Disusun oleh:
XII MIPA 4
SMAN 4 TANGERANG
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Belakangan ini banyak masyarakat perkotaan yang cenderung
mengkonsumsi makanan siap saji yang mengandung rendah karohidrat dan
serat namun tinggi lemak dan protein. Kebiasaan seperti itu dapat
menyebabkan berbagai penyakit seperti kanker kolon dan juga jantung
koroner. Untuk mendapatkan hidup yang sehat dapat dilakukan dengan pola
makan atau kebiasaan makan yang baik dan benar. Makanan merupakan
kebutuhan pokok makhluk hidup. Tanpa makanan, makhluk hidup tidak bisa
untuk menjalankan kegiatan sehari-hari. Setiap orang, baik laki-laki maupun
perempuan, tua muda, sakit sehat selalu membutuhkan makanan, dalam jenis
dan porsi yang berbeda.
Kebutuhan akan makanan mengalami pergeseran dari waktu ke waktu.
Berawal dari istilah empat sehat lima sempurna, dimana setiap orang
disarankan untuk memenuhi kebutuhan gizi melalui sumber karbohidrat
(beras, ubi, gandum), lauk sebagai sumber protein dan lemak (ikan, tempe,
tahu, daging dsb), sayur sebagai sumber vitamin, serat dan mineral, buah
sebagai sumber vitamin dan mengonsumsi susu agar menjadi 5 sempurna.
Namun demikian, empat sehat lima sempurna tidaklah harus dipenuhi,
mengingat kebutuhan masing-masing orang akan berbeda misalnya orang
yang megalami kegemukan (obese) tidak disarankan mengkonsumsi
berbagai makanan yang berlemak.
Seiring dengan makin meningkatnya kesadaran pangan masyarakat akan
pentingnya hidup sehat, maka tuntutan konsumen terhadap bahan pangan
juga semakin bergeser. Bahan pangan yang kini mulai banyak diminati
konsumen bukan saja yang mempunyai komposisi gizi yang baik serta
kenampakan dan cita rasa yang menarik, tetapi juga harus memiliki fungsi
fisiologis tertentu bagi tubuh.
Saat ini banyak dipopulerkan bahan pangan yang mempunyai fungsi
fisiologis tertentu di dalam tubuh, misalnya untuk menurunkan tekanan
darah, menurunkan kadar kolesterol, menurunkan kadar gula darah,
meningkatkan penyerapan kalsium, dan lain-lain. Istilah pangan fungsional
merupakan nama yang paling dapat diterima semua pihak untuk segolongan
makanan dan atau minuman yang mengandung bahan-bahan yang
diperkirakan dapat meningkatkan status kesehatan dan mencegah timbulnya
penyakit - penyakit tertentu.
Pangan fungsional dibedakan dari suplemen makanan dan obat berdasarkan
penampakan dan pengaruhnya terhadap kesehatan. Kalau obat fungsinya
terhadap penyakit bersifat pengobatan (kuratif), maka pangan fungsinal
hanya bersifat membantu pencegahan suatu penyakit (preventif). Sedangkan
suplemen makanan adalah bahan pangan dengan tujuan untuk memberikan
tambahan bagi diet normal yang merupakan sumber gizi.
I. Kajian Pustaka
Mengonsumsi sayuran, memang sangat dianjurkan. Contohnya sayuran yang
berwana hijau pekat seperti brokoli, brokoli termasuk dalam sayuran
penambah darah yang membantu tubuh menyerap zat besi. Tidak hanya itu,
untuk satu porsi brokoli menyediakan zat besi serta sangat tinggi vitamin C,
K dan folat. Sayuran ini juga dapat membantu mengurangi risiko kanker.
Pencegahan Anemia:
Pencegahan anemia dapat dilakukan dengan cara mengonsumsi makanan
yang mengandung zat besi, vitamin B12, dan asam folat. Hindari
mengonsumsi minuman berkafein dan minum vitamin C agar tubuh dapat
menyerap lebih banyak zat besi dari makanan.
III. Alasan
Saya memilih penyakit anemia ini karena banyak perempuan yang
kekurangan sel darah merah setiap bulannya karena menstruasi, dan setiap
bulannya di anjurkan untuk meminum obat tambah darah setiap hari di saat
datang bulan. Disini masih banyak yang tidak mau meminum obat itu,
karena efek sampingnya yang membuat beberapa orang mual – mual, hal ini
membuat beberapa orang berfikir untuk malas meminum obat tambah darah
yang seharusnya di minum setiap bulannya.
BAB III
ISI
Pesan :
1. Banyak makan sayuran dan cukup buah-buahan
Sayuran dan buah-buahan merupakan sumber berbagai vitamin, mineral, dan
serat pangan.Vitamin dan mineral yang terkandung dalam sayur dan buah
berperan sebagai antioksidan atau penangkal senyawa jahat dalam tubuh.
Kesan :
Makanan fungsional dimungkinkan memiliki sifat fungsional untuk seluruh populasi
atau kelompok khusus yang didefinisikan secara jelas sebagai contoh khusus untuk usia
tertentu atau untuk golongan yang memiliki sifat genetik tertentu, Selain itu, pangan
fungsional juga mencakup produk yang dibuat secara khusus untuk meningkatkan
penampilan fisik maupun kognitif. Contoh dari produk tersebut yaitu minuman
olahraga, minuman pengganti elektrolit, serta makanan dalam bentuk batangan yang
ditujukan untuk meningkatkan fungsi fisiologis saat berolahraga.