Anda di halaman 1dari 29

MINI RISET PELAKSANAAN BANTUAN BIAYA OPERASIONAL

SEKOLAH (BOS) DI MI MIFTAHUL ULUM 02 TEGALWANGI

Disusun untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah pembiayaan pendidikan


yang diampu oleh bapak Dr. H. Zainuddin Al Haj, Lc. M. Pd. I

Oleh:

KHOIRUL ANAM
084 911 8015

PASCASARJANA
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER
2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya dalam menyusun dan menyelesaikan laporan observasi yang
penulis lakukan Di Mi Miftahul Ulum 02 Tegalwangi.
Laporan ini ditulis berdasarkan data dan reverensi yang penulis dapatkan selama
menjalankan obsevasi di Mi Miftahul Ulum 02 Tegalwangi.
Dalam pengumpulan data observasi ini penulis banyak mendapat bantuan dari Bapak
/ Ibu yang bersedia menerima dan memberikan informasi kepada penulis yaitunya :
1. Mi Miftahul Ulum 02 Tegalwangi Umbulsari dalam hal ini telah memberikan
kesempatan penulis untuk melakukan observasi di sekolah ini
2. Bapak Kepala Mi Miftahul Ulum 02 Tegalwangi
3. Bendahara Madrasah Mi Miftahul Ulum 02 Tegalwangi .
4. Dan semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan laporan ini.
Terlepas penulis dalam tahap pembelajaran, maka penulis dengan terbuka menerima
kritik dan sarannya yang bersifat membangun. Semoga amal dan kebaikan seluruh
pihak dapat bermanfaat bagi penulis dan di terima oleh Allah SWT.
Amin ya robbal’alamin.

Hormat saya,

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................... II


DAFTAR ISI ............................................................................................................. 3
BAB I ........................................................................................................................ 3
PENDAHULUAN ..................................................................................................... 4
A. LATAR BELAKANG MASALAH .................................................................... 4
B. IDENTIFIKASI MASALAH .............................................................................. 4
C. PEMBATASAN MASALAH ............................................................................. 4
D. PERUMUSAN MASALAH ................................................................................ 5
E. TUJUAN PENELITIAN ..................................................................................... 5
F. MANFAAT PENELITIAN ................................................................................. 6

BAB II KAJIAN TEORITI DAN PENELITIAN RELEVAN................................... 6


A. KAJIAN TEORI .............................................................................................. 7
B. PENELITIAN RELEVAN ................................................................................. 7
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................... 8
A. JENIS DAN DESAIN PENELITIAN ......................................................... 8
B. SETTING PENELITIAN ............................................................................ 9
C. SUBJEK DAN OBJEK PENELITIAN ....................................................... 9
D. DATA DAN SUMBER DATA ................................................................. 10
E. TEHNIK PENGUMPULAN DATA
F. TEHNIK ANALISA DATA ................................................................... 11
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 12
A. DESKRIPSI LATAR PENELITIAN ................................................................ 13
B. PERMASALAHAN PENGELOLAAN DANA BOS ....................................... 15
C. PENYEBAB PERMASALAHAN DANA BOS ............................................... 18
D. AKIBAT PERMASALAHAN DANA BOS ..................................................... 19
E. SOLUSI PEMECAHAN MASALAH DANA BOS .............................................
BAB V PENUTUP .....................................................................................................
A. KESIMPULAN ............................................................................................ 24
B. SARAN ...................................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Meningkatnya kebutuhan dalam pendidikan, mendorong pemerintah Indonesia


menyalurkan berbagai bantuan demi kelangsungan pendidikan di Indonesia, salah
satunya adalah dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Pemerintah Indonesia
menyalurkan berbagai bantuan demi kelangsungan pendidikan, salah satunya adalah
dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). BOS diperuntukkan setiap sekolah tingkat
dasar di Indonesia dengan tujuan mengatasi beban biaya pendidikan demi tuntasnya
wajib belajar sembilan tahun. Kebijakan pemerintah dengan memberi bantuan dana
BOS rawan terjadi penyelewengan. Agar tidak terjadi penyelewengan dan
ketidakefektifan pengelolaan dana BOS, maka dibutuhkan kerja sama semua elemen
dalam mewujudkan efektifitas pengelolaan dana BOS.

Namun kebijakan Dana BOS bukan berarti berhentinya permasalahan


pendidikan, masalah baru muncul terkait dengan penyelewengan dana BOS, dan
ketidak efektifan pengelolan dana BOS, tujuan dari pemerintah sendiri baik, namun
terkadang sistem yang ada menjadi bumerang dan menghadirkan masalah baru, selain
itu pribadi dan budaya manusia Indonesia ikut berpengaruh terhadap penyelewengan
dan ketidak efektifan pengelolaan dana BOS. Oleh karena itu dibutuhkan kerja sama
semua elemen dalam mewujudkan efektifitas pengelolaan dana BOS.

Pelaksanaan program BOS di MI Miftahul Ulum 02 Tegalwangi yaitu sekolah


tempat tugas peneliti berlangsung baik dengan mengedepankan prinsip transparansi
dan akuntabilitas publik dalam pengelolaannya. Mudah-mudahan makalah kecil ini
bisa memberikan gambaran bagi para pembaca terkait dengan pengelolaan dana
BOS. Solusi yang muncul bukan berarti solusi terbaik, tetapi sedikit sumbangan
pemikiran untuk perkembangan pendidikan di Indonesia.
Pencapaian tujuan program BOS mulai tampak berdasarkan hasil penelitian
Balitbang Kemendiknas dalam Puspitawati (2006: 3) yang menyebutkan
bahwa penyaluran BOS berdampak positif antara lain: 1) Program BOS mengurangi
beban orangtua terbukti meningkatkan jumlah siswa yang terbebas dari pungutan
biaya operasional sekolah/madrasah yaitu dari 28,4% pada tahun 2004/2005 menjadi
70,3% pada tahun 2005/2006, 2) Program BOS berhasil menurunkan angka putus
sekolah dari 0,60% menjadi 0,40%, menurunkan tingkat ketidakhadiran dari 2,71%
menjadi 2,14%,dan serta meningkatkan angka melanjutkan dari SD / MI ke
SMP/MTs dari 94,27% menjadi 96,70%, setelah digulirkannya program BOS sejak
tahun 2005/2006.

Pengelolaan BOS tidak terlepas dari peranan kepala sekolah dalam


pengertian cara kepala sekolah mengatur alokasi pembiayaan untuk operasional
sekolah. Mulyasa
(2006:194) menyatakan bahwa kepala sekolah profesional dituntut memiliki
kemampuan memanajemen keuangan sekolah, baik melakukan perencanaan,
pelaksanaan, maupun evaluasi dan pertanggung jawabannya. Aspek mendasar dari
manajemen adalah perencanaan, dalam hal pembiayaan yang disebut
penganggaran .

Sebagaimana yang dikemukakan Sa’ud dan Makmun (2009: 17) bahwa


“Perencanaan merupakan proses penyusunan berbagai keputusan yang akan
dilaksanakan pada masa yang akan datang untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan”. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan kepala sekolah merencanakan
keuangan untuk rencana kegiatan beserta sumber daya pendukung lainnya yang ada di
sekolah merupakan sesuatu yang sangat penting.

Dalam manajemen pembiayaan, satu diantara instrumen yang penting adalah


penyusunan Rencana Anggaran Pendapat dan Belanja Sekolah (RAPBS). Penyusunan
RAPBS mendasari pelaksanaan (akuntansi) dan evaluasi (auditing) program secara
transparan, akuntabel dan demokratis.
Penyusunan anggaran dan pengembangan RAPBS mempertimbangkan
beberapa faktor, diantaranya: 1) laju pertumbuhan peserta didik, 2) inflasi,
3) pengembangan program dan perbaikan, dan 4) proses pengajaran dan
pembelajaran.

Dalam buku panduan BOS (2010: 28-29) disebutkan


bahwa penggunaan dana BOS dialokasikan untuk kegiatan: penerimaan siswa
baru, pembelian buku referensi dan buku teks pembelajaran, biaya
pembelajaran tambahan dan ekstrakurikuler, biaya ulangan dan ujian, pembelian
barang habis pakai, langganan daya dan jasa serta perawatan sekolah, honor guru dan
kegiatan pengembangan profesi, transport siswa miskin, pembelian computer,
dan media lainnya.

Untuk menjaga agar tidak terjadi penyimpangan dalam penyaluran maupun


penggunaan dana BOS di tingkat sekolah diperlukan evaluasi pelaksanaan program
BOS tersebut. Evaluasi yang dimaksudkan adalah evaluasi pengelolaan keuangan.
Mulyasa (2006: 205) menyatakan, “Evaluasi dan pertanggung jawaban keuangan
sekolah dapat diidentifikasikan ke dalam tiga hal yaitu pendekatan pengendalian
penggunaan alokasi dana, bentuk pertanggungjawaban keuangan sekolah, dan
keterlibatan pengawasan pihak eksternal sekolah”.

Oleh karena itu, peneliti memilih untuk mengangkat mini riset tentang
permasalahan, penyebab timbulya permasalahan, akibat dari permasalahan dan solusi
pemecahan permasalahan pengelolaan dana BOS di MI Miftahul Ulum 02 Tegalwangi
tahun 2019, mudah-mudahan mini riset ini bisa memberikan gambaran bagi para
pembaca terkait dengan pelaksanaa dana BOS sehingga dapat memberikan
sumbangan pemikiran dari peneliti untuk perkembangan pendidikan di Indonesia.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah, dapat diidentifikasi
permasalahan-permasalahan sebagai berikut :
1. Terdapat permasalahan yang muncul dalam pengelolaan dana bos di MI Miftahul
Ulum 02 Tegalwangi
2. Terdapat penyebab timbulnya permasalahan yang muncul dalam pengelolaan dana
bos di MI Miftahul Ulum 02 Tegalwangi
3. Terdapat akibat yang timbul dari permasalahan yang muncul dalam pengelolaan
dana bos di MI Miftahul Ulum 02 Tegalwangi
4. Diperlukan solusi pemecahan permasalahan yang muncul dalam pengelolaan dana
bos di MI Miftahul Ulum 02 Tegalwangi

C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini lebih efektif, efisien, terarah dan dapat dikaji lebih
mendalam maka perlu pembatasan masalah yaitu: Penelitian ini berfokus pada
permasalahan, penyebab timbulya permasalahan, akibat dari permasalahan dan solusi
pemecahan permasalahan pengelolaan dana BOS di MI Miftahul Ulum 02 Tegalwangi

D. Perumusan Masalah
Untuk mempermudah pembahasan, peneliti menyusun beberapa rumusan masalah
dalam penyusunan mini riset ini, rumusan tersebut diantaranya:
1. Apa permasalahan yang muncul dalam pengelolaan dana bos di MI Miftahul
Ulum 02 Tegalwangi
2. Apa penyebab dari timbulnya permasalahan dalam pengelolaan dana bos di MI
Miftahul Ulum 02 Tegalwangi
3. Bagaimana akibat dari permasalahan dalam pengelolaan dana bos di MI Miftahul
Ulum 02 Tegalwangi
4. Bagaimana solusi untuk mengatasi permasalahan dalam pengelolaan dana bos di
MI Miftahul Ulum 02 Tegalwangi
E. Tujuan Penelitian
Peneliti menyusun mini riset ini dengan tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mendeskripsikan permasalah yang muncul dalam pengelolaan dana bos di
MI Miftahul Ulum 02 Tegalwangi
2. Untuk mendeskripsikan penyebab dari timbulnya permasalahan dalam pengelolaan
dana bos di MI Miftahul Ulum 02 Tegalwangi
3. Untuk mendeskripsikan akibat dari permasalahan dalam pengelolaan dana bos di
MI Miftahul Ulum 02 Tegalwangi
4. Untuk mendeskripsikan solusi untuk mengatasi permasalahan dalam pengelolaan
dana bos di MI Miftahul Ulum 02 Tegalwangi.

F. Manfaat Penelitian
Peneliti berharap mini riset ini bisa memeberikan manfaat baik bagi penyusun
khususnya dan juga pembaca pada umumnya, diantaranya:
1. Untuk menambah wawasan tentang ruang lingkup pegelolaan dana Bantuan
Operasional Sekolah (BOS) di MI Miftahul Ulum 02 Tegalwangi
2. Dapat mempelajari permasalahan dan penyebab permasalahan pengelolaan
dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di MI Miftahul Ulum 02
Tegalwangi
3. Dapat mengetahui akibat permasalahan dan solusi pemecahan permasalahan
pengelolaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang terjadi di MI
Miftahul Ulum 02 Tegalwangi.
BAB II

KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN RELEVAN

A. Kajian Teori

1. Latar Belakang Dana Bos

Bantuan Operasional Sekolah (BOS) merupakan pengembangan lebih lajut


dari Program Jaring Pengaman Sosial (JPS) Bidang Pendidikan, yang dilaksanakan
pemerintah pada kurun 1998-2003, dan Program Kompensasi Pengurangan Subsidi
BBM yang dilaksanakan dalam kurun 2003-2005. BOS dimaksudkan sebagai subsidi
biaya operasional sekolah kepada semua peserta didik wajib belajar, yang untuk tahun
2009 jumlahnya mencapai 26.866.992 siswa sekolah dasar, yang disalurkan melalui
satuan pendidikan. Dengan Program BOS, satuan pendidikan diharapkan tidak lagi
memungut biaya operasional sekolah kepada peserta didik, terutama mereka yang
miskin.

Pendidikan merupakan salah satu kunci penanggulangan kemiskinan dalam


jangka menengah dan jangka panjang. Namun, sampai dengan saat ini masih banyak
orang miskin yang memiliki keterbatasan akses untuk memperoleh pendidikan
bermutu, hal ini disebabkan antara lain karena mahalnya biaya pendidikan. Disisi lain,
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
mengamanatkan bahwa setiap warga negara berusia 7-15 tahun wajib mengikuti
pendidikan dasar, yang dikenal dengan Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar
Sembilan Tahun. Konsekuensi dari hal tersebut maka pemerintah wajib memberikan
layanan pendidikan bagi seluruh peserta didik pada tingkat pendidikan dasar (SD/MI
dan SMP/Mts serta satuan pendidikan yang sederajat).

Salah satu program di bidang pendidikan adalah Bantuan Operasional Sekolah


(BOS) yang menyediakan bantuan bagi sekolah dengan tujuan membebaskan biaya
pendidikan bagi siswa yang tidak mampu dan meringankan beban bagi siswa yang lain
dalam rangka mendukung pencapaian Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar
Sembilan Tahun.
Melalui program ini, pemerintah pusat memberikan dana kepada sekolah-
sekolah setingkat SD dan SMP untuk membantu mengurangi beban biaya pendidikan
yang harus ditanggung oleh orangtua siswa. BOS diberikan kepada sekolah untuk
dikelola sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan pemerintah pusat. Besarnya dana
untuk tiap sekolah ditetapkan berdasarkan jumlah murid.

2. Tujuan Pelaksanaan BOS

Dalam buku panduan BOS (2010:28-29) Tujuan pelaksanaan BOS adalah:

a. Menggratiskan seluruh siswa miskin di tingkat pendidikan dasar dari beban


biaya operasional sekolah, baik di sekolah negeri maupun sekolah swasta.

b. Meringankan beban biaya opersional sekolah bagi siswa di sekolah swasta.

c. Membebaskan seluruh siswa SD/MI negeri dan SMP/MTs negeri terhadap biaya
operasional sekolah.

d. Membebaskan seluruh siswa miskin dari seluruh pungutan dalam bentuk apapun,
baik di sekolah negeri maupun sekolah swasta.

e. Meringankan beban biaya operasional sekolah bagi siswa SD/MI dan SMP/MTs
swasta.

Berdasarkan uraian tujuan dana BOS tersebut bisa dikatakan bahwa target utama
dari program dana BOS adalah pemberian fasilitas pada siswa untuk memperoleh
pendidikan wajib belajar secara layak dan merata.

3. Prinsip Dasar Pelaksanaan BOS

Dana BOS pada prinsipnya agar bisa disalurkan kepada sekolah lebih efektif
dan efisien, dan pengelolaannya menjadi wewenang masing-masing sekolah dengan
pengawasan pihak Tim BOS kabupaten/kota. Dalam buku panduan BOS
(2010:2) Prinsip dasar dana BOS adalah sebagai berikut: (1) penyaluran Dana BOS
tidak mengubah prinsip dasar pengelolaan Dana BOS di sekolah. (2) BOS tidak
terlambat disalurkan ke sekolah setiap Triwulannya. (3) Penyaluran dana BOS dalam
bentuk uang tunai (tidak dalam bentuk barang), tepat jumlah, dan tepat sasaran. (4)
BOS tidak digunakan untuk kepentingan di luar BOS.
Petunjuk pelaksanaan/penggunaan tetap berpedoman pada Panduan
Kemendiknas. (5) Penyaluran Dana BOS ke Sekolah tidak perlu menunggu
pengesahan APBD. (6) Disamping menyediakan BOSDA (Bantuan
Operasional Sekolah di Daerah), Kab./Kota harus menyediakan dana untuk
manajemen Tim BOS Kab./Kota (termasuk monitoring dan evaluasi) (7) Kewenangan
mengelola dana BOS tetap berada di sekolah (prinsip Manajemen Berbasis Sekolah).

4. Manajemen Pelaksanaan BOS

Manajemen merupakan istilah lain dari pengelolaan yang menurut Suharsimi


Arikunto (1996: 2) adalah pengadministrasian, pengaturan, dan penataan suatu
kegiatan. M. Sobry Sutikno (2012: 25) Manajemen adalah kemampuan dan
ketrampilan khusus untuk melakukan suatu kegiatan, baik bersama orang lain atau
melalui orang lain dalam mencapai tujuan organisasi.

Menurut Engkoswara (dalam Mulyasa, 2007: 8), manajemen pendidikan


dalam arti yang seluas-luasnya adalah suatu ilmu yang mempelajari penataan sumber
daya yaitu sumber daya manusia, kurikulum atau sumber belajar dan fasilitas untuk
mencapai tujuan pendidikan secara optimal dan menciptakan suasana yang baik bagi
manusia, yang turut serta dalam pencapaian tujuan pendidikan yang disepakati.
Manajemen pendidikan pada dasarnya adalah suatu media belaka untuk mencapai
tujuan pendidikan secara produktif yaitu efektif dan efisien. Berdasarkan pendapat
Engkoswara di atas dengan lebih memperhatikan aspek manajemen pendidikan maka
diharapkan tujuan pendidikan atau target program pendidikan dapat tercapai secara
efektif dan efisien.

5. Tata Cara Pelaksanaan BOS

Pelaksanaan dana bantuan oprasional sekolah SD/SMP baik negeri maupun


swasta mengalami perubahan dibandingkan tahun sebelumnya. Dana BOS kali ini
langsung ditransfer ke Kas Umum Daerah dan mekanisme penyalurannya pun terjadi
perbedaan antar sekolah negeri dan sekolah swasta. Kalau pada tahun sebelumnya
dana BOS dari kas negeri langsung ditranfer ke rekening masing-masing sekolah
untuk kali ini dana ditransfer terlebih dahulu ke kas Umum Daerah Kabupaten/Kota,
kemudian ditransfer ke Rekening masing-masing sekolah.
Untuk sekolah swasta dana BOS ditransfer melalui belanja tidak langsung
dengan jenis belanja hibah, sementara untuk sekolah negeri ditransfer dari belanja
langsung yang terurai dalam tiga jenis belanja, yaitu belanja pegawai, belanja barang
dan jasa serta belanja modal. Tata cara penyalurannya diatur melalui surat edaran
bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Pendidikan Nasional, sedangkan
petunjuk pelaksanaannya diatur dengan Permendiknas No. 37 Tahun 2010.

6. Mekanisme Pencairan Bos

Pengalokasian/pencairan dana BOS dilaksanakan sebagai berikut:

a. Tim Manajemen Pusat mengumpulkan data jumlah siswa tiap sekolah melalui Tim
Manajemen BOS Provinsi, kemudian menetapkan alokasi dana BOS tiap provinsi.

b. Atas dasar data jumlah siswa tiap sekolah, Tim Manajemen BOS Pusat membuat
alokasi dana BOS tiap provinsi yang dituangkan dalam DIPA provinsi.

c. Tim Manajemen BOS Provinsi dan Tim Manajemen BOS Kabupaten/Kota


melakukan verifikasi ulang data jumlah siswa tiap sekolah sebagai dasar dalam
menetapkan alokasi di tiap sekolah.

d. Tim Manajemen BOS Kabupaten/Kota menetapkan sekolah yang bersedia


menerima BOS melalui Surat Keputusan (SK). SK penetapan sekolah yang
menerima BOS ditandatangani oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan
Dewan Pendidikan. SK yang telah ditandatangani dilampiri daftar nama sekolah
dan besar dana bantuan yang diterima (Format BOS-02A dan Format BOS-02B).
Sekolah yang bersedia menerima BOS harus menandatangani Surat Perjanjian
Pemberian Bantuan (SPPB).

e. Tim Manajemen BOS Kab/Kota mengirimkan SK alokasi BOS dengan


melampirkan daftar sekolah ke Tim Manajemen BOS Provinsi, tembusan ke
Bank/Pos penyalur dana dan sekolah penerima BOS.

7. Penggunaan Dana Bos

Penggunaan dana BOS di sekolah harus didasarkan pada kesepakatan dan


keputusan bersama antara Tim Manajemen BOS Sekolah, Dewan Guru, dan Komite
Sekolah yang harus didaftar sebagai salah satu sumber penerimaan dalam
RKAS/RAPBS, di samping dana yang diperoleh dari Pemda atau sumber lain yang
sah. Hasil kesepakatan penggunaan dana BOS (dan dana lainnya tersebut) harus
dituangkan secara tertulis dalam bentuk berita acara rapat yang dilampirkan tanda
tangan seluruh peserta rapat yang hadir.

Dari seluruh dana BOS yang diterima oleh sekolah, sekolah wajib
menggunakan sebagian dana tersebut untuk membeli buku teks pelajaran atau
mengganti yang telah rusak. Buku yang harus dibeli untuk tingkat SD adalah buku
mata pelajaran Pendidikan Agama, serta mata pelajaran Seni Budaya dan
Keterampilan, sedangkan tingkat SMP adalah buku mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial dan mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi.

Adapun dana BOS selebihnya digunakan untuk membiayai kegiatan-kegitan berikut:

a. Pembiayaan seluruh kegiatan dalam rangka penerimaan siswa baru.

b. Pembelian buku referensi dan pengayaan untuk dikoleksi di perpustakaan (hanya


bagi sekolah yang tidak menerima DAK).

c. Pembelian buku teks pelajaran lainnya (selain yang wajib dibeli) untuk dikoleksi
di perpustakaan.

d. Pembiayaan kegiatan pembelajaran remedial, pembelajaran pengayaan,


pemantapan persiapan ujian, olahraga, kesenian, karya ilmiah remaja, pramuka,
palang merah remaja, unit kesehatan sekolah, dan sejenisnya.

e. Pembiayaan ulangan harian, ulangan umum, ujian sekolah, dan laporan hasil
belajar siswa.

f. Pembelian bahan-bahan habis pakai.

g. Pembiayaan langganan daya dan jasa

h. Pembiayaan perawatan sekolah.


B. Penelitian yang Relevan

Ada beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini, antara lain
penelitian:

1. Research from Mun C. Tsang (1997) Vocational training is broadly defined as


any type of job-related learning thatraises an individual’s productivity, and includes
learning in formal vocationaland technical school programmes in training centres or
institutes, and in the workplace, both on and off the job. Which of these learning
activities is the most efficient for which kinds of work is an important question for
decision makersin developing countries today. Tight government budgets and unmet
demands for education and training have increased the urgency of controlling the
costs of education and training and of improving efficiency. Thus, better information
on the costs of vocational training is essential to estimate the total cost of a vocational
training programme and to evaluate its economic feasibility. Detailed information on
both the costs and benefits of vocational training programmes are needed to evaluate
their cost-effectiveness (Tsang, 1988). This article first discusses the methodological
issues in costing vocational training programmes, and then analyses and compares
the costs of different types of vocational training programmes.

Penelitian ini berfokus pada pelatihan kejuruan secara luas didefinisikan


sebagai setiap jenis pembelajaran yang berhubungan dengan pekerjaan
yang menimbulkan produktivitas individu, dan termasuk belajar di SMK resmi dan
program sekolah teknis di pusat-pusat pelatihan atau lembaga, dan di tempat kerja,
baik di dalam dan di luar pekerjaan. Manakah dari kegiatan belajar ini adalah yang
paling efisien yang jenis pekerjaan adalah pertanyaan penting bagi para pengambil
keputusan di negara-negara berkembang saat ini. Anggaran pemerintah yang ketat dan
tuntutan belum terpenuhi untuk pendidikan dan pelatihan telah meningkatkan urgensi
mengendalikan biaya pendidikan dan pelatihan dan meningkatkan efisiensi. Dengan
demikian, informasi yang lebih baik pada biaya kejuruan pelatihan sangat penting
untuk memperkirakan total biaya pelatihan kejuruan program dan untuk mengevaluasi
kelayakan ekonomi.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Adalah metode yang lebih
menekankan pada aspek pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah
daripada melihat permasalahan untuk penelitian generalisasi. Metode penelitian ini
lebih suka menggunakan teknik analisis mendalam ( in-depth analysis ), yaitu
mengkaji masalah secara kasus perkasus karena metodologi kulitatif yakin bahwa sifat
suatu masalah satu akan berbeda dengan sifat dari masalah lainnya. Tujuan dari
metodologi ini bukan suatu generalisasi tetapi pemahaman secara mendalam terhadap
suatu masalah. Penelitian kualitatif berfungsi memberikan kategori substantif dan
hipotesis penelitian kualitatif. Ada lima karakteristik penelitian kualitatif yaitu;
a) Menggunakan lingkungan alamiah sebagai sumber data, b) Memiliki sifat deskriptif
analitik, c) ekanan pada proses bukan hasil, d) Bersifat induktif dan e) Mengutamakan
makna.

B. Seting Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di MI Miftahul Ulum 02 Tegalwangi

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada tanggal 16 Desember 2019 pada saat jam
istirahat dan jeda di sekolah.

C. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek Penelitian Kualitatif ini adalah kepala sekolah, bendahara Bantuan Operasional
Sekolah (BOS) dan guru-guru MI Miftahul Ulum 02 Tegalwangi.
D. Data dan Sumber Data

1. Data

Data yang dikumpulkan dan direduksi untuk mendapatkan data yang valid berupa:

a. Data kualitatif yaitu data berupa kalimat yang diperoleh saat proses observasi dan
wawancara yang berhubungan dengan pengelolaan dana bos di MI Miftahul Ulum 02
Tegalwangi. Data jenis ini dapat dianalisis secara kualitatif.

2. Sumber Data

Sumber data menurut pendapat dari Sukidin (2010: 105) ‘sumber data dibedakan
menjadi dua yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder”.

a. Sumber data primer dalam mini riset ini adalah kepala sekolah, bendahara Bantuan
Operasional Sekolah (BOS), dan guru-guru di MI Miftahul Ulum 02 Tegalwangi .

b. Sumber data sekunder adalah data yang tidak diambil secara langsung dari subjek
penelitian tetapi diperoleh dari dokumentasi pendukung seperti fot-foto, juknis
(petunjuk teknis pengelolaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS), dan contoh
LPJ (Laporan Pertanggung jawaban pengelolaan dana BOS di MI Miftahul Ulum 02
Tegalwangi

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan peneliti untuk pengumpulan data adalah dengan observasi,
wawancara dan dokumentasi.

1. Observasi

Observasi merupakan suatu cara untuk mengumpulkan data dimana peneliti


melakukan pengamatan secara langsung dan mencatat gejala yang tampak pada objek
yang diteliti.

2. Wawancara

Wawancara merupakan teknik mengumpulkan informasi dengan melalui


komunikasi langsung dengan narasumber.
3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data secara tidak langsung pada


subjek penelitian melainkan menggunakan dokumen.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian dikembangkan oleh peneliti dalam melakukan mini riset


terhadap pengelolaan dana BOS di MI Miftahul Ulum 02 Tegalwangi. Adapun
instrumen yang dikembangkan dalam penelitian ini meliputi:

1. Pedoman Observasi

Merupakan instrumen penelitian yang melibatkan peneliti, kepala sekolah,


bendahara Bantuan Operasional sekolah (BOS), dan guru-guru selama pengumpulan
data yang dilakukan secara sistematis.

2. Lembar Wawancara

Lembar Wawancara untuk kepala sekolah, bendahara Bantuan Operasional


sekolah (BOS), dan guru-guru dibuat dengan maksud sebagai sumber data peneliti
sebelum melakukan penelitian. Lembar wawancara ini dimaksudkan untuk
mengetahui bagaimana keadaan pengelolaan dana BOS di MI Miftahul Ulum 02
Tegalwangi.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian kualitatif mencakup


deskripsi hasil wawancara, reduksi data, analisis, interpretasi data dan
triangulasi. Dari hasil analisis data yang kemudian dapat ditarik kesimpulan.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Latar Penelitian

1. Orientasi Visi dan Misi Singkat MI Miftahul Ulum 02 Tegalwangi.

a. Visi
“Terbentuknya Siswa yang berakhlaqul karimah, unggul dan terampil melalui
pendidikan yang berkualitas”
b. Misi:
Indikator Bertakwa:
 Mendidik siswa yang berilmu dan berbudi luhur.
 Menjadikan siswa cerdas melalui pendidikan yang bermutu.
 Melaksanakan pengamatan dan perenungan tentang alam.
 Melaksanakan terjemah Al qu’ran dan Hadist.
 Melaksanakan Sholat Wajib berjamaah.
 Melaksanakan pembiasaan salam,do’a, jabat tangan.
 Mendidik anak berakhlaqul karimah
Indikator Berkualitas
 Mengajarkan Pengetahuan Teknologi dan Kominikasi
Komputer
 Melaksanakan Life Skill (hidup yang terampil/pendidikan kecakapan
hidup)
 Mengembangkan bakat dan minat
 Kegiatan praktek pelajaran
 Pembiasaan membaca
 Mengikutkan berbagai lomba
 Melaksanakan makan sehat di sekolah
 Melaksanakan pembelajaran yang kontekstual
 Melaksanakan karya wisata
c. Tujuan MI Miftahul Ulum 02 Tegalwangi
Indikator bertaqwa:
 Agar peserta didik mengetahui pencipta alam semesta.
 Peserta didik bisa menghafal juz amma.
 Agar Peserta didik berdisiplin dan melaksanakan perintah Alloh.
 Agar peserta didik menjadi dermawan/ senang bersodaqoh.
 Agar peserta didik menjadi sopan santun dan berakhlaq mulia.
Indikator Berkwalitas
 Peserta didik mengenal dan memahami aplikasi dalam komputer
 Agar peserta didik hidup mandiri
 Agar peserta didik dapat menyalurkan bakat yang dimilikinya
 Agar peserta didik dapat mempraktekkan pelajaran yang telah
diajarkan
 Memperluas pengetahuan peserta didik
 Peserta didik lebih berprestasi dan bisa bersaing dengan sekolah lain
 Agar peserta didik bergizi tinggi
 Agar peserta didik mempunyai pengetahuan sesuai dengan bidang
study yang diajarkan
 Agar peserta didik mengenal mahkluq ciptaan Allah.

d. Tujuan Umum
“Menghasilkan anak didik yang berkwalitas dan mampu bersaing
dibidang ilmu agama dan umum dan Berguna Bagi Bangsa dan
Negara”
2. Profil MI Miftahul Ulum 02 Tegalwangi
1. Nama dan alamat sekolah
Nama Lembaga : MI Miftahul Ulum 02 Tegalwangi
Jalan : Jln. Gunung Agung No. 15
Desa : Tegalwangi
Kecamatan : Umbulsari
Kabupaten : Jember
No. Telp. : 085204218599
2. NSS : 111235090354
3. NPSN : 60715821
4. Nomor Rekening Bank : 0392035346
5. Alamat dan alamat yayasan/
Penyelenggara sekolah : Jln. Gunung Agung No.15
6. Status Sekolah : Swasta
7. Status Akreditasi Sekolah : B
terdaftar/diakui/disamakan/A/B/C*)
8. Tahun didirikan : 20 Maret 1978
9. Tahun beroperasi : 1978
10. Ijin Operasional : Nomor 3717 Tahun 2016
11. Status Tanah : HM
12. Surat Pelepasan/HGB/HM/Hak Pakai *)
13. Jumlah siswa dan Nilai Rata-rata Mata Pelajaran /Ujian Sekolah dalam 3 (tiga)
tahun terakhir :
Jumlah Siswa Nilai Rata-rata Mata Pelajaran / Ujian Sekolah/
Tahun Seluruhnya UAS
L P Jumlah PKn B. Ind. B. Ing. Mat IPA
2016/2017 39 42 81 76,00 85,00 80,00 83,00 85,00
2017/2018 41 42 83 75,00 80,00 79,00 76,00 80,00
2018/2019 43 43 86 78,00 81,00 83,00 78,00 84,00
14. Jumlah Rombongan Belajar
a. Kelas 1 : 1 Rombongan belajar
b. Kelas 2 : 1 Rombongan belajar
c. Kelas 3 : 1 Rombongan belajar
d. Kelas 4 : 1 Rombongan belajar
e. Kelas 5 : 1 Rombongan belajar
f. Kelas 6 : 1 Rombongan belajar
15. Data Ruang :
Kondisi
No. Jenis Ruang Jumlah Rusak
Baik
Berat Sedang Ringan
1 Ruang Kelas 6 6
2 Ruang Guru 1 1
3 Ruang Kepala Sekolah 1 1
4 Ruang Perpustakaan 1 1
5 Ruang Tata Usaha 1 1
6 Ruang Laboratorium 1 1
7 Ruang Keterampilan
dst

16. Data Guru Berdasarkan Jenjang Pendidikan


No Status Guru Tingkat Pendidikan
SMP SLTA D 1 D 2 D S1 S2
3
1 Guru Tetap 1 9 1
2 Guru Tidak
Tetap/Honorer
3 Instruktur (seni, olah raga,
baca tulis Alqur’an)
Jumlah 1 9 1

a. Rasio Jarak Tempuh ke tempat tugas


Jarak tempuh Rumah Tranportasi yang
No Nama Guru KET
ke sekolah digunakan
Marpiah, S.Pd.I 1 km Sepeda Motor
Siti Rofiah, S.Pd. 100 meter Jalan kaki
Emy Fatmawati, S.Pd. 1 km Sepeda Motor
Nahrowi Afandi 50 meter Jalan kaki
Ernawati, S.Pd.I 700 meter Sepeda Motor
Ali Wafa, S.Pd.I 1,5 km Sepeda Motor
Fatihatul Mubarokah, M. Pd.I 1 km Sepeda Motor
Luthfi Miladiyah, S. Pd.I 110 meter Jalan kaki
Tutik Firmiyati, S. Pd.I 600 meter Sepeda Motor
Khoirul Anam, S.Pd. 650 meter Sepeda Motor
Lailatul zuhroh , S. Pd.I 200 meter Sepeda Motor
17. Data Sarana dan Prasarana Pendidikan
a. Ruang Kelas
Kondisi
No. Sarana yang dmiliki Jumlah Rusak
Baik
Berat Sedang Ringan
1 Meja Siswa 43 43
2 Kursi Siswa 86 86
3 Meja Guru 10 10
5 Kursi Guru 10 10
6 Almari Kelas 6 6
7 Papan Tulis 6 6
dst

18. Air Bersih : Sumur


19. Debit Air : Cukup
20. Dana Ops dan Perawatan : KomiteSekolah/Yayasan
21. Akte Yayasan : ada
22. Susunan Pengurus : ada
23. Fotokopi akte yayasan : ada
24. Fotokopi bukti kepemilikan Tanah dan bangunan : ada
25. Jumlah Komputer yang dimiliki : 4 unit

B. Permasalahan Pengelolaan Dana BOS di MI Miftahul Ulum 02 Tegalwangi.

Berdasarkan observasi dan dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti


bahwa di MI Miftahul Ulum 02 Tegalwangi bahwa penggunaan dana BOS dilakukan
sesuai dengan aturan yang ada dengan berpanduan pada aturan yang ada yaitu sesuai
dengan RKA atau RAPBS yang disusun sebelum tahun ajaran baru, pengelolaannya
sendiri dilaksanakan secara transparan, akuntabel, jujur dan dipertanggungjawabkan
setiap triwulannya, sedangkan semua siswa tidak dipungut biaya pendidikan karena
kebutuhan siswa sudah dicukupi oleh dana BOS tersebut.
Dalam hal ini setiap pengeluaran dan pemasukan sekolah harus dilakukan
pencatatan oleh bendahara dengan teliti. Dalam pelaksanaan anggaran BOS meliputi
penerimaan dan pengeluaran.

a. Penerimaan pada realisasi penerimaan dana di MI Miftahul Ulum 02


Tegalwangi seluruhnya bersumber dari penerimaan dana BOS. Dana BOS yang
didapat pada tahun ajaran 2019 setelah disusun RAPBS yaitu sebesar Rp 68.800.000,-

b. Pengeluaran Setelah MI Miftahul Ulum 02 Tegalwangi menerima dana BOS dari


pemerintah pusat secara berkala, selanjutnya dana BOS tersebut digunakan untuk
membiayai kebutuhan sekolah. Selama satu tahun tersebut sekolah juga mengeluarkan
dana tiap bulannya seperti dana untuk program sekolah meliputi: pengembangan
kompetensi kelulusan, pengembangan kurikulum, pengembangan standar proses,
pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan, pengembangan saspras,
pengembangan standar pengelolaan, pengembangan standar pembiayaan serta
pengembangan dan implementasi sistem penilaian.

C. Penyebab Permasalahan Pengelolaan Dana BOS di MI Miftahul Ulum 02


Tegalwangi

Pelaksanaan pengelolaan dana BOS diawali dengan kegiatan penyaluran dana


BOS dengan melaporkan data jumlah murid. Mekanisme penggunaan dana BOS yaitu
dimulai dengan pengajuan kebutuhan oleh guru dan karyawan, penentuan alokasi
sumber dana, pembelanjaan barang oleh tim belanja barang, sampai dengan barang
diterima dan diinventarisir oleh penerima barang. Pembukuan dana BOS diwujudkan
dalam bentuk Realisasi Penggunaan Dana BOS disertai lampiran SPJ dan bukti
pengeluaran dana BOS.

Pengelolaan keuangan BOS akan dianggap efektif apabila merujuk pada


Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS) untuk satu tahun
pelajaran. Dalam pengelolaan pembiayaan administrasi keuangan dimulai dari
pengajuan pencairan biaya, transaksi kegiatan berupa serah terima uang dan
pembuatan kwitansi. Pembukuan (Accounting) merupakan pola kegiatan yang sangat
pokok dalam sistem administrasi keuangan yang tertib. Pembukuan yang efektif
mempunyai indikator mencegah penyalahgu- naan uang yang menyimpang dari
prosedur anggaran yang telah ditentukan, mencegah adanya pemborosan dalam
pembiayaan, mencegah defisit anggaran dan melakukan verifikasi (pembuktian)
bahwa anggaran yang ada telah digunakan sesuai dengan rencana kerja yang telah
ditetapkan. Untuk melakukan pembukuan ini diperlukan tata buku, organisasi yang
bertugas menyelenggarakan pembukuan dan sistem transaksi.

Pelaksanaan kegiatan memerlukan adanya pengawasan dan pengendalian.


Tujuannya agar semua komponen sistem bergerak secara koordinatif, integratif dan
sinerjik menuju pencapaian tujuan secara efektif dan efisien. Dalam pembiayaan,
pengawasan dan pengendalian dilakukan agar sumber daya finansial yang tersedia
dapat dimanfaatkan secara optimal.

D. Akibat Permasalahan Pengelolaan Dana BOS di MI Miftahul Ulum 02


Tegalwangi

Dalam pengelolaan dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) di MI Miftahul


Ulum 02 Tegalwangi mengalami defisit keuangan. Hal ini dikarenakan pembagian
dana oleh pemerintah pusat untuk anak masing-masing hanya menerima dana sedikit,
Permasalahan yang timbul adalah realisasi dana penggunaan dana BOS tidak sesuai
dengan kebutuhan siswa. Kebutuhan siswa yang semakin hari semakin banyak mulai
dari kegiatan UTS, UAS, ujian, alat peraga kegiatan belajar mengajar, lomba-lomba
siswa, pembelian seragam siswa, dan seluruh perlengkapan sekolah. Dana yang
dialokasikan untuk siswa tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan kegiatan
siswa, sementara di Sekolah Dasar Negeri tidak boleh melakukan pemungutan biaya
sedikitpun terhadap siswa. Hal ini yang mengakibatkan kepala sekolah dan guru
mengalami kesulitan dalam memanajemen keuangan yang telah di alokasikan dari
pemerintah pusat.

Akibatnya, kepala sekolah harus mencari berbagai sumber pinjaman untuk mengatasi
keterlambatan itu. Bahkan, ada yang meminjam kepada pihak-pihak pain untuk
mengatasi keterlambatan pencairan dana tersebut karena kebutuhan siswa yang harus
segera dipenuhi. Selain kepala sekolah guru juga ikut kesulitan mencari berbagai
sumber pinjaman untuk mengatasi keterlambatan pencairan dana BOS di MI Miftahul
Ulum 02 Tegalwangi.
E. Solusi Pemecahan Permasalahan Pengelolaan Dana BOS di MI Miftahul
Ulum 02 Tegalwangi

Permasalahan yang muncul dalam pengelolaan dana BOS memang sudah


banyak disinyalir di beberapa tempat salah satunya di MI Miftahul Ulum 02
Tegalwangi hal-hal yang dapat dilakukan untuk menangani permasalahan tersebut
adalah:

1. Guru terutama bendahara BOS harus pandai memanajemen dana BOS yang telah
dialokasikan untuk per siswa per bulannya.

2. Para stakeholder pendidikan (guru, kepala sekolah, siswa, orang tua murid,
masyarakat) harus ikut mengawasi dan berpartisipasi aktif dalam proses pengelolaan
dana BOS.

3. Kepala sekolah dan semua guru harus pandai mencari berbagai sumber pinjaman
untuk mengatasi kekurangan dan keterlambatan pencairan dana BOS untuk
memenuhi seluruh kegiatan siswa di MI Miftahul Ulum 02 Tegalwangi

Selain itu solusi pemecahan masalah dapat juga dilakukan oleh pemerintah
pusat untuk mengatasi supaya tidak bisa terjadi dan tidak ada kesempatan oknum
untuk keluar dari aturan yang sudah berlaku. Menghapuskan kebijakan pendidikan
yang bersubsidi jelas bukan menjadi solusi, karena memang pada intinya pendidikan
adalah kebutuhan primer yang harus terpenuhi, dan juga Undang-Undang kita telah
mengamanatkan untuk memberikan layanan gratis untuk pendidikan dasar. Oleh
karena itu, penghapusan sama sekali kebijakan BOS bukan merupakan solusi bagi
kemelut pengelolaan dana BOS.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pendidikan merupakan kebutuhan primer bagi manusia. Pendidikan juga


memegang peran penting dalam pembangunan, sehingga kemajua pendidikan sangat
dibutuhkan bagi suatu bangsa yang ingin menuju kemajuan. Untuk kemajuan
pendidikan, dibutuhkan konsentrasi yang tinggi dari berbagai elemen bangsa terutama
pemerintah. Dalam UUD 1945, dinyatakan bahwa pendidikan merupakan hak bagi
setap warga Negara, dan untuk program wajib belajar pendidikan dasar, pemerintah
berkewajiban untuk mengupayakan pendanaannya. Selain itu, Perkembangan
pendanaan pemerintah melalui APBN mengalami perkembangan, pengurangan
subsidi untuk BBM mempengaruhi besaran subsidi untuk bidang lainnya, begitu juga
dengan pendidikan, salah satu hasinya yaitu adanya pendanaan Bantuan Operasioanl
Sekolah (BOS) dalam pendidikan.

Mekanisme pencairan BOS pada awalnya berasal dari pusat, tapi sejak
pertengahan 2010 dana BOS ditransfer ke pemerintah daerah yang akan menjadi
sumber APBD. Shingga saat ini sekolah-sekolah tidak menerima langsung dari
rekening pusat, tapi bersumber pada APBD. Penggunaan dana BOS diperuntukan bagi
seluruh biaya operasional ruti sekolah, sedangkan untuk biaya pembangunan tidak
berasal dari BOS.

Penyalahgunaan pengelolaan dana BOS banyak ditemukan di beberapa daerah,


kasus yang paling sering adalah penggelembungan jumlah siswa, penyalahgunan
dana, dan bahkan data dan pelaporan fiktif sering menghiasi surat kabar tentang
penyelewengan dana BOS. Hal ini bisa juga dipicu oleh system yang berjalan,
lemahnya pengawasan dan partisipasi public yang kurang, sehingga menyebabkan
tujuan dari adanya subsidi BOS sendiri menjadi kurang dan cenderung berkurang
kebermanfaataannya.
Berdasarkan paparan hasil mini riset ruang lingkup pengelolaan Dana Bantuan
Operasional Sekolah (BOS) di MI Miftahul Ulum 02 Tegalwangi maka simpulan mini
riset adalah sebagai berikut:

a. Pelaksanaan pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di MI


Miftahul Ulum 02 Tegalwangi, meliputi: (a) Perencanaan anggaran dana (b)
Pelaksanaan pengelolaan dana (c) Evaluasi penggunaan dana BOS dilakukan secara
insidental dalam bentuk pengawasan melekat oleh kepala sekolah dan monitoring
internal dilakukan oleh tim manajemen BOS Kabupaten.

b. Pelaporan BOS di MI Miftahul Ulum 02 Tegalwangi dilaksanakan secara per


bulan, triwulan, dan per tahun dengan format penyusunan laporan mengikuti petunjuk
penyusunan laporan serta mengedepankan transparansi dan akuntabilitas publik
terutama terhadap orang tua siswa.

B. Saran

Dari pemaparan mini riset penulis ini bisa sedikit memberikan saran kepada
beberapa pihak antara lain sebagai berikut:

1. Para stakeholder pendidikan (guru, kepala sekolah, siswa, orang tua murid,
masyarakat) harus ikut mengawasi dan berpartisipasi aktif dalam proses pengelolaan
dan BOS.

2. Para pelaku pendidikan atau pihak lembaga pendidikan untuk bisa kooperatif
dan terbuka, asas tranparansi dan akuntabilitas harus dijadikan patokan dalam
pengelolaan dana BOS.
DAFTAR PUSTAKA

Amtu, O. (2011). Manajemen Pendidikan di Era Otonomi Daerah: Konsep Strategi,


dan Implementasi. Bandung: Alfabeta.

Arikunto, Suharsimi. 2009. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

H.A.R. Tilaar dan Riant Nugroho. 2008. Kebijakan Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.

Hendyat Soetopo dan Wasty Soekamto. 1999. Pengantar Operasional Ad ministrasi


Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.

Kemdiknas. (2010). Buku Panduan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Untuk


Pendidikan Gratis dalam Rangka Wajib Belajar 9 Tahun yang Bermutu.

Koswara, E. (2010). Pengelolaan Manajemen Keuangan Sekolah yang


Efektif. http://koswaraero.blogspot.com/2010/04/pengelolaan-manajemen-keuangan
sekolah.html. Diakses tanggal 10 September 2016 pada pukul 20.58 WIB.

Mulyasa, E. (2006). Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi, dan


Implementasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Ngalim Purwanto. 2005. Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Edisi Revisi.


Bandung: Remaja Rosda Karya.

LAMPIRAN-LAMPIRAN
FOTO KEGIATAN PEMBUKUAN DAN PELAPORAN

WAWANCARA DENAN KEPALA SEKOLAH

Anda mungkin juga menyukai