IKTERUS NEONATORUM
1. TINJAUAN TEORI
a. Prinsip Dasar
Ikterus pada bayi baru lahir terdapat pada 25-50% neonatus cukup bulan dan lebih tinggi lagi
pada neonatus kurang bulan. Ikterus pada bayi baru lahir dapat merupakan suatu gejala fisiologis
atau dapat merupakan hal yang patologis, misalnya pada inkompatibilitas Rhesus dan ABO,
sepsis, penyumbatan saluran empedu, dan sebagainya.
c. PENANGANAN
Mencegah terjadinya kern-ikterus (ensefalopati biliaris)
dalam hal ini yang penting ialah pengamatan yang ketat dan cermat perubahan peningkatan
kadar ikterus / bilirubin bayi baru lahir, khususnya ikterus yang kemungkinan besar menjadi
patologis, yaitu :
- ikterus yang terjadi pada 24 jam pertama.
- Ikterus dengan kadar bilirubin > 12,5 mg % dan pada neonatus cukup bulan atau > 10 mg %
pada neonatus kurang bulan.
- Ikterus dengan kadar peningkatan bilirubin > 5 mg% / hari.
Mengatasi hiperbilirubinemia
melakukan Dekomposisi biliirubin dengan foto terapi
transfuse tukar darah.
Indikasi transfuse tukar darah
Pada semua keadaan dengan kadra bilirubin indirek > 20 mg %.
Kenaikan kadar bilirubin indirek yang cepat, yaitu 0,3 – 1 mg % / jam.
Anemia yang berat pada bayi baru lahir, dengan gejala gagal jantung.
Kadar HB < 14 gr % dan uji Coombs direk positif.
Ikterus disertai kotoran (tinja) warna dempul, segera dirujuk.
Table pedoman pengelolaan ikterus menurut waktu timbulnya, dan kadar billirubin :
Bilirubin (mg %) < 24 Jam 24 – 48 Jam 49 – 72 Jam 72 Jam
<5 Pemberian makanan yang dini
5–9 Terapi sinar bila Kalori cukup
hemolisis
10 – 14 Transfuse tukar Terapi sinar
bila hemolisis
15 – 19 Transfuse tukar Transfuse tukar Terapi sinar
bila hemolisis
> 20 Transfuse tukar