Nim : G011191086
Asisten : Irwan Febriawan
Setelah melewati alterasi atau pelapukan, material lempung melalui proses diagenesa atau
mengalami perubahan kimia, fisika dan biologi batuan sedimen. Setelah itu barulah menjadi
batu lempung
Ada beberapa jenis batu lempung dibedakan berdasarkan mineral yang menyusunnya.
Kaolinit
Batu kaolinit tersusun atas kepingan silika tetrahedra dan aluminium oktahedra. Kedua
mineral ini termasuk ke dalam kategori kaolin yang terdiri atas kepingan silika tetrahedra dan
kepingan aluminium oktahedra. Kedua kepingan mineral tersebut adalah sebuah ikatan
hidrogen yang kuat dan stabil. Hal ini membuatnya solid dan stabil sehingga air tidak dapat
masuk di antara kepingan dan tidak dapat membuat kepingan menyusut.
Halloysit
Mineral ini memiliki kemiripan dengan kaolinit namun memiliki ikatan yang lebih random
dan mengandung molekul air di dalamnya.
Halloysit memiliki sifat dasar yaitu bentuk partikelnya seperti silinder yang memanjang.
Montmorillonit
Mineral ini terbentuk dari proses sedimentasi alkali. Memiliki ukuran kristal yang kecil
namun gaya tariknya terhadap air kuat sehingga air dapat memisahkan kepingan.
Illit
Mineral Illit terbentuk dari kepingan aluminium oktahedra yang berada di antara 2 kepingan
silika tetrahedra. Kepingan-kepingan tersebut saling mengikat dengan bantuan ion-ion kalium
yang terdapat pada tiap kepingan. Mineral illit memiliki ikatan ionik yang lebih kuat
dibandingkan pada mineral montmorillonit. Namun susunan mineral illit tidak dapat
terpengaruh oleh gerakan air yang berada di antara dua kepingan.
Batu lempung memiliki sifat yang liat atau plastis. Sehingga mudah untuk dijadikan bahan
dasar untuk kerajinan tangan dan industri.
Batu lempung dimanfaatkan sebagai bahan untuk membuat keramik (ubin), porselen
dan gerabah.
Batu lempung juga dimanfaatkan untuk membuat semen, batu bata dan agregat
ringan.
Kandungan mineral kaolinit pada batu lempung menjadi bahan dasar yang baik untuk
membuat kertas.