GILANG RAMADHAN
03041381722106
PRAKTIKUM I
MEDAN MAGNETIK PADA SOLENOIDA
1.1.TUJUAN
Untuk mengamati efek dari medan magnet pada sebuah solenoid
- Bel listrik
- Pesawat telepon
- Relai magnetic
- Loudspeaker
Menurut Lorentz, penghantar berarus listrik dalam medan magnet akan mendapat
gaya yang besarnya :
1. Sebanding dengan kuat medan magnet
2. Sebanding dengan kuat arus
3. Sebanding dengan panjang kawat penghantar
Kelistrikan dan kemagnetan telah lama dikenal.Namun para ilmuwan belum
mengetahui bahwa ada hubungan antara keduanya. Hubungan keduamya baru
diketahui ketika Hans Christian Oersted menunjukkan bahwa kompas yang berada
di bawa kawat konduktor berarus akan menyimpang. Besarnya induksi magnet pada
kawat konduktor lurus berarus yang panjang tak berhingga dituliskan secara
matematis B = µi/ 2πa. Dimana B adalah induksi magnet (T), i adalah arus (A)
dan a adalah jarak dari kawat konduktor (m).
Sebuah kumparan solenoida dapat disisipi dengan sebuah inti. Inti dengan
permeabilitas yang tinggi dapat meningkatkan induksi magnet, misalnya sebuah inti
dengan perneabilitas relatif μ = 1000, dapat meningkatkan induksi magnet pada
solenoida hingga 1000 kali besar.
Solenoida yang dialiri arus listrik akan menyerupai sebuah magnet batang.
Prinsip inilah yang digunakan pada sebuah relay dan konstaktor magnetis dimana
sebuah logam akan ditarik ketika arus mengalir pada sebuah solenoida. Aksi ini
dimanfaatkan untuk menyambung dan memutuskan sebuah saklar.
Solenoid adalah salah satu jenis kumparan terbuat dari kabel panjang yang
dililitkan secara rapat dan dapat diasumsikan bahwa panjangnya jauh lebih besar
daripada diameternya. Dalam kasus solenoid ideal, panjang kumparan adalah tak
hingga dan dibangun dengan kabel yang saling berhimpit dalam lilitannya, dan
medan magnet di dalamnya adalah seragam dan paralel terhadap sumbu solenoid.
Kuat medan magnet untuk solenoid ideal adalah:
di mana:
adalah kuat medan magnet,
adalah permeabilitas ruang kosong,
adalah kuat arus yang mengalir,
dan adalah jumlah lilitan.
Jika terdapat batang besi dan ditempatkan sebagian panjangnya di dalam
solenoid, batang tersebut akan bergerak masuk ke dalam solenoid saat arus
dialirkan. Hal ini dapat dimanfaatkan untuk menggerakkan tuas, membuka pintu,
atau mengoperasikan relai.
timur
Utara selatan
barat
Jika di atas kompas diletakkan kawat berarus listrik yang arahnya dari selatan ke
utara ternyata : kutub U kompas menyimpang ke barat sedangkan kutub S kompas
BP
o I
B
2a
Dimana,
o = 4 x10-1 Wb.A-1m-1 ( permeabilitas magnetik untuk ruang vakum )
I : kuat arus listrik (A)
a : jarak titik ke kawat berarus (m)
B : induksi magnetik (tesla) atau (Wb m-2)
= 3,14
Menurut gambar di atas, arah induksi magnet di titik P menuju ke pemabaca atau :
Sedangkan arah induksi magnet di titik Q menjauhi pembaca atau :
1.5. PERCOBAAN
1.5.1 PROSEDUR PERCOBAAN
Percobaan 1.1 Medan Magnetik Pada Solenoid
1. Pasang induksi test rig pada 61-400 dengan sebuah kumparan
2. Buat rangkaian seperti yang ditunjukkan pada gambar 1-1-3 (rangkaian
pengetesan) dan gambar 1-1-4(diagram pemasangan).
3. Pastikan bahwa resistor 100 ohm pada 61-400 di set ke posisi tengah.
4. Set CB ke posisi 1
5. Tekan dan lepas tombol power pada panel depan. Indikator hijau pada lampu
bercahaya.
6. Set switch spdt ke posisi bawah (on). Panel sekarang telah siap untuk memulai
praktikum 1.1 seperti gambar 1-1-5.
14. Set variable resistor ke “max” dan pegang koil pada posisi atas, set switch spdt
ke posisi bawah(on), amati bahwa inti besi bergerak ke kanan
15. Set switch spdt ke posisi atas (off) dan tekan dan lepas tombol power. Indikator
hijau dipadamkan.
Percobaan 1.2 Gaya Tarik Magnet Pada Sebuah Solenoid
1. Lepaskan rakitan lilitan induksi dan pasang solenoid test rig pada 61-400
2. Buat rangkaian seperti pada gambar 3-4-7 (rangkaian pengetesan) dan gambar
3-4-8 (diagram pemasangan).
3. Pastikan bahwa resistor 100 ohm pada 61-400 diset ke posisi minimum.
4. Set switch spdt ke posisi off (a1)
Menunjuk ke gambar 1-1-9 untuk penempatan setelan alat dan titik pengukur arus
pada solenoid test rig.
Kalkulasi Gaya
5. Untuk memperoleh sebuah nilai untuk gaya bahwa solenoid beropersi
lagi/melawan, ini perlu untuk mengukur luas/jarak per dari panjang
ketegangan/kerenggangan nya, Gunakan satuan nilai per (grams/mm), gaya
terjadi ketika per diperpanjangkan/dimelarkan dapat dihitung. Harga untuk nilai
per adalah 4,38 g/mm.
6. Sesuaikan “load thumkbscrew” jadi beban per tidak dimelarkan dan begitu tidak
ada beban pada poros lengan.
7. Ukuran jarak tegangan/regangan per dalam mm dengan aturan yang tersedia.
Itu seharusnya 20 mm. Catat nilai ini.
Perhitungan Panjang Stroke
8. Untuk menentukan keseluruhan panjang stroke solenoid, tekan inti solenoid ke
bawah strokenya dan ukur sisa panjang yang keluar jauh dari titik. Batas data
ini seharusnya 8 mm untuk jarak terdekat. Dari data yang dihasilkan, ukuran
stroke dirinci sepanjang 4 mm. Oleh karena itu, jika kita mengukur titik
data/dantum 8+14 mm, itu adalah 22 mm untuk (x), inti yang diperpanjang akan
berada pada panjang maksimum strokenya.
9. Setel ukuran stroke dengan mengatur sekrup ke posisi paling kencang.
10. Untuk menghitung ukuran stroke, ukur panjang inti yang tampak dan kurangi
panjang/jarak terdekat untuk 8 mm.
Panjang/Ukuran stroke (SL) = X – CL
11. Setel circuit breaker ke posisi nyala (1)
Tata Cara Pemasangan
12. Tekan dan lepas tombol power pada panel depan. Lampu indikator hijau pada
tombol harus menyala.
13. Tekan kebawah tiang beban (load beam) untuk memperluas/memperpanjang
inti. Set stroke length thumbscrew pada alat percobaan solenoid untuk
mendapatkan panjang inti yang Nampak “x” pada 22 mm.
14. Set tombol spdt ke posisi on”a2”, solenoid mungkin atau tidak mungkin di
energize berhak mendapat toleransi.
15. Ser tombol spdt hidup dan mati beberapa waktu ketika menyetel stroke length
thumbscrew, sampai inti benar-benar tertarik ke dalam.
Garis-garis medan magnetik yang dihasilkan oleh arus pada kawat lurus
membentuk lingkaran dengan kawat pada pusatnya. Untuk mengetahui arah garis-
garis medan magnetik dapat menggunakan suatu metode yaitu dengan kaidah
tangan kanan, seperti yang terlihat pada Gambar 2.
Ibu jari menunjukkan arah arus konvensional, sedangkan keempat jari lain yang
melingkari kawat menunjukkan arah medan magnetik. Pemagnetan suatu bahan
oleh medan magnet luar disebut induksi. Induksi magnetik sering didefinisikan
sebagai timbulnya medan magnetik akibat arus listrik yang mengalir dalam suatu
penghantar. Oersted menemukan bahwa arus listrik menghasilkan medan magnetik.
Selanjutnya, secara teoritis Laplace (1749 - 1827) menyatakan bahwa kuat medan
magnetik atau induksi magnetik di sekitar arus listrik:
jumlah vektor dari medan-medan yang ditimbulkan oleh semua lilitan yang
membentuk solenoida tersebut.
dengan listrik yang memiliki monopol. Sebagaimana pada muatan listrik, sebuah
dipol magnet (yang merupakan satuan terkecil magnet) memiliki medan magnet
yang arahnya dari kutub utara menuju kutub selatan selatan, Hal ini mirip seperti
pada muatan listrik positif, medan listrik mengarah keluar menjauhi muatan, dan
pada muatan negatif sebaliknya. Benda-benda logam (magnetik) yang berada di
sekitar medan magnet akan mengalami gaya magnetik, seperti halnya gaya coulomb
pada listrik Dalam bukunya de magnete, William Gilbert menganalogikan bumi kita
sebagai sebuah dipol magnetik raksasa, dengan kutub utara magnetik berbeda
sekitar 11,5° dari kutub utara geografis bumi. Pertanyaan yang paling wajar
diajukan adalah, mengapa bumi bersifat magnetik ? Dari sekian banyak penyebab
(sumber) magnet bumi, yang penyebab terbesar adalah karena faktor perputaran inti
bumi yang bersifat cair. Inti cair bumi terdiri dari lelehan besi dan nikel
bertemperatur 5000oC yang berputar sedemikian sehingga menghasilkan medan
magnet yang arahnya dari selatan menuju utara bumi. Karena lelehan besi dan nikel
ini mengandung sejumlah muatan listrik yang berputar mengelilingi sumbunya
maka akan timbul medan magnet yang arahnya sesuai dengan aturan tangan kanan,
yang membuat bumi menjadi sebuah magnet raksasa dengan kutub-selatan magnet
di utara, dan kutub-utara magnet di selatan (meskipun kita katakan kutub utara
magnet di utara karena kompas kita menunjuk ke sana). Keberadaan medan
magnetik bumi inilah yang melindungi kita dari radiasi elektomagnetik matahari
atau dikenal sebagai sebagai sabuk Van Allen.
Medan magnet dapat dihasilkan dari suatu muatan listrik q yang bergerak dengan
kecepatan v. Karena medan magnet dapat timbul pada muatan yang bergerak, maka
dapat dipastikan bahwa kawat berarus listrik akan menimbulkan medan magnet,
sebab arus merupakan muatan listrik yang bergerak. Hal ini pertama kali diamati
oleh HC. Oersted pada tahun 1820. Arah dari medan magnet dapat dilihat melalui
aturan tangan kanan dengan ibu jari menunjuk arah arus lisrik dan keempat jari lain
yang mengepal menunjukkan arah medan megnet. Besarnya medan magnet
bergantung dari bentuk kawat berarus dan dapat dihitung dengan hukum Biot-
Savart.
1. SOLENOIDA [5]
Solenoida adalah induktor yang terdiri gulungan kawat yang kadang di
dalamnya dimasukkan sebuah batang besi berbentuk silinder sebagai dengan tujuan
memperkuat medan magnet yang dihasilkannya. Solenoida digunakan dalam
banyak perangkat elektronika seperti bel pintu atau pengeras suara. Secara skematik
bentuk dari solenoida dapat dilihat pada gambar 6.12 di mana solenoida terdiri dari
n buah lilitan kawat berarus listrik I, medan magnet yang dihasilkan memiliki arah
seperti pada gambar, di mana kutub utara magnet mengikuti aturan tangan kanan 1.
Besarnya kuat medan magnet yang dihasilkan pada sebuah titik P pada sumbu di
dalam solenida dapat difikirkan sebagai jumlah dari medan magnet yang dihasilkan
sebuah kawat berbentuk lingkaran yang telah kita hitung sebelumnya, dengan x
yang berubah. Jika solenoida memiliki panjang L yang terdiri dari N buah lilitan,
maka jumlah lilitan persatuan panjang sebut saja n adalah n=N/L. Maka jika kita
jumlahkan seluruh lilitan sebanyak ndx, kita harus melakukan integrasi untuk
seluruh dx dari –x1 ke x2
Arus listrik juga dapat menghasilkan sifat kemagnetan. Dengan kata lain
saat arus melewati suatu benda yang bersifat konduktor, maka akan terbentuk suatu
medan magnet. Konsep inilah yang terjadi pada saat jarum kompas diletakkan di
dekat bagian yang lurus dari kawat pembawa arus. Jarum kompas yang diletakkan
di dekat bagian yang lurus dari kawat pembawa arus mengatur dirinya sendiri
sehingga membentuk tangen terhadap lingkaran yang mengelilingi kawat. Dengan
demikian, garis – garis medan magnet yang dihasilkan oleh arus di kawat lurus
membentuk lingkaran dengan kawat pada pusatnya. Ada cara sederhana untuk
mengingat arah garis – garis medan magnet pada kasus ini. Cara ini disebut kaidah
tangan kanan. Kaidah tangan kanan dapat dilakukan dengan cara menggenggam
kawat dengan tangan kanan sehingga ibu jari menunjuk arus (positif) konvensional,
kemudian jari – jari lain akan melingkari kawat dan jari – jari tersebut menunjukan
arah medan magnet.
Solenoida merupakan sebuah kumparan kawat yang terdiri dari beberapa
lilitan (loop).Saat arus listrik mengaliri solenoida, solenoida tersebut akan memiliki
sifat medan magnet . Posisi dari kutub – kutub medan magnet pada solenoida
dipengaruhi oleh arah arus di tiap lilitan tersebut. Karena garis – garis medan
magnet akan meninggalkan kutub utara magnet, maka kutub utara solenoida berada
di ujung.
arus listrik di kumparan sekunder itu merupakan reaksi perubahan fluks garis gaya
yang dicakupnya, sejalan dengan hukum Newton III dalam mekanika.
Medan magnetic adalah ruang disekitar magnet dimana tempat benda-benda
tertentu mengalami gaya magnetic. Gaya magnetic dapat ditimbulkan oleh benda-
benda yang juga bersifat magnetic dan juga arus listrik atau muatan listrik yang
bergerak. Magnet mempunyai dua kutub yaitu kutub utara (U) dan kutub selatan
(S). medan magnetic dapat digambarkan dengan garis-garis gaya magnetic yang
disebut spectrum magnetic. Garis gaya magnetic didefinisikan sebagai garis khayal
yang merupakan lintasan kutub utara magnet-magnet kecil apabila dapat bergerak
dengan bebas. Garis gaya magnetic selalu memancar dari kutub utara ke kutub
selatan dan tidak pernah memotong
Magnet atau magnit adalah suatu obyek yang mempunyai suatu medan
magnet. Kata magnet (magnit) berasal dari bahasa Yunani magnítis líthos yang
berarti batu Magnesian. Magnesia adalah nama sebuah wilayah di Yunani pada
masa lalu yang kini bernama Manisa (sekarang berada di wilayah Turki) di mana
terkandung batu magnet yang ditemukan sejak zaman dulu di wilayah tersebut.
Pada saat ini, suatu magnet adalah suatu materi yang mempunyai suatu medan
magnet. Materi tersebut bisa dalam berwujud magnet tetap atau magnet tidak tetap.
Magnet yang sekarang ini ada hampir semuanya adalah magnet buatan.
Magnet selalu memiliki dua kutub yaitu: kutub utara (north/ N) dan kutub
selatan (south/ S). Walaupun magnet itu dipotong-potong, potongan magnet kecil
tersebut akan tetap memiliki dua kutub. Magnet dapat menarik benda lain. Beberapa
benda bahkan tertarik lebih kuat dari yang lain, yaitu bahan logam. Namun tidak
semua logam mempunyai daya tarik yang sama terhadap magnet. Besi dan baja
adalah dua contoh materi yang mempunyai daya tarik yang tinggi oleh magnet.
Sedangkan oksigen cair adalah contoh materi yang mempunyai daya tarik yang
rendah oleh magnet. Satuan intensitas magnet menurut sistem metrik pada
International System of Units (SI) adalah Tesla dan SI unit untuk total fluks
magnetik adalah weber.
Hans Christian Oersted melakukan percobaan untuk mengetahui adanya
medan magnet akibat arus listrik dapat dilakukan dengan meletakkan jarum kompas
dibawah kawat penghantar. Saat saklar terbuka, pada kawat tidak ada arus listrik
yang mengalir dan jarum kompas berada pada posisi sejajar dengan kawat. Apabila
saklar ditutup sehingga arus mengalir pada kawat penghantar, maka jarum kompas
menyimpang. Simpangan jarum kompas tergantung arah arus pada kawat dan
letaknya. Dari percobaan ini, disimpulkan bahwa disekitar penghantar berarus
listrik timbul medan magnet[6].
DAFTAR PUSTAKA
[2] Bhakri, Ikhsan. 2009. Fisika : untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta : Departemen
Pendidikan Nasional.
[3] Bhani, Iskandar, 2012. Medan Magnet di Sekitar Arus Listrik. Jakarta :
Universitas Indonesia
[4] Hari, Junaidi. 2014. Magnetisme , http://yasmanrianto.staff.gunadarma .ac.id
/Downloads/ files /24266/ 06+Magnetisme+1.pdf (Dikutip pada 1
september 2019 di Palembang).
[6] Gerry, Hariandi. 2015. Pengertian Medan Magnet Dan Garis Gaya Magnet,
https://www.berpendidikan.com/2015/10/pengertian-medan-magnet-
dan-garis-gaya-magnet.html ( Dikutip pada 29 september 2019 di
Palembang)
0,42 13 7 6 29 39,42
0,41 11 7 4 29 39,42
0,42 15 7 8 28 35,04
a. (X-CL) = SL (mm)
F= 35,04grams
b. Bila solenoida direnggang sehingga panjangnya dua kali semula, berapa besar
induksi pada ujung
Jawab :
1. Pada praktikum kali ini membahas tentang medan magnetik pada selenoida.
Medan magnet adalah suatu daerah dimana pada daerah itu terdapat potensial
karena berada diantara dua buah magnet dengan kutub yang berlawanan yaitu kutub
utara dan kutub selatan. Medan magnet ada 3 yaitu kawat lurus, toroida, dan
selenoida. Arah arus yang mengalir dalam medan magnet dapat ditentukan oleh
kaidah tangan kanan, dimana ibu jari menunjukkan arah arus listrik, sedangkan
keempat jari lainnya menunjukkan arah medan magnetnya. Dinyatakan dengan
hukum ampere.
2. Dik : L = 2m
R = 2cm
N = 800 lilitan
I = 0,5 A
Dij :
µ0.𝐼.𝑁
a.) B=
2𝐿
B = 4𝜋 × 10−5 𝑇
b.) l=4m
PRINSIP DASAR • Dalam spektrometri massa, molekul sampel dalam fase uap
dibombardir dengan elektron berenergi tinggi (70 eV) yang menyebabkan lepasnya
satu elektron dari kulit valensi molekul tersebut. Molekul yang kehilangan satu
electron akan menjadi suatu kation radikal (M) + e- (M+.) + 2e- Kation radikal
tersebut mengandung semua atomatom dari molekul asal, minus satu elektron, dan
disebut ion molekul /molecular ion, dan dinyatakan dengan M+. Misal Sebagai hasil
dari tabrakan dengan elektron berenergi tinggi, ion molekul akan mempunyai energi
yang tinggi dan dapat pecah menjadi fragmen yang lebih kecil (kation, radikal atau
molekul netral). M+. m1 + + m. 2 atau M+. m1 +. + m2 Ion molekul, ion fragmen
dan ion radikal fragmen dipisahkan menggunakan medan magnet sesuai dengan
perbandingan massa /muatannya (m/z), dan menghasilkan arus listrik (arus ion)
pada kolektor/detektor yang sebanding dengan kelimpahan relatifnya. Fragmen
dengan m/z yang besar akan turun terlebih dahulu diikuti fragmen dengan m/z yang
lebih kecil. Partikel netral (yang tak bermuatan) yang dihasilkan dalam fragmentasi
tidak terdeteksi secara langsung dalam spektrometer massa. Kebanyakan kation
yang dihasilkan dalam spectrometer massa mempunyai muatan = 1 (z = 1), sehingga
m/z secara langsung menunjukkan massa dari kation tersebut
1.8 KESIMPULAN
1. Semakin besar arus yang mengalir pada solenoida maka semakin besar pula
medan magnet yang dihasilkan.
2. Apabila solenoida tersebut diberikan arus listrik maka garis – garis gaya akan
timbul atau muncul disekitaran solenoid.
3. Arah pergerakan gaya medan magnet yaitu medan magnet bergerak dari utara
ke selatan karena ditunjukan arah kompas yang sama pada sisi kiri dan kanan
solenoida.
4. Terjadinya gaya elektromagnetik disebabkan oleh adanya arus yang diberikan
pada suatu kumparan
5. Arah putaran lilitan pada solenoida mempengaruhi arah medan magnet yang
sesuai dengan kaidah tangan kanan
LAMPIRAN
Jumper Multimeter
Principle 61-400