Anda di halaman 1dari 3

1.

Perihal keberadaan Dewan Pengawas perlu karena semua lembaga negara, Presiden,
Mahkamah Agung, DPR, bekerja dalam prinsip check and balances, saling mengawasi.
Hal ini dibutuhkan untuk meminimalkan potensi penyalahgunakan kewenangan seperti
Presiden yang juga diawasi, diperiksa BPK dan diawasi DPR. Dewan Pengawas dirasa
Jokowi wajar dalam proses tata kelola yang baik.
2. Keberadaan SP3, hal ini juga diperlukan, sebab penegakan hukum harus menjadi prinsip-
prinsip Hak Asasi Manusia (HAM) dan untuk memberikan kepastian hukum. RUU DPR
memberikan maksimal 1 tahun untuk mengeluarkan SP3, pemerintah meminta 2 tahun
supaya memberikan waktu memadai KPK.
3. 3. Terkait pegawai KPK, pegawai KPK adalah Aparatur Sipil Negara yaitu PNS atau P3K,
hal ini juga terjadi di lembaga-lembaga lain yang mandiri seperti Mahkamah Agung (MA),
Mahkamah Konstitusi (MK) dan juga lembaga independen lain seperti KPU dan Bawaslu.

1. Nawawi Pomolango
-Setuju revisi UU KPK terkait penataan pegawai, tapi hal ini bisa juga dilakukan lewat aturan
internal
-Ingin KPK lebih menjalankan fungsi supervisi dengan instansi penegak hukum lain. KPK juga
harus berani dan percaya melimpahkan kasus skala kecil ke Kejaksaan dan Kepolisian
-Fungsi trigger mechanism/koordinasi dengan lembaga penegak hukum lain perlu ditingkatkan

2. Lili Pintauli Siregar


-Revisi UU KPK bisa dilakukan asal menguatkan
-Fokus revisi pada perlindungan saksi untuk kasus korupsi
-Fungsi trigger mechanism/koordinasi dengan lembaga penegak hukum lain perlu ditingkatkan,
demikian juga fungsi pencegahan.

3. Sigit Danang Joyo


-Setuju revisi UU KPK selama itu menguatkan KPK.
-Ingin KPK memperhatikan aspek penerimaan negara dengan bekerja sama dengan instansi-
instansi yang mengelola penerimaan negara.
-Salah satu yg menjadi sorotan terkait kasus korupsi pajak

4. Nurul Ghufron
-Setuju revisi KPK yang substansinya untuk penguatan lembaga antirasuah
-Setuju revisi mengenai kewenangan KPK menerbitkan SP3
-Mendorong revisi UU Tipikor terkait perluasan subyek hukum
-Menyoroti politik uang dalam pemilu

5. Nyoman Wara
-Revisi UU KPK bisa dilakukan untuk memperbaiki sistem penanganan perkara yang fungsinya
meningkatkan kerja KPK. Mengingat kerja KPK sekarang sudah cukup efektif.
-Fungsi trigger mechanism/koordinasi dengan lembaga penegak hukum lain perlu ditingkatkan.
-Manajemen SDM KPK perlu dikembalikan ke Undang-Undang Aparatur Sipil Negara.
-KPK perlu bersinergi dengan pemerintah untuk meningkatkan sistem pencegahan yang efektif.

6. Alexander Marwata
-Revisi UU KPK selama ini melemahkan. Khususnya poin permintaan adanya dewan pengawas,
aturan penyadapan, hingga penghentian perkara. Tapi perlu aturan untuk menertibkan pegawai
KPK.
-Ingin meningkatkan koordinasi dengan kepolisian dan kejaksaan melalui penerbitan e-SPDP.
Jadi ketiga lembaga penegak hukum bisa saling memantau perkara apa yang tengah ditangani
oleh setiap instansi.
-KPK harus meningkatkan supervisi dengan kepolisian dan kejaksaan. Pentingnya peran
supervise juga untuk menghindari intervensi pihak-pihak yang memiliki kepentingan dalam
kasus korupsi yang ditangani kepolisian dan kejaksaan
-Meningkatkan supervisi dalam pencegahan korupsi dengan menggandeng instansi lain, seperti
BPK, BPKP, dan inspektorat.
-Perlu ada SOP lebih jelas untuk penyidik karena mereka selama ini cenderung dominan. Hal ini
dianggap berpotensi menjadi abuse of power.

7. Johanis Tanak
-Setuju revisi UU KPK. Antara lain, terkait penghentian perkara, keberadaan dewan pengawas,
dan penuntutan yang harus dilaporkan dulu ke Kejagung.
-Meski demikian, kedudukan KPK tetap harus sebagai lembaga independen.

8. Luthfi Jayadi Kurniawan


-Sejauh ini, UU KPK masih relevan untuk digunakan dan efektif
-Tetapi, KPK perlu membangun interaksi dan relasi kelembagaan dengan lembaga penegak
hukum lain.

9. Firli Bahuri
-Setuju revisi UU KPK, terutama pembentukan dewan pengawas agar KPK tidak menjadi
superbody.
-Keberadaan penyidik perlu satu induk sesuai dengan KUHAP.
-Kemungkinan penghentian perkara (SP3)
-KPK harus libatkan Kepolisian dan Kejaksaan sebagai trigger mechanism.

10. Roby Arya Brata


-Sangat setuju revisi UU KPK. Keberadaan dewan pengawas menjadi keharusan. Penyadapan
perlu diatur.
-Koordinasi dan supervisi dengan Kejaksaan dan Kepolisian harus lebih erat dengan melaporkan
penanganan perkara kepada dua instansi ini.
-Terkait masalah manajemen internal, ada dua opsi yang diusulkan. Pertama, penyidik yang
berasal dari kepolisian harus berhenti dari kepolisian dan menjadi pegawai tetap KPK. Opsi
lainnya, jika penyidik KPK dari kepolisian dan kejaksaan tidak berhenti dari instansinya, maka
KPK tak usah berwenang menangani kasus korupsi di dua instansi itu demi menghindari konflik
kepentingan. Ditangani Kompolnas dan Kepolisian Kejaksaan saja.
-Menilai strategi penindakan saat ini tak efektif. Strategi pencegahan penting untuk reforma
sistemik di semua sektor

Anda mungkin juga menyukai