UNIVERSITAS ANDALAS
Oleh :
ARDILES
No. BP1720322020
DOSEN PEMBIMBING :
DR. Ratni Prima Lita, SE,MM
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM PASCA SARJANA
MANAJEMEN ADMINISTRASI RUMAH SAKIT
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG, 2018
i
DAFTAR ISI
BAB 1 : PENDAHULUAN
mempunyai peranan yang besar dalam menentukan kualitas produk dan kepuasan
pelanggan. Pada dasarnya ada hubungan yang erat antara penentuan kualitas dan
kepuasan pelanggan. Dalam mengevaluasinya, pelanggan akan menggunakan
harapan sebagai standar atau acuan. Oleh karena itu dalam konteks kepuasan,
harapan umumnya dimaknai sebagai keyakinan pelanggan tentang apa yang akan
diterimanya dari standar prediksi dan standar ideal yang dibuat oleh pelanggan itu
sendiri. Riset dalam sektor jasa menunjukkan bahwa harapan pelanggan terhadap
kualitas suatu jasa terbentuk oleh faktor enduring service intensif, transitory
service intensif, personal needs, past experience, dan positive word of mouth
(Hasan Ali, 2013).
2.1.4.1 Umur
Penelitian yang dilakukan WHO di 9 negara berkembang telah
menyimpulkan bahwa populasi terbanyak yang menggunakan sarana pelayanan
kesehatan adalah kelompok umur lima tahun (balita) dan kelompok umur 30-35
tahun. Masyarakat yang berobat kepelayanan kesehatan sebagian masyarakat
rentan yaitu balita, ibu hamil, dan usia lanjut. Sedangkan masyarakat yang
berkunjung ke pelayanan kesehatan dalam arti mengantar kebanyakan umur
produktif (15-55 tahun).
10
2.1.4.3 Pendidikan
Tingkat pendidikan dapat digunakan untuk mengidentifikasi status sosio
ekonomi. Pendidikan mempengaruhi apa yang akan dilakukan yang tercermin dari
pengetahuan, sikap dan perilaku. Pendidikan yang rendah berhubungan dengan
pemanfaatan pelayanan kesehatan yang rendah. Pendidikan dan sosioekonomi
menentukan tingkat kesehatan seseorang. Pendidikan dapat memperbaiki perilaku
kesehatan serta membantu mencegah penyakit. Ada teori yang menyatakan
seseorang dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi cenderung banyak
menuntut atau mengkritik terhadap pelayanan yang diterimanya jika memang
menurutnya kurang puas. Beberapa dengan seseorang dengan tingkat pendidikan
yang rendah, ia cenderung lebih banyak menerima karena tidak tahu apa yang
dibutuhkannya, asal sembuh saja itu sudah cukup baginya.
2.1.4.4 Pekerjaan
Kelompok masyarakat yang bekerja cenderung dipengaruhi oleh
lingkungan pekerjaan juga lingkungan keluarga. Hal ini ada hubungannya dengan
teori yang menyatakan bahwa seseorang yang bekerja cenderung lebih banyak
menuntut atau mengkritik terhadap pelayanan yang diterimanya jika memang
tidak merasa puas bagi dirinya dibandingkan dengan yang tidak bekerja, akan
tetapi dari penjelasan lanjutan dari Lumenta dalam Diah W (2009) menyatakan
bahwa faktor tidak mutlak demikian, karena ada faktor – faktor lain yang
mempengaruhi.
11
2.2.1 Tangible
Suatu service tidak dapat dilihat, tidak bisa dicium dan tidak bisa diraba,
maka aspek tangible menjadi penting sebagai ukuran terhadap pelayanan.
Pelanggan akan menggunakan indra penglihatan untuk menilai suatu kualitas
pelayanan. Pasien akan mempunyai persepsi bahwa rumah sakit mempunyai
pelayanan kesehatan yang baik apabila bangunan terlihat mewah (Irwan H, 2009).
Tangible yang baik akan mempengaruhi presepsi pelanggan. Pada saat yang
bersamaan aspek tangible ini juga merupakan salah satu sumber yang
mempengaruhi harapan pelanggan. Oleh karena itu penting bagi suatu perusahaan
untuk mengetahui aspek tangible yang paling tepat, yaitu masih memberikan
impresi yang positif terhadap kualitas pelayanan yang diberikan tetapi tidak
menyebabkan harapan pelanggan yang terlalu tinggi.
12
2.2.2 Reliability
Kepuasan pelanggan terhadap pelayanan juga ditentukan oleh dimensi
reliability yaitu dimensi yang mengukur kehandalan dari perusahaan dalam
memberikan pelayanan kepada pelanggannya. Ada dua aspek dari dimensi ini,
pertama adalah kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan seperti
yang dijanjikan dan kedua adalah seberapa jauh perusahaan mampu memberikan
pelayanan yang akurat atau tidak error. Sebuah rumah sakit misalnya dikatakan
tidak “reliable” kalau petugas di bagian farmasi melakukan kesalahan dalam
pemberian obat pasien yang satu dengan yang lain tertukar.
2.2.3 Responsiveness
Responsivennes adalah dimensi kualitas pelayanan yang paling dinamis.
Harapan pelanggan terhadap kecepatan pelayanan hampir dapat dipastikan akan
berubah dengan kecenderungan naik dari waktu ke waktu. Sama seperti dimensi
pelayanan lainnya, maka kepuasan terhadap dimensi responsiveness adalah
berdasarkan presepsi dan bukan aktualnya.
2.2.4 Assurance
Dimensi assurance yaitu dimensi kualitas yang berhubungan dengan
kemampuan perusahaan dan perilaku front-line staf dalam menanamkan rasa
percaya dan keyakinan kepada para pelanggannya. Ada 4 aspek dari dimensi ini
yaitu:
1. Keramahan adalah salah satu aspek kualitas pelayanan yang paling mudah
diukur dan program kepuasan yang paling murah. Ramah berarti banyak
senyum dan bersikap sopan
2. Kompetensi. Apabila pelanggan mengajukan beberapa pertanyaan terkait
dengan pelayanan atau produk yang di berikan dan kemudian tidak dapat
memberikan jawaban yang baik, pelanggan akan mulai kehilangan
kepercayaannya. Hal ini akan dapat mempengaruhi kepercayaan terhadap
kualitas pelayanan
13
2.2.5 Emphaty
Pelanggan dari kelompok menengah atas mempunyai harapan yang tinggi
agar perusahaan penyedia jasa mengenal mereka secara pribadi. Apabila tidak,
perusahaan akan kehilangan kesempatan untuk memuaskan mereka dari aspek ini.
Dimensi empati adalah dimensi yang memberikan peluang besar untuk
memberikan pelayanan yang bersifat “surprise”. Sesuatu yang tidak diharapkan
pelanggan, ternyata diberikan oleh penyedia jasa. Pelayanan yang berempati, akan
mudah diciptakan, kalau setiap karyawan mengerti kebutuhan spesifik
pelanggannya.
Kelebihan dari konsep servqual ini adalah karena di dasarkan atas suatu
riset yang sangat komprehensif, mudah dipahami dan mempunyai instrument yang
jelas untuk melakukan pengukuran.
Dalam SJSN, prinsip gotong royong berarti peserta yang mampu membantu
peserta yang kurang mampu, peserta yang sehat membantu yang sakit atau
yang berisiko tinggi, dan peserta yang sehat membantu yang sakit. Dengan
demikian, melalui prinsip gotong royong jaminan sosial dapat menumbuhkan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
2. Prinsip Nirlaba
Pengelolaan dana amanat oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
adalah nirlaba bukan untuk mencari laba (for profit oriented). Sebaliknya,
tujuan utama adalah untuk memenuhi sebesar- besarnya kepentingan peserta.
Prinsip keterbukaan, kehati-hatian, akuntabilitas, efisiensi, dan efektivitas.
Prinsip prinsip manajemen ini mendasari seluruh kegiatan pengelolaan dana
yang berasal dari iuran peserta dan hasil pengembangannya.
3. Prinsip Portabilitas
Prinsip portabilitas jaminan sosial dimaksudkan untuk memberikan jaminan
yang berkelanjutan kepada peserta sekalipun mereka berpindah pekerjaan atau
tempat tinggal dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
4. Prinsip Kepesertaan Bersifat Wajib
Kepesertaan wajib dimaksudkan agar seluruh rakyat menjadi peserta sehingga
dapat terlindungi. Meskipun kepesertaan bersifat wajib bagi seluruh rakyat,
penerapannya tetap disesuaikan dengan kemampuan ekonomi rakyat dan
pemerintah serta kelayakan penyelenggaraan program.
5. Prinsip Dana Amanat
Dana yang terkumpul dari iuran peserta merupakan dana titipan kepada badan-
badan penyelenggara untuk dikelola sebaik- baiknya dalam rangka
mengoptimalkan dana tersebut untuk kesejahteraan peserta.
6. Prinsip Hasil Pengelolaan
Dana Jaminan Sosial dipergunakan seluruhnya untuk pengembangan program
dan untuk sebesar-besar kepentingan peserta. Di Indonesia, penerapan JKN
melalui mekanisme asuransi sosial dengan prinsip kendali biaya dan mutu.
Yakni integrasinya pelayanan kesehatan yang bermutu dengan biaya yang
terkendali. Keuntungan memiliki asuransi kesehatan sosial selain premi yang
terjangkau dengan manfaat komprehensif, kepastian pembiayaan pelayanan
17
tersebut dapat memberikan kasih sayang, rasa aman, penuh perhatian dan
pengabdian, berusaha dengan sungguh-sungguh mengobati dan merawatnya
(Avedis Donabedian).
2. Pelayanan Tenaga Para Medis
Pekerjaan dari pelayanan perawatan adalah memberikan pelayanan
kepada penderita dengan baik, yaitu memberikan pertolongan dengan
dilandasi keahlian, kepada pasien-pasien yang mengalami gangguan fisik dan
gangguan kejiwaan orang dalam masa penyembuhan dan orang-orang yang
kurang sehat dan kurang kuat. Dengan pertolongan tersebut mereka yang
membutuhkan pertolongan mampu belajar sendiri untuk hidup dengan
keterbatasan yang ada dalam lingkungan.
3. Lingkungan Fisik Ruang Perawatan
Ada administrator rumah sakit yang mengatakan bahwa pengelola RS
yang baik ibarat mengelola sebuah hotel. Diperlukan suasana yang tenang,
nyaman, bersih, asri, aman, tentram dan sebagainya. Untuk menuju kearah itu
sebenarnya RS telah mempunyai dasar acuan Permenkes No 982/92, tentang
persyaratan kesehatan lingkungan RS antara lain :
a. Lokasi atau lingkungan RS : tenang, nyaman, aman, terhindar dari
pencemaran, selalu dalam keadaan bersih.
b. Ruangannya : lantai dan dinding bersih, penerangan yang cukup,
tersedia tempat sampah, bebas bau yang tidak sedap. Bebas dari
gangguan serangga, tikus, dan binatang pengganggu lainnya.
Lubang ventilasi yang cukup, menjamin penggantian udara dalam
kamar dengan baik.
c. Atap langit-langit, pintu sesuai syarat yang telah ditentukan.
Untuk menjaga dan memelihara kondisi ini, bukan hanya tugas pimpinan
tapi menjadi tugas semua karyawan RS termasuk pasien dan pengunjung. Dengan
demikian akan diperoleh suasana yang nyaman, asri, aman, tenteram, bebas dari
segala gangguan sehingga dapat memberikan kepuasan pasien dalam membantu
proses penyembuhan penyakitnya.
4. Pelayanan Penunjang Medis
19
Secara skematis kerangka berfikir dari penelitian ini dapat digambarkan sebagai
berikut
Kepuasan Pelanggan
(Pasien JKN) Atribut Pelayanan :
1. Dokter
Dimensi Mutu Pelayanan 2. Perawat
1. Tangibles 3. Administrasi
2. Reliability 4. Lingkungan
3. Responsivennes 5. Fasilitas Penunjang Medik
4. Assurance
5. Emphaty
Karakteristik :
1. Umur
Persepsi Mutu Pelayanan 2. Jenis kelamin
3. Status
4. Pendidikan
Gambar 2.1 Kerangka teori modifikasi dari Parasuraman, dkk, Boy S. Sabarguna
2008. Irine Diana Sari W. 2008. Budiono 2001. Tjandra Yoga Aditama 2002.
Imbalo S.Pohan 2003.
21
Dimensi Mutu :
Kepuasan Peserta
1. Tengible JKN terhadap
2. Reliabilty Pelayanan Rawat Inap Pelayanan
3. Responsivennes
Rawat Inap RSUD
4. Assurance
KH. Daud Arif
5. Emphaty Tanjung Jabung Barat
Jambi Padang
Karakteristik :
1. Umur
2. Jenis kelamin
3. Status
Pelayanan yang diterima Pasien 4. Pendidikan
JKN 5. Pekerjaan
Keterangan:
Sampel adalah bagian populasi yang diteliti yang memenuhi kriteria inklusi dan
ekslusi
Kriteria Inklusi
Kriteria Eksklusi
1. Pasien JKN-KIS yang pulang dalam keadaan meninggal dunia
2. Pasien non-JKN yang sedang dirawat inap
pasien rawat inap pasien JKN stuktur organisasi secara keseluruhan dan informasi
lain yang relevan dengan penelitian ini.
N = Jumlah responden
X2 = jumlah kuadrat nilai x
Y2 = jumlah kuadrat nilai Y
K b
2
r11 1
K 1 t 2
Dimana:
r11= Reliabilitas Instrumen
K = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
Σσb2= Jumlah Varians butir
Bila menggunakan program aplikasi komputer, uji reliabilitas dapat dilakukan
dengan Alpha Cronbach.
3.7 Analisa Data
Pengolahan data dilakukan secara komputerisasi dengan menggunakan
program SPSS version 15.0. Pengolahan data merupakan proses yang sangat
penting dalam penelitian oleh karena itu harus dilakukan dengan baik dan benar.
26
4.1 Gambaran Umum RSUD KH. Daud Arif Tanjung Jabung Barat Jambi
Rumah Sakit Umum Daerah K.H Daud Arif Kuala Tungkal terletak di Kota Kuala Tungkal
di wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan berada di sebelah Timur Ibu Kota Propinsi
Jambi. Jarak tempuh dari Kota Jambi dengan Kota Kuala Tungkal lebih kurang 125 Km.
" Rahasia sehat untuk pikiran dan badan adalah tidak menatapi masa lalu,
tidak mencemaskan masa depan, juga tidak mengantisipasi masalah,
tetapi hidup pada saat ini secara bersungguh-sungguh dan bijaksana "
Motto, Visi, Misi, Tujuan Dan Fungsi Rsud K.H Daud Arif Kuala Tungkal Kabupaten
Tanjung Jabung Barat
1 MOTTO
Motto budaya kerja adalah "UTAMAKAN MUTU PELAYANAN"
2 VISI
"RSUD K.H Daud Arif Unggul dan Prima dalam Pelayanan Kesehatan menuju
Masyarakat Tanjung Jabung Barat Sehat dan Mandiri".
3 MISI
a Meningkatkan Standarisasi Admlnistrasi Kesehatan secara Efektif dan Efisien yang
didukung oleh tenaga profesional
b Meningkatkan Standarisasi Mutu Pelayanan Medis dan Mutu Pelayanan
Penunjang Medis yang berkualitas
c Meningkatkan Standarisasi Mutu Peiayanan Keperawatan melalui Peningkatan Mutu
Sumber Daya Manusia Kesehatan.
4 TUJUAN
Terwujudnya Pelayanan Rumah Sakit yang BERKUALITAS Menuju DERAJAT
KESEHATAN MASYARAKAT TANJUNG JABUNG BARAT YANG OPTIMAL
28
5 FUNGSI
1 Pelayanan Medis
2 Pelayanan Penunjang Medis dan Non Medis
3 Pelayanan Asuhan Keperawatan
4 Pelayanan Rujukan
5 Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan
6 Pelaksanaan Penelitian dan Pengembangan
7 Pengelolaan Administrasi dan Keuangan
8 Pelayanan Kepada Masyarakat
KEADAAN UMUM
Rumah Sakit Umum Daerah K.H Daud Arif Kuala Tungkal terletak di Kota Kuala
Tungkal di wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan berada di sebelah Timur
Ibu Kota Propinsi Jambi. Jarak tempuh dari Kota Jambi dengan Kota Kuala Tungkal
lebih kurang 125 Km.
c. Luas Wilayah
Luas Wilayah : 5.009,82 Km2
Luas Daratan : 4.868,07 Km2
Luas Perairan/ laut : 141,75 Km2
Jumlah Penduduk tahun 2009 : 255.922 jiwa
Kepadatan penduduk : 47 jiwa/ Km2
lebih besar dari nilai r tabel, maka maka butir kuesioner tersebut dinyatakan valid.
Sebaliknya, apabila nilai r hitung lebih kecil dari nilai r tabel, maka butir
pertanyaan pada kuesioner dinyatakan tidak valid.
setiap atribut dimensi kualitas pelayanan memiliki nilai r hitung lebih besar dari
pada nilai r tabel (0.374). Dengan demikian, setiap butir atribut dimensi kualitas
Tingkat Tingkat
No Atribut Kepentingan Pelayanan Keterangan
(Harapan) (Persepsi)
1 Reliability 0.7570 0.6605 Reliabel
2 Responsiveness 0.6501 0.6565 Reliabel
3 Assurance 0.7162 0.0785 Reliabel
4 Empathy 0.5745 0.0474 Reliabel
5 Tangibles 0.6761 0.6830 Reliabel
Sumber : Data Primer yang telah diolah, 2018
Dari tabel 2 diatas dapat diketahui bahwa setiap butir pertanyaan pada
setiap atribut dimensi kualitas pelayanan memiliki nilai r hitung lebih besar dari
pada nilai r tabel (0.374). Dengan demikian, setiap butir atribut dimensi kualitas
pelayanan dinyatakan “realibel”.
Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Pria 10 33.3 33.3 66.6
Wanita 20 66.6 66.6 100.0
Total 30 100.0 100.0
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa dari 30 responden pasien rawat inap
peserta JKN yang diteliti sebagian besar adalah perempuan yaitu 66.6%,
sedangkan laki-laki yaitu 33,3%.
Umur
Frequency Percent Valid Percent
Valid 1-19 tahun 2 29.0 29.0
20-29 tahun 5 16.6 16.6
30-39 tahun 10 33.3 33.3
40-49 tahun 7 23.3 23.3
50-60 tahun 4 13.3 13.3
>61 tahun 2 6.6 6.6
Total 50 100.0 100.0
Status
Frequency Percent Valid Percent
Valid belum menikah 5 16.6 16.6
Menikah 12 40.0 40.0
pernah menikah 14 46.6 46.6
Total 50 100.0 100.0
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa dari 30 responden pasien Rawat Inap
peserta JKN yang diteliti sebagian besar mempunyai status pernah menikah yaitu
46.6%.
Pendidikan
Frequency Percent Valid Percent
Valid tamat SD 4 13.3 13.3
tamat SMP 7 23.3 23.3
tamat SMA 9 30 30
tamat D3 6 20.0 20.0
tamat S1 3 10.0 10.0
tamat s2/s3 1 3.3 3.3
Total 50 100.0 100.0
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa dari 30 responden pasien rawat inap
peserta JKN yang diteliti sebagian besar berpendidikan tamat SMA yaitu
sebanyak 30%.
4.3.5 Analisis Pekerjaan Responden
Berdasarkan penelitian diperoleh distribusi data berdasarkan pekerjaan
responden yang disajikan dalam tabel sebagai berikut:
Table 7 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Pekerjaan
34
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa dari 30 responden pasien Rawat Inap
peserta JKN yang diteliti sebagian besar bekerja sebagai Pegawai swasta yaitu
sebanyak 23.3%.
4.4 Gambaran Tingkat Kepuasan Pasien JKN Rawat Inap RSUD KH. Daud
Arif Tanjung Jabung Barat Jambi
4.4.1 Analisis Dimensi kehandalan (reliability))
Atribut-atribut yang masuk ke dalam dimensi kehandalan (reliability)
adalah sebagai berikut :
Gambar 1. Persentase Jumlah Pasien JKN yang Menyatakan Puas Dan Tidak
Puas Dengan Pelayanan Yang Diterima
Dari gambar di atas pasien JKN yang menyatakan puas dengan pelayanan
yang diterima adalah sebanyak 13 orang dan menyatakan tidak puas sebanyak 17
orang, .
Gambar 2 Persentase Jumlah Pasien JKN Yang Menyatakan Puas Dan Tidak
Puas Dengan Pelayanan Yang Diterima Pada Dimensi Responsiveness
Dari gambar diatas pasien JKN yang menyatakan puas sebanyak 11 orang
dan tidak puas sebanyak 19 orang.
Kepuasan responden pasien JKN di Rawat Inap RSUD KH. Daud Arif
Tanjung Jabung Barat Jambi digambarkan pada gambar sebagai berikut:
37
8 tidak puas
6
4
2
0
pasien JKN
Gambar 3 Persentase Jumlah Pasien JKN Yang Menyatakan Puas Dan Tidak
Puas Dengan Pelayanan Yang Diterima Pada Dimensi Assurance
Dari gambar di atas pasien JKN menyatakan puas sebanyak 12 orang dan
tidak puas sebanyak 18 orang
20
15
Puas
10 Tidak Puas
0
Pasien JKN
Gambar 4 Persentase jumlah pasien JKN yang menyatakan puas dan tidak puas
dengan pelayanan yang diterima pada dimensi empathy
Dari gambar diatas pasien JKN yang menyatakan puas sebanyak 7 oarng
dan menyatakan tidak puas sebanyak 23 orang.
Gambar 5 Persentase jumlah pasien JKN yang menyatakan puas dan tidak puas
dengan pelayanan yang diterima pada dimensi tangibles
Dari gambar diatas pasien JKN menyatakan pelayanan puas sebnayak 12
orang dan tidak puas sebanyak 18 orang
40
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian dan analisis hasil dari bab-bab sebelumnya, maka dari hasil
penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Berdasarkan karakteristik responden pasien di Rawat Inap RSUD KH. Daud
Arif Tanjung Jabung Barat Jambi lebih banyak jenis kelamin perempuan,
rentang usia terbanyak 40-49 tahun, status pernah menikah, pendidikan SMP
dan pekerjaan pegawai swasta
2. Gambaran tingkat kepuasan pasien JKN Rawat Inap RSUD KH. Daud Arif
Tanjung Jabung Barat Jambi berdasarkan dimensi yang menyatakan puas
dengan pelayanan yang diterima adalah sebanyak 13 orang dan menyatakan
tidak puas sebanyak 17 orang, .
3. Gambaran tingkat kepuasan pasien JKN Rawat Inap RSUD KH. Daud Arif
Tanjung Jabung Barat Jambi berdasarkan dimensi ketanggapan yang
menyatakan puas sebanyak 11 orang dan tidak puas sebanyak 19 orang.
4. Gambaran tingkat kepuasan pasien JKN Rawat Inap RSUD KH. Daud Arif
Tanjung Jabung Barat Jambi berdasarkan dimensi perhatian yang menyatakan
puas sebanyak 7 oarng dan menyatakan tidak puas sebanyak 23 orang.
5. Gambaran tingkat kepuasan pasien JKN Rawat Inap RSUD KH. Daud Arif
Tanjung Jabung Barat Jambi berdasarkan dimensi bukti fisik yang menyatakan
puas sebanyak 12 orang dan tidak puas sebanyak 18 orang
5.2 Saran
1. Bagi BPJS Kesehatan. sebagai penyelenggara, perlu memperketat pengawasan
terhadap penyelenggara pelayanan kesehatan pada peserta JKN di rumah sakit
untuk meningkatkan kepuasan pasien.
2. Bagi Manajemen di RSUD KH. Daud Arif Tanjung Jabung Barat Jambi perlu
meningkatkan kinerja pelayanan kesehatan yang belum memuaskan pasien
dari segi pelayanan pemeriksaan, pengobatan dan perawatan harus cepat dan
41
Daftar Pustaka
1. Azrul Azwar. Pengantar Administrasi Kesehatan. Jakarta: Bina Rupa Aksara. 1993.
2. Anwar Shah ,Huther and Jeff. Applying a simple measure of good governance to the
debate on fiscal decentralization. Vol. 1894. World Bank Publications, 1998.
3. Barata. Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen Provider Tri Di
Bandung. Diss. Universitas Widyatama, 2014.
4. Fima, Desta, Santosa Santosa, and Noor Wijayahadi. Perbandingan kepuasan antara
pasien askes dan pasien jamkesmas di poliklinik penyakit dalam rsup dr. Kariadi
semarang. Diss. Fakultas Kedokteran, 2012.
5. Gaspersz, Vincent. "Metode Analisis untuk Peningkatan Kualitas." PT Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta (2003).
6. Goupy, F., et al. "Results of a comparative study of in-patient satisfaction in eight
7. Herianto ,Ariffin Samsuri, Samsuri. "The Effect of Grain Size Distributions On
Acoustic Wave Velocities In Porous Rocks." Proceeding The 8th International
Conference On Quality In Research (QIR) 2005. Fakultas Teknik Universitas
Indonesia, 2005.
8. Heriandi, Heriandi. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Tingkat Kepuasan
Pasien di Instalasi Rawat Jalan RSOB Tahun 2005, 2007.
9. Idris. Hubungan Antara Mutu Jasa Pelayanan Dengan Kepuasan Pasien Di Ruang
Rawat Inap Rsu Gmim Pancaran Kasih Manado 2016." Paradigma 4.2, 2016.
10. Indonesia, Republik. "Keputusan Menpan Nomor 25/KEP/M." PAN 2 (2004): 2004.
11. Keputusan Menteri Kesehatan Tahun 2015. Program Indonesia Sehat Untuk Atasi
Masalah Kesehatan. http://www.depkes.go.id
12. Kuniana. Hubungan Mutu Pelayanan Kesehatan Dengan Kepuasan Pasien Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Jurnal Keperawatan 1.1, 2011.
13. Kotler P, dan Kevin L Keller, 2008, Manajemen Pemasaran Jasa edisi ke tiga belas
14. Lusa, Lara, et al. "Challenges in projecting clustering results across gene expression–
profiling datasets." Journal of the National Cancer Institute 99.22 (2007): 1715-
1723.
15. Pohan Imbalo S, 2007, Jaminan Mutu layanan Kesehatan Dasar-Dasar pengertian
dan Penerapan, Edisi 1, Jakarta:Buku Kedokteran EGC.
16. Purnama Nursya’bani, 2005, Manajemen Kualitas Perpektif Global, Tersedia pada
www.palasarionline.com
17. Pass c, Lowes B. Kamus lengkap ekonomi Jakarta. Erlangga: Jakarta; 2004.
18. Prasetyo B, LM J. Metode Penelitian Kuantitatif : Teori dan Aplikasinya. Jakarta:
Rajawali Pers; 2011
19. Ross, Caroline K., Colette A. Steward, and James M. Sinacore. "A comparative
study of seven measures of patient satisfaction." Medical care 33.4 (1995): 392-406.
20. Reilly, John J., et al. "An objective method for measurement of sedentary behavior
in 3‐to 4‐year olds." Obesity research 11.10 (2003): 1155-1158.
21. Sumarwan, Ujang. "Perilaku konsumen: Teori dan penerapannya dalam
pemasaran." Ghalia Indonesia, Jakarta, 2003.
22. Shaikh, B. T., et al. Using SERVQUAL for assessing and improving patient
satisfaction at a rural health facility in Pakistan, 2008.
23. Sari, Ade Indah. "Tingkat Kepuasan Konsumen Pada Mutu Pelayanan Rumah
Makan (Studi Pada RM. Jawa Deli, RM. Putri Minang dan RM. Tak Bernama di
Kampung Susuk, Kampus USU-Medan)." Jurnal Keuangan & Bisnis Program Studi
Magister Manajemen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan 4.2 (2012): 148-159.
43
KUESIONER PASIEN
No. Responden :
Tanggal :
Petunjuk: Isilah pertanyaan atau pernyataan di bawah ini dengan membubuhkan
tanda silang (X) !
A Jenis Kelamin : 1.Pria 2. Wanita
No Pernyataan Kepuasan
Kenyataan Harapan
STP TP CP P SP STP TP CP P SP
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Tangible
1 Kebersihan, kerapian dan kenyamanan ruangan
2 Penataan eksterior dan interior ruangan
3 Kelengkapan, kesiapan dan kebersihan alat-alat yang dipakai
4 Kerapian dan kebersihan penampilan petugas (karyawan)
Realible
1 Prosedur penerimaan pasien yang cepat dan tepat
2 Pelayanan pemeriksaan, pengobatan dan perawatan cepat dan tepat
3 Jadwal pelayanan rumah sakit dijalankan dengan tepat (visit/kunjungan dokter ,
perawatan, istirahat)
4 Prosedur pelayanan tidak berbelit-belit
Responsiv
1 Kemampuan dokter dan perawat untuk cepat tanggap menyelesaikan keluhan pasien.
2 Petugas memberikan informasi yang jelas, mudah dimengerti.
3 Tindakan cepat pada saat pasien membutuhkan
Assurance
1 Pengetahuan dan kemampuan para dokter menetapkan diagnosis penyakit
2 Keterampilan para dokter, perawat dan petugas lainnya dalam bekerja
3 Pelayanan yang sopan dan ramah
4 Jaminan keamanan pelayanan dan kepercayaan terhadap pelayanan
Emphaty
1 Memberikan perhatian secara khusus kepada setiap pasien
2 Perhatian terhadap keluhan pasien dan keluarganya
3 Pelayanan kepada semua pasien tanpa memandang status sosial dan lain-lain.