SUMMARY JOURNAL

STRATEGIC TAX MANAGEMENT

By :
Strategic Management Accounting’ Students
Batch XIV

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
SURABAYA
2017
 DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .................................................................................................................... 2

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP AGGRESSIVE TAX

AVOIDANCE DI INDONESIA ........................................................................................ 3

Pengaruh Tax Avoidance terhadap Cost of Debt ............................................................. 6

The Effects of Executives on Corporate Tax Avoidance ................................................. 9

Tax avoidance and corporate social responsibility: you can’t do both, or can you? ...... 11

Does a Firm’s Business Strategy Influence its Level of Tax Avoidance? ..................... 13

TRUST BREEDS TRUST: HOW TAXPAYERS ARE TREATED ............................. 15

Tax evasion and avoidance Typologies………………………………………………...17

2
PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP AGGRESSIVE
TAX AVOIDANCE DI INDONESIA

Oleh:
GA. Sueka Putri (03516021)
Erica Leonardo (03516014)

Research Objective
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji Pengaruh Ukuran Perusahaan
(Firm Size) terhadap Penghindaran Pajak Agresif (Aggressive Tax Avoidance) di
Indonesia
Research Problem
Siegfried (1972), Rego (2003), Hanlon (2005), Desai dan Dharmapala (2006),
Dyreng et al. (2008), Richardson dan Lanis (2007; 2012; 2013), Chen et.al. (2010) dan
Minnick dan Noga (2010) melakukan penelitian mengenai hubungan aggressive tax
avoidance dengan ukuran perusahaan (firm size). Dari beberapa penelitian timbul
adanya gap. Beberapa penelitian yang menggunakan Political Power Theory
menemukan hasil yang negative, sedangkan penelitian dengan menggunakan Political
Cost Theory menemukan hasil yang positif.

Research Model

Research Variable and Definition

- Aggressive Tax Avoidance : diukur berdasarkan GAAP ETR dan Current
ETR.
o ETR adalah alat yang paling sering digunakan untuk mengukur
seberapa besar perusahaan bisa melakukan tax avoidance yang
merupakan bagian dari manajemen pajak.

3
 o GAAP ETR dihitung dengan rumus yang dipergunakan oleh Dyreng
et al. (2008). Sedangkan Current ETR dihitung dengan rumus yang
dipergunakan oleh Derashid dan Zhang (2003) dan juga Hanlon
(2005).
- Ukuran Perusahaan : adalah ukuran perusahaan yang besarnya di hitung
besarnya logaritma total aset yang dimiliki perusahaan.

Research Finding

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa ukuran perusahaan tidak mempengaruhi
aggressive tax avoidance. Peneliti juga menggunakan meneliti pengaruh ROA dan
Leverage terhadap tax avoidance. Jika dilihat dari gambar diatas, yang mempengaruhi
aggressive tax avoidance adalah ROA dengan nilai probability 0.0497.

Managerial Implication
Berdasarkan penelitian ini membuktikan bahwa perusahaan-perusahaan di
Indonesia yang melakukan aggressive tax avoidance tidak di pengaruhi besar kecilnya
perusahaan. Pemikiran bahwa pajak merupakan beban, saat ini masih menjadi focus
pemikiran pengusaha di Indonesia, salah satu yang dapat di jelaskan dalam penelitian
ini adalah tindakan aggressive tax avoidance menjadi suatu strategi bagi semua
perusahaan di Indonesia.

Reflection
Erica Leonardo (03516014)
Jurnal di atas mengajarkan kepada saya bahwa setiap perusahaan (baik perusahaan
berukuran besar maupun kecil) pada dasarnya berusaha untuk meminimalisasi

4
membayar pajak, salah satu strategi untuk meminimalisasi pajak yaitu dengan
aggressive tax avoidance.

GA Sueka Putri (03516021)

Berdasarkan penelitian ini saya mengetahui bahwa tidak peduli ukuran
perusahaan tersebut besar atau kecil, mereka tetap melakukan aggressive tax avoidance.
Ditambah lagi aggressive tax avoidance ini digunakan sebagai strategi untuk
menghindari pajak.

5
 Pengaruh Tax Avoidance terhadap Cost of Debt

Oleh:
GA. Sueka Putri (03516021)
Erica Leonardo (03516014)
Research Objective
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh tax avoidance terhadap cost of debt
dan menguji apakah perubahan tarif pajak dan struktur kepemilikan keluarga
mempengaruhi hubungan tax avoidance dengan cost of debt.

Research Problem
Struktur kepemilikan modal berasal dari utang dan non-utang yang dapat dioptimalkan
dengan manajemen laba (untuk tujuan pajak), di mana manajemen laba ini dapat
meminimalkan pajak namun membuat laba tetap optimal, yaitu melalui tax avoidance
dan tax evasion. Aspek-aspek yang dapat mempengaruhi tax avoidance adalah
perubahan tarif pajak dan struktur kepemilikan keluarga. Berdasarkan latar belakang di
atas, penelitian ingin meneliti lebih lanjut.

Hypothesis
H1 : Tax avoidance berpengaruh negatif terhadap cost of debt
H2 : Pada periode sebelum penurunan tarif pajak pengaruh cost of debt terhadap cost
avoidance semakin kuat
H3 : Perusahaan yang dimiliki keluarga memiliki pengaruh cost of debt terhadap tax
avoidance lebih kuat dibandingkan dengan kepemilikan non keluarga

Research Model

6
 - Jenis penelitian : kuantitatif
- Populasi : 420 perusahaan manufaktur yang terdaftar dalam Indonesia Stock
Exchange 2008-2010
- Sampel : 69 perusahaan

Research Variable and Definition

Variabel 1: Tax Avoidance
Adalah penghematan pajak yang timbul dengan memanfaatkan ketentuan perpajakan
yang dilakukan secara legal untuk meminimalkan kewajiban pajak.
Variabel 2: Cost of Debt
Cost of Debt adalah tingkat pengembalian yang diinginkan kreditur saat memberikan
pendanaan kepada perusahaan.

Research Finding & Conclusion

H1 : Tax avoidance berpengaruh negatif terhadap cost of debt -> DITOLAK
H2 : Pada periode sebelum penurunan tarif pajak pengaruh cost of debt terhadap cost
avoidance semakin kuat -> DITERIMA
H3 : Perusahaan yang dimiliki keluarga memiliki pengaruh cost of debt terhadap tax
avoidance lebih kuat dibandingkan dengan kepemilikan non keluarga -> DITOLAK

Tax Avoidance berpengaruh positif terhadap Cost of Debt, di mana kreditur memandang
Tax Avoidance sebagai resiko sehingga Tax Avoidance justru meningkatkan Cost Of
Debt.Selain itu, ternyata perilaku tax avoidance pada perusahaan keluarga cenderung
lebih tinggi.
Untuk penelitian ke depan, perlu menggunakan sampel dari jenis industri selain
manufaktur. Selain itu waktu pengamatan ke depan perlu diperpanjang
Reflection
Erica Leonardo (03516014)
Dari jurnal ini saya belajar bahwa ada banyak cara untuk melakukan manajemen laba
(terkait pajak), salah satunya adalah dengan tax avoidance. Dari hasil penelitian
menunjukkan bahwa tax avoidance berpengaruh positif terhadap cost of debt. Artinya,
setiap strategi yang diambil oleh perusahaan akan berdampak terhadap kinerja

7
perusahaan, apakah itu perusahaan keluarga maupun non-keluarga, sehingga penting
sekali bagi para manajer untuk menentukan strategi yang tepat dan sesuai bagi
perusahaannya.

GA Sueka Putri (03516021)

Dari jurnal ini saya belajar mengenai manajemen laba yang digunakan oleh perusahaan.
Pada awalnya semua akan mengira bahwa perusahaan keluarga memiliki potensi kuat
untuk melakukan tax avoidance, tetapi dari penelitian ini dikatakan bahwa tax
avoidance tidak ada hubungannya dengan perusahaan keluarga maupun non keluarga.

8
 The Effects of Executives on Corporate Tax Avoidance
Dyreng, Hanlon & Maydew
(2010)
Summary by:
Swenjiadi YenawaN (03515051)
Edbert Eduardus (03516018)

Research Objective
Focused on whether individual executives have an effect on their firms tax avoidance.
Research Problem
Prior literature, executives were either ignored or treated as homogenous inputs to the
tax avoidance process.
Research Model & Variable

Research Result

9
Managerial Implication
Individual executives play a significant role in determining the level of tax avoidance
that firms undertake, incremental to characteristics of the firm. Executive effects in
event time shows results consistent with executive-specific tax avoidance that arises
shortly after the executive arrives and stops after the executive leaves.

10
 Tax avoidance and corporate social responsibility: you can’t do both,
or can you?
Author: Lutz Preuss
Summarized by:
Siti Asiyah (03516008)
Silviana Shenjaya (03516015)

Research Background
A key theme in debates of corporate social responsibility (CSR) is the notion of
legitimacy. For business an emphasis on legitimacy means, on the one hand, that both
the institution of business as such and individual companies exist only because they
offer valuable services for society. On the other hand, if they fail to provide such
services their permission to exist could be revoked (Davis, 1973; Wood, 1991). The
emphasis on organisational legitimacy as basis for the role of business in society has led
to significant efforts by public authorities, global civil society – and not least companies
themselves – to develop a new framework for the management of social and
environmental externalities of economic activity (Collier and Wanderley, 2005;
Midttun, 2008).

However, there are circumstances where companies can insulate themselves

successfully against societal expectations. What happens to their CSR performance in
such a situation? One setting where pressure from civil society is particularly low are
tax havens or Offshore Finance Centres (OFCs). OFCs attract bank deposits and
reported business activities through nominal or zero tax rates and often do not require
substantial corporate activities within the territory (Hines and Rice, 1994; OECD, 1998;
Sikka, 2003). Furthermore, they usually have no (significant) local civil society and are
insulated from pressure of international civil society.

Research Questions

The research questions of this paper hence are: where companies manage to insulate
themselves against civil society pressure, what happens to their CSR performance? Do

11
they claim to act socially responsible? If so, does being based in an OFC impact on the
firm’s commitment to key stakeholders?

Research results and Conclusions

1. This study into the position on corporate social responsibility by companies that
are based in tax havens found that such companies indeed make claims that they
engage in socially responsible business practices. In the light of the fact that tax
avoidance is based on ‘‘complicated transactions promoted to provide tax
benefits unintended by the tax code’’
2. The study furthermore found that OFC-based companies have made significant
efforts to design codes of conduct. In terms of adoption rates and average length,
these were roughly comparable with the codes adopted by a sample of US firms.
3. At a second glance, the commitments the OFC-based companies entered into
vis-a `-vis key stakeholders fell in almost all cases short of those made by US
firms. Exceptions of significant magnitude were a commitment to provide
shareholders with a satisfactory return for their investment and commitments to
employees to avoid harassment, to promote diversity and to safeguard health and
safety at work.
4. With regard to organisational legitimacy, the findings of the study point to a
complex picture where OFC-based companies engage in acts of strategic
legitimacy to be seen as socially responsible.
5. The findings of the study have significant implications for the future of CSR
practice too. Where firms that neglect a basic aspect of their economic
contribution to society can nonetheless claim to act socially responsible, CSR as
corporate practice risks to become seen as nothing more than window-dressing.

12
Does a Firm’s Business Strategy Influence its Level of Tax Avoidance?
Author: Danielle M. Higgins, Thomas C. Omer & John D. Phillips (2011)
Summarized by:
Siti Asiyah (03516008)
Silviana Shenjaya (03516015)

Research Background
A firm’s business-level strategy dictates how the firm competes in its chosen
line of business. The choices made by each firm are likely to determine the level of tax
avoidance
because the firm strategies show their willingness to deal with risk and uncertainty.
Thus, researchers examine whether a firm’s business strategy influences its level of tax
avoidance. Researchers choose to research defenders and prospectors firms
The difference between defender and prospector firms’ tax avoidance levels
depends on their impact of the strategies on the benefits and costs of tax avoidance.
Defenders firms are interested in minimizing costs, defender firms may benefit more
from the increased tax savings generated by tax avoidance activities than prospector
firms. Yet, at the same time, the cost of devising and implementing tax planning
strategies can be expensive and thus, for cost conscious defender firms, the benefit of
additional tax savings may not outweigh the costs of implementing the tax avoidance
strategies. Meanwhile prospectors are less concerned with minimizing costs, and more
focused on growth and innovation, possibly making tax minimization less of a concern
for these types of firms. Nevertheless, prospectors are known for aggressively pursuing
new opportunities and it is possible that this aggressive culture influences their level of
tax avoidance. In addition, prospectors tend to have a greater propensity for risk, and
thus may be more willing to engage in more aggressive tax positions, relative to
defenders.
Prior literature finds that there is substantial variation in firms’ propensities to
avoid income taxes. Until now it remains unclear in the literature why seemingly similar
firms engage in varying degrees of tax avoidance. At the same times it is also unclear
whether defenders engage in more or less tax avoidance activities than prospectors, we
investigate this issue empirically

13
 Hypothesis 1: Organizational business strategies are not associated with
firms’ levels of tax avoidance
Research Results/Finding
Researches find that Prospector firms avoid more taxes than defenders. Tax
planning activities are also associated with firm’s organizational strategy and influences
its level of tax avoidance. But it doesn’t mean that defenders never use tax avoidance.
Defenders could engage in tax avoidance activities to lower costs, prospectors are more
willing to engage in tax planning efforts that have uncertain outcomes.
Defenders always use stable organizational structure because it want to minimize
costs & avoid uncertainty. That’s why they only do a little bit tax avoidance.
Prospectors are the opposite. Prospectors tends to use flexible organization structure
because they focus on innovation and growth. It never fears risks as well. That’s why it
dares to do bigger tax avoidance.

14
 TRUST BREEDS TRUST: HOW TAXPAYERS ARE TREATED
Feld & Frey (2002)
Summarized by:
Eric Wibisono Wardaya (03516019)
Vincentius David Djuanda (03516020)

Research Objectives
1. Mengetahui apakah physcological contract memiliki pengaruh terhadap tax morale.

Research Problem
1. Banyak teori tentang tax compliance, namun sebagain besar hanya membahas tax law
& tax rate.
2. Banyak pendekatan-pendekatan teoritis yang overpredict ketidak patuhan pajak
3. Paper ini bicara bagaimana perlakuan tax authoritiy terhadap tax payer dapat
menimbulkan kontrak psikologis yang akan mempengaruhi tax morale.

Research Model
Penelitian ini menggunakan model penelitian Kuantitatif karena menggunakan model
matematis dalam pengolahan data-nya. Sementara data penelitian merupakan data
sekunder, yaitu data-data terkait sistem dan tarif pajak di Switzerland.

Research Variable & Definition

1. Psychological Contract : Hubungan timbak balik antara tax authoritiy & tax payer
yang bersifat saling percaya dan mutual.
2. Tax Morale : Motivasi intrinsik untuk membayar pajak, dimana tax payer membayar
pajak murni karena kesadaran dari diri sendiri, bukan karena peraturan yang
mengharuskan.

Research Result
1. Tax compliance is not simply the result of opportunities to evade tax and the
deterrence and prevention strategies of tax authorities.

15
2. Tax compliance to a considerable extent has to be attributed to tax morale of
taxpayers.
3. Tax morale depends on the interaction of taxpayers with tax authorities, on the legal
framework, and on the constitutional environment.
4. The psychological contract is based on a relationship of trust.

Research Implication
Penelitian ini diharapkan dapat mengambah pengetahuan dan membantu kita melihat
kepatuhan pajak dari sisi yang berbeda. Jika sebelumnya pembahasan terkait tax
compliance banyak fokus di faktor ekstrinsik, maka penelitian ini meneliti dari sisi
intrinsik.

16
 Tax evasion and avoidance
Typologies
Jeffrey Simser (2008)
Summarized by:
Eric Wibisono Wardaya (03516019)
Vincentius David Djuanda (03516020)

Background
Kejahatan-kejahatan didunia keuangan semakin marak. Di USA, gap antara pajak yang
ditagihkan dengan pajak yang dibayar diestimasi sebesar $310-$ 350 billion.
(Beale,2006).
Perpajakan merupakan hal yang kompleks sehingga navigasi dari system pajak
membutuhkan saran dari pengacara, akuntan dan advisor lain yang handal. Tetapi para
advisor tersebut menemukan dilemma yaitu Tax evasion tidak diijinkan sedangkan tax
avoidance masih diijinkan.
Purpose
Tujuan penelitian ini adalah untuk dapat memahami mengenai Tax evasion dan tax
avoidance dengan cara memahami bagaimana mereka bekerja dan implikasinya bagi
orang lain
Standard and rules
Tax system terdiri dari beberapa peraturan. Selama ini tax payer seringkali
menggunakan peraturan itu untuk meminimalisasi pajak mereka Oleh karena itu
pemerintah menyusun standar-standar perpajakan dengan menetapkan ketentuan
mengenai anti avoiding.
Abusive vs acceptable tax avoidance
Terdapat kasus dari kanada di tahun 2005, pengadilan di kanada meminta review dari
substansial CCA yang diklaim oleh pemberi pinjaman. CRA tidak mengijinkan klaim
trsebut. CCA menunjukkan bahwa kebijakan yang dilakukan CCA tidak melanggar
GAAR. Menurut pengadilan yang dilakukan CCA tidak melanggar GAAR
Anti-money laundering rules and organised crime

17
Money laundry merupakan teknik yag digunakan oleh criminal untuk menggelapkan
kejahatan mereka dengan mengenerasikan antara kejahatan yang mereka miliki dengan
profit tyang didapatdari hasil kejahatan
Tax haven abuses
Dalam laporan kongres(Committee on Homeland Security and Governmental Affairs,
2006) memerikasa adanya adanya tax abused. Offshore tax schemes bukan merupakan
hal yang besar. Amerika memiliki 1 triliun offshore. Transaksi digunakan untuk
memanipulasi peraturan antara tax shelter dan tax benefit.
The Turpen-Holliday case
Dalam kasus ini Dr Turpen, seorang promotor offshore menuliskan manual yang
digunakan oleh kliennya Robert Holliday untuk memindahkan asetnya offshore
Basis shift and the cloned tax shelter
Tahun 1996- 2003 KPMG membuat sebuah perlindungan tax untuk klien dari amerika
yang dinamakan OPIS (Offshore Portfolio Investment Strategy) dan FLIP(Foreign
Leverage Investment Program). Dan KPMG mengatakan bahwa tax shelternya ini legal.
Conclusion
Kompleksitas sistem pajak saat ini semakain meningkat. Negara menemukan bahwa
rule based approach semakin tidak sustain dan perlu mengembangkan standar anti-
avoidance. KPMG berdepat dengan perusahaan mengenai transaksi OPIS dan FLIP.
KPMG bisa sebagai reminder bagi para advisor mengenai prospek dari penuntutan
kasus pajak.
Dari bebrapa kasus di atas menunjukkan bahwa advisor harus mampu untuk
mengantisipasi adanya perubahan yang ada.

18