima, ini
berati bahwa harus ada hanya satu 𝑞𝑗 disebelah kanan persamaan, dan itu adalah
𝑞𝑠 . artinya 𝑟 = 𝑠 dan 𝑝𝑖 = 𝑞𝑗 . Terbukti.

Teorema faktorisasi ketunggalan dapat digunakan untuk menggambarkan bentuk


standar dari bilangan bulat positif 𝑛. Misalkan 𝑝1 𝑝2 … 𝑝𝑟 adalah faktor prima yang
berbeda dari 𝑛, diatur dalam urutan besarnya sehingga
𝑝1 < 𝑝2 < ⋯ < 𝑝𝑟

9
Kemudian semua faktor berulang dapat dikumpulkan bersama dan diekspresikan
dengan menggunakan eksponen untuk menghasilkan
𝑛 = 𝑝1𝑚1 𝑝2𝑚2 … 𝑝𝑟𝑚𝑟
Dimana 𝑚𝑖 adalah bilangan bulat positif. Setiap 𝑚𝑖 disebut multiplisitas dari 𝑝𝑖 ,
dan faktorisasi ini dikenal sebagai bentuk standar untuk 𝑛.
Contoh:
Benuk standar untuk dua bilangan bulat positif 𝑎 dan 𝑏 dapat digunakan untuk
menemukan faktor persekutuan terbesar (𝑎, 𝑏) dan beberapa faktor persekutuan.
Misalnya, jika
𝑎 = 31.752 = 23 . 34 . 74
Dan
𝑏 = 126.000 = 24 . 32 . 53 . 7
Maka (𝑎, 𝑏) dapat ditemukan dengan membentuk hasil dari semua faktor prima
yang sama, dengan masing-masing faktor persekutuan pangkat paling kecil yang
muncul dalam fakorisasi:
(𝑎, 𝑏) = 23 . 32 . 7 = 504

Teorema 3 (Teorema Euclid Pada Bilangan Prima)


Banyaknya bilangan prima adalah tak terhingga

Bukti:(Kontradiksi)
Andai ada sejumlah n bilangan-bilangan prima. Misalkan n bilangan prima ini
yang dapat dilambangkan oleh 𝑝1 , 𝑝2 , … , 𝑝𝑛 dengan memperhatikan bilangan bulat
𝑚 = 𝑝1 , 𝑝2 , … , 𝑝𝑛 + 1.
Hal ini jelas bahwa sisa dalam pembagian m oleh bilangan prima 𝑝𝑖 adalah 1.
Sehingga masing-masing 𝑝𝑖 bukan faktor dari m. Dengan demikian ada dua
kemungkinan: salah satu m itu sendiri merupakan prima, atau memiliki faktor
prima yang berbeda dari setiap satu 𝑝𝑖 tersebut. Dalam kedua kasus, kita memiliki
sebuah bilangan bulat prima yang tidak berada dalam daftar 𝑝1 , 𝑝2 , … , 𝑝𝑛 . Oleh
karena itu, ada lebih dari n bilangan prima, dan ini kontradiksi dengan
pengandaian.

10
DAFTAR PUSTAKA

Gilbert, Linda dan Jimmie Gilbert. 2009. Elements of Modern Algebra. Cengage
Learning : USA.
Grillet, Pierre Antonie. 2007. Abstract Algebra. Springer : USA

11

Anda mungkin juga menyukai