Anda di halaman 1dari 26

RADIASI

Konsep Radiasi
• Radiasi : Salah satu cara transfer energi
• Dapat dipandang sebagai:
– materi (partikel)  foton
– gelombang elektromagnetik
• Jumlah energi yang terkandung dalam suatu
foton dapat dihitung dengan rumus Planck
Hukum Planck
E = hc/;
h = tatapan Planck (Planck constant)= 6.63*10-34 J s
c = kecepatan cahaya = 3*108 m s-1.

contoh 1 photon warna hijau (= 650 nm) memiliki energi E


= 3.06*10-19 J / photon
Karena setiap mol suatu zat mengandung 6.02*1023
molekul/partikel/photon, maka 1 mol radiasi hijau
mengandung 2.2*105 J.
Karena itu mol atau lebih umum µmol dipakai sebagai
satuan radiasi, terutama dalam interaksi radiasi-biologi
Foton Hijau , λ = 0.55 μm = 5.5 x 10-7 m
h c
e = -------
λ
6.63 * 10-34 Js * 3 x 108 ms-1
= -------------------------------------------------------

5.5 x 10-7 m
= 3.6 x 10-19 J
1 mol = 6.02 x 1023 molekul (partikel, foton)
1 mol foton hijau = 6.02 x 1023 * 3.6 x 10-19 – 2.2 x 105 J
Energi foton hijau = 2.2 X 105 J/mol
Gelombang Electromagnetic terdiri
atas Gelombang electric (E) dan
gelombang magnetic (M)

Ketika energi dipancarkan dalam


bentuk radiasi, sebenarnya terjadi
pancaran gelombang dengan arah
seperti yang ditunjukkan oleh
panah merah jambu.

Gelombang pada (a) and (b)


memiliki amplitudo yang sama,
sehingga intensitas radiasinya
sama, tetapi panjang gelombang
(a) lebih pendek sehingga secara
kualittaif berbeda dengan (b)

Tergantung dari panjang


gelombang, radiasi bisa
dilewatkan atau diserap oleh
atmosfir
Cara Konversi µmol-Joule
PAR = 0.4 – 0.7 µm → 0.51 µm
Energi PAR = 2.3 x 105 J/mol
Intensitas Radiasi = Radian Flux Density = Energy
Flux Density = Σ E luas-1 waktu-1
Intensitas Radiasi Surya = 500 Jm-2 det-1
Kerapatan Aliran Foton/ 500 Jm-2 det-1
Photon Flux Density = ----------------------
( PFD) 2.3 x 105 J/mol
= 2.1 x 10-3 mol m-2 det-1
= 210 µmol m-2 det-1
PPFD= Phosintetically Photon Flux Density
Sesuai dengan Hukum Planck, kandunagn energi berbanding terbalik
dengan panjang gelombang

Spektrum Radiasi (kisaran panjang gelombang) beberapa jenbis radiasi


Satuan panjang gelombang lebih mudah
dinyatakan dalam micrometers (atau microns).
1 micrometer = seper sejuta meter.
Spektrum Radiasi Tampak
Radiasi Surya
Radiasi Surya dapat dinyatakan dalam tiga
komponen:
1.Intensitas Radiasi Surya
2.Kualitas Radiasi Surya
3.Panjang Hari dan Lama Penyinaran
Intensitas Radiasi Surya (1)
• Intensitas Radiasi adalah jumlah energi yang
dipancarkan (diterima) oleh suatu permukaan dengan
luas tertentu per satuan waktu
Satuan energi/satuan waktu/satuan luas permukaan
J m-2 det-1 cal m-2 menit-1
Watt m-2 μ mol m-2 det-1
J ha-1 hari-1

• Hukum Stefan Boltzman : Setiap benda yang bersuhu


di atas 0 K akan memancarkan radiasi yang berbanding
lurus dengan pangkat 4 suhunya
Intensitas Radiasi Surya (2)
• Hukum Stefan-Boltzmann:
I = εσT4
dimana I = Intensitas Radiasi (watts m-2)
σ = tatapan Boltzman (5.67 x 10-8 watts
m-2 K-4)
T = suhu permukaan (K)
ε = emisivitas/daya serap(0-1).
• Suhu Surya (Tsurya) = 6000 K  Intensitas
Radiasi Surya = 7.35*107 Wm-2
• IRS yang sampai di permukaan bumu telah
berkurang karena pengaruh jarak dan atmosfer
Kualitas Radiasi Surya (1)
• Menyatakan kisran panjang gelombang radiasi surya
• Kisaran panjang gelombang radiasi tergantung dari suhu
permukaan yang memancarkannya, sesuai hukum
Wein’s
• Hukum Wien’s:
max = 2897/T
max = panjang gelombang yang terbanyak
T = suhu permukaan (K) yang memancarkan rad.
makin panjang panas benda makin pendek “panjang
gelombang” radiasi yang dipancarkannya
• Energi yang diradiasikan
olehsuatu benda berada pada
kisaran panjang gelombang yang
lebar. Gambar a adalah spektrum
radiaasi surya, sedangkan b
adalah bumi

• Panjang gelombang radiasi surya


umumnya berada pada cahaya
tampak.

• Sedangkan radiasi bumi dan


atmosfir, λ nya lebih panjang.

• Radiasi dengan λ < 4 micron 


radiasi gelombang pendek
(shortwave radiation).

• Sebaliknya, radiasi gelombang


panjang (longwave radiation)
INCOMING SOLAR RADIATION
(IRRADIATION)
Intensitas Rad Surya yang diterima di permukaan atmosfer atau
bumi
Dipengaruhi oleh:
1. Intensitas Radiasi Surya  Suhu Peremukaan Surya
2. Faktor Astronomi
• Jarak Surya – Bumi
• Sudut Jatuh Sinar
• Panjang Hari
3. Faktor Atmosfir
• Penyerapan atmosfir
• Pemantulan Atmosfir
• Transmisi Atmosfir
Intensitas Radiasi Surya
• Intensitas Radiasi yang dipancarakan oleh
surya bergantung pada suhu permukaannya
• Karena suhu permukaan surya tidak konstan
maka radiasi yang dipancarkan juga tidak
konstan

Faktor Astronomis
Ada tiga fenomena astronomis yang
mempengaruhi intensitas radiasi , yaitu
• Bumi mengitari surya (revolusi)
• Bumi berputar pada sumbunnya (Rotasi)
• Kemiringan (sudut inklinasi bumi)
Jarak Surya Bumi

• Bumi mengitari surya (revolusi) sekali setiap 365.25


hari dalam bentuk eliptic (ecliptic plane), karena itu
kadang jauh kadang dekat
• Ketika bumi sangat dekat ke matahari, jaraknya
adaalah 147 juta km, dan disebut perihelion yaitu
pada tanggal 3 January
• Saat paling jauh terjadi pada tanggal 3 Juli
(152,000,000 km). dan disebut aphelion
• Semakin jauh dari surya,
intensitas radiasi yang diterima
semakin kecil, yaitu berbanding
terbalik dengan kuadrat jarak
(inverse square law).

• Intensitas radiasi yang diterima


tegak lurus oleh permukaan
atmosir pada jarak rata-rata
disebut solar constant; 1367
W/m2.

• Dapat dihitung dengan cara


berikut
T Surya = 6000 K
R = ε τ T4 (Stefan Boltzman)
= 1 * 5.67 * 10-8 Wm-2K-4 * (6000)4 K4
= 7348.3 * 104 Wm-2
= 7.35 * 107 Wm-2
Total Radiasi dari surya = Luas perm surya * R
Luas Perm = 4 π r2
= 4 * 3.14 * (6.96 * 108 m)2
= 6.08 * 1018 m2
Total Rad Surya = 7.35 * 107 Wm-2 * 6.08 * 1018 m2
= 44.68 * 1025 W
Jarak Surya – bumi = 1.5 * 1011 m → (1.5 * 1011 m)2 * 4 * 3.14
→ 28.26 * 1022 m2
44.68 * 1025 W
Rad di perm atm = ---------------------- = 1.58 * 103 Wm-2
28.26 * 1022 m2
→Angot Radiation (pada waktu, jarak tertentu)
Solar constant = 1400 Wm-2 (pada jarak rata-rata)
Bumi berputar pada sumbunya (rotasi) sekali setiap 24 jam
pada kemiringan 23.5o.
Dalam mengitari surya (revolusi), sudut kemiringan bumi
(23.5o) konstan, yaitu selalu mengarah ke bintang Polaris
Akibatnya,
• Sudut jatuh radiasi pada suatu permnukaan
bumi tidak selalu tegak, tetapi dengan
kemiringan tertentu, tergantung waktu
• Lama Penyinaran (lama siang), berbeda
dari suatu tempat ke tempat lainnya,
tergantung letak dan waktu
Keduanya mempengaruhi intensitas radiasi surya yang
diterima di bumi.

Jadi, faktor astronomis menyebabkan jarak surya-bumi,


sudut jatuh raiasi, dan lama penyinaran berbeda;
menyebabkan insulasi berbeda
Akibat Revolusi dan Rotasi (pada sudut 23.50):
• Di bagian Utara hemisphere
kemiringan bumi mengarah
maksimum ke surya pada tgl
21 June dan disebut June
solstice atau Summer
Soltice
• Enam bulan kemudian
(sekitar 21 December) bagian
utara equator menerima
radiasi minimum, disebut
December solstice atau
Winter Soltice
• Di antara kedua solstices adalah March equinox pada tgl 21
March, dan September equinox pada tgl 21 September.

• Saat equinox, setiap tempat di permukan bumi mengalami 12 jam


siang dan 12 jam malam; dan kedua belahan hemisphere
menerima jumlah energi surya yang sama
• Pada June solstice, 21 Juni, radiasi surya jatuh tegak pada lintang 23.5°
U. Ini adalah posisi terutara surya dan disebut Tropic of Cancer.
Sebaliknya, pada tgl 21 Desember, berada di 23.5° S dan disebut Tropic
of Capricorn.
• Pada tgl 21 Maret dan 21 September, matahari pas ada di atas equator.
Jadi, matahari bergeser dari 23.5 Utara (Tropic Cancer) ke 23.5 Selatan
(TropicCapricorn), dan ini menyebabkan empat musim diwilayah tersebut:

• Di sub tropik utara: musim panas (21 Juni – 21 Sept); musim gugur (21
Sept – 21 Des); Dingin (21 Des-21 Mar), Semi (21 Mar- 21 Juni)
• Di Selatan, . . . .
• Raidiasi yang datang miring,
diterima oleh permukaan yang
lebih luas (bandingkan a & b),
sehingga intensitasnbya lebih
kecil.

• Bandingkan intensitas radiasi


pada pagi, siang dan sore hari.
Fenomena yang sama juga
terjadi pada lintang yang berbeda

• Intensitasnya dapat dihitung


dengan Hukum Lambert Cosinus

• Hukum Lambert Cosinus


I = Io Cos θ
I, Io = Int Rad miring, tegak
θ = sudut jatuh

Anda mungkin juga menyukai