PEMBAHASAN
rerata kadar Hb dan PCV yang paling rendah. Hal ini sesuai dengan penelitian
timbal asetat 0,5 mg/gBB/hari selama 14 hari dapat meningkatkan kadar timbal
dalam darah. Penelitian lainnya yaitu Santosa (2015) menjelaskan bahwa adanya
umur eritrosit dan mengganggu pematangan eritrosit. Efek negatif atau penurunan
kuantitas eritrosit ini disebabkan oleh gangguan enzim ALAD yang ada diawal
biosintesis hem dan enzim ferokelatase yang mengganggu diakhir biosintesis hem.
Selain itu paparan timbal pada eritrosit juga dapat menyebabkan reaksi oksigen
spesifik (ROS) bersifat pro-oksidan dan dalam jumlah yang meningkat dapat
kandungan timbal darah >5 µg/dl dapat menurunkan ALAD dan >50 µg/dl dapat
yang bermakna antar kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa esktrak meniran (Phyllanthus niruri L.) pada dosis tersebut
dapat mencegah penurunan kadar Hb dan PCV tikus putih jantan (Rattus
59
60
satunya yaitu tanin dan vitamin C. Hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang
endogen pada tikus yang mengalami stres oksidatif (Adnan et al, 2016).
mg/100gr (Aman, Pangkahila & Siahaan, 2017). Tanin dapat mengikat atau
mengkhelat timbal yang terdapat dalam darah. Hasil khelat ini dapat menjadi
senyawa stabil dan aman dalam tubuh. Tanin sebagai chelating agent bekerja
dengan mengendapkan timbal dalam usus sehingga timbal tidak bisa diserap dan
langsung dieksresikan oleh tubuh. Selain itu, tanin juga dapat mempunyai
racun yang telah diuraikan oleh tanin dieksresikan ke urin (Chandra, Hanani, &
Setiani, 2016).
Selain itu, pada tanaman meniran juga terkandung komponen lainnya yaitu
Ferri (Fe3+) menjadi Ferro (Fe2+) pada usus halus sehingga dapat mudah
diabsorpsi dalam usus halus serta membantu memindahkan zat besi dari
transferrin didalam plasma ke feritin hati. Di dalam pembentukan sel darah merah
dan hemoglobin, sumsum tulang memerlukan prekursor seperti zat besi, vitamin
kelompok kontrol dan kelompok perlakuan dosis 0,2 mg/gBB/hari dan 0,4
61
mg/gBB/hari yang menunjukkan perbedaan yang bermakna, hal ini sesuai dengan
penelitian Azizah et al (2015) menyatakan bahwa dalam dosis 200 mg/kgBB atau
meniran.
pemberian ekstrak meniran dengan kadar Hb dan PCV dengan nilai koefisien
korelasi positif yang bermakna semakin tinggi dosis ekstrak meniran yang
diberikan, maka akan diikuti dengan semakin tinggi peningkatan kadar Hb dan
PCV tikus. Persamaan dari hasil penelitian menjelaskan bahwa tiap kenaikan
10,879 g/dl dan 11,014 % untuk kadar PCV, dengan nilai konstanta 12,040 untuk
kadar Hb dan 30,025 untuk kadar PCV. Ekstrak meniran juga memberikan
pengaruh 80,9 % untuk peningkatan kadar Hb dan 61,1% untuk PCV tikus putih
jantan (Rattus norvegicus strain wistar) yang dipapar timbal asetat. Sedangkan
untuk 19,1 % dan 38,9 % lainnya merupakan pengaruh lain dari faktor-faktor lain
penelitian ini didapatkan dari Materia Medika Batu, sehingga hasil yang diperoleh
Faktor endogen yang dapat mempengaruhi hasil kadar Hb dan PCV dalam
penelitian ini antara lain adalah kemampuan absorbsi zat aktif dalam ekstrak
sehingga faktor endogen ini tidak dapat diminimalisir oleh peneliti. Selain itu,
dipengaruhi juga oleh faktor eksogen yaitu berupa kondisi lingkungan tikus
sebelum menjadi hewan coba. Hal ini sudah diminimalisir oleh peneliti dengan
pemakaian tikus dari peternak tikus yang sama serta pemberian nutrisi yang
dan PCV darah tikus putih jantan (Rattus norvegicus strain wistar) yang diinduksi
timbal asetat adalah terbukti. Akan tetapi penelitian ini belum dapat dipastikan
berapakah dosis ekstrak meniran (Phyllanthus niruri L.) yang dapat mencapai