PENDAHULUAN
Sejak beberapa dekade terakhir terjadi kemajuan yang cukup pesat dalam bidang
kesehatan dan pencemaran lingkungan baik untuk pekerja maupun penduduk sekitar
hidup adalah masuk atau di masukkan nya makhluk hidup, zat, energy, dan atau
komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga melampaui
baku mutu lingkungan hidup yang telah di tetapkan. Salah satu pengunaan zat kimia
logam nya cukup tinggi menyebabkan logam berat masuk kedalam tubuh melalui
Salah satu unsur logam berat yang penyebarannya luas dibandingkan logam berat
lainnya yang toksik adalah timbal (plumbum / Pb) atau timah hitam (Hasan, 2012).
Pencemaran lingkungan oleh timbal kebanyakan berasal dari aktifitas manusia yang
kegunaan terutama sebagai bahan perpipaan, bahan aditif untuk bensin, pembuatan
baterai, kaleng makanan, cat rambut, krayon, mainan anak-anak dan amunisi. Timbal
biasa mengontaminasi lingkungan pada air baku minum, sarana mandi cuci kakus atau
1
2
MCK, makanan, dan debu di sekitar lingkungan rumah. Sumber potensial pajanan
timbal dapat bervariasi di berbagai lokasi. Pekerja dalam bidang industri baterai,
pot dan penjaga pintu tol atau polisi termasuk kelompok beresiko tinggi terpajan
Timbal mencemari lingkungan dan masuk kedalam tubuh manusia dalam tiga
bentuk, yakni : logam timbal, garam timbal, dan senyawa karbon organik yang
mengandung timbal. Cara masuk timbal ke tubuh dapat melalui makanan (65%), air
(20%), dan pernafasan (15%) (Yuningsih et al, 2014). Absorbsi melalui kulit terbatas
pada senyawa organic (alkil timbal dan naftenat timbal). Timbal yang masuk ke dalam
tubuh diangkut oleh darah ke organ-organ lain, sekitar 95 % terikat eritrosit dan 1 %
terikat plasma, timbal dapat berdifusi ke jaringan kemudian di simpan dalam jaringan
keras (tulang, rambut, kuku, dan gigi) dan jaringan lunak (sumsung tulang, sistem saraf,
ginjal, hati, otak, kulit dan otot rangka). (putri et al, 2008)
Timbal yang masuk ke dalam tubuh manusia meskipun dalam kadar sedikit dapat
menjadi berbahaya, karena terakumulasi dalam tubuh pada jangka waktu panjang dan
tahun, akan menimbulkan gangguan keracunan kronis. Karena itu keracunan timbal
merupakan masalah kesehatan kerja dan kesehatan lingkungan, sedangkan efek negatif
pada kesehatan ditemukan pada sistem saraf, darah, ginjal, dan reproduksi (berat badan
lahir rendah, kelahiran premature dan penurunan jumlah dan motilitas sperma) (Ismail,
2004).
3
Salah satu organ yang terganggu adalah testis, sebagai organ reproduksi pada laki-
lingkungan salah satunya yaitu efek toksik timbal yang menyebabkan penurunan
kualitas semen dalam jumlah, morfologi, motilitas dan bentuk abnormal spermatozoa
serta penyebab infertilitas sebanyak 40% berasal dari pria, 40% dari wanita, 10% dari
pria dan wanita, dan 10% tidak diketahui berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Bennet dkk (2012). Infertilitas adalah suatu penyakit sistem reproduksi yang
yang mengandung timbal bisa merusak sperma dan menurunkan kesuburan pria.
Penelitian yang dilakukan terhadap 85 penjaga pintu tol yang terpajan timbal selama 6
jam setiap hari dan 85 pria dengan umur yang sama yang tinggal di daerah sekitar pintu
tol sebagai kelompok kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah sperma
kedua kelompok tidak berkurang, hormon FSH, LH, dan testosteron yang dibutuhkan
untuk spermatogenesis masih dalam batas normal, tetapi motilitas sperma menurun.
rata-rata 15 bulan untuk membuat istri mereka hamil sedangkan kelompok kontrol
nitrogen oksida, sulfur oksida, dan timbal di udara pada daerah pintu tol yang dapat
4
Kerusakan oksidatif akibat timbal perlu dihambat agar tidak berbahaya bagi
tubuh. Di sisi lain, banyak penelitian sebelumnya yang membuktikan bahwa tanaman
herbal dapat menjadi sumber antioksidan untuk memproteksi tubuh dari kerusakan
oksidatif akibat radikal bebas (Hassan et al, 2014). Berdasarkan penelitian terdahulu,
tanaman puring (Codiaeum variegatum) atau yang dikenal dengan tanaman pagar ini,
selain terkenal sebagai tanaman hias, terbukti juga dapat menyerap timbal di udara
bahkan juga dimanfaatkan sebagai tanaman obat (Sulistiana, 2015). Sebagai tanaman
Tanaman puring mudah tumbuh di daerah tropis termasuk Indonesia. (Saffoon et al,
2014).
variegatum), termasuk jenis antioksidan yang mampu memutus rantai radikal bebas
(Umerie, Ekuma, 2016; Jimoh et al, 2016). Oleh karena itu, tanaman puring (Codiaeum
variegatum) dapat digunakan sebagai diet atau obat-obatan untuk mencegah penyakit
pengaruh pemberian ekstrak daun puring (Codiaeum variegatum) terhadap atrofi testis
tikus putih jantan strain wistar (Rattus Norvegicus) yang diinduksi timbal.
5
terhadap terhadap atrofi testis tikus putih (rattus norvegicus strain wistar) yang
diinduksi timbal?
terjadinya atrofi testis pada tikus putih jantan yang induksi timbal.
timbal.