Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH ETIKET KEPERAWATAN

PENGARUH GLOBALISASI PADA SISTEM NILAI, NORMA,


BUDAYA, AGAMA SERTA ETIKET MAHASISWA

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 5: Tingkat II Reguler 3

SITI ZULAIKHA (1814401114)

NATSYA ZHAFIRA A P (1814401115)

NIYA FESENSYA MANULLANG (1814401116)

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG

JURUSAN KEPERAWATAN

TAHUN AJAR 2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan hidayah-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Dalam pembuatan makalah
penulis yang berjudul “pengaruh globalisasi terhadap system nilai, norma, budaya, agama
serta etiket mahasiswa” terdapat berbagai pengetahuan yang penulis susun dari berbagai
sumber seperti buku dan internet. Ini dimaksudkan agar pengetahuan yang di peroleh tidak
terpaku pada satu sumber saja.

Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai “pengaruh globalisasi terhadap system nilai, norma, budaya,
agama serta etiket mahasiswa”. Terlepas dari itu semua kami menyadari sepenuhnya bahwa
masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya oleh karna itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ilmiah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dipahami bagi
siapapun yang membacanya.

Bandar Lampung, 24 juli 2019

Kelompok 5

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................................... ii


Daftar Isi ............................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang/Permasalahan ...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................ 2
1.3 Tujuan Makalah ........................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Globalisasi .................................................................................................. 3
2.2 Ciri – Ciri Globalisasi .................................................................................................. 4
2.3 Pengertian nilai ............................................................................................................ 4
2.4 Pengertian Moral .......................................................................................................... 6
2.5 Pengaruh Yang Ditimbulkan Globalisasi Terhadap Moral Suatu Bangsa ................... 7
2.6 Dampak Buruk Globalisasi Terhadap Moral Bangsa Indonesia .................................. 8
2.7 Pengaruh globalisasi terhadap budaya ......................................................................... 10
2.8 Pengaruh globalisasi terhadap agama ........................................................................... 13
2.9 Etiket mahasiswa ......................................................................................................... 13
BAB III
KESIMPULAN ................................................................................................................ 18
SARAN ............................................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Globalisasi adalah hal yang tidak dapat dipungkiri atau dihindari. Menurut Anggara
(2013) “Globalisasi diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal. Globalisasi
adalah proses penyebaran unsur-unsur baru khususnya yang menyangkut informasi secara
mendunia melalui media cetak maupun elektronik”. Globalisasi yang semakin pesat akan
membawa dampak bagi kehidupan manusia di berbagai belahan dunia. Dampak tersebut
dapat berupa hal yang positif maupun negatif.

Akibat adanya Era Globalisasi membawa pengaruh kepada seluruh aspek, baik dari
segi Pendidikan, Ekonomi, Sosial, IPTEK, bahkan moral suatu bangsa pun mengalami
perubahan khususnya pada remaja. Krisis moral anak remajapun sangat memprihatinkan.

Dahulu, moral anak Indonesia bisa diacungkan jempol. Dilihat dari tatakramanya,
sopan santun dan tutur bahasanya yang baik. Tetapi kini, moral atau perilaku anak remaja di
Indonesia sangat memprihatinkan. Banyak sekali perilaku-perilaku menyimpang yang kian
marak terjadi di Indonesia. Penyimpangan-penyimpangan tersebut sebagian besar dilakukan
atau dialami oleh anak remaja. Penyimpangan yang dilakukan biasaya seperti, free sex,
narkoba, dan lain-lain. Kejadian itu sangat memprihatinkan bagi bangsa Indonesia karena
anak remaja itu merupakan generasi penerus bangsa.

1.2 Rumusan Masalah

1.Apa pengaruh globalisasi pada nilai?

2. Apa pengaruh globalisasi pada norma ?

3. Apa pengaruh globalisasi pada budaya ?

4. Apa pengaruh globalisasi pada agama ?

5. Apa pengaruh globalisasi pada etiket mahasiswa ?

1
1.3 Tujuan

makalah ini dibuat untuk menambah pengetahuan serta mengetahui pentingnya nilai
nilai moral bagi kehidupan suatu bangsa pada era globalisasi ini, serta untuk memenuhi tugas
kuliah etiket keperawatan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Globalisasi

Menurut asal katanya, kata "globalisasi" diambil dari kata global, yang artinyaadalah
universal. Achmad Suparman menyatakan Globalisasi adalah suatu proses menjadikan
sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh
wilayah. Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekedar definisi kerja
(working definition), sehingga tergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang
memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang
akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain,
mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan
batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat.
Globalisasi adalah suatu proses di mana antar individu, antar kelompok, dan antar
negara saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan mempengaruhi satu sama lain yang
melintasi batas negara. Dalam banyak hal, globalisasi mempunyai banyak karakteristik yang
sama dengan internasionalisasi sehingga kedua istilah ini sering dipertukarkan. Sebagian
pihak sering menggunakan istilah globalisasi yang dikaitkan dengan berkurangnya peran
negara atau batas-batas negara.

Scholte melihat bahwa ada beberapa definisi yang dimaksudkan orang dengan
globalisasi:

1 Internasionalisasi: Globalisasi diartikan sebagai meningkatnya hubungan internasional.


Dalam hal ini masing-masing negara tetap mempertahankan identitasnya masing-masing,
namun menjadi semakin tergantungsatusamalain.
2 Liberalisasi: Globalisasi juga diartikan dengan semakin diturunkankan batas antar
negara, misalnya hambatantarifeksporimpor,lalulintasdevisa,maupunmigrasi.
3 Universalisasi: Globalisasi juga digambarkan sebagai semakin tersebarnya hal material
maupun imaterial ke seluruh dunia. Pengalaman di satu lokalitas dapat menjadi
pengalaman seluruh dunia.
4 Westernisasi: Westernisasi adalah salah satu bentuk dari universalisasi dengan semakin
menyebarnya pikiran dan budaya dari barat sehingga mengglobal.

3
5 Hubungan transplanetari dan suprateritorialitas: Arti kelima ini berbeda dengan keempat
definisi di atas. Pada empat definisi pertama, masing-masing negara masih
mempertahankan status ontologinya. Pada pengertian yang kelima, dunia global memiliki
status ontologi sendiri, bukan sekadar gabungan negara-negara.

2.2 Ciri – Ciri Globalisasi

Berikut ini beberapa ciri yang menandakan semakin berkembangnya fenomena globalisasi di
dunia :
1 Perubahan dalam Konsep ruang dan waktu. Perkembangan barang-barang seperti telepon
genggam, televisi satelit, dan internet menunjukkan bahwa komunikasi global terjadi
demikian cepatnya.
2 Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi saling bergantung
sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan internasional, peningkatan pengaruh
perusahaan multinasional, dan dominasi organisasi semacam World Trade Organization
(WTO).
3 Peningkatan interaksi kultural melalui perkembangan media massa, Seperti televisi, film,
musik, dan transmisi berita dan olah raga internasional.saat ini, kita dapat mengonsumsi
dan mengalami gagasan dan pengalaman baru mengenai hal-hal yang melintasi beraneka
ragam budaya, misalnya dalam bidang fashion, literatur, dan makanan.
4 Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup, krisis
multinasional, inflasi regional dan lain-lain.

2.3 Pengertian nilai


Nilai adalah suatu yang berharga ,bermutu,menunjukkan kualitas ,dan berguna
bagi manusia .nilai juga bias berarti sesuatau yang dijadikan sebagai panduan dalam
hal mempertimbangkan keputusan yang akan diambil kemudian .
Definisi nilai dari berbagai sudut pandang :
1. Menurut cheng ,1955 :nilai merupakan sesuatu yang potensial ,dalam arti
terdapatnya hubungan yang harmonis dan kreatif ,sehingga berfungsi untuk
menyempurnakan manusia,sedangkan kualitas merupakan atribut atau sifat yang
seharusnya dimiliki.

4
2. Menurut frankena :nilai dalam filsafat dipakai untuk menunjukan kata benda
abstrak yang artinya “keberhargaan “(worth ) atau “kebaikan “ (goodness 0dan
kata kerja yang artinya suatu tindakan kejiwaan tertentu dalam menilai atau
melaukukkan penilaian
3. Menurut lasyo(1999,him ,9) :nilai bagi manusia merupakan landasan atau
motivasi dalam segala tingkah laku atau perbuatannya
4. Menurut arthu w.comb :nilai adalah kepercayaan –kepercayaan yang digeneralisir
yang berfungsi sebagai garis pembimbing untuk menyelesaikan tujuan serta
perilaku yang akan dipilih untuk dicapai .
5. Menurut dardji darmodhiharjo (1986,him,36 ) nilai adalah yang berguna bagi
kehidupan manusia jasmani dan rohani.
6. Menurut john dewey dalam darji ,d. (1986,him.36 ) :nilai ialah kualitas objek yang
mengakut jenis apresiasi dan minat .
7. Menurut ehcyciopedia britainica (him,963 ) : nilai ialah kualitas objek yang
menyangkut jenis apresiasi atau minat.
Nilai dan moral sebagai materi pendidikan
Etika memiliki makna yang bervariasi ,bertens (2001,him,6) menyebutkan ada tiga
jenis makna etika :
1 pertama, kata etika biasa dipakai dalam arti nilai-nilai dan norma yang menjadi pegangan
bagi seseorang atau kelompok dalam mengatur tingkah laku.
2 Kedua,etika berarti juga kumpulan asas atau nilai moral,yang dimaksud disini adalah
kode etik .
3 Ketiga ,etika mempunyai arti lagi ilmu tentang yang baik dan yang buruk ,etiket disini
mempunyai arti sama dengan filsafat moral.
Ketika ketiga pengertian etika diatas dikembangkan dalam dunia pendidikan
,kecendrungan dan orientasi terhadap persoalan itu akan melibatkan problematika
merodologis .perbedaan dan kecendrungan metode yang dipilih lebih sering karena erbedaaan
dan kecendrungan metode yang dipilih lebih sering karena perbedaan maksud yang
dicapai,jadi bukan hanya karena ketidaksepakatan makna nilai yang diyakininya,namun nilai
pun bisa membuat setiap orang memiliki orientasi serta strategi yang berbeda dalam
pengembangan pendidikan nilainya.

o Metode menemukan nilai dalam pendidikan

5
Nilai berhubungan erat dengan kegiatan manusia menilai,menilai berarti
menimbang,yaitu kegiatan manusia menghubungkan sesuatu dengan sesuatu yang manusia
menghubngkan sesuatu dengan sesuatu yang lain,yang selanjutnya diambil suatu
keputusan.keputusan nilai dapat menyatakan berguna atau tidak berguna ,benar atau tidak
benar,baik atau buruk,manusiawi atau tidak manusiawi ,religious atau tidak
religious.penilaian ini dihubungkan dengan unsure –unsur atau hal yang ada pada manusia
seperti jasmani,cipta,karsa,rasa dan keyakinan. Nilai itu memiliki polaritas yaitu :
1. Nilai menampilkan diri dalam aspek positif dan aspek negative yang sesuai
(polaritas)seperti baik dan buruk keindahan dan kejelekan
2.nilai tersususn secara polaritas yaitu urutan pentingnya .

2.4 Pengertian Moral

Moral berasal dari Bahasa Latin yaitu Moralitas adalah istilah manusia menyebut
kemanusia atau orang lainnya dalam tindakan yang mempunyai nilai positif.Manusia yang
tidak memiliki moral disebut amoral artinya dia tidak bermoral dan tidak memiliki nilai
positif di mata manusia lainnya.Sehingga moral adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh
manusia.

Ada beberapa pengertian Moral, berikut Pengertian Moral menurut Para Ahli :
1 W.J.S.Poerdarminta menyatakan bahwa moral merupakan ajaran tentang baik
buruknya perbuatan dan kelakuan.
2. Dewey mengatakan bahwa moral sebagai hal-hal yang berhubungan dengan nilai-nilai
susila.
3. Baron dkk. Mengatakan bahwa moral adalah hal-hal yang berhubungan dengan
larangan dan tindakan yang membicarakan salah atau benar.
4. Magnis-Susino mengatakan bahwa moral selalu mengacup ada baik buruk nyaman
usia sebagai manusia, sehingga bidang moral adalah bidang kehidupan manusia
dilihat dari segi kebaikannya sebagai manusia.

Secara umum, Moral dapat diartikan sebagai batasan pikiran, prinsip, perasaan,
ucapan, dan perilaku manusia tentang nilai-nilai baik dan buruk atau benar dan salah. Moral
merupakan suatu tata nilai yang mengajak seorang manusia untuk berperilaku positif dan
tidak merugikan orang lain. Seseorang dikatakan telah bermoral jika ucapan, prinsip, dan

6
perilaku dirinya dinilai baik dan benar olehs tandar-standar nilai yang berlaku di lingkungan
masyarakatnya.

2.5 Pengaruh Yang Ditimbulkan Globalisasi Terhadap Moral Suatu Bangsa

Arus modernisasi dan globalisasi itu mempunyai banyak nilai positif dan negatifnya:
Segi positifnya, informasi yang didapat menjadi lebih cepat dan akurat daripada masa-masa
sebelumnya yang kebanyakan masih menggunakan cara-cara manual. Selain itu, semua orang
juga merasa senang apabila ikut serta terhadap perkembangan zaman. Mereka tidak mau
dikatakan ketinggalan zaman. Malah orang yang tidak mengikuti era globalisasi ini seringkali
diejek oleh teman sejawatnya.
Sisi negatif dari arus modernisasi dan globalisasi pun juga tak kalah sedikitnya,
fasilitas-fasilitas yang ada di era globalisasi ini sebagian besar disalahgunakan oleh para
penggunanya. Contoh, internet sekarang ini sering dijadikan arena untuk mencari situs-situs
porno, handphone digunakan untuk menyimpan data-data yang tidak mendidik moral
seseorang, dan lain-lain.

Pengaruh globalisasi terhadap remaja itu begitu kuat. Pengaruh globalisasi tersebut
telah membuat banyak remaja kehilangan moral dan kepribadian diri sebagai bangsa
Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan gejala- gejala yang muncul dalam kehidupan sehari-
hari remaja sekarang. Dari cara berpakaian banyak remaja - remaja kita yang berdandan
seperti selebritis atau lebih banyak meniru artis-artis yang sering mereka lihat ditelevisi.
Mereka menggunakan pakaian yang minim bahan yang memperlihatkan bagian tubuh yang
seharusnya tidak kelihatan yang cenderung mengacu pada kehidupan Negara Barat atau Luar
Negeri.
Kuatnya pengaruh tontonan televisi terhadap perilaku seseorang telah dibuktikan
lewat penelitian ilmiah. Seperti diungkapkan oleh American Psychological Association
(APA) pada tahun 1995 bahwa tayangan yang bermutu akan memengaruhi seseorang untuk
berperilaku baik. Sedangkan tayangan yang kurang bermutu akan mendorong seseorang
untuk berperilaku buruk. Bahkan, penelitian itu menyimpulkan bahwa hampir semua perilaku
buruk yang dilakukan orang adalah hasil dari pelajaran yang mereka terima dari media
semenjak usia anak-anak.
Permasalahan moral sebenarnya sudah ada sebelum Globalisasi muncul. Namun
kemunculan Globalisasi dapat menjadi faktor yang mempengaruhi perkembangan moral.

7
Dengan adanya Globalisasi, perkembangan moral dapat menjadi lebih baik karena informasi
dapat dilakukan dengan cepat. Ajaran agama, motivasi, pendidikan, dan pengetahuan dapat
diakses oleh siapa saja dengan cepat. Adapun juga pengaruh dari globalisasi menjadi dampak
yang buruk bagi masyarakat indonesia pada umumnya. Jika menggunakan produk globalisasi
dengan perbuatan yang tercela malah menjadi masalah dan atau memanfaatkan untuk
perbuatan yang dilarang oleh agama maupun negara.
Pemahaman dan pengamalan ajaran agama semenjak dini pun diyakini dapat
menanggulangi permasalahan di atas. Pengetahuan agama akan membentengi seseorang dari
perilaku amoral, kriminal, dan budaya-budaya asing yang negatif.

2.6 Dampak Buruk Globalisasi Terhadap Moral Bangsa Indonesia

Contoh Kasus

Jakarta - Kabar adanya pesta usai Ujian Nasional (UN) yang bertema bikini menimbulkan
reaksi keras dari berbagai kalangan. Peran semua pihak, terutama keluarga menjadi hal utama
untuk menumbuhkan nilai moral kepada generasi muda agar hal yang serupa tak kembali
terulang.
"Peran orang tua, guru dan tentunya pemerintah. Pemerintah tidak boleh hanya prihatin,
karena mereka punya power untuk menentukan mana yang boleh dan mana yang tidak boleh
dilakukan," ujar sosiolog Musni Umar saat berbincang dengan detikcom, Kamis (23/4/2015).
Selain peran orangtua dan pemerintah, peran sekolah dalam menanamkan nilai moral kepada
siswa juga penting. Terlebih ketika tak ada lagi mata pejalaran moral yang diajarkan, maka
peran aktif seorang guru penting dilakukan agar budaya global tak mengakar dan
menghilangkan budaya bangsa.
"Pertama mata pelajaran moral kurang, kedua gurunya tidak memanfaatkan kesempatan
ketika berhadapan dengan siswa untuk menanamkan nilai-nilai moral. Kalau untuk mata
pelajaran, di negara kita mata pelajarannya terlalu banyak, baik di SD, SMP, termasuk
perguruan tinggi," jelasnya.
"Pelajaran moral tidak ada dan guru tidak dilatih dalam mengajar. Tentu berbicara mengenai
pentingnya siswa itu mengembalikan cara berpikir dia sesuai mindset sebagai suatu bangsa,"
sambung Musni. Melakukan konstruksi kasus dalam masyarakat dan mengajarkannya kepada
siswa dirasa dapat membantu mereka untuk memahami pentingnya memiliki nilai moral
untuk mempertahankan budaya Indonesia yang bersih dari pengaruh asing.

8
"Yang bisa dilakukan itu dengan memanfaatkan peran seorang guru ketika berada di depan
siswa untuk mengajarkan akhlak mulia, budaya, pancasila dan itu harus ditanamkan kepada
mereka. Cara mengajarinya, bisa dengan menceritakan beberapa kasus di masyarakat, lalu
dikonstruksi dan disampaikan kepada mereka. Hal itu kita bawa ke dalam kehidupan untuk
mencari solusi dari beragam kasus tersebut," kata dia.
"Kuncinya mengembalikan lagi ke bangsa dan negara, berkepribadian dalam budaya dan
kepribadian itu harus tercermin dari budaya kita," tutup Musni.

Dari kasus di atas jelas budaya – budaya semacam ini perlahan merusak moral
generasi bangsa kita. Dan parahnya menurut berita yang beredar acara – acara semacam ini
telah di lakukan di tahun – tahun sebelumya hanya saja tidak tercium oleh media masa. Bila
hal ini terus di biarkan. Apa jadinya moral generasi bangsa kita? Nilai – nilai luhur nenek
moyang kita perlahan tergerus oleh hal – hal semacam ini. Pertanyaanya bagaimana
penyebab budaya semacam ini bisa masuk di Indonesia?

Berikut beberapa Penyebab rusaknya moral bangsa kita, antara lain:

1. Pengaruh Budaya Luar (globalisasi), adalah hal yang mungkin menjadi penyebab
rusaknya moral bangsa Indonesia, tak dapat dipungkiri pengaruh budaya barat merusak
moral bangsa ini. Sebagai contoh free sex dan pergaulan bebas masuk ke Indonesia dari
merangseknya budaya barat ke negeri ini.

2. Kurangnya Agama, Ini juga bisa menjadi sebab rusaknya bangsa Indonesia. Jika agama
yang kita miliki kuat maka tentu saja kita akan takut berbuat dosa. Sehingga tidak akan
ada kejahatan atau paling tidak kejahatan akan sangat minim dalam negeri ini. Contohya
saja jika para pejabat negeri ini memiliki landasan agama yang baik, maka apa berani
mereka memakan uang rakyat (Korupsi).

3. Salahnya Sistem Pendidikan Indonesia, Ini juga bisa menjadi penyebab rusaknya moral di
Indonesia. Sebagaimana kita tahu anak – anak menghabiskan banyak waktunya di dalam
sekolah. Sayangnya sekolah sekarang hanya identik untuk mencari ilmu duniawi saja dan
jarang ada yang sekolah yang juga mengajarkan aspek – aspek moral, Jikalau ada,
porsinya sangat minim.

9
Oleh karena itu, pendidikan karakter bangsa bagi generasi muda tentu sangat diperlukan,
sehingga ke depan para pemuda memiliki tanggung jawab moral untuk membela dan
membangun Indonesia yang lebih baik.

2.7 Pengaruh Globalisasi Terhadap Budaya


Unsur-unsur kebudayaan yang dipengaruhi oleh globalisasi menyebabkan terjadinya
perubahan sosial budaya maupun perilaku suatu masyarakat. Unsur-unsur kebudayaan
tersebut antara lain sistem religi, organisasi masyarakat, pengetahuan, bahasa, kesenian, mata
pencaharian, dan teknologi.
Contoh perubahan unsur kebudayaan dari sistem teknologi yaitu,
penyalahgunaan handphone dan internet untuk hal-hal menyimpang.
Contoh yang lain dari pengaruh globalisasi yaitu hilangnya budaya asli suatu daerah atau
suatu negara, terjadinya erosi nilai-nilai budaya, menurunnya rasa nasionalisme dan
patriotisme,hilangnya sifat kekeluargaan dan gotong royong,kehilangan kepercayaan
diri, dan gaya hidup kebarat-baratan.
Selain itu saat ini masyarakat sedang mengalami serbuan yang hebat dari berbagai produk
pornografi berupa tabloid, majalah, buku bacaan di media cetak, televisi, radio, dan terutama
adalah peredaran bebas VCD. Baik yang datang dari luar negeri maupun yang diproduksi
sendiri. Walaupun media pernografi bukan barang baru bagi Indonesia, namun tidak pernah
dalam skala seluas sekarang. Bahkan beberapa orang asing menganggap Indonesia sebagai
”surga pornografi” karena sangat mudahnya mendapat produk-produk pornografi dan
harganya pun murah. Dan contoh lain misal kita berjalan-jalan di mall atau di tempat publik
sangat mudah menemui wanita Indonesia yang berpakaian serba minim dan mengumbar
aurat. Dimana budaya itu sangat bertentangan dengan dengan norma yang ada di Indonesia.
Belum lagi maraknya kehidupan free sex di kalangan remaja masa kini. Terbukti dengan
adanya video porno yang pemerannya adalah orang-orang Indonesia.
Di sini pemerintah dituntut untuk bersikap aktif tidak masa bodoh melihat perkembangan
kehidupan masyarakat Indonesia. Menghimbau dan kalau perlu melarang berbagai sepak
terjang masyarakat yang berperilaku yang tidak semestinya. Misalnya ketika Presiden Susilo
Bambang Yudoyono menyarankan agar televisi tidak merayakan goyang erotis denga puser
atau perut kelihatan. Ternyata dampaknya cukup terasa, banyak televisi yang tidak
menayangkan artis yang berpakaian minim.

10
Nilai Budaya yang mulai memudar lainnya adalah Budaya tari-tarian. Tari Indonesia
sangatlah beraneka ragam, setiap daerah memiliki ciri tersendiri dalam pembawannya.
Beragam jenis gerak dan gerik telah tercipta dan menjadikan suatu kesatuan seni yang terlihat
indah dan harmonis. Lenggak-lenggok khas wanita Indonesia dan gagah pembawaan penari
laki-laki. Contoh-contoh tarian dari Indonesia adalah tari pendet, tari ramayana, tari kecak,
tari jaipong, tari piring, tari saman dan masih banyak lagi. Sangat banyak rupa, gerakan dan
cara membawakannya. Itulah budaya yang dapat kita banggakan sebagai warga Indonesia.
Dari banyaknya pilihan tari yang ada, banyak yang tidak mengetahuinya atau bahkan
sampai mereka bertanya ‘apakah itu merupakan tarian Indonesia?’ suatu pertanyan yang
cukup miris di dengarnya. Dengan kemajuan berbagai media informasi dan dengan
mudahnya untuk di akses, masih banyak yang tidak mengetahui budaya tari sendiri. Padahal
manfaat dari teknologi sendiri adalah untuk mempermudah manusia untuk mencari informasi.
Namun tarian yang mereka ketahui saat ini adalah tari-tari ‘Dance’ yang pembawaanya
sangat ‘energic’ dan gerakannya yang terlihat begitu cepat. Wanita Indonesia digambarkan
sebagai peribadi yang lembut dan penuh dengan kehalusan, akan terlihat kurang baik jika
harus meniru tari-tarian yang dicontohkan orang barat itu. Cobalah untuk membuat dirimu
mencintai tari-tarian tradisional. Jangan lihat dari satu sisi saja, tapi lihatlah dari berbagai sisi
bahwa banyak nilai positif jika kita lebih memilih dan menyukai tarian dari Indonesia. Jangan
takut dianggap sebagai orang yang tidak ‘Modern’ hanya karena lebih memilih untuk
mempertahankan budaya tari Indonesia. Tapi harusnya orang yang masih mempertahankan
budaya inilah yang dibanggakan. Di zaman sekarang sudah sangat jarang ditemui anak-anak
muda yang ikut berpartisipasi dalam melestarikan budaya. Hanya beberapa saja, yang masih
melestarikannya dan kebanyakan mereka adalah anak muda yang tinggal di pedesaan.
Permainan Tradisional pun tidak luput dari dampak globalisasi. Dengan kemajuan
teknologi yang modern, anak-anak lebih senang bermain dengan alat-alat canggih
dibandingkan bermain dengan permainan tradisional atau teman sebayanya. Dampak yang
terjadi dari kedekatan anak-anak terhadap teknologi cukup menjadi masalah yang panjang.
Anak-anak yang sering bergaul dengan alat-alat kesukaanya seperti Laptop, PSP, Robot
canggih dan sebagainya. Akan mempengaruhi Psikologis dalam kehidupannya. Anak ini akan
cenderung tidak peka terhadap lingkungan sekitarnya, tidak percaya diri dalam bergaul
dengan teman sebaya dan akan mengalami dampak kecanduan jika terlalu sering
menggunakan permainan-permainan canggih tersebut.
Dalam kehidupan sehari-haripun pengaruh globalisasi sudah cukup terlihat. Budaya
gotong-royong antar sesama rupanya kini mulai memudar. Saat ini kebanyakan orang lebih

11
memilih untuk hidup secara individual atau hidup masing-masing tanpa memperdulikan
orang terdekatnya disekitarnya. Padahal budaya gotong-royong dalam bermasyarakat sangat
dibutuhkan, selain manfaatnya untuk memperingan melakukan suatu pekerjaan, juga dapat
mempererat tali persaudaraan antar masyarakat.
Jika budaya ini hilang, bagaimana cara untuk mempererat kesatuan antar sesama.
Perselisihan akan sering terjadi karena keegoisan masing-masing yang lebih mementingkan
diri sendiri tanpa peduli terhadap orang lain. Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial,
tidak dapat hidup sendiri dan membutuhkan peran orang lain. Peran sebagai saudara bersama
inilah yang dibutuhkan dalam kehidupan bermasyarakat.

Ada juga beberapa cara untuk menyikapi pengaruh globalisasi terhadap budaya bangsa,
antara lain:
1. Memberi pendidikan kebudayaan
Jati diri bangsa dan kepribadian bangsa akan diukur oleh perilaku-perilaku individu dalam
masyarakat. Kita hindari nilai kepribadian yang dapat merusak identitas dan jati diri bangsa,
antara lain sebagai berikut.
a. Perilaku ketergantungan pada narkoba
b. Perilaku seks bebas
c. Perilaku premanisme
d. Perilaku hedonis
Adapun pendidikan kebangsaan dapat diberikan melalui.
a. Pembinaan dan pengembangan Bahasa Indonesia
b. Program muatan lokal
Yang dimaksud muatan lokal adalah program pendidikan yang isi dan media
penyampaiannya dikaitkan dengan lingkungan alam, sosial, budaya dan kebutuhan daerah
yang perlu diajari oleh murid. Dalam hal ini kurikulum akan memberi perhatian serius
tentang pembelajaran yang perlu ditonjolkan di suatu daerah antara lain.
1) Adanya pelajaran bahasa daerah
2) Masuknya pelajaran kesenian daerah
3) Budidaya industri di suatu daerah
2. Pelestarian budaya bangsa
Keragaman budaya merupakan sesuatu yang menjadi cir khas nilai-nilai kemanusiaan.
Bahkan apabila ada upaya untuk meninggalkan ciri khas tersebut tentu akan mendapat

12
penolakan masyarakat. Untuk itu perlu adanya dukungan terhadap upaya-upaya yang
mengarah pada pelestarian budaya bangsa.
3. Pemberdayaan organisasi kepemudaan
Generasi muda memiliki potensi berupa daya serap yang tinggi dan sarat akan kritikan.
Generasi muda memiliki kepentingan yang sangat besar dalam hidup bermasyarakat dan
bernegara. Generasi mudalah yang paling menentukan kehidupan suatu bangsa, pada hari ini
dan hari esok

2.8 Pengaruh Globalisasi terhadap Agama

Dampak Positif Globalisasi Agama

• Informasi dan berita mengenai agama akan semakin mudah didapat melalui
internet.
• Penyebaran agama dapat dilakukan dengan memanfaatkan berbagai media online
yang banyak digunakan masyarakat.
• Globalisasi dapat membantu meningkatkan pengetahuan dan kualitas dalam
beribadah.

Dampak Positif Globalisasi Agama


 Umat beragama dapat mengalami pergeseran identitas akibat pengaruh informasi
dari media massa, televisi, radio, dan internet.
Penggunaan ayat-ayat suci di dalam suatu agama dipakai untuk kepentingan-kepentingan
pribadi dan kelompok tertentu.

2.9 Etiket mahasiswa

a. Pengertian Mahasiswa

· Mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi. (Kamus Besar Bahasa
Indonesia, 1989).

· Mahasiswa adalah sekumpulan manusia intelektual yang akan bermetamorfosa


menjadi penerus tombak estafet pembangunan di setiap Negara, dengan itelegensinya
diharapkan bisa mendobrak pilar-pilar kehampaan suatu negara dalam mencari kesempurnaan

13
kehidupan berbangsa dan bernegara, serta secara moril akan dituntut tanggung jawab
akdemisnya dalam menghasilkan buah karya yang berguna bagi kehidupan lingkungan.

b. Peran Mahasiswa

Adapun peran mahasiswa dalam lingkungan kampus yakni,

1. Menciptakan kehidupan ilmiah yang kondusif dalam kampus


2. Menjunjung tinggi nilai ilmiah
3. Hubungan yang kondusif dengan dosen dan karyawan
4. Mengetahui, memahami dan melaksanakan peraturan-peraturan yang berlaku
di kampus
5. Kembangkan gairah membaca, menulis dan menggunakan komputer dengan
bersikap perilaku positif
6. Bersedia menerima sanksi yang ditetapkan atas pelanggaran terhadap
peraturan kampus
7. Memiliki target-target pribadi sambil mengintrospeksi diri
8. Kooperatif kemampuan untuk berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan
kelompok di kampus
9. Melaksanakan tugas-tugas yg sifatnya divergen : berdiskusi, mengerjakan
tugas-tugas dari dosen
10. Menjaga keutuhan peralatan media belajar
11. Kebersihan dan keindahan kampus
c. Pengertian Etiket

· Etiket adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan
kewajiban moral (akhlaq); kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlaq; nilai
mengenai nilai benar dan salah, yang dianut suatu golongan atau masyarakat. (Kamus Besar
Bahasa Indonesia, 1989).

· Etiket adalah suatu ilmu yang membahas tentang bagaimana dan mengapa kita
mengikuti suatu ajaran moral tertentu atau bagaimana kita harus mengambil sikap yang
bertanggung jawab berhadapan dengan berbagai ajaran moral.(Suseno, 1987).

d. Peranan Etiket

14
Adapun peranan etiket yakni, dengan etiket seseorang/kelompok mampu
mengemukakan penilaian tentang perilaku manusia, menjadi alat control atau menjadi rambu-
rambu bagi seseorang/kelompok dalam melakukan suatu tindakan atau aktivitasnya sebagai
mahasiswa, etika dapat memberikan prospek untuk mengatasi kesulitan moral yang kita
hadapi sekarang, etika dapat menjadi prinsip yang mendasar bagi mahasiswa dalam
menjalankan aktivitas kemahasiswaanya, etiket menjadi penuntun agar dapat bersikap sopan,
santun, dan dengan etika kita bisa di cap sebagai orang baik di dalam masyarakat.

B. Etiket Mahasiswa di Lingkungan Mahasiswa

Seperti mana yang kita ketahui bahwa mahasiswa merupakan intelektual-intelektual yang
sangat berperan penting terhadap bangsa dan negara kedepannya, maka dari itu sudah
sepatutnya seorang mahasiswa memiliki etiket baik.

Berikut etiket baik yang sudah seharusnya diterapkan mahasiswa dalam lingkungan kampus ;

1. Berpakaian rapi dan sopan


2. Melakukan peraturan yang berlaku
3. Member contoh yang baik dalam berperilaku
4. Saling menghormati
5. Berperilaku dan bertutur kata yang sopan
6. Hubungan dengan dosen
7. Menyapa dosen ketika bertemu
8. Menghadap dosen dengan sopan ketika ada keperluan
9. Bertanya / mengemukakan pendapat dengan baik
10. Bertemu di rumah dosen dengan sopan
11. Membenahi kelas agar tercipta kenyamanan saat proses pembelajaran
12. Disiplin dalam ruangan
13. Kehadiran dalam kelas, tidak pernah bolos atau tidak hadir tanpa keterangan
14. Kegiatan pada jam istirahat, menggunakan jam istirahat sebagaimana mestinya
dengan efektif dan efesien.
15. Hubung an mahasiswa dengan mahasiswa
16. Membangun saling percaya antar rekan mahasiswa
17. Komitmen dan disiplin yang bersifat terbuka, dan mau menerima pendapat rekan
mahasiswa lainnya
18. Saling berbagi informasi

15
19. Saling member dukungan dengan cara elegant dan gentle
20. Mau menerima rekan dengan tulus yang mau bersahabat
21. Terampil mengelola situasi konflik menjadi situasi problem solving
22. Menganggap rekan mahasiswa sebagai mitra belajar bukan saingan
23. Selalu menyapa rekan mahasiswa (junior-senor)
24. Saling mengingatkan ketika ada tugas
25. Member komentar secara objective dan positif
26. Tidak memfitnah
27. Melakukan pergaulan secara wajar dengan menghormati nilai-nilai agama, kesusilaan,
dan kesopanan

C. Hubungan Etika dengan Mahasiswa

Hubungan etika dengan mahasiswa sangat erat kaitanya, karena dengan etika mampu
mengontrol mahasiswa-mahasiswa sehingga tidak melakukan hal-hal yang mampu
merugikan banyak pihak. Contohnya, etika mampu menjadi control ketika mahasiswa
berdemostrasi sehingga tidak melakukan anarkis.

Di era globalisasi ini dimana telah banyak terjadi perubahan-perubahan besar, yang
akibatkan oleh beberapa hal (secara umum)yaitu perkembangan IPTEK, urbanisasi, dan
tuntutan hidup, dimana perubahan tersebut mengarah ke kualitas, pergeseran nilai dan norma,
gaya hidup yang semakin hedonistis/hedoniawan, budaya glamour.

Sehingga seorang mahasiswa yang beretika mampu berperan dalam dalam pembangunan
masyarakat, Menjadi filter dari pengaruh buruk di era globalisasi, Menjadi alat kontrol dalam
melakukan aktivitasnya, dan Berusaha memperbaiki dan menjaga moral agar kelestarian
moral tetap terjaga.

D. Membangun Etiket dalam diri Mahasiswa

Setiap civitas akademika diharapkan ikut membangun sistem nilai di lingkungan


kampus, baik dosen, karyawan dan mahasiswa. Antara etika dengan mahasiswa memiliki
hubungan yang sangat erat. Etika sangat berperan penting terhadap diri mahasiswa maupun
orang lain, dengan memahami peranan etika mahasiswa dapat bertindak sewajarnya dalam
melakukan aktivitasnya sebagai mahasiswa misalnya di saat mahasiswa berdemonstrasi

16
menuntut keadilan etika menjadi sebuah alat kontrol yang dapat menahan mahasiswa agar
tidak bertindak anarkis. Dengan etika mahasiswa dapat berperilaku sopan dan santun
terhadap siapa pun dan apapun itu. Sebagai seorang mahasiswa yang beretika, mahasiswa
harus memahami kebebasan dan tanggung jawab, karena banyak mahasiswa yang apabila
sedang berdemonstrasi memaknai kebebasan dengan kebebasan yang tidak bertangung jawab.

Berkaitan dengan etika yang perlu dibangun mahasiswa, dewasa ini sedang marak
tema tentang character building dalam dunia pendidikan, yakni suatu pembentukan karakter
dan watak seseorang agar menjadi lebih baik, lebih sopan dalam tataran etika maupun
estetika maupun perilaku dalam kehidupan sehari-hari.

Maka dari itu adapun beberapa usaha untuk membangun etika baik dalam diri yakni,

· Motivasi yang kuat

· Berpikir positive

· Percaya/meyakini diri sendiri

· Hindari hal-hal yang buruk

· Berlatih menerapkan etika baik dalam kehidupan sehari-hari

17
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari uraian dan penjelasan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa dampak globalisasi
kenyataannya sangat berpengaruh terhadap prilaku dan budaya masyarakat Indonesia dimana
fenomena peng- globalan dunia harus disikapi dengan arif dan positif thinking karena
globalisasi dan modernisasi sangat diperlukan dan bermanfaat bagi kemajuan. Namun kita
tidak boleh lengah dan terlena, karena era keterbukaan dan kebebasan itu juga menimbulkan
pengaruh negatif yang akan merusak nilai moral suatu bangsa.
Menolak globalisasi bukanlah pilihan tepat, karena itu berarti menghambat kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Akan tetapi perlu kecerdasan dalam menyaring efek
globalisasi. Akses kemajuan tehnologi informatka dan komunikasi dapat dimanfaatkan
sebagai pelestari dan pengembang nilai-nilai Moral lokal. Jati diri daerah harus terus tertanam
dijiwa masyarakat Indonesia, serta harus terus meningkatkan nilai – nilai keagamaaan.

B. SARAN

Bahwa di era Globalisasi ini sangat nyata dibutuhkan generasi yang unggul dan
mandiri dalam IPTEK. Oleh karena itu diperlukan sikap positif dari kita dalam menerima
perkembangan IPTEK untuk mengimbangi kehidupan kita dalam era Globalisasi ini sehingga
tercipta generasi yang tidak tertinggal dalam era globalisasi ini.

Sehingga pengaruh teknologi informasi memang tidak mungkin kita tolak atau hindari, kita
harus dapat memanfaatkannya untuk kesejahteraan masyarakat tetapi disisi lain kita juga
harus berhati-hati dan bersikap bijak agar dampak negatif yang menyertainya dapat kita
hilangkan atau paling tidak kita minimalisir, mengenalkan teknologi informasi sekaligus
pemanfaatannya bagi kehidupan pribadi maupun kehidupan sosial kemasyarakatan dan
meningkatkan daya nalar dan daya seleksi masyarakat terhadap berbagai informasi yang
membanjir, sehingga masyarakat semakin kritis dan dewasa dalam menyikapinya.

18
Daftar pustaka

http://scholar.google.co.id/scholar?start=50&q=jurnal+globalization&hl=id&as_sdt=0

umrefjournal.um.edu.my/filebank/published_article/670/JPMM%202006%20HASMAH%20
ZANUDDIN.pdf

http://scholar.google.co.id/scholar?start=30&q=jurnals+moral&hl=id&as_sdt=0

business.illinois.edu/ba/seminars/2011%5CSpring%5Creed_paper.pdf

http://eprints.uny.ac.id/3644/

http://en.wikipedia.org/wiki/Globalization

http://en.wikipedia.org/wiki/Morality

http://wizanies.blogspot.com/2007/08/akhlak-etika-moral.html

http://grms.multiply.com/journal/item/26

http://dewon.wordpress.com/2007/11/03/kategori-19/

http://kurniapanduwibowo.blogspot.com/2011/04/pengertian-era-globalisasi.html

http://nurafifahharahap.blogspot.com/2012/03/makalah-globalisasi-iptek-ilmu.html

http://matakuliahekonomi.wordpress.com/2011/05/09/contoh-makalah-globalisasi-full/

http://randinurzaman.blogspot.com/2012/04/makalah-dampak-globalisasi-dalam-bidang.html

http://mengerjakantugas.blogspot.com/2009/05/pengertian-globalisasi.html

http://sro.web.id/makalah-globalisasi.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Globalisasi

http://bungkapit21artikel.blogspot.com/2008/06/globalisasi-mau-diterima-atau-ditolak.html

http://www.anneahira.com/globalisasi-ekonomi.htm

hrcak.srce.hr/index.php?show=clanak_download&id_clanak_jezik=15830

19

Anda mungkin juga menyukai