logam berat adalah unsur logam yang mempunyai massa jenis lebih besar dari 5 g/cm3, antara
lain Cd, Hg, Pb, Zn, dan Ni. Logam berat Cd, Hg, dan Pb dinamakan sebagai logam non
esensial dan pada tingkat tertentu menjadi logam beracun bagi makhluk hidup.
logam berat merupakan kelompok logam berat yang non-esensial yang tidak mempunyai fungsi
sama sekali dalam tubuh dan sangat berbahaya dan dapat menyebabkan keracunan (toksik)
pada manusia yaitu timbal (Pb), merkuri (Hg), arsenik (As) dan cadmium
• Dapat terakumulasi dalam organisme termasuk kerang dan ikan, dan akan membahayakan
kesehatan manusia yang mengkonsumsi organisme tersebut.
• Sangat beracun, dapat mengakibatkan kematian ataupun gangguan kesehatan yang pulih
dalam waktu yang singkat, logam-logam tersebut antara lain: Hg, Pb, Cd, Cr, As.
• Moderat, yaitu mengakibatkan gangguan kesehatan baik yang pulih maupun tidak dalam
waktu yang relatif lama, logam-logam tersebut antara lain: Ba, Be, Cu, Au, Li, Mn, Se, Te,
Co, dan Rb.
• Kurang beracun, logam ini dalam jumlah besar menimbulkan gangguan kesehatan,
logam-logam tersebut antara lain: Al, Bi, Co, Fe, Ca, Mg, Ni, K, Ag, Ti, dan Zn.
• Tidak beracun, yaitu tidak menimbulkan gangguan kesehatan. Logam-logam tersebut
antara lain: Na, Al, Sr, dan Ca.
CONTOH LOGAM BERAT
1. Timbal (Pb), Timah hitam/Plumbum Nomor atom 82 berat atom 207,2 g/mol logam
lunak massa jenis 11,34 g/cm3.
2. Seng /Zn, adalah metal berkilauan (bluish-white), merupakan logam seperti perak yang
banyak digunakan dalam industri baja. Seng banyak digunakan pada industri alloy,
keramik, pigmen, karet, dan lain-lain. Toksisitas Zn pada hakekatnya rendah. Tubuh
memerlukan Zn untuk proses metabolisme, tetapi dalam kadar tinggi dapat bersifat
racun. Seng menyebabkan warna air menjadi opalescent, dan bila dimasak akan timbul
endapan seperti pasir.
3. Kadmium (Cd), logam berwarna putih perak, lunak, mengkilap tidak larut dalam basa,
mudah bereaksi, nomor atom 40 dengan berat atom 112,4 g/mol, bersifat lentur, tahan
terhadap tekanan, serta dapat dimanfaatkan sebagai pencampur logam lain,seperti nikel
(Ni), emas (Au), kuprum (Cu), dan besi (Fe).
• Khromium (Cr)
adalah metal kelabu yang keras. Khromium terdapat pada industri gelas, metal,
fotografi, dan elektroplating. Dalam bidang industri, khromium diperlukan dalam dua
bentuk, yaitu khromium murni dan aliasi besi-besi khromium yang disebut ferokromium
sedangkan logam khromium murni tidak pernah ditemukan di alam. Sebagai logam
berat, khrom termasuk logam yang mempunyai daya racun tinggi. Daya racun yang
dimiliki oleh khrom ditentukan oleh valensi ionnya. Logam Cr6+ merupakan bentuk
yang paling banyak dipelajari sifat racunnya dikarenakan Cr6+ merupakan toxic yang
sangat kuat dan dapat mengakibatkan terjadinya keracunan akut dan keracunan kronis.
• Merkuri (Hg)
Merkuri adalah logam berat berbentuk cair, berwarna putih perak, serta mudah menguap
pada suhu ruangan. Merkuri memiliki nomor atom 80, berat atom 200,59 g/molHg dan
memadat pada tekanan 7.640 Atm. Merkuri dapat larut dalam asam sulfat atau asam
nitrit, tetapi tahan terhadap basa. Merkuri merupakan elemen alami sehingga mudah
mencemari lingkungan. Merkuri banyak ditemukan di alam terdapat dalam bentuk
gabungan dengan elemen lainnya, dan jarang ditemukan dalam bentuk elemen terpisah.
Komponen merkuri banyak tersebar di karang-karang, tanah, udara, air, dan organisme
hidup melalui proses-proses fisik, kimia dan biologi yang kompleks.
Bahaya yang Dapat Ditimbulkan oleh Logam Berat di dalam Tubuh Manusia :
1. Barium (Ba): Dalam bentuk serbuk, mudah terbakar pada temperatur ruang. Jangka
panjang, menyebabkan naiknya tekanan darah dan terganggunya sistem syaraf.
2. Cadmium (Cd): Dalam bentuk serbuk mudah terbakar. Beracun jika terhirup dari
udara atau uap.Dapat menyebabkan kanker.Larutan dari kadmium sangat beracun.
Jangka panjang, terakumulasi di hati, pankreas, ginjal dan tiroid, dicurigai dapat
menyebabkan hipertensi.
3. Kromium (Cr): Kromium hexavalen bersifat karsinogenik dan korosif pada
jaringan tubuh. Jangka panjang, peningkatan sensitivitas kulit dan kerusakan pada
ginjal.
4. Timbal (Pb): Beracun jika termakan atau terhirup dari udara atau uap. Jangka
panjang, menyebabkan kerusakan otak dan ginjal; kelainan pada kelahiran.
5. Raksa (Hg): Sangat beracun jika terserap oleh kulit atau terhirup dari uap. Jangka
panjang, beracun pada sistem syaraf pusat, dapat menyebabkan kelainan pada
kelahiran.
6. Perak (Ag): Beracun. Jangka panjang, pelunturan abu-abu permanen pada kulit,
mata dan membran mukosa (mucus).
Bioakumulasi
Bioakumulasi adalah penumpukkan dari zat-zat kimia seperti pestisida, metilmerkuri, dan
kimia organik lainnya di dalam atau sebagian tubuh organisme.
Penimbunan (akumulasi) suatu substansi atau senyawa dalam jaringan makhluk hidup atau
dapat dikatakan: terjadi akumulasi dimana senyawa kimia ini memasuki langsung medium
sekitar organisme melalui rantai makanan.
biomagnifikasi adalah masuknya suatu zat kimia yang telah berakumulasi disuatu organisme
ke organisme lainnya melalui proses rantai makanan dan pada akhirnya menyebakan tingkat
konsentrasi zat kimia dalam organisme menjadi sangat tinggi melebihi bioakumulasi biasa
(toksisitas meningkat sepanjang rantai makanan).
Penyebab Bioakumulasi
Bioakumulasi dalam tubuh makhluk hidup, akan berbahaya tergantung beberapa faktor,
antara lain:
Dampak Bioakumulasi
Dampak dari Bioakumulasi diantaranya rusaknya sistem kesehatan makhluk hidup, baik pada
manusia atau hewan, dan rusaknya keseimbangan ekosistem karena dampak panjang yang
diberikan pada rantai makanan.
1. Dampak Kesehatan
Dampak pada kesehatan yang diterima dalam proses bioakumulasi lebih pada sifat kronis
jangka panjang. Biasanya zat-zat xenobiotik ini bersifat karsinogenik. Penimbunan
xenobiotik merugikan pada tubuh akan menyebabkan penyakit-penyakit kronis seperti
kanker, dan gangguan organ syaraf, gangguan hormon.
Selain dampak karsinogenik, bioakmulasi juga berdampak adanya proses mutagenik dan
teratogenik. Misalnya, dampak yang diberikan oleh senjata kimia mengakibatkan gangguan
kehamilan dan cacat janin.
2. Dampak Ekosistem
Keseimbangan ekosistem akan terganggu dengan adanya bioakumulasi di tubuh mahkluk
hidup. Timbunan zat di lingkungan secara cepat dan lambat akan mempengaruhi daya
dukung lingkungannya. Gangguan dalam kesehatan makhluk hidup dapat berpengaruh
pada mutasi gen dan teratogenik makhluk hidup yang akan berujung pada kepunahan suatu
spesies. Dengan hilangnya suatu spesies tertentu, maka rantai makanan akan kacau dan
lingkungan menjadi tidak seimbang. Ketidakseimbangan lingkungan akan berdampak pada
kepunahan spesies lain.