Anda di halaman 1dari 16

TUGAS AKHIR KELOMPOK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS

”LUBE OIL FILTERS AND COOLERS”

Disusun Oleh Kelompok 6 :

1. Farhan Maulana Rahman 4217020028

2. Galuh Ineza Maulidya 4217020029

3. Muhammad Reza Setiawan 4217020016

4. Muhammad Raihan Abimanyu 4217020008

PROGRAM STUDI TEKNIK PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK

JURUSAN TEKNIK MESIN

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

2019
DAFTAR ISI

Daftar Isi ........................................................................... Error! Bookmark not defined.


Bab 1 Pendahuluan ............................................................ Error! Bookmark not defined.
1.1 Latar Belakang Makalah .............................................. Error! Bookmark not defined.
1.2 Tujuan Penyusunan Makalah ........................................................................................ 1
Bab 2 Pembahasan .............................................................................................................. 2
2.1 Sistem Pelumasan ......................................................................................................... 2
2.2 Prinsip Kerja Filter Lube Oil ........................................................................................ 3
2.3 Jenis – Jenis Filter Pelumas pada Pembangkit ............................................................. 4
2.4 Permasalahan Pada Filter Pelumas ............................................................................... 6
2.5 Prinsip kerja Coolers Lube Oil...................................................................................... 6
2.6 Jenis - Jenis Coolers Pelumas pada Pembangkit ........................................................... 7
2.7 Permasalahan Pada Coolers Pelumas .......................................................................... 12
Bab 3 Kesimpulan ............................................................................................................. 13
Daftar Pustaka ................................................................................................................... 14

i
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Makalah

Filter dan Cooler keduanya merubakan bagian penting dalam menjaga kualitas dari
minyak pelumas (lube oil). Pada dasarnya minyak pelumas merupakan hal terpenting
dalam melakukan kerja peralatan yang berputar, seperti turbin. Filter dan Cooler keduanya
memiliki fungsinya masing – masing dalam menjaga kualitas minyak pelumas.

Filter memiliki fungsi penting untuk menjaga minyak pelumas dalam keadaan
bersih melalui pemisahan partikel-partikel pengotor minyak, karena pada dasarnya pada
benda yang saling bergesekan akan menghasilkan serpihan hasil gesekan logam dan akan
terbawa oleh minyak pelumas, sehingga minyak pelumas harus selalu di filter agar serpihan
logam yang terbawa minyak tidak akan merusak sistem Partike-partikel ini dapat
tersangkut dalam ruang tertutup antara bearing dan seal. Kontaminan dalam lube oil akan
meningkatkan gesekan antara benda yang bergerak, yang menyebabkan keausan
berlebihan dan kegagalan bearing. Filter untuk lobe oil pada gas turbin memiliki rating
mikron. Mikron merepresentasikan sebuah ukuran atau jarak yang sama dengan satu per
sejuta meter, atau sekitar 0,000039 inch.

Coolers memiliki fungsi penting sebagai penjaga temperatur minyak pelumas


sehingga densitas minyak pelumas tetap terjaga dan tidak merusak kualitas dari minyak
pelumas karena pada dasarnya minyak akan panas setelah digunakan, oleh karena itu
sangat penting untuk mendinginkan nya kembali. Temperature minyak pelumas pada
umumnya dijaga kisaran 35⁰C - 43⁰C.

1.2 Tujuan Penyusunan Makalah


1. Menjelaskan prinsip kerja dan fungsi dari sistem filter minyak pelumas.
2. Menjelaskan prinsip kerja dan fungsi dari sistem pendingin minyak pelumas.
3. Menjelaskan jenis – jenis filter dan coolers pada pembangkit.
4. Menjelaskan masalah yang sering terjadi pada lube oil filter and coolers.

1
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Sistem Pelumasan

Sistem pelumasan adalah suatu system dalam suatu system mesin yang
berfungsi untuk melumasi atau menghindari kontak langsung antara dua bagian
yang saling bersinggungan, contohnya adalah ring piston dengan silinder.
Tujuan utama dari system pelumasan adalah untuk mengurangi dampak dari
gesekan antara dua benda yang saling bersinggungan. Pelumasan juga memiliki
tujuan lain yaitu:

A. Memperkecil keausan antara bagian-bagian yang bergerak dengan


terbentuknya lapisan minyak pelumas diantara dua benda tersebut

B. Menghindari kontak langsung dari bagian-bagian yang bergerak

C. Untuk pendinginan sehingga mengurangi panas

D. Perlindungan terhadap korosi

E. Peredam vibrasi

Gambar 2.1.1. Lube Oil System.

2
Adapun komponen utama dan fungsinya dalam system pelumasan adalah

a) Tanki Pelumas : Tempat penyimpanan minyak pelumas yang akan


digunakan.

b) Pompa : Mengalirkan minyak pelumas menuju sistem yang


akan dilumasi.

c) Filter : Membersihkan minyak pelumas dari partikel yang


terbawa dari sistem yang dilumasi.

d) Oil cooler : mendinginkan minyak pelumas setelah digunakan.

(Ikhsan, Khairul. 2018)

2.2 Prinsip Kerja Filter Lube Oil

Lube Oil Filter adalah saringan minyak pelumas yang berfungsi untuk
menyaring dan memisahkan kotoran partikel padat yang mengalir Bersama
minyak pelumas. Apabila minyak pelumas tidak disaring, kotoran akan
meningkatkan gesekan antara dua benda yang bergerak sehingga meningkatkan
keausan. (M. Hatta Dahlan. 2014)

Gambar 2.2.1. Filter Lube Oil dan alur aliran minyak pelumas.
Oli pelumas yang dialirkan oleh pompa akan mengalir kedalam filter,
setelah melalui proses penyaringan, oli akan mengalir ke salah satu system yang
akan dilumasi, contohnya adalah bagian piston. Fungsi dari katup by pass

3
adalah untuk membuka saluran alternative filter yang akan terbuka jika filter
sudah sangat kotor.

2.3 Jenis – Jenis Filter Pelumasan pada Pembangkit

Berdasarkan lama waktu pemakaian dan bahan Lube oil Filter umumnya
ada 3 jenis yaitu kertas, tabung, dan stainless steel.

1. Lube Oil Filter dengan kertas biasanya digunakan pada mesin-mesin


berkapasitas kecil. Dapat menyaring kotoran dengan baik dikarenakan pori-pori
kertas yang rapat. Namun durabilitas dari filter ini lebih rendah dibandingkan
jenis filter lainnya.

Gambar 2.3.1. Filter Kertas.


2. Filter Oli Tabung umumnya sama dengan filter kertas, hanya ditambah
cover alumunium berbentuk tabung, biasanya digunakan pada mesin
berkapasitas diatas 250cc dan juga digunakan pada mesin mobil. Tapi
terkespose diluar mesin sehingga dalam proses penggantiannya jad lebih
mudah. Untuk durabilitas filter oli tabung sama dengan filter oli kertas.

Gambar 2.3.2. Filter Tabung.

4
3. Filter Oli Stainless Steel memiliki durabilitas yang paling tinggi dibanding
dua jenis filter lainnya, tidak perlu penggantian filter pada saat perawatannya
karena hanya perlu dibersihkan. Namun kekurangannya adalah harganya yang
relative mahal.

Gambar 2.3.3. Filter Stainless Steel.


Berdasarkan jenis pemasangannya, jenis filter dibedakan menjadi dua, yaitu
simplex dan duplex. Perbedaannya adalah Filter simplex hanya memiliki satu
kotak filter sedangkan duplex memiliki 2 kotak filter yang salah satunya
digunakan sebagai cadangan.

Gambar 2.3.4. Simplex and Duplex Lube Oil Filter Assembly.


Pada perawatannya, tipe duplex memiliki keunggulan. Untuk melakukan
pembersihan filter, filter simplex harus menstop operasi dikarenakan unit filter
yang digunakan harus dibersihkan, sedangkan filter duplex tidak harus menstop
operasi karena pada saat perawatan dapat digunakan unit filter cadangan.
Filter pelumas terdiri dari:
1. Filter Case
2. Plumbing

5
3. Differential Pressure Gauge
4. Differential Pressure Alarm Switch
5. Katrid kertas sebagai filter

2.4 Permasalahan Pada Filter Pelumas

Permalasahan yang sering terjadi pada system pelumasaan adalah


berkurangnya daya saring system filter dikarenakan filter sudah terlalu kotor
dan tidak dilakukan perawatan, pembersihan, dan penggantian filter. Sehingga
akan menurunkan tekanan dari oli pelumas dan tidak bias maksimal untuk
menyaring kotoran yang terbawa oleh oli. (Firmansyah, Imam. 2006)

2.5 Prinsip kerja Coolers Lube Oil

Tujuan dari pendingin oli sistem pelumas adalah mempertahankan suhu oli
pelumas sesuai dengan temperatur standar yang telah ditentukan untuk
digunakan sebagai pelumas mesin. Suhu yang ditentukan harus dipertahankan
di bawah beban panas yang diterima oli saat digunakan dalam kondisi oprasi
normal. Salah satu hukum termodinamika menyatakan bahwa panas hanya
dapat ditransfer dari permukaan yang memiliki suhu tinggi ke permukaan yang
memiliki suhu lebih rendah.

6
Gambar 2.5.1. Prinsip Perpindahan Panas Lube Oil Coolers
(https://www.quora.com).
Prinsip kerja coolers sesuai dengan prinsip perpindahan panas, dimana oli
dengan temperature oprasi alat akan didinginkan sesuai dengan set poin normal
oli pelumasan, dengan cara mengalirkan oli temperature tinggi dalam media
lain missal air atau udara yang memiliki temperature rendah, seperti pada
Gambar 2.5.1. Sehingga oli pelumasan dapat didinginkan untuk menjalankan
oprasi berulang – ulang dan dapat mengurangi pengeluaran biaya industry
untuk melakukan maintenance atau penggantian oli dengan waktu yang singkat.

2.6 Jenis - Jenis Coolers Pelumas pada Pembangkit

Lube Oil Cooler system pada pembangkit merupakan sistem yang


digunakan untuk mendinginkan oli bertemperatur tinggi dengan bantuan media
fluida lain, berdasarkan media yang digunakan Lube Oil Cooler dibedakan
menjadi dua jenis yaitu :

 Lube Oil Cooler dengan media pendingin air

Pendinginan oli dengan air, menggunakan air untuk mendinginkan


minyak pelumas, dimana minyak pelumas akan dialirkan kedalam
sebuah tabung berisi pipa – pipa yang dalam nya dialiri oleh air
pendingin. Perpindahan panas memindahkan panas dari minyak

7
pelumas ke air dan menjaga minyak pada suhu prover. Pendinginan
minyak pelumas dengan air memilki banyak cara seperti menggunakan
plat heat exchanger, menggunakan shell and tube, atau doble tube.

Gambar 2.6.1. Contoh tipe shell and tube Pendinginan Lube Oil Dengan Air
(https://www.quora.com).

Sistem pendinginan minyak pelumas yang paling sering dan umum


digunakan yaitu tipe shell and tube. tipe ini sangat diminati karena
dinilai paling efisien dalam mengatur temperature minyak pelumas,
selain itu dengan menggunakan tipe ini pendinginan dinilai cukup stabil
karena desain dan caranya yang simple serta maintenance yang mudah
membuat pendinginan minyak pelumas dapat di control dengan cukup
baik.

Gambar 2.6.2. Contoh tipe plat heat exchanger Pendinginan Lube Oil Dengan
Air (PJB, UP MUARA TAWAR, 2019).

8
Selain shell and tube pendinginan minyak pelumas yang juga sering
digunakan yaitu metode plat heat exchanger, plat di tumpuk berlapis –
lapis air dan minyak akan mengalir disela – sela jalur yang terdapat pada
plat. Dapat terlihat pada Gambar 2.6.2. plat dengan warna merah dialiri
minyak pelumas dan plat biru dialiri oleh air, aliran dibuat berlawanan
karena dinilai lebih efisien untuk pendinginan.

 Lube Oil Cooler dengan media pendingin udara

Pendinginan oli dengan udara, menggunakan udara untuk


mendinginkan minyak pelumas, dimana minyak pelumas akan dialirkan
kedalam pipa – pipa yang akan berpotongan dengan sirip – sirip dari
sistem pendingin, kemudian fan akan menghembuskan udara
menyentuh sirip – sirip yang berpotongan dengan pipa sehingga fluida
di dalam pipa akan menjadi dingin. Terjadi perpindahan panas sehingga
memindahkan panas dari minyak pelumas ke udara dan menjaga
minyak pada suhu prover.

Gambar 2.6.2. Contoh Pendinginan Lube Oil Dengan udara.


Adapun tipe penyaluran udara yang biasa digunakan sebagai sistem
pendinginan yaitu tipe penyaluran udara sarang lebah, dimana sirip –
sirip dari sistem pendinginan nya dibentuk seperti sarang lebah yang
bertujuan meningkatkan proses perpindahan panas. Adapun gambarnya
sebagai berikut,

9
Gambar 2.6.2. Contoh tipe saluran udara sarang lebah Pendinginan
Lube Oil Dengan udara.

Minyak pelumas memasuki sistem pendingin dan megalir memalui


saluran di inti radiator sebelum keluar dari pendingin. Saluran udara
tipe sarang lebah melalui inti mengijinkan aliran udara ketika kipas
sedang beroperasi. Penukar panas dari minyak pelumas panas ke udara
dingin melalui dinding inti radiator. Suhu ambien yang tinggi
membutuhkan ukuran inti yang lebih besar untuk luas permukaan yang
lebih lebar. Luas permukaan yang lebih lebar mendistribusikan panas
ke area yang lebih luas dan bertukar panas lebih cepat.

Gambar 2.6.3. Lub Oil Cooler Operation.


10
Gambar di atas menunjukkan subsistem pendingin minyak pelumas ke
udara. Minyak pelumas di bawah tekanan dari pompa minyak baik
melewati pendingin minyak atau masuk ke salah satu pendingin melalui
katup transfer (transfer valve). Jika suhu kurang dari sekitar 60oF, katup
kontrol suhu akan membuka port B ke port A dan minyak akan
melewati pendingin minyak. Ketika minyak memanas, katup kontrol
termostatik (thermostatic control valve) mulai membuka port C dan
menutup port B. Ini menutup aliran bypass dan memaksa aliran minyak
melalui pendingin minyak.

Gambar 2.6.4. skema pendinginan minyak pelumas dengan udara.


Ketika mengembalikan pendingin minyak ke servis, semua udara dalam
pendingin harus dihilangkan melalui katup ventilasi. Minyak pelumas
dari pendingin mengalir melalui katup kontrol (temperature control
valve) suhu ke filter minyak. Pengukur suhu lokal terletak di hulu dan
hilir dari katup kontrol suhu. Indikasi pertama bahwa pendingin minyak
pelumas rusak adalah peningkatan suhu minyak. Indikasi kedua dari
masalah pendingin minyak adalah high oil temperature alarm. Indikasi
terakhir masalah pendingin minyak adalah lube oil high temperature
trip.

11
2.7 Permasalahan Pada Coolers Pelumas

Permasalahan yang sering terjadi pada sistem pendinginan minyak pelumas yaitu
adanya kebocoran antara pipa minyak dan media pendingin sehingga level minyak
berkurang atau minyak terkontaminasi zat lain dari luar, dengan adanya hal tersebut
dapat menghancurkan kualitas dari pendinginan minyak pelumas bahkan dapat
menghancurkan sistem pelumasan.

Selain kebocoran pipa masalah yang sering terjadi yaitu beban berlebih panas yang
harus didinginkan biasanya hal ini terjadi jika kualitas dari minyak pelumas sudah
memburuk sehingga hal yang harus dilakukan yaitu mengganti minyak pelumas.

12
BAB 3
KESIMPULAN

1. Filter minyak pelumas merupakan sebuah komponen dari sistem pelumasan yang sangat
penting, filter memiliki prinsip kerja menyaring segala partikel yang terbawa oleh minyak
pelumas, sehingga minyak akan bersih dari kontaminasi benda lain yang berpotensi
merusak sistem peralatan yang dilumasi.

2. Cooler minyak pelumas merupakan sebuah komponen pembantu yang tidak kalah penting
dari filter. Prinsip kerja cooler sendiri yaitu mendinginkan minyak pelumas setelah minyak
pelumas digunakan dalam sistem. Guna dari pendinginan sendiri yaitu mencegang
berkurangnya viskositas minyak sehingga tidak menyebabkan kehausan.

3. Jenis – jenis filter minyak pelumas dapat dibedakan dari lama waktu pakai dan
rangkaiannya. Dari lama pemakaian jenis filter dibagi menjadi 3 yaitu kertas – jangka
pendek, tabung – jangka menengah, dan stainless steel – jangka panjang. Sedangkan dari
rangkaian nya jenis filter terbagi menjadi 2 yaitu Simplex dan Duplex.

4. Jenis – jenis pendingin minyak pelumas dapat dibedakan menjadi 2 yaitu pendinginan
dengan menggunakan udara dan pendinginan menggunakan air.

5. Permasalahan yang sering terjadi pada filter minyak pelumas yaitu tersumbatnya saringan
minyak pelumas.

6. Permasalahan yang sering terjadi pada pendinginan minyak pelumas yaitu kebocoran pipa,
kontaminasi benda dari luar, dan beban panas berlebih.

13
Daftar Pustaka

1. Cecep, S.A. 2019. PPT, BAB X LUBE OIL FILTER AND COOLERS

2. Khairul Ikhsan, Dkk. 2018. RANCANG BANGUN ALAT SIMULATOR GEARBOX


UNTUK PENGUJIAN KINERJA MINYAK PELUMAS. Lhokseumawe.

3. M. Hatta Dahlan, Dkk. 2014. PEMISAHAN OLI BEKAS DENGAN MENGGUNAKAN


KOLOM FILTRASI DAN MEMBRAM KERAMIK BERBAHAN BAKU ZEOLIT DAN
LEMPUNG. Palembang

4. Imam Firmansyah. 2006. ANALISIS SISTEM PELUMASAN PADA MESIN HONDA


CIVIC 16 VALVE. Palembang.

5. PJB, UP MUARA TAWAR, 2019

6. https://www.quora.com, JAKARTA. 30 JANUARI 2019

7. Jusafwar. 2019. PPT, PERALATAN TURBIN UAP. JAKARTA

14

Anda mungkin juga menyukai