A. DEFINISI
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari
2500 gram tanpa memandang masa gestasi. Berat lahir adalah berat bayi yang
ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir.
B. KLASIFIKASI
Bayi BBLR dapat di bagi menjadi 2 golongan, yaitu :
a. Prematuritas murni.
Bayi lahir dengan umur kehamilan kurang dari 37 minggu dan
mempunyai berat badan sesuai dengan berat badan untuk masa
kehamilan atau disebut Neonatus Kurang Bulan – Sesuai Masa
Kehamilan ( NKB- SMK).
Makin rendah masa gestasi dan makin kecil bayi yang dilahirkan makin
tinggi morbiditas dan mortalitasnya. Melalui pengelolaan yang optimal
dan dengan cara yang kompleks serta menggunakan alat-alat yang
canggih, beberapa sangguan yang berhubungan dengan prematuritas dan
dapat diobati, sehingga ejala sisa yang mungkin diderita dikemudian hari
dapat dicegah atau dikurangi. Bayi prematuritas murni digolongkan
dalam tiga kelompok, yaitu:
1. Bayi yang sangat prematur (extremely premature): 24-30 minggu.
Bayi dengan masa gestasi 24-27 minggu masih sangat sukar hidup
terutama di negara yang belum atau sedang berkembang. Bayi
dengan masa gestasi 28-30 minggu masih mungkin dapat hidup
dengan perawatan yang sangat intensif.
2. Bayi pada derajat prematur yang sedang (moderately premature) :
31-36 minggu. Pada golongan ini kesanggupan untuk hidup jauh
lebih baik dari pada golongan pertama dan gejala sisa yang
dihadapinya di kemudian hari juga lebih ringan, asal saja
pengelolaan terhadap bayi ini benar-benar intensif.
3. Borderline premature: masa gestasi 37-38 minggu. Bayi ini
mempunyai sifat-sifat prematur dan matur. Biasanya beratnya
seperti bayi matur dan dikelola seperti bayi matur, akan tetapi
sering timbul problematika seperti yang dialami bayi prematur,
misalnya sindrom gangguan pernapasan, hiperbilirunemia, daya
hisap yang lemah dan sebagainya, sehingga bayi harus diawasi
dengan seksama.
b. Dismaturitas.
Bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk
masa kehamilan, dismatur dapat terjadi dalam preterm, term, dan post
term. Dismatur ini dapat juga: Neonatus Kurang Bulan – Kecil untuk
Masa Kehamilan (NKB- KMK) Neonatus Cukup Bulan-Kecil Masa
Kehamilan (NCB-KMK), Neonatus Lebih Bulan-Kecil Masa Kehamilan
(NLB- KMK).
C. ETIOLOGI
a. Faktor Ibu.
1. Penyakit :
Penyakit yang berhubungan langsung dengan kehamilan misalnya
:perdarahan antepartum, trauma fisik dan psikologis, DM,toksemia
gravidarum, dan nefritis akut.
2. Usia ibu :
Angka kejadian prematuritas tertinggi ialah pada usia < 20 tahun, dan
multi gravida yang jarak kelahiran terlalu dekat.Kejadian terendah
ialah pada usia antara 26 – 35 tahun
3. Keadaan sosial ekonomi :
Keadaan ini sangat berperanan terhadap timbulnya prematuritas.
Kejadian tertinggi terdapat pada golongan sosial ekonomi rendah.
Hal ini disebabkan oleh keadaan gizi yang kurang baik dan
pengawasanantenatal yang kurang. Demikian pula kejadian
prematuritas pada bayi yang lahir dari perkawinan yang tidak
sah.ternyata lebih tinggi bila dibandingkan dengan bayi yang lahir dari
perkawinan yang sah.
4. Sebab lain : ibu perokok, ibu peminum alkohol dan pecandu obat
narkotik.
b. Faktor janin.
Hidramion, kehamilan ganda dan kelainan kromosom.
c. Faktor lingkungan
Tempat tinggal di dataran tinggi radiasi dan zat-zat racun.
D. PATOFISIOLOGI
Pernafasan spontan bayi baru lahir bergantung kepada kondisi janin pada
masa kehamilan dan persalinan. Proses kelahiran sendiri selalu menimbulkan
asfiksia hingga yang bersifat sementara pada bayi, proses ini dianggap sangat
perlu untuk merangsang kemoreseptor yang kemduian akan berlanjut dengan
pernafasan.
Bila terdapat gangguan pertukaran gas / penyangkutan O 2 selama
kehamilan persalinan akan terjadi asfiksia yang lebih berat. Keadaan ini akan
mempengaruhi fungsi sel tubuh dan bila tidak teratasi akan menyebabkan
kematian, kerusakan dan gangguan fungsi ini apat reversibel / tidak tergantung
kepada berat dan lamanya asfiksia.
Asfiksia yang terjadi dimulai dengan suatu periode APNU (primany
apnea) disertai dengan penurunan frekuensi jantung selanjutnya bayi akan
memperlihatkan usaha bernafas yang kemudian diikuti oleh pernafasan teratur
pada pendirita asfiksia berat, usaha bernafas ini tidak tampak dan bayi selanjutnya
berada dalam periode apnu kedua pada tingkat ini ditemukan bradikardi dan
penurunan tekanan darah.
Disamping adanya perubahan klinis, akan terjadi pula gangguan
metabolisme dan pemeriksaan keseimbangan asam basa pada tubuh bayi pada
tingkat pertama dan pertukaran gas mungkin hanya menimbulkan asidosis
respriratorik, bila gangguan berlanjut dalam tubuh bayi akan terjadi metabolisme
anderobik yang berupa glikosis glikogen tubuh, sehingga glikogen tubuh terutama
pada jantung dan hati akan berkurang.
E. PATHWAY
BBLR
Alat tubuh
belum
berfungsi
Gangguan
pernafasan hipotermi
Ketebalan lemak
berkurang
Proses pertukaran
udara
Kurangnya daya
tahan tubuh
Resiko infeksi
F. MANIFESTASI KLINIK
Menunjukkan belum sempurnanya fungsi organ tubuh dengan keadaannya
lemah:
a. Fisik
1. Bayi kecil
2. Pergrakan kurang dan masih lemah
3. Kepala lebih besar dari pada badan
4. Berat badan < 2500 gram
b. Kulit dan kelamin
1. Kulit tipis dan transparan
2. Lanugo banyak
3. Rambut halus dan tipis
4. Genitalia belum sempurna
c. Sistem syaraf
1. Refleks moro
2. Refleks menghisap, menelan, batuk belum sempurna
d. Sistem muskuloskeletal
1. Axifikasi tengkorak sedikit
2. Ubun-ubun dan satura lebar
3. Tulang rawan elastis kurang
4. Otot-otot masih hipotonik
5. Tungkai abduksi
6. Sendi lutut dan kaki fleksi
7. Kepala menghadap satu jurusan
e. Sistem pernafasan
1. Pernafasan belum teratur sering apnoe
2. Frekwensi nafas bervariasi
G. KOMPLIKASI
Komplikasi langsung yang dapat terjadi pada bayi berat lahir rendah antara
lain :
a. Hipotermia
b. Gangguan cairan dan elektrolit
c. Hiperbilirubbinemia
d. Sindroma gawat nafas
e. Paten duktus anteriocus
f. Infeksi
g. Perdarahan intraventrikuler
h. Apnea of prematurity
i. Anemia
Masalah jangka panjang yang mungkin timbul pada bayi – bayi dengan
berat lahir rendah (BBLR) antara lain :
a. Gangguan perkembangan
b. Gangguan pertumbuhan
c. Gangguan penglihatan (retinopati)
d. Gangguan pendengaran
e. Penyakit paru kronis
f. Kenaikan angka kesakitan dan sering masuk rumah
sakit
g. Kenaikan frekuensi kelainan bawaan
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan diagnostik
a. Jumlah sel darah putih : 18.000/mm3, netrofil meningkat sampai 23.000-
24.000/mm3, hari pertama setelah lahir (menurun bila ada sepsis ).
b. Hematokrit ( Ht ) : 43%- 61 % ( peningkatan sampai 65 % atau lebih
menandakan polisitemia, penurunan kadar menunjukkan anemia atau
hemoragic prenatal/perinatal ).
c. Hemoglobin (Hb) : 15-20 gr/dl (kadar lebih rendah berhubungan dengan
anemia atau hemolisis berlebihan ).
d. Bilirubin total : 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8 mg/dl 1-2 hari,
dan 12 mg/dl pada 3-5 hari.
e. Destrosix : tetes glukosa pertama selama 4-6 jam pertama setelah kelahiran
rata-rata 40-50 mg/dl meningkat 60-70 mg/dl pada hari ketiga.
f. Pemantauan elektrolit ( Na, K, Cl ) : biasanya dalam batas normal pada
awalnya.
g. Pemeriksaan Analisa gas darah.
I. PENATALAKSANAAN
a. Penatalaksanaan prematuritas murni
Mengingat belum sempurnanya kerja alat-alat tubuh yang perlu untuk
pertumbuhan dan perkembangan serta penyesuaian diri dengan lingkungan
hidup di luar uterus maka perlu diperhatikan pengaturan suhu lingkungan,
pemberian makanan dan bila perlu oksigen, mencegah infeksi serta
mencegah kekurangan vitamin dan zat besi
1. Pengaturan suhu badan bayi prematuritas/ BBLR
Bayi prematuritas dengan cepat akan kehilangan panas badan dan
menjadi hipotermia, karena pusat pengaturan panas badan belum
berfungsi dengan baik, metabolismenya rendah dan permukaan
badan relatif luas oleh karena itu bayi prematuritas harus dirawat di
dalam inkubator sehingga panas badannya mendekati dalam rahim.
Bila bayi dirawat dalam inkubator maka suhu bayi dengan berat
badan , 2 kg adalah 35 derajat celcius dan untuk bayi dengan berat
badan 2-2,5 kg adalah 33-34 derajat celcius. Bila inkubator tidak
ada bayi dapat dibungkus dengan kain dan disampingnya ditaruh
botol yang berisi air panas, sehingga panan badannya dapat
dipertahankan.
2. Makanan bayi prematur
Alat pencernaan bayi prematur masih belum sempurna, lambung
kecil, enzim pencernaan belum matang, sedangkan kebutuhan
protein 3-5 gr/kg BB dan kalori 110 kal/kg BB sehingga
pertumbuhannya dapat meningkat.
Pemberian minum bayi sekitar 3 jam setelah lahir dan didahului
dengan menghisap cairan lambung. Refleks menghisap masih
lemah,sehingga pemberian minum sebaiknya sedikit demi sedikit,
tetapi frekwensi yang lebih sering. ASI merupakan makanan yang
paling utama,sehingga ASI lah yang paling dahulu diberikan. Bila
faktor menghisapnya kurang maka ASI dapat diperas dan
diminumkan dengan sendok perlahan-lahan atau dengan memasang
sonde menuju lambung. Permulaan cairan diberikan sekitar 50-60
cc/kg BB/ hari dan terus dinaikkan sampai mencapai sekitar 200
cc/kg BB/ hari.
3. Menghindari infeksi
Bayi prematuritas mudah sekali terkena infeksi, karena daya tahan
tubuh yang masih lemah,kemampuan leukosit masih kurang dan
pembentukan anti bodi belum sempurna. Oleh karena itu, upaya
preventif sudah dilakukan sejak pengawasan antenatal
sehinggatidak terjadi persalinan prematuritas ( BBLR). Dengan
demikian perawatan dan pengawasan bayi prematuritas secara
khusus dan terisolasi dengan baik.
b. Penatalaksanaan dismaturitas (KMK)
1. Pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan janin intra uterina
serta menemukan gangguan pertumbuhan misalnya dengan
pemeriksaan ultra sonografi.
2. Memeriksa kadar gula darah ( true glukose ) dengan dextrostix atau
laboratorium kalau hipoglikemia perlu diatasi.
3. Pemeriksaan hematokrit dan mengobati hiperviskositasnya.
4. Bayi membutuhkan lebih banyak kalori dibandingkan dengan bayi
SMK.
5. Melakukan tracheal-washing pada bayi yang diduga akan
menderita aspirasi mekonium.
6. Sebaiknya setiap jam dihitung frekwensi pernafasan danbila
frekwensi lebih dari 60 x/ menit dibuat foto thorax.
hangat
Diagnosa Keperawatan/ Rencana keperawatan
Masalah Kolaborasi Tujuan dan Kriteria Hasil
Ketidakseimbangan NOC: NIC:
aNutritional status: Adequacy of nutrient Kaji adanya alerg
nutrisi kurang dari
b Nutritional Status : food and Fluid Intake Kolaborasi deng
kebutuhan tubuh cWeight Control
Berhubungan dengan : jumlah kalori da
Ketidakmampuan untuk Setelah dilakukan tindakan keperawatan Yakinkan diet y
memasukkan atau mencerna selama….nutrisi kurang teratasi dengan indikator: serat untuk men
Albumin serum Ajarkan pasien
nutrisi oleh karena faktor
Pre albumin serum makanan harian
biologis, psikologis atau Hematokrit Monitor adanya p
ekonomi. Hemoglobin Monitor lingkung
Total iron binding capacity Jadwalkan pengo
DS: Jumlah limfosit
-Nyeri abdomen jam makan
-Muntah Monitor turgor k
-Kejang perut Monitor kekerin
-Rasa penuh tiba-tiba setelah Hb dan kadar H
makan Monitor mual da
DO: Monitor pucat,
-Diare jaringan konjun
-Rontok rambut yang Monitor intake n
berlebih Informasikan pa
-Kurang nafsu makan
-Bising usus berlebih manfaat nutrisi
-Konjungtiva pucat Kolaborasi den
-Denyut nadi lemah suplemen maka
intake cairan ya
Atur posisi semi
makan
Kelola pemberan
Anjurkan banyak
Pertahankan tera
Catat adanya ede
lidah dan cavita
Diagnosa Keperawatan/ Rencana keperawatan
Masalah Kolaborasi Tujuan dan Kriteria Hasil
Risiko gangguan integritas NOC : NIC:
- Tissue Integrity : Skin and Mucous Membranes Pressure Manag
kulit
- Status Nutrisi Anjurkan pasien
- Tissue Perfusion:perifer
Faktor-faktor risiko: yang longgar
- Dialiysis Access Integrity
Eksternal : Hindari kerutan p
- Hipertermia atau
Setelah dilakukan tindakan keperawatan Jaga kebersihan k
hipotermia Mobilisasi pasie
selama…. Gangguan integritas kulit tidak terjadi
- Substansi kimia jam sekali
- Kelembaban udara dengan kriteria hasil: Monitor kulit aka
- Faktor mekanik Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan Oleskan lotion a
(misalnya : alat yang Melaporkan adanya gangguan sensasi atau
yang tertekan
dapat menimbulkan nyeri pada daerah kulit yang mengalami Monitor aktivitas
luka, tekanan, restraint) gangguan Monitor status nu
- Immobilitas fisik Menunjukkan pemahaman dalam proses Memandikan pas
- Radiasi Gunakan pengk
perbaikan kulit dan mencegah terjadinya
- Usia yang ekstrim faktor risiko
- Kelembaban kulit sedera berulang
- Obat-obatan Mampu melindungi kulit dan Norton)
- Ekskresi dan sekresi Inspeksi kulit te
mempertahankan kelembaban kulit dan
Internal : menonjol dan
- Perubahan status perawatan alami
Status nutrisi adekuat posisi pasien.
metabolik Sensasi dan warna kulit normal Jaga kebersihan a
- Tulang menonjol
Kolaborasi deng
- Defisit imunologi
- Berhubungan dengan tinggi protein,
dengan perkembangan Monitor serum a
- Perubahan sensasi
- Perubahan status nutrisi
(obesitas, kekurusan)
- Perubahan pigmentasi
- Perubahan sirkulasi
- Perubahan turgor
(elastisitas kulit)
- Psikogenik
Diagnosa Keperawatan/ Rencana keperawatan
Masalah Kolaborasi Tujuan dan Kriteria Hasil
Risiko infeksi NOC : NIC :
Immune Status Pertahankan te
Faktor-faktor risiko : Knowledge : Infection control Batasi pengun
- Prosedur Infasif Risk control Cuci tangan
- Kerusakan jaringan dan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan tindakan kepe
peningkatan paparan
Gunakan baj
lingkungan selama…… pasien tidak mengalami infeksi
pelindung
- Malnutrisi dengan kriteria hasil:
- Peningkatan paparan Ganti letak
Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi
lingkungan patogen Menunjukkan kemampuan untuk mencegah dengan petunj
- Imonusupresi Gunakan kate
timbulnya infeksi
- Tidak adekuat pertahanan Jumlah leukosit dalam batas normal infeksi kandun
sekunder (penurunan Hb, Menunjukkan perilaku hidup sehat Tingkatkan int
Leukopenia, penekanan Status imun, gastrointestinal, genitourinaria Berikan terapi
Monitor tanda
respon inflamasi) dalam batas normal
- Penyakit kronik lokal
- Imunosupresi Pertahankan te
- Malnutrisi Inspeksi kulit
- Pertahan primer tidak
kemerahan, pa
adekuat (kerusakan kulit, Monitor adany
trauma jaringan, Dorong masuk
Dorong istirah
gangguan peristaltik)
Ajarkan pasie
infeksi
Kaji suhu bad
4 jam
DAFTAR PUSTAKA