Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lahirnya Reformasi 1998 mulai membuka mata masyarakat indonesia secara umum .
Cornelis Lay (2006) melukiskan bahwa pembukaan selubung otoritarianisme Orde Baru
telah membawa ke permukaan semua kebobrokan yang terpendam sangat dalam dan
terbungkus sangat rapi di lahan politik Orde Baru selama lebih dari 32 tahun. Semua
kebobrokan yang pernah dikenal peradaban politik umat manusia kini berhamburan dengan
sangat cepat ke permukaan menjangkau berbagai orang, berbagai kawasan, bahkan berbagai
sektor termasuk sektor informasi di kehidupan masyarakat.Informasi merupakan hal yang
sangat penting dan berharga, maka dari itu orang-orang yang memiliki informasi menjadi
orang yang punya 'kekuatan'. Dalam penyelenggaraan Negara di perlukan adanya informasi
agar tercipta komunikasi antara masyrakat dan penyelenggara pemerintahan .Indonesia
merupakan Negara yang telah merdeka hampir 70 tahun,namun diusianya yang mendekati
senja masih banyak sikap tidak dewasa yang di tunjukan oleh warga negaranya,hal ini terjadi
salah satu penyebabnya adalah kurangnya komunikasi antara aparatur dan masyarat sehingga
kurangnya kepercayaan masyarakat kepada pemerintah dalam penyelenggaraan Negara,
selain itu kesalahan yang dilakukan oleh oknum mempelebar jarak antara keduanya .Hampir
disemua sendi kehidupan Baik itu politik,ekonomi,hokum dan lain-lain.
secercah sinar terang untuk menghapus gelapnya penyelengaraan negara di indonesia
itu mulai terlihat disaat pemerintah mulai menggodok dan mengesahkan Undang-undang
Nomer 14 Tahun 2008 tentang Keterbukan Informasi Publik (KIP)
Undang – undang ini mengatur keterbukaan publik untuk semua instansi pemerintahan
sehingga di harapkan terjadi keterbukaan dan komunikasi antara pemerintah dan masyarakat
serta menumbuhkan partisipasi masyarakat dalam ikut mengawasi penyelenggaraan Negara
oleh aparatur .
Adanya keterbukaan tidak terlepas dari perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi.Dengan perkembangan teknologi dan komunikasi sulit bahkan tidak mungkin
untuk menepis dan mengendalikan setiap informasi yang masuk.Keterbukaan merupakan

1
Mediapengawasan oleh masyarakat terhadap penyelenggaraan Negara dan merupakan
sebuah sarana yang efektif guna meningkatkan pelayanan pemerintahan menjadi lebih
produktif

Keterbukaan adalah keadaan yang memungkinkan ketersediaan informasi yang dapat


diberikan dan didapat oleh masyarakat luas.Keterbukan merupakan kondisi yang
memungkinkan tumbuhnya partisipasi masyarakat dalam kehidupan bernegara.

B. Rumusan masalah
Undang-undang no 14 Tahun 2008 sudah diterapkan sejak 1 Mei 2010 dan berjalan di
Indonesia.Namun kenyataannya, masih banyak masyarakat yang kesulitan untuk mengakses
informasi dari Pemerintah.Negara dianggap masih segan terbuka dalam menyampaikan
informasi yang seharusnya bisa dikonsumsi publik. Meskipun saat ini sebagian masyarakat
sudah sadar akan dampak pemberlakuan UU itu dapat membuka akses dalam mendapatkan
informasi serta sebagai sarana mengawasi kebijakan publik, namun dalam pelaksanaannya
belum banyak yang memanfaatkan secara optimal.
Penyebab sulitnya penyerahan informasi dari instansi pemerintah disinyalir karena
kurangnya pemahaman para pejabatnya mengenai UU KIP.Masih banyak aparatur negara di
daerah yang belum memahami atau bahkan mengetahui bahwa UU KIP telah diberlakukan
sejak tahun 2010.Sosialisasi UU KIP kepada para pejabat di badan publik penting dilakukan
karena dalam pratiknya masih terdapat sejumlah kekeliruan yang terjadi saat memberikan
informasi.Beberapa diantaranya bahkan seperti membuat interpretasi sendiri terhadap
peraturan yang berlaku.Tak jarang memberikan informasi publik padahal informasi yang
diminta bukan menjadi domain atau yang dikuasai pemberi informasi.Bahkan tidak sedikit
yang menyepelekan batas waktu penyampaian informasi publik Hal ini tentunya merugikan
masyarakat yang memiliki hak untuk mendapatkan informasi yang mereka butuhkan. Selain
itu kurangnya sosialisasi UUKIP kepada halayak terutama LSM dan tokoh –tokoh
masyarakat menyebabkan UUKIP ini seperti jalan di tempat, sehingga mengganggu jalanya
pembangunan

2
BAB II
DAMPAK KETERBUKAAN DALAM PEMBAGUNAN DEMOKRASI

Hadirnya Undang-Undang No.14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik


(UU KIP) merupakan tonggak penting bagi perkembangan demokrasi di Indonesia. Sebagai
sebuah bentuk freedom of information act, undang-undang ini mengatur pemenuhan
kebutuhan informasi yang terkait dengan kepentingan publik. Kehadiran UU KIP sekaligus
memberikan penegasan bahwa keterbukaan informasi publik bukan saja merupakan bagian
dari hak asasi manusia secara universal, namun juga merupakan constitutional rights
sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 28F perubahan kedua UUD 1945 Hak warganegara
untuk memperoleh informasi publik dijamin oleh UUD “Setiap orang berhak untuk
berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan
sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan
menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia”.

Banyak pihak berharap, hadirnya UU KIP mampu mendorong iklim keterbukaan yang
semangkin luas . Keterbukaan informasi publik diyakini dapat menjadi sarana penting untuk
mengoptimalkan pengawasan publik terhadap penyelenggaraan negara maupun aktivitas
badan publik lainnya yang mengurusi kepentingan publik. Salah seorang perumus Undang-
Undang Dasar Amerika, James Madison, bahkan pernah menyebutkan bahwa keterbukaan
informasi merupakan syarat mutlak untuk demokrasi yang berarti pula perwujudan
kekuasaan yang terbatas dan berada dalam kontrol publik. Keterbukaan informasi memberi
peluang bagi rakyat untuk berpartisipasi dalam berbagai kebijakan publik. Kondisi ini
sekaligus dapat mendorong terciptanya clean and good governance karena pemerintah dan
badan-badan publik dituntut untuk menyediakan informasi yang lengkap mengenai apa yang
dikerjakannya secara terbuka, transparan dan akuntabel.

Salah satu sumber atau penyedia informasi publik tersebut adalah badan atau
sektor publik.Keterbukaan dan transparansi informasi pada sector atau badan publik diatur
dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan
Informasi Publik. Petunjuk pelaksanaan UU KIP dituangkan dalam Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 14
Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik. Namun pada pelaksanaannya masih ada

3
beberapa oknum pelaksana pemerintahan yang belum sadar akan UUKIP dan inilah yang
meninbulkan kurang nya kepercayaan warga masyarakat
pada pemerintah sedangkan dalam UU KIP termaktub untuk memberikan jaminan
terhadap seluruh rakyat Indonesia untuk memperoleh Informasi Publik dalam rangka
mewujudkan serta meningkatkan peran serta aktif masyarakat
dalam penyelenggaraan negara, baik pada tingkat pengawasan
pelaksanaan penyelenggaraan negara maupun pada tingkat pelibatan masyarakat dalam
proses pengambilan keputusan publik.
Ketimpangan yang terjadi dalam pelaksanaan UU KIP ini menimbulkan
beberapa persoalan dilapangan yang dapat dilihat salah satunya dari maraknya aksi main
hakim sendiri disaat mereka mendapatkan penjambret ,pencuri atau curanmor yang
tertangkap warga tak ayal akan menjadi bulan –bulanan warga bahkan yang paling miris ada
yang sampai membakar hidup-hidup para pelaku kejahan tersebut.Selain itu penyelewengan
dalam penyelenggaraan Negara juga kerap terjadi hal ini tak ayal menimbulkan semangkin
sulitnya menumbuhkan kepercayaan masyarakat sehingga mereka bersikap apatis terhadap
roda pemerintahan yang mereka hadapi apalagi untuk berperan aktif dalam pelasanaan
pemerintahan

Media cetak maupun elektronik yang merupakan mediator komunikasi antara


masyarakat dan pemerintah sering menampilkan berita yang menambah panjang turunnya
tingkat kepercayaan masyarakat pada pemerintah di mana sering di pertontonkan koruptor –
koruptor yang berasal dari petinggi pemerintahan bahkan anggota legislatif yang seharusnya
menjadi orang kepercayaan, pembawa aspirasi dan panutan bagi masyarakat tapi dalam
pelaksanaanya merekalah yang menjadi tikus-tikus kotor yang membawa bencana di Negara
kita yang akhirnya selalu menjadi korban adalah rakyat.

Indonesia merupakan Negara yang sangat kaya dengan Ribuan pulau


terhampar,garis pantai terpanjang ke 4 di dunia kekayaan hutan yang menjadi paru-paru
dunia dan hasil tambang yang terpendam dari sabang sampai merauke seharusnya dapat
menjadikan anak negeri ini makmur dalam mengisi kemerdekaan yang diperoleh puluhan
tahun yang lalu,tapi apa yang terjadi ? Kita masih dijajah oleh kemiskinan yang mendera
anak bangsa . kekayaan negeri ini di hanya dinikmati oleh segelintir orang saja,hasil
tambang di kuras oleh investor asing seperti pada PT.freepot ,laut kita di curi kapal asing

4
,hutan kita ditebang, pencurian terjadi tidak hanya di darat , tapi juga di laut,samapi perut
bumi tampa tersisa masarakat hanya mendapatkan sisa bahkan limbah,ini terjadi karena
pemerintah yang kurang bertanggung jawab dalam melaksanakan roda pemerintahan
terutama minimnya pengawasan dari pemerintah dan penegak hukum dalam menanggulangi
hal tersebut sehingga perbuatan yang telah merugikan pemerintah trilyunan rupiah ini masih
terus berlangsung dan sulit di hentikan karena sudah mengakar, di tambah minimnya akses
masyarakat untuk memperoleh informasi yang di perlukan dalam ikut melakukan
pengawasan.

Carut marutnya persoalan negeri ini tidak hanya semata-mata karena kurangnya
tanggung jawab pemerintah beserta jajaranya dalam melaksanaka roda pemerintahan ,tetapi
juga ditambah dengan kurangnya pengertian dan pengetahuan masyarakat
sehingga terkadang terlampau jauh dalam mengartikanya keterbukaan sehingga ada
kalanya pemerintah sulit untuk membuat peraturan akibat terkendala adanya keterbukaan
yang melampau batas, dan oleh karena itu pemerintah harus mendididik masyarakat
melalui Komisi Informasi dan terutama badan-badan publik– agar dapat mengapresiasi
prinsip-prinsip keterbukaan informasi publik secara memadai. Dalam hal ini pemerintah
harus menghormati hak itu dalam undang-undang ,selama ini masyarakat masih merasa tabu
dan takut untuk ikut mengetahui tentang roda pemerintahan,mereka terbiasa terkungkung
seperti jaman orde baru sudah 30 tahun lebih masyarakat tidak dapat mengakses informasi
yang berhubungan dengan pemerintahan dan kita sudah terkondisikan hanya untuk menjadi
penonton di negeri sendiri dengan actor –aktor dan sutradara sebagai pusat segala kekuasaan
dan penentu keputusan tanpa mepertimbangkan masyarakat, dan sebagai penonton.kita
terbiasa di didik untuk menjadi penonton yang baik,tanpa bisa menyampaikan
ide,aspirasi,apalagi kritikan walaupun itu bersifat membangun dan sangat berguna bagi
bangsa dan Negara.

UU KIP disahkan pada 30 April 2008 dan mulai berlaku sejak 2 tahun diundangkan,
yaitu pada 30 April 2010 yang lalu tampaknya belum mempunyai dampak yang
siknifikandalam berbagai sendi kehidupan, Tapi ini bukan berarti tidak ada langkah
dan.etikat baik dari pemerintah untuk membuat Indonesia menjadi lebih baik, dapat kita
lihat pada beberapa lembaga dan departemen di pemerintahan kita sudah dapat mengakses
data yang berhubungan dengan kelembagaan mereka tentu saja data yang dapat kita peroleh

5
adalah data atau informasi yang layak untuk di ketahui atau dikonsumsi oleh
publik.Dampak posistif dari hal ini adalah adanya jaminan hak bagi warganegara untuk
mengetahui rencana,program,proses,alasan pengambilan suatu keputusan publiktermasuk
yang terkait dengan hajat hidup orang banyak
Selain itu juga dapat mendorong peningkatan partisipasi masyarakat dalam proses
pengambilan kebijakan publik dan pengelolaan Badan Publik yang baik,dimana pada
akhirnya dapat tercipta penyelenggaraan negera yang transparan, efektif dan efisien,
akuntabel serta dapatdipertanggungjawabkan,ini dapat terwujud apabila pemerintah daerah
turut andil untuk menciptakan lembaga pemegang kendali atas keterbukaan informasi Yaitu
PPID yang merupakan pejabat yang bertanggung jawab di bidang
penyimpanan,pendokumentasian, penyediaan, dan atau pelayanan informasi di badan publik.
Selain itu masyarakat juga dapat berperan aktif turut andil dalam pelaksanaa yang salah
satunya dengan membentuk suatu LSM atau badan suadaya masyrakat yang bergerak di
bidang ini ICW dan ombusdmen.
Lembaga Swadaya masyarakat atau LSM ini harus mempunyai tujuan dan etikat yang
baik untuk memantau pelaksanaan pemerintahan,terkadang pembentukan LSM hanya
merupakan kedok semata yang dijadikan sarana oleh oknum masyarakat dalam upaya meraih
keuntungan pribadi misalnya dengan mencari-cari kesalahan badan atau lembaga yang
sedang melaksanakan kegiatan dan bila sudah di ketemukan agar tidak di bongkar kepublik
oknum LSM tersebut meminta imbalan sebagai upaya agar kesalahan tersebut tidak di
beberkan dan ini adalah petaka yang yang dapat memperlambat kemajuan Indonesia di
semua elemen.
Temuan KPK yang meciduk banyak koruptor merupakan dampak dari kurangnya
trasparanya pemerintah bersama jajaranya sehingga masih di temukan kebocoran dana yang
luar biasa banyaknya sedangkan disatu sisi masih banyak masysrakat yang sangat
membutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pokok .baik itu pangan maupun kesehatan serta
infrastuktur yang masih minim di beberapa daerah, sehingga menghanbat perekonomian
terutama di daerah timur indonesia yang mana perbedaan pembangunan sangat mencolok
dengan diwilayah lain sehingga mempengaruhi sendi kehidupan masyarakat di daerah
tersebut misalnya dalam bidang ekonomi tingginya harga barang yang berimbas pada
rendahnya daya beli masyarakat selain itu rendahnya taraf kesehatan disana yang merupakan

6
akumulasi dari infrastuktur yang buruk,berbanding terbalik bila kita lihat lebih lanjut dimana
daerah - daerah tersebut merupakan daerah yang mempunyai potensi yang luar biasa dimana
kekayaan yang terkandung di perut bumi papua selayaknya dapat menghantarkan
masyarakatnya dapat hidup makmur dan bukan hidup dibawah garis kemiskinan dan
keterbelakangan di bidang pembangunan seperti sekarang.
Harus disadari bahwa tantangan paling krusial dalam UU KIP sejatinya terletak pada
upaya implementasinya. Jaminan hak memperoleh informasi publik secara jelas dan tegas
memang telah tertuang dalam Pasal 4 UU KIP yang menyebutkan bahwa setiap orang
berhak: a) melihat dan mengetahui informasi publik; b) menghadiri pertemuan publik yang
terbuka untuk umum untuk memperoleh informasi publik; c) mendapatkan salinan informasi
publik melalui permohonan sesuai dengan undang-undang ini; dan/atau d) menyebarluaskan
informasi publik sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Namun demikian, idealitas normatif itu hanya akan berhenti menjadi sebatas berkas di
atas kertas jika tidak ditopang dengan langkah-langkah implementatif yang lebih konkret.
Dalam konteks ini, Komisi Informasi sudah selayaknya bersikap proaktif untuk turut ambil
bagian dalam penyelesaian berbagai kasus aktual sesuai dengan bidang garapnya, yaitu
membuka dan sekaligus menyediakan akses informasi publik secara objektif dan transparan.

Banyak kasus mutakhir yang cukup strategis dan urgen yang sejatinya perlu mendapat
perhatian Komisi Informasi. Contoh paling konkret, misalnya kasus sengketa data Pemilu
2009 dan kasus-kasus korupsi paling mutakhir yang melibatkan para petinggi negara di KPK
dan Polri, serta kasus korupsi Bank Century. Namun sayangnya, dalam banyak kasus aktual
yang urgen itu Komisi Informasi tampaknya ’nyaris tak terdengar’ kiprah dan perannya.

Sebagai komisi independen yang bertugas untuk memastikan jaminan atas akses
informasi publik selayaknya Komisi Informasi memiliki peran strategis. Dalam kasus
sengketa data Pemilu, misalnya, dengan kewenangan yang dimilikinya, Komisi Informasi
sebenarnya dapat memberikan kontribusi yang signifikan.

Keterbukaan dan trasparansi pemerintah dalam mengelola wilayahnya dirasakan


merupaka salah factor yang dapat mengentaskan masyarakat dari keterpurukan di dalam
pembangunan

7
Keterbukaan Informasi Publik yang disahkan dalam UU No. 14 Tahun 2008 pada
tahun 2010 merupakan harapan cerah akan terlaksananya good governance di Indonesia
yaitu pemerintahan yang bersih dari korupsi , kolusi dan nepotisme.
Pemerintahan yang bersih dapat terwujug apabila stakeholders dalam
pembangunan mempunyai visi dan misi yang sama yaitu ingin menciptakan pemerintahan
yang bersih, ingin menjadi pelayan masyarakat dan dalam pelaksanaanya tentu saja
mengikut sertakan objek pambangunan yaitu masyarakat.Pembangunan yang di jalankan
oleh pemerintah hendaknya merupakan pembangunan dari semua aspek terutama Mental,
ekonomi dan social ketiganya harus saling terintegrasi dan saling berkaitan Pembangunan
sosial tidak akan terjadi tanpa adanya pembangunan ekonomi, begitu pula sebaliknya
pembangunan ekonomi tidaklah berarti tanpa diiringi dengan peningkatan kesejahteraan
sosial masyarakat secara menyeluruh tetapi yang tak kalah pentingnya adalah pembangunan
mental masyarakat Indonesia,seperti apa yang di galakkan oleh bapak presiden Joko
Widodo,karena hanya masyarakat yang bermental kuat saja yang dapat turut adil dalam
pembangunan serta,yaitu yang mau bekerja keras dan tak mudah berputus asa begitu juga
pelaksana pemerintahan harus diisi oleh orang-orang yang bemental kuat untuk tetap jujur
dalam melaksanakan tugas yang diembanya tidak takut pada saran dan kritikan
yang lontarkan oleh masyarakat serta siap bekerja secara trasparan dan dan bertanggung
jawab terhadap beban yang di amanatkan di pundak mereka.
Keterbukaan yang dilakukan oleh badan Publik dimana yang termasuk badan public
sendiri adalah Lembaga Eksekutif,Legislatif dan Yudikatif dan badan lain yang fungsi dan
tugas pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan negara, yang sebagian atau seluruh
dananya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan/atau Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah, atau organisasi nonpemerintah sepanjang sebagian atau
seluruh dananya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan/atau
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, sumbangan masyarakat, dan/atau luar negeri. UU
KIP Pasal I dan Bab I Mencantumkan bahwa Informasi adalah keterangan, pernyataan,
gagasan, dan tanda-tanda yang mengandung nilai, makna, dan pesan, baik data, fakta
maupun penjelasannya yang dapat dilihat, didengar, dan dibaca yang disajikan dalam
berbagai kemasan dan format sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi secara elektronik ataupun nonelektronik.Sedangkan Informasi Publik adalah

8
informasi yang dihasilkan, disimpan, dikelola, dikirim, dan/atau diterima oleh suatu badan
publik yang berkaitan dengan penyelenggara dan penyelenggaraan negara dan/atau
penyelenggara dan penyelenggaraan badan publik lainnya yang sesuai dengan
UndangUndang ini serta informasi lain yang berkaitan dengan kepentingan publik
Good govermace akan tercipta dan bukan hanya menjadi angan-angan semata
apabila UU KIP ini dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab,tapi Indonesia masih
memerlukan waktu dan proses yang cukup panjang untuk meraih semuanya. Hal ini bisa kita
lihat contoh kecil dilingkungan sekitar kita contoh kasus misalnya masih ada masyarakat
atau orang tua siswa yang belum mengetahui penggunaan dana bantuan sekolah
dilingkungan sekolah mereka dan terkadang pihak sekolah masih menarik iuran dalam
melaksanakan pendidikan walaupun sudah di canangkan oleh pemerintah pendidikan 9 tahun
gratis pada sekolah negeri,sehingga ada di beberapa daerah yang masyarakatnya tidak
menyekolahkan anaknya dengan alasan tak mampu membayar biaya sekolah padahal
pemerintah sudah menggratiskannya.Jadi masih banyak masalah yang di timbulkan
akibat belum diterapkan UU KIP sepenuhnya.

Untuk menciptakan pembanguna sesuai yang di inginkan oleh masyarakt Indonesia


dan lebih khusus lagi masyarakat daerah langkah awal yang harus dilakukan oleh
pemerintah daerah adalah dengan membentuk Pejabat pengelola Informasi (PPID). Adapun
tugas dan kewajiban PPID adalah menetapkan perturan internal tentang pengelolaan dan
pelayanan informasi,menyusun klasifikasi dan daftar informasi public,melakukan pengujian
konsekuensi dan penyusun pertimbangan tertulis,melaksanakan pelayanan informasi (
berkala,serta merta,tersedia setiap saat berdasarkan permintaan) serta Menyusun dan
mengumumkan laporan pelayanan. Dengan pembentukan PPID di setiap daerah diharapkan
dapat mempercepat terciptanya Good govermace yang tentunya harus diawali dengan
perubahan pola pikir pada setiap aparatur Negara baik itu Eksekutif,legislative maupun
Yudikatif serta masyarakat tentunya. Titik kulminasi ini akan berdampak pada
Reformasi birokrasi di Indonesia . adapun sasaran reformasi yang diharapkan adalah :
birokrasi yang bersih baik itu dari korupsi ,kolusi maupun nepotisme ,birokrasi yang efisien
dan hematan anggaran adanya antisipasi kebocoran, birokrasi yang trasnparan, birokrasi
yang melayani dan birokrasi yang terdesentralisasi sehingga keperluan masyarakat daerah
akan cepat terpenuhi.Reformasi birokrasi yang dilaksanakan mulai menampakan geliat

9
kemajuanya sehingga dampak positif mulai dapat di rasakan oleh masyarakat walaupun
masih perlu banyak peningkatkan agar hasil yang maksimak dapat dinikmati oleh
masyarakat.

Pelaksanaan UU KIP menapak tahun ketujuh mulai menampakkan taringnya


walaupun belum banyak memberikan rasa bangga dalam mengeban amanat, sangat penting
dalam mengisi kemerdekaan dengan berbagai aktivitas pembangunan secara menyeluruh,
dengan fokus menitikberatkan penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan wibawa,
dengan nuansa aroma good governance menjadi sebuah budaya baru dalam upaya mengubah
paradigma Ketertutupan Informasi Publik ke Keterbukaan Informasi Publik, juga perubahan
tradisi berpikir negatif dari keinginan ’’Antri Korupsi’’ menuju penyadaran amat tinggi
’’Anti Korupsi’’ kapan saja dan di mana pun berada. Indah hidup di Bumi Pertiwi, Negara
Kesatuan Republik Indonesia, jika budaya hidup seperti itu terwujud

10
BAB III

KESIMPULAN

1. Dilihat dari peran dan fungsi pentingnya Keterbukaan Informasi publik sangat
berpengaruh terutama dalam bidang pembangunan serta partisipasi aktif masyarakat
dalam memberikan pengawasan guna mewujudkan pembangunan dengan
tujuan peningkatan ekonomi dan menciptakan masyarakat yang aman, adi dan sejahtera.
2. Langkah yang perlu diambil oleh pemerintah yaitu dengan membentuk PPID sebagai
sarana satu pintu dalam memberikan informasi kepada publik terhadap hasil-hasil dan
perencanaan serta pelaksanaan program pembangunan, sehingga masyarakat dapat ikut
berpartisipasi dalam pelaksanaanya selain itu juga dapat meningkatkan ilmu dan
mengembangkan pengetahuan .

11
DAFTAR PUSTAKA

Ikhwan M, 2010. “Penerapan Asas Diskresi dalam pembuatan keputusan tata usaha
Negara” diakses pada tanggal 12 Juni 2012 melalui
http://studihukum.blogspot.com/2010/10/penerapan-asas-diskresi-dalam-
pembuatan.html.
Sofian effendi, Prof. 2005. Makalah.Membangun Good Governance Merupakan Tugas Kita
Bersama. Diakses pada tanggal 21 Juni 2012 melalui
http://sofian.staff.ugm.ac.id/artikel/membangun-good-governance.pdf
Mukhtar Latif, Prof. “Makalah Keterbukaan Informasi Publik” Dalam seminar Rakor dan
Advokasi Implementasi percepatan UU No. 14 tahun 2008. Jambi
Kementrian Kominfo.kementrian kominfo sosialisasi uu no 14 tahun 2008. Diakses pada
tanggal 28 Januari 2012 melalui
http://humaskotabelitung.blogspot.com/2013/03/kementrian-komimfo-
sosialisasi-uu-no.html

5. Sofian Asgart, 2012. Keterbukaan Informasi Publik dalam Perspektif


Governability. Diakses pada tanggal 28 Januari 2012 melalui
http://politik.kompasiana.com/2012/01/28/keterbukaan-informasi-publik-dalam-
perspektif-governability-434151.html//

12

Anda mungkin juga menyukai